Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

I. SOSIALISASI
A. Tujuan
Sebelum suatu PKBM didirikan di suatu komunitas/kampung/desa perlu dilakukan
sosialisasi PKBM kepada seluruh anggota komunitas/kampung/ desa dengan tujuan :
1. Memahami PKBM secara utuh.
2. Memiliki kesadaran akan pentingnya peranan PKBM bagi peningkatan kualitas
hidup mereka.
3. Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam pendirian, pengelolaan dan
pengembangan PKBM di komunitas/kampung/desanya.

B. Materi
Hal-hal yang harus diinformasikan dalam kegiatan sosialisasi PKBM adalah :
1. Konsep PKBM
2. Ruang lingkup dan prinsip-prinsip pendidikan luar sekolah, pendidikan untuk
semua dan pendidikan sepanjang hayat.
3. Contoh-contoh PKBM yang sudah lebih dahulu berkembang.
4. Manfaat PKBM bagi masyarakat setempat.
5. Proses pendirian dan pengelolaan PKBM.

C. Sasaran
Yang menjadi sasaran sosialisasi PKBM adalah seluruh anggota
komunitas/kampung/desa, terutama :
1. Tokoh-tokoh yang berpengaruh di komunitas/kampung/desa tersebut
misalnya : tokoh agama, tokoh adat, pemimpin pemerintahan setempat, dan
lain-lain.
2. Anggota masyarakat setempat yang selama ini menunjukkan keperdulian yang
tinggi kepada orang lain dan aktif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan
masyarakat setempat.
3. Anggota masyarakat setempat yang selama ini aktif atau berprofesi dalam
bidang pendidikan.

D. Pelaksanaan
1. Pelaksana
Kegiatan sosialisasi PKBM di suatu komunitas/kampung/desa dapat
dilaksanakan oleh :
a. Perseorangan atau kelompok anggota masyarakat setempat
b. Perseorangan atau kelompok dari luar masyarakat setempat
c. Lembaga-lembaga yang ada di komunitas/kampung/desa tersebut,
misalnya : Gereja, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lainnya.
d. Instansi pemerintah.
e. Dan berbagai pihak yang memiliki kemauan untuk mensosialisasikan
PKBM.

DPP FK PKBM Indonesia 1


2. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi PKBM dapat dilakukan kapan saja
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang paling memungkinkan
seluruh pihak yang menjadi sasaran sosialisasi PKBM. Disarankan penetapan
waktu sosialisasi ini dilakukan setelah berkonsultasi atau berdasarkan
kesepakatan dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.

3. Tempat/Lokasi
Lokasi dan tempat pelaksanaan kegiatan sosialisasi PKBM diupayakan agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memiliki kapasitas yang dapat menampung semaksimal mungkin
sasaran.
b. Mudah dijangkau oleh semua pihak.
c. Dapat menciptakan suasana kondusif bagi pencapaian tujuan
sosialisasi.

4. Dana
Pendanaan kegiatan sosialisasi dapat berasal dari :
a. Sumbangan sukarela anggota masyarakat
b. Dukungan pendanaan dari Gereja, lembaga swadaya masyarakat atau
perusahaan yang memiliki kepedulian.
c. Alokasi dana dari anggaran pemerintah.

II. MUSYAWARAH PEMBENTUKAN


A. Tujuan
Musyawarah pembentukan PKBM bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan warga
masyarakat yang menjadi anggota dari suatu komunitas/kampung/desa untuk
membentuk/mendirikan PKBM di komunitas/kampung/desa tersebut.

B. Materi
Materi pokok yang harus dibahas dalam musyawarah pembentukan PKBM adalah :
1. Kesepakatan pembentukan/pendirian PKBM di komunitas/kampung/ desa
tersebut.
2. Nama PKBM, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM.
3. Tim Penyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM (jika
dianggap perlu).
4. Kepengurusan awal PKBM.
5. Dana dan harta/aset awal PKBM.
6. Program prioritas PKBM.

