Disusun oleh :
i
ii
Mengesahkan
Mengetahui
Rektor
Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan
Bhakti Putra Bangsa Indonesia
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan KK Intensif yang berjudul “Manajemen Kebidanan Keluarga Ny.S
dengan kurangnya pengetahuan Hipertensi di Dusun Nampu Kidul RT 001 RW
004 Kelurahan Sangubanyu Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo”. Laporan
individu ini diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Komunitas
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Institut Teknologi Bisnis dan
Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Indonesia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan individu KK Intensif ini diantaranya
kepada :
1. Nurma Ika Zuliyanti, S.S.T., M.Kes, selaku rektor Institut Teknologi Bisnis
dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Indonesia.
2. Tri Puspa Kusumaningsih, S.S.T., M.Kes selaku koordinator PKMD Institut
Teknologi Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Indonesia.
3. Nur Sholichah, S.Si.,T.M.Kes dosen pembimbing Askeb praktek kebidanan
komunitas Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa
Indonesia.
4. Sutinah, Amd. Keb selaku pembimbing lahan praktek kebidanan komunitas
Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Indonesia.
5. Keluarga Ny.S yang bersedia menjadi responden selama pelaksanaan PKMD
di UPT Puskesmas Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.
6. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Purworejo, Maret 2021
Penyusun
iii
iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat /tenang (Kemenkes, 2021).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas 2018) prevalensi hipertensi
di Indonesia 34,1%, ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi
hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Diperkirakan hanya 1/3
kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis
(Kemenkes, 2021).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukan 1,13
milyar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang
terkena hipertensi, dan di perkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes 2019).
Menurut Rikesdas (2018) dalam Hidayat, dkk (2021) Prevalensi
Hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18
tahun sebesar 34,1% tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan
terrendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 31,7% yang berarti ampir 1 dari 3
penduduk usia dari 18 tahun keatas menderita hipertensi. Berbagai faktor
terkait dengan genetik dan pola hidup seperti aktivitas fisik yang kurang,
asupan makanan asin dan kaya lemak serta kebiasaan merokok dan minum
alcohol berperan dalam melonjaknya angka hipertensi.
Berdasarkan data hasil Riskesdas 2018, prevalensi penduduk di Provinsi
Jawa Tengah dengan hipertensi sebesar 37,57 persen. Prevalensi pada
1
2
3
4
Pisah : Abortus :
Cerai : Meninggal :
Catatan :
a) Orang tua laki-laki selalu disisi kiri, orang tua perempuan selalu
di sisi kanan gemogram
b) Anak tertua selalu digambarkan di kiri, disusul anak berikutnya
c) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki/perempuan,
Contoh : 15 th
7) Tipe bangsa
Suku bangsa dan budaya yang terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Agama yang dianut oleh keluarga dan kepercayaan yang
berhubungan dengan kesehatan. Jika ada anggota keluarga yang
berbeda agama sebutkan disini.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan baik dari KK maupun anggota keluarga. Kaji pila
kebutuhan yang dikeluarkan keluarga serta barang-barang yang
dimiliki yang menunjukan setatus sosial ekonom keluarga.
10) Aktivitas reaksi keluarga
Aktivitas sehari-hari yang dilakukan anggota keluarga
b. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : ditentukan dari anak
tertua keluarga inti
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (kendalanya
mengapa belum terpenuhi) :
3) Riwayat kesehatan keluarga inti ; menjelaskan riwayat kesehatan
pada keluarga inti, riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalamannya terhadap sarana kesehatan
4) Riwayat keluarga lainnya ; riwayat kesehatan keluarga dari pihak
suami dan istri
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah ; luas rumah, tipe, jumlah, jumlah runga,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan, jenis
WC, jarak septik tank dengan sumur, sumber air minum yang
digunakan. Gambarkan denah rumah
6
b. Perumusan Masalah
Komponen :
1) Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
(individu) keluarga.
2) Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah
3) Tana (Sign) S, adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif
yang diperoleh dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab
4) Minimal harus ada 2 komponen yaitu P&E dalam diagnose
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga :
1) Diagnosa aktual
2) Diagnosa resiko/resiko tinggi
Tabel 3. Contoh tipologi diagnosa keperawatan keluarga
DIAGNOSA CONTOH
AKTUAL 1. Kurang nutrisi pada anak W
Adalah masalah kesehatan yang berhubungan dengan ketidak
sedang dialami keluarga dan tahuan keluarga tentang
memerlukan bantuan dengan pemberian nutrisi pada balita
cepat 2. Perubahan peran menjadi
orang tua tunggal (single
parent) pada Tn.M yang b/d
ketidak mampuan keluarga
mengenali masalah peran
orang tua tunggal setelah
istrinya meninggal.
