Anda di halaman 1dari 7

2.1.

Hewan Ektoterm

Hewan ektoterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di lingkungan luarnya untuk
meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya
hanya sedikit.

Hewan-hewan ektoterm, yaitu semua jenis hewan kecuali aves dan mamalia, merupakan kelompok
hewan yang panas tubuhnya tergantung dari panas dari luar tubuhnya, yaitu lingkungan. Daya mengatur
yang dipunyainya sangat terbatas sehingga suhu tubuhnya bervariasi mengikuti suhu lingkungannya. Hal
ini menyebabkan hewan poikiloterm memiliki rentang toleransi yang rendah, dalam artian niche pokok
hewan ini sempit. Ketika suhu lingkungan tinggi, di luar batas toleransinya, hewan ektoterm akan mati
sedangkan ketika suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu optimumnya, aktivitasnya pun rendah
dan hewan menjadi sangat lambat, sehingga mudah bagi predatornya untuk menangkapnya.

Daya mengatur pada hewan ektoterm, bukan dari adaptasi fisiologis melainkan lebih berupa adaptasi
perilaku. Misalnya, bergerak mencari tempat yang teduh apabila hari terlalu panas dan berjemur
dipanas matahari bila hari dingin. Diantara suhu yang terlalu rendah dan terlau tinggi, laju metabolisme
hewan ektoterm meningkat dengan naiknya suhu dalam hubungan eksponensial.

Contoh hewan yang tergolong ektoterm yaitu ikan salmon (22 oC), ikan saumon (18 oC), crapaud bufo
boreas (27 oC), alligator (buaya) (32 – 35 oC), iguana 38 oC), lezard anolois sp (30 – 33 oC), dan larva
lalat rumah (30 – 37 oC).

2.1.1. Termoregulasi pada ektoterm akuatik

Suhu pada lingkungan akuatik relatif stabil sehingga hewah yang hidup di dalamnya tidak mengalami
permasalahan suhu lingkungan yang rumit.

Dalam lingkungan akuatik, hewan tidak mungkin melepaskan panas tubuh dengan evaporasi

2.1.2. Termogulasi pada ekoterm terestrial


Termoregulasi pada ektoterm teresterial Berbeda dengan lingkungan akuatik, suhu di lingkungan
terestrial selelu berubah dengan variasi yang cukup besar. Perubahan suhu sangat mudah kita rasakan,
misalnya dengan membandingkan suhu udara pada siang dan nalam har, pada hari yang sama pada
suatu kota, Perbedaan suhu lingkungan terestrial antara siang dan malam hari tersebut cukup bermakna
Cara yang terpenting dilakukan oleh hewan ektotermik terestrial untuk memperoleh panas ialah dengan
menyerap panas/radisi matahari. Hewan dapat meningkatkan penyerapan panas matahari dengan cara
mengubah warna permukaan tubuhnya dan menghadapkan tubuhnya ke arah matahari.Vertebrata
ektoterm, contohnya kadal.

2.2. Hewan Endoterm

Hewan endoterm, adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi panas di dalam tubuh, yang
merupakan hasil samping dari metabolisme jaringan.

Hewan endoterm adalah kelompok hewan yang dapat mengatur produksi panas dari dalam tubuhnya
untuk mengkonstankan atau menaikkan suhu tubuhnya, karena mempunyai daya mengatur yang tinggi.
Hewan endoterm memiliki rentang toleransi terhadap lingkungan yang lebih panjang dibandingkan
hewan ektoterm sehingga niche pokok hewan jenis ini pun panjang. Hal ini dipengaruhi oleh
kemampuan untuk mengatur produksi dan pelepasan panas yang dimilikinya.