C. Peserta
Pada dasarnya yang menjadi peserta dalam musyawarah pembentukan PKBM adalah
seluruh anggota masyarakat di komunitas/kampung/desa tersebut. Apabila kondisi
tersebut sulit diwujudkan maka musyawarah pembentukan PKBM dapat dilakukan
tanpa harus dihadiri oleh semua anggota masyarakat tersebut. Yang penting
diperhatikan dalam kepesertaan Musyawarah pembentukan PKBM adalah kualitas
keterwakilan aspirasi dan kualitas keputusan yang dihasilkan. Peserta musyawarah
pembentukan PKBM setidaknya terdiri dari :

DPP FK PKBM Indonesia 2


1. Tokoh-tokoh yang berpengaruh di komunitas/kampung/desa tersebut
misalnya : tokoh agama, tokoh adat, pemimpin pemerintahan setempat, dan
lain-lain.
2. Anggota masyarakat setempat yang selama ini menunjukkan keperdulian yang
tinggi kepada orang lain dan aktif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan
masyarakat setempat.
3. Anggota masyarakat setempat yang selama ini aktif atau berprofesi dalam
bidang pendidikan.
4. Perwakilan dari kelompok-kelompok masyarakat tertentu di
komunitas/kampung/desa tersebut yang dianggap penting kehadirannya.

D. Pelaksanaan
1. Pelaksana
Musyawarah pembentukan PKBM di suatu komunitas/kampung/desa dapat
dilaksanakan oleh :
a. Perseorangan atau kelompok anggota masyarakat setempat
b. Lembaga-lembaga masyarakat yang ada di komunitas/ kampung/desa
tersebut, misalnya : Gereja, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan
lainnya.

2. Waktu
Waktu pelaksanaan musyawarah pembentukan PKBM dapat dilakukan kapan
saja yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang paling memungkinkan
seluruh peserta musyawarah untuk hadir. Disarankan penetapan waktu
musyawarah ini dilakukan setelah berkonsultasi atau berdasarkan kesepakatan
dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.

3. Tempat/Lokasi
Lokasi dan tempat pelaksanaan musyawarah diupayakan agar memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Memiliki kapasitas yang dapat menampung semua peserta.
b. Mudah dijangkau oleh semua peserta.
c. Dapat menciptakan suasana kondusif bagi pencapaian tujuan
musyawarah.

DPP FK PKBM Indonesia 3


4. Dana
Pendanaan musyawarah dapat berasal dari :
a. Sumbangan sukarela anggota masyarakat
b. Dukungan pendanaan dari Gereja, lembaga swadaya masyarakat atau
perusahaan yang memiliki kepedulian.
c. Alokasi dana dari anggaran pemerintah.

E. Hasil
Musyawarah pembentukan PKBM setidaknya harus menghasilkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Nama PKBM
2. Naskah deklarasi
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM.
4. Kepengurusan awal PKBM.
5. Dana dan harta/aset awal PKBM.
6. Program-program prioritas yang perlu diselenggarakan oleh PKBM.

III. DEKLARASI PEMBENTUKAN


A. Tujuan
Deklarasi pembentukan PKBM memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menjadi dokumen resmi pembentukan PKBM secara historis.
2. Untuk mengumumkan keberadaan PKBM kepada seluruh anggota masyarakat
di komunitas/kampung/desa tersebut.
3. Memperkenalkan keberadaan PKBM dan mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak di luar komunitas/kampung/desa tersebut.

B. Bentuk
Deklarasi pembentukan PKBM dapat dilakukan baik secara tertutup maupun terbuka.
Secara tertutup dilakukan dalam musyawarah pembentukan PKBM. Secara terbuka
dapat dilakukan dalam suatu acara khusus yang diselenggarakan untuk deklarasi
pembentukan PKBM baik dilakukan hanya di lingkungan masyarakat tersebut saja
atau dapat juga dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang lebih luas.

C. Deklarator
Yang dapat menjadi deklarator pembentukan PKBM adalah beberapa orang yang
dipilih dan ditetapkan oleh peserta musyawarah pembentukan PKBM.

DPP FK PKBM Indonesia 4


IV. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA
A. Tim Penyusun
Untuk membantu dalam penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
PKBM, musyawarah pembentukan PKBM dapat membentuk Tim Penyusun Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM. Namun musyawarah pembentukan
PKBM dapat saja menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM
tanpa harus membentuk Tim Penyusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembentukan Tim Penyusun adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan dalam penyusunan.
2. Kualitas hasil rumusan.
3. Keterwakilan aspirasi.

