DISUSUN OLEH:
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sapi di Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Timor Tengah Selatan dengan baik serta dapat menyelesaikan
penulisan laporan ini. Laporan ini merupakan pertanggung jawaban tertulis atas
pelaksanaan PKL sapi di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Timor Tengah
Selatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 – 24 Januari 2023.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan PKL ini adalah:
1. Mahasiswa/i dapat meningkatkan pemahaman tentang pembangunan
peternakan, upaya-upaya pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyakit strategis dan zoonosis.
2. Mahasiswa/i dapat melakukan diagnosa, pengobatan, pencegahan
penyakit berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh saat masa
perkuliahan dengan baik.
3. Mahasiswa/i dapat mempelajari manajemen reproduksi ternak sapi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan PKL ini ialah mahasiswa/i dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam manajemen penanganan
kesehatan hewan dan reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PELAKSANAAN
Kasus Lapangan
Suspek Septicaemia Epizootica (SE)
Bapak Mateos Tamelan di Bisuaf, Desa Noinbila, Kecamatan Mollo
Selatan melaporkan ternaknya kepada petugas dengan keluhan ternak mengalami
penurunan nafsu makan, adanya leleran dari hidung, dan pembengkakan pada
rahang bawah sehari sebelum dilaporkan. Ternak merupakan sapi jantan berusia 1
tahun 7 bulan dengan ras sapi Bali. Berdasarkan hasil anamnesa, sudah terjadi
kematian sebanyak 6 ekor ternak selama sebulan dengan gejala penurunan nafsu
makan dan ngorok. Kematian terakhir terjadi seminggu sebelum laporan ke dinas.
Di sekitar peternakan tersebut juga terjadi kematian ternak dengan gejala yang
sama. Ternak belum divaksinasi selama tahun 2022 akibat keterbatasan vaksin.
Jumlah ternak yang masih hidup ialah sebanyak 8 ekor. Ternak dipelihara secara
semi intensif.
Hasil pemeriksaan klinis menemukan ternak terlihat aktif, frekuensi
respirasi 32x/menit, bulu berdiri, terdapat pembengkakan pada daerah mandibula,
leleran dari hidung, dan nafas bau. Pemeriksaan klinis seperti pengukuran suhu
tubuh dan pulsus tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya kandang jepit.
5.1 Kesimpulan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan
memiliki peran penting dalam mengembangkan usaha peternakan melalui
masyarakat baik perorang maupun kelompok dengan memberikan pelayanan
kesehatan ternak untuk pencegahan penyakit, pengobatan penyakit ternak, serta
memberikan konsultasi terkait dengan manajemen pemeliharaan, manajemen
kesehatan hewan dan manajemen reproduksi.
5.2 Saran
a) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan
perlu melakukan sosialisai dan terus berupaya melakukan penanganan dan
pencegahan terhadap kasus penyakit hewan menular strategis khususnya
yang ada di NTT.
b) Dinas perlu berkoordinasi dengan kepala desa terkait penggunaan dana
desa untuk penyediaan vaksin.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini NLP, Supartika IKE, Joni Uliantara IGA. 2014. Laporan kasus
septicaemia epizootica pada sapi bali di Kabupaten Timor Tengah Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014. BBVet Denpasar, 26 (85).
Awate S, Babiuk LA, Mutwiri G. 2013. Mechanisms of action of adjuvants.
Review article. Frontiers in Immunology, 4(114):1-10.
Bailie, L. 2001, The Development of New Vaccines against Bacillus anthracis.
UK : Journal of Applied Microbiology.
Benkirane A., De Alwis M.C.L. 2002, Haemorrhagic Septicaemia, Its
Significance, Prevention and Control in Asia. Vet.Med-Czech, 47(8): 234-
240.
Cahyo DN, Purwaningsih H. 2022. Analisis Forecasting dan Faktor yang
Memepengaruhi Impor Daging Sapi Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan Seri 9: 457-464.
Purwokerto, 14-15 Juni 2022: Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal
Sudirman.
Constable PD, Hinchcliff KW, Done SH, Grunberg W. 2017. A Textbook of the
Diseases of Cattle, Horses, Sheep, Pigs and Goats. St. Louis: Elsevier.
Dewi ASS, Putra AAGDS, Frimananda PB, Ananda CRK, Rohmanto M, Saputro
RC. 2020. Surveilans dan monitoring septocaemia epizootica (SE) di
Provinsi Bali, NTB dan NTT tahun 2020. Laporan Teknis Balai Besar
Veteriner Denpasar. Hal. 20-31.
Endrawati EE, Baliarti, Budhi SPS. 2010. Performans Induk Sapi Silangan
Simmental Peranakan Ongole dan Induk Sapi Peranakan Ongole dengan
Pakan Hijauan Konsentrat. Buletin Peternakan. 34(2):86-93.
Garcia-Pintos C, Riet-Correa F and Menchaca A. 2021. Effect of Foot-and-Mouth
Disease Vaccine on Pregnancy Failure in Beef Cows. Front. Vet. Sci.
8:761304. doi: 10.3389/fvets.2021.761304
Hansen PJ, Soto P, Natzke RP. 2004. Mastitis and fertility in cattle -possible
involvement of inflammation or immune activation in embryonic
mortality. AJRI. 51:294–301. doi: 10.1111/j.1600-0897.2004.00160.x
Hardinawati Adeliana. 2021. Literature Review: Pengaruh Pemberian Vitamin B
terhadap Perbaikan Klinis Pasien dengan Carpal Tunnel Syndrome.
Skripsi. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.
Herliani, Sulaiman A, Hidayat MI. 2020. Potency of cell wall protein of
Pasteurella multocida as hemorrhagic septicaemia vaccine on swamp
buffaloes. Journal of Wetlands Environmental Management, 8(1): 33-44.
Hewajuli DA, Dharmayanti NLPI. 2015. The role of non-spesific and specific
immune systems in poultry against Newcastle disease. WARTAZOA,
25(3):135-146.
Horadagoda NU, Hodgson JC, Moon GM, Wijewardana TG, Eckersall PD. 2002.
Development of a clinical syndrome resembling haemorrhagic septicaemia
in the buffalo following intravenous inoculation of Pasteurella multocida
serotype B:2 endotoxin and the role of tumour necrosis factor-alpha. Res
Vet Sci, 72(3):194-200.
McDowell, L. R. (2000). Vitamins in Animal and Human Nutrition.2nd Edition.
Iowa State University Press, USA