Kemampuan untuk mengatur produksi dan pelepasan panas melalui mekanisme metabolisme ini
dikarenakan hewan–hewan endoterm memiliki organ sebagai pusat pengaturnya, yakni otak khususnya
hipotalamus sebagai thermostat atau pusat pengatur suhu tubuh. Suhu konstan untuk tubuh hewan–
hewan endoterm biasanya terdapat di antara 35-40 derajat celcius. Karena kemampuannya mengatur
suhu tubuh sehingga selalu konstan, maka kelompok ini disebut hewan regulator. Misalnya golongan
aves dan mamalia, termasuk manusia. Dalam istilah lain kelompok hewan ini disebut juga sebagai
kelompok homeoterm. Hewan endoterm adalah hewan–hewan yang dapat mengatur suhu tubuhnya
sehingga selalu konstan berada pada kisaran suhu optimumnya.
Kekonstanan suhu tubuh tersebut mengakibatkan hewan endoterm mampu menunjukkan kinerja
konstan. Daya pengatur suhu tubuh itu memerlukan biaya (energi) yang relatif tinggi sehingga
persyaratan masukan makanan untuk energinya pun relatif tinggi pula. Dibandingksn dengan suatu
hewan ektoterm yang sebanding ukuran tubuhnya, bahkan dalam kisaran suhu zona termonetral, suatu
hewan endoterm memerlukan energi yang jauh lebih besar. Dibandingkan dengan hewan-hewan
ektoterm yang menunjukkan strategi biaya-rendah yang kadang-kadang memberikan keuntungan
rendah, hewan–hewan endoterm mempunyai strategi biaya tinggi yang memberi keuntungan yang lebih
tinggi.

Hewan–hewan endoterm, dalam kondisi suhu lingkungan yang berubah–ubah, suhu tubuhnya konstan.
Hal ini karena hewan–hewan ini mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengatur suhu tubuhnya
melalui perubahan produksi panas (laju metabolisme) dalam tubuhnya sendiri (terkait dengan sifat
endoterm).

Contoh : Aves (burung) dan mamalia.

2.3. Suhu Tubuh

Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam (metabolisme) atau luar
dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu panas)
hewan perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau estivasi.

2.3.1. Pengaturan Suhu Tubuh

Pengaturan suhu tubuh adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal
agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu
tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme termoregulasi terjadi dengan mengatur
keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen
dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan
hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli biologi lebih suka menggunakan istilah
ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm
adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh
hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini
adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang
panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung (aves), dan mamalia.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke
lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi,
konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan
suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui
permukaan tubuh. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai
contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang
ditranformasikan dalam bentuk gas.

Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada
suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolism dengan perubahan hormon yang
terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu),
adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah
secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.

2.4. Perbedaan Hewan Endoterm dan Ektoterm


2.4.1. Suhu lingkungan

Pada suhu yang sangat rendah, hewan ektoterm cenderung mengikuti suhu lingkungan tersebut. Hal ini
menyebabkan laju metabolisme ektoterm menjadi turun drastis sedangkan pada hewan endoterm yang
mampu mempertahankan suhu intinya, laju metabolismenya tidak terlalu terganggu dengan penurunan
suhu selama penurunan suhu tersebut masih di batas toleransi.

Suhu yang semakin tinggi mempengaruhi tingkat respirasi yang ditandai dengan konsumsi oksigen yang
juga semakin meningkat, yang berarti bahwa semakin tinggi suhu akan semakin tinggi laju konsumsi
oksigen suatu hewan. Tingkat konsumsi oksigen yang tinggi menandakan bahwa hewan memerlukan
banyak oksigen untuk melakukan metabolisme yang terjadi dengan cepat di dalam tubuhnnya untuk
menghasilkan energi lebih banyak yang dibutuhkan oleh hewan tersebut.

2.4.2. Avaibilitas makanan (energi)

Hewan endoterm menggunakan energi untuk melakukan regulasi temperatur. Sebagai


konsekuensinya jika hewan endoterm memiliki cadangan energi cukup banyak, maka hewan endoterm
dapat mempertahankan suhu tubuhnya dan laju metabolismenya, namun jika cadangan energi terbatas,
maka hewan endoterm akan kesulitan mempertahankan suhu intinya. Begitu pula sebaliknya keadaan
hewan ektoterm Jadi metabolisme energi hewan ektoterm cenderung lebih efisien karena porsi energi
yang berubah menjadi energi panas sangat sedikit.

2.4.3. Kontrol hipotalamus pada termoregulasi mamalia

Mamalia memiliki neuron di hipotalamus yang sensitif pada suhu sirkulasi darah