B. Isi Anggaran Dasar


Anggaran Dasar suatu PKBM berisikan hal-hal yang mendasar dan bersifat jangka
panjang yang menggambarkan jatidiri PKBM. Contoh di bawah ini dapat saja dikurangi
atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan situasi dan kondisi masing-masing
PKBM :
1. Pembukaan
2. Nama, Waktu dan Kedudukan
3. Azas
4. Maksud dan Tujuan
5. Pengertian dan Bentuk Organisasi
6. Program/Kegiatan/Usaha
7. Keuangan dan Kekayaan
8. Perubahan dan Pembubaran
9. Penutup

C. Isi Anggaran Rumah Tangga


Anggaran Rumah Tangga PKBM berisikan aturan-aturan atau tata tertib organisasi
yang dianggap perlu untuk mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan PKBM.
Contoh di bawah ini dapat saja dikurangi atau dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan situasi dan kondisi masing-masing PKBM.
1. Kepengurusan
a. Badan Musyawarah
i. Wewenang dan Tanggungjawab
ii. Struktur Organisasi
iii. Kriteria dan Penetapan Keanggotaan dan Kepemimpinan
iv. Periode Keanggotaan dan Kepemimpinan
b. Badan Pengurus
i. Wewenang dan Tanggungjawab
ii. Struktur Organisasi
iii. Kriteria dan Penetapan Keanggotaan dan Kepemimpinan
iv. Periode Keanggotaan dan Kepemimpinan

c. Badan Pengawas
i. Wewenang dan Tanggungjawab
ii. Struktur Organisasi

DPP FK PKBM Indonesia 5


iii. Kriteria dan Penetapan Keanggotaan dan Kepemimpinan
iv. Periode Keanggotaan dan Kepemimpinan

2. Rapat-Rapat
a. Rapat Badan Musyawarah
i. Jenis-jenis Rapat
ii. Persyaratan Rapat
iii. Prosedur Pengambilan Keputusan
b. Rapat Badan Pengurus
i. Jenis-jenis Rapat
ii. Persyaratan Rapat
iii. Prosedur Pengambilan Keputusan
c. Rapat Badan Pengawas
i. Jenis-jenis Rapat
ii. Persyaratan Rapat
iii. Prosedur Pengambilan Keputusan

3. Keuangan dan Kekayaan


a. Sumber Keuangan dan Kekayaan
b. Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan

4. Penutup

D. Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM ditetapkan pada saat
musyawarah Pembentukan PKBM. Untuk selanjutnya perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dilakukan oleh Badan Musyawarah sesuai dengan
perkembangan kebutuhan yang ada dengan memperhatikan ketentuan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM.

V. Penetapan Pengurus
Pada awal pembentukan PKBM, penetapan pengurus dilakukan pada saat musyawarah
pembentukan PKBM. Pergantian dan penetapan kepengurusan selanjutnya ditetapkan oleh
Badan Musyawarah sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PKBM.

DPP FK PKBM Indonesia 6


VI. PEMBENTUKAN BADAN HUKUM
A. Tujuan
Mengingat berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh PKBM dan adanya
kelembagaan PKBM yang menimbulkan adanya interaksi hukum baik secara internal
antara pihak-pihak dalam lembaga PKBM maupun secara eksternal antara PKBM
dengan pihak-pihak lain, maka dibutuhkan adanya badan hukum PKBM sebagai
identitas hukum PKBM.

B. Akta Pendirian
Untuk membentuk badan hukum PKBM dibutuhkan adanya akta pendirian PKBM.
Pada dasarnya akta pendirian PKBM berisi komitmen para pendiri untuk mendirikan
badan hukum PKBM serta aturan kelembagaan yang mengatur penyelenggaraan dan
pengelolaan PKBM sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Pembentukan PKBM serta
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKBM. Penerbitan akta
pendirian dilakukan oleh Notaris atau Pejabat yang diberi wewenang oleh negara.

C. Ijin Operasional
Sebagai suatu satuan pendidikan non formal menurut Undang Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PKBM membutuhkan adanya ijin
operasional dari pemerintah. Ijin operasional oleh pemerintah berdasarkan ketentuan
tertulis resmi yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang. Dalam situasi adanya
permasalahan dalam memperoleh ijin operasional PKBM tanpa adanya alasan yang
jelas dan objektif, maka dapat dilakukan konsultasi dengan Forum Komunikasi PKBM
setempat, lembaga konsultasi dan bantuan hukum pendidikan non formal yang
disediakan oleh Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal
dan lembaga-lembaga lain yang terkait.

D. Rekening Lembaga
Mengingat perkembangan masyarakat modern, interaksi dengan berbagai pihak yang
melibatkan adanya transaksi keuangan seringkali menuntut adanya rekening bank atas
nama lembaga yang dalam hal ini atas nama PKBM.

E. NPWP Lembaga
Mengingat perkembangan masyarakat modern, interaksi dengan berbagai pihak yang
melibatkan adanya transaksi keuangan seringkali menuntut adanya Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga yang dalam hal ini atas nama PKBM.

DPP FK PKBM Indonesia 7

Anda mungkin juga menyukai