RESIKO/RESTI 1. Resiko terjadinya kelahiran
Adalah masalah yang belum prematur, bayi kecil. Penyulit,
terjadi, tetapi masalah actual persalinan/nifas pada NY.A
dapat terjadi dengan cepat b/d kondisi anemia sedang
apabila tidak segera mendapat yang dialami
bantuan/ ditangani 2. Resiko tinggi gangguan
9
2 Kemungkinan masalah
dapat diatasi
Skala ; 2 2
d) Mudah 1
e) Sebagian 0
f) Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk
dicegah
Skala ;
g) Tinggi 3 1
h) Cukup/ 2
i) Randah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
j) Masalah berat, harus 2 1
segera ditangani
10
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah atu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam hal
mengolah minat sosial & waktu santai
3) Memulihkan hubungan antara gemerasi muda-tua
4) Keakraban dengan pasangan
5) Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
6) Persiapan masa tua atau pansiun an meningkatkan keakraban
pasangan
h. Tahap VIII, Keluarga lanjut usia
Tahap terahir, dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut
hingga salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.
Stressor : berkurangnya pendapatan, berbagai relasi sosial, pekerjaan,
menurunnya produktifitas dan kesehatan.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan suasana rumah yang yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
kemsyarakatan
5) Melakukan filereview dengan mengenang pengalaman hidup dan
keberhasilan masa lalu
6) Menerima kematian pasangan, teman, dan mempersiapkan
kematian
C. HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat /tenang (Kemenkes, 2021).
21
3. Penyebab hipertensi
a. Hipertensi Essensial
1) Heredileter atau faktor genetic.
Lingkungan, termasuk asaupan garam, obesitas, pekerjaan,
kurang olahraga, asupan alcohol, stress psikososial, jenis kelamin
dan usia.
2) Sistem rennin, angiotensin, dan aldosteron.
22
f. Wajah memerah
g. Hidung berdarah
h. Sering buang air kecil, terutama di malam hari
i. Telinga berdenging (tinnitus)
j. Dunia terasa berputar (vertigo)
Tidak semua penderita hipertensi mengenali gejala, sehingga
hipertensi sering disebut pembunuh diam-diam (silent killer). Keluhan
yang tidak spesifik antara lain: sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-
debar, pusing, penglihatan kabur, sakit didada dan mudah lelah
(Depkes RI,2013).
6. Komplikasi hipertensi
Menurut Muhammadun (2010) dalam Kurniati dan Alfaqih (2022)
komplikasi hipertensi sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ
karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan
darah tinggi kronis. Oleh karena itu, diagnosis dari tekanan darah tinggi
sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat
tekanan darah menjadi normal dan mencegah terjadinya komplikasi.
Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan sangat berbahaya, karena
penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi yang sering kali mematikan
antara lain serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal (Carlson, W, 2016)
Namun menurut Muhammadun (2010) dalam Kurniati dan Alfaqih
(2022), hipertensi bisa diatasi dengan memodifikasi gaya hidup salah
satunya adalah degan mengatur pola makan atau diet, karena
bagaimanapun juga itu merupakan salah satu faktor yang berperan besar
dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sambil
meningkatkan efek anti hipertensi.
7. Penanganan Hipertensi
Menurut Ramayulis, dkk (2016) Strategi utama dalam penanganan
hipertensi adalah dengan memodifikasi gaya hidup dan diet.
Memodifikasi gaya hidup meliputi peningkatan aktivitas fisik, stop
merokok dan penurunan berat badan. Untuk diet yang dianjurkan
26
BAB III
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Ny. S
b. Alamat : RT 01 RW 04 Desa Sangubanyu
Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo
c. Pekerjaan KK : Ibu Rumah Tangga
d. Pendidikan KK : Tamat SD/Sedrajat
e. Komposisi keluarga :
30
31
Gambar 1. Genogram:
63 thn
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Cerai
f. Tipe Keluarga
Keluarga ini termasuk tipe Single parent terdiri dari satu orangtua
(ayah/ibu) karena perceraian/kematian pasangannya dan anak
(kandung/angkat) yang dapat tinggal serumah / di luar rumah
g. Tipe bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku Jawa.
h. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama islam dan taat menjalankan
ibadah.
i. Status sosial ekonomi keluarga/ penghasilan
Penghasilan > Rp.1.000.000 / bulan. Penghasilan keluarga berasal dari
tabungan istri dan dari anak-anak Ny.S cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
j. Aktifitas rekreasi keluarga
32
6 4
U
5 3
2
1
33
Keterangan:
1 : Ruang Tamu
2 : Tempat Sholat
3 : Dapur
4 : WC
5 : Kamar 1
6 : Kamar 2
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga tinggal di lingkungan pedesaan dengan jarak antar rumah
cukup dekat. Lingkungan sekitar Ny.S cukup bersih, cukup rapi dan
masih banyak ada pepohonan yang rindang. Sebagian tetangga adalah
penduduk asli setempat. Mayoritas warga bekerja sebagai petani.
Warga memiliki kebiasaan pengajian malam jum’at dirumah warga
serta gotong royong atau kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar
setiap sebulan sekali. Warga memiliki kesepakatan apabila ada warga
baru atau tamu yang menginap wajib melapor RT/RW.
