Anda di halaman 1dari 10

1.

Dislokasi kearah anterior

 Mulut terbuka lebar dan sulit ditutup

 Kadang terasa sakit

 Penderita tampak cemas

 Bengkak

 Pada kasus bilateral tampak dagu protrusive

 Pada kasus unilateral tampak deviasi mandibular kearah sisi normal

Radiologis: Tampak kondilus berada di anterior eminensia artikularis.

Dislokasi kearah posterior

 Mulut sedikit terbuka dan sulit ditutup atau dibuka lebar

 Distoklusi pada gigi posterior dan open bite pada gigi anterior

 Selalu nyeri

 Bengkak

 Pada kasus bilateral tampak dagu retrusif

 Kasus unilateral tampak deviasi mandibular kearah sisi dislokasi

2.Gerakan aktif
Perhatikan bila lima gerakan aktif TMJ menyebabkan nyeri, cakupan pergerakan, deviasi, suara

abnormal dan krepitasi.

 Pembukaan aktif mulut ; gunakan jarak interinsisal pada pembukaan maksimum yaitu

sekitar 36–38 mm pada dewasa dan dapat bervariasi antara 30 and 67 mm, tergantung

usia dan jenis kelamin. Cara termudah untuk mengukur nya adalah dengan meminta

pasien memasukkan buku jari antara gigi depan.

Gambar Gerakan aktif membuka mulut

Gambar Memeriksa pembukaan mulut

 Penutupan mulut aktif ; pasien diminta menutup mulut


Gambar Gerakan aktif menutup mulut

 Deviasi mandibular ke kiri dan kekanan; saat mandibula deviasi ke samping, terjadi rotasi

diseputar sumbu melalui ipsilateral ramus mandibular. Kepala mandibular pada

kontralateral akan bergerak ke anterior pada saat bersamaan

Gambar Deviasi rahang kekanan dan kekiri

 Protrusi aktif dagu kedepan; dilakukan oleh otot pterygoid medial dan lateral, masseter,

geniohyoid dan digastric. Bila terganggu maka biasanya ada masalah pada otot
Gambar Protrusi dagu

Tolakan Gerakan

 Tolakan Pembukaan mulut ; pemeriksa menempatkan tangan dibawah dagu dan tangan

satunya di vertex. Dengan pembukaan mulu 1 cm, pasien diminta membuka mulut samb

il ditahan oleh pemeriksa dengan resistensi kuat untuk mencegah pergerakan. Ini untuk

mengetes kekuatan lateral pterygoid

Gambar Pembukaan mulut yang tertahan

 Tolakan penutupan mulut ; Rubber pad setebal 1 cm ditempatkan di antara gigi. Pasien

lalu diminta untuk menggigit sekeras mungkin. Ini untuk mengetes semua otot penutupan

mulut : masseter, temporal dan medial pterygoid.


Gambar Penutupan mulut yang tertahan

 Deviasi mandibular yang tertahan; pemeriksa menempatkan satu tangan pada sisi kiri

dagu pasien dan menahan kepala se-stabil mungkin dengan menempatkan tangan lain

pada daerah temporal. Pasien lalu diminta mendediasikan dagu ke kiri melawan tenaga

resistensi pemeriksa. Hal ini diulangi untuk sisi yang berlawananan. Maneuver ini untuk

mengetes kontralateral lateral pterygoid

Gambar Deviasi mandibular yang tertahan

PROSEDUR PEMBEDAHAN

1) Arthrocentesis
Arthrocentesis didefinisikan sebagai prosedur minimal invasif di mana cairan dalam

rongga sendi disedot dengan jarum diikuti dengan suntikan zat terapeutik. Prosedur ini biasanya

dilakukan di bawah anestesi lokal dengan atau tanpa sedasi, dalam kondisi steril. Karena teknik

ini mudah, maka memungkinkan pengulangan prosedur.