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Ny.S membuat sendiri rumah yang ditinggali dan telah
menetap sejak pernikahan dengan suaminya serta keluarga Ny.S tidak
pernah berpindah-pindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.S sering berkumpul bersama anaknya karena jarak rumah Ny.S dan
anaknya berdekatan. Ny.S aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan
dan taat agama.
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga termasuk KK ada 1 orang. Tempat berobat
keluarga adalah puskesmas dengan jarak yang mudah dijangkau.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
34
d. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 3 anak dari pernikahannya dengan suaminya yang
sudah meninggal.
e. Fungsi ekonomi
Ny.S merasa cukup mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan yang dapat dilihat dari kondisi rumah, perabotan yang dimiliki.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek Ny.S yaitu kecemasan jika sewaktu-watu sakit
parah dan keluarga tidak mengetahuinya seperti hipertensi yang
diderita Ny. S stresor jangka panjang keluarga Tn. K tidak
teridentifikasi.
b. Kemampuan merespon terhadap situasi stresor
Ketenangan dalam menyikapi keadaan apapun.
c. Strategi koping yang digunakan
Menyibukkan diri dengan melakukan berbagai aktifitas dan melakukan
kegiatan positif dan beristirahat yang cukup serta tidak memikirkan
hal-hal yang dialami.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi yang negatif dalam
menghadapi stressor
7. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Ny.S berharap petugas kesehatan dapat melayani pasien dengan baik dan
berlaku adil/ tidak membedakan antara pasien miskin dan kaya.
8. Pemeriksaan fisik
Tabel 7. Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN Ny. S
FISIK
UMUM:
Keadaan umum Baik
Kesadaran Composmentis
Tekanan darah 160/100 mmHg
36
B. Analisis Data
37
C. Perumusan masalah
a. Masalah (problem) P:
Ny. S umur 63 tahun memiliki penyakit hipertensi.
b. Penyebab (etiologi) E:
Riwayat hipertensi dalam keluarga, kurangnya perhatian Ny. S tentang
kesehatan diri dan kurangnya pengetahuan Ny. S tentang hipertensi.
c. Tana (sign) S:
1) NY.S umur 63 tahun dengan hipertensi berat
TD : 160/100 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5˚C
38
E. Perencanaan Tindakan
Tabel 10. Perencanaan Tindakan Hipertensi
Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
Untuk mencegah terjadi
komplikasi akibat hipertensi dan
mencegah hipertensi menjadi
lebih parah
Kriteria: 1. Konseling dan diskusikan tentang
(aspek pengetahuan) penyakit hipertensi (apa itu
1. Ny. S dapat mengetahui lebih hipertensi, bagaimana tanda dan
lanjut menegenai penyakit gejalanya, apa saja yang
hipertensi (apa itu hipertensi, menyebabkan hipertensi,
bagaimana tanda dan bagaiamana cara mencegah
gejalanya, hal apasaja yang hipertensi agar tidak menjadi lebih
menyebabkan hipertensi, parah, bagaimana diet untuk
bagaiamana cara mencegah penderita hipertensi, apasaja
hipertensi agar tidak menjadi komplikasi dari hipertensi bila
lebih parah, bagaimana diet dibiarkan, pengobatan tradisional
untuk penderita hipertensi, unbtuk hipertensi)
apasaja komplikasi dari 2. Anjurkan dan motivasi agar Ny. S
hipertensi bila dibiarkan, mampu memutuskan untuk lebih
bagaimana pengobatan peduli tentang kesehatan diri serta
tradisional unbtuk hipertensi) hidup sehat terutama lebih sadar
(aspek sikap) dengan penyakit hipertensi dan
2. Ny. S mampu memutuskan anjurkan ibu untuk rajin mengikuti
untuk lebih peduli tentang posbindu guna mengontrol tekanan
kesehatan diri serta hidup darahnya secara berkala
sehat terutama lebih sadar 3. Ajurkan kepada kelurga untuk
akan penyakit hipertensi dan melakukan pencegahan/ tindakan
keluarga diharapkan pengobatan agar penyakit
mendukung kegiatan hidup hipertensi yang diderita tidak
sehat Ny. B bertambah parah
(aspek psikomotor) 4. Anjurkan keluarga untuk
3. Menstabilkan hipertensi menyediakan lingkungan rumah
4. Menyediakan lingkungan yang ramah dan aman bagi
rumah yang ramah dan aman keluarga baik yang sakit maupun
bagi keluarga baik yang sakit yang sehat
maupun yang sehat
40
F. Pelaksanaan
Tabel 11. Pelaksanaan Tindakan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
& Respon
Waktu
41
G. Evaluasi
Tabel 12. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Senja, A dan Prasetyo, T. 2019. Perawatan Lansia Oleh Keluarga dan Care Giver.
. Jakarta: Bumi Medika.
Triyanto, E.2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.