Metode untuk pembilasan keluar TMJ dengan cara menempatkan jarum ke bagian atas

kompartemen sendi menggunakan anestesi local atau general. Ringer lactate (RL) disuntikkan ke

dalam sendi. Kompartemen ini akan menampung 5 ml cairan. Dengan pengisian dibawah

tekanan, setiap adhesi minor akan dihancurkan/ lisis. Jarum kedua ditempatkan didalam

kompartemen yang sama agar cairan dapat mengalir. Proses ini ditujukan untuk memperoleh

‘lisis dan pembilasan’ dan dapat memberikan hasil akhir terapeutik yang baik. Pembilasan akan

mengeluarkan produk-produk inflamasi, menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk

penyembuhan. Sodium hyaluronate bias disuntikkan pada akhir dari prosedur untuk

meningkatkan lubrikasi.

Indikasi

1. Nyeri berulang pada otot-otot TMJ, sakit kepala, atau sakit telinga yang mempengaruhi

kualitas hidup pasien.

2. Mekanisme rahang yang berubah seperti closed lock, hipomobilitas sendi, dan

pergerakan terbatas pada saat membuka mulut

3. Perubahan oklusi

4. Adanya bunyi sendi yang disertai nyeri

Kontraindikasi

1. Adanya nyeri wajah yang terpisah

2. Gangguan nyeri kronis


3. Adanya deformitas atau patologi TMJ

4. Adanya kondisi lokal atau sistemik yang dapat mengganggu proses penyembuhan normal

dan homeostasis jaringan.

Gambar Teknik Arthrocentesis

2) TMJ arthroscopy

Arthroscopy adalah suatu teknik untuk mendapatkan akses visual secara langsung pada

struktur internal sendi termasuk TMJ dengan bantuan perangkat kamera, digunakan untuk

prosedur diagnosis maupun perawatan bedah. Tahun 1918, Takagi pertama kali memperkenalkan

arthroscopy untuk pemeriksaan sendi lutut menggunakan cystoscope. Onishi merupakan yang

pertama kali melaporkan penggunaan arthroscopy untuk TMJ pada tahun 1970. Kemajuan dalam

penelitian dan aplikasi arthroscopy untuk penyakit sendi TMJ telah menjadikan arthroscopy

diterima sebagai salah satu prosedur operasi yang aman, minimal invasivf, dan efektif dalam

penatalaksanaaan masalah – masalah intra-articular dan degeneratif TMJ. Bedah artroskopi telah

menjadi metode perawatan yang efektif terhadap kelainan sendi yang tidak dapat ditangani

secara non bedah.


TMJ arthroscopy dapat digunakan baik untuk alat diagnosis maupun sebagai modalitas

terapi. Sinovial, sendi, dan kartilago meniscal dapat dilihat menggunakan TMJ arthroscopy.

The American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMS) menetapkan

indikasi utama berikut untuk artroskopi TMJ : gangguan internal TMJ, terutama Wilkes tahap II,

III, dan IV; penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis, OA); sinovitis; hipermobilitas yang

menyakitkan; hipomobilitas yang disebabkan oleh kelainan intra-artikular; artropati inflamasi

(artritis sistemik); dan gejala artikular untuk bedah ortognatik.

Kontraindikasi absolut meliputi:• ankilosis tulang; • resorpsi lanjutan dari fossa glenoid; •

infeksi di area sendi; • tumor ganas.

Kontraindikasi relatif meliputi:• pasien yang berisiko tinggi mengalami perdarahan; •

pasien dengan peningkatan risiko infeksi; • fibrous ankilosis. ( esensial )

Gambar Instrument inti Artroskopi TMJ


Gambar Teknik TMJ arthroscopy

1. Okeson JP. Management of temporomandibular disorders and occlusion. sixth ed:

Elsevier Health Sciences; 2008.

2. Malik, Neelima Anil, ed. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 3rd ed., Jaypee

Brothers Publishers, 2012.

3. Bumann A., Lotzmann U. TMJ Disorders and Orofacial Pain, The Role of Dentistry in a

Multidisciplinary Diagnostic Approach. Color Atlas of Dental Medicine. 2002. p.16-31.

Anda mungkin juga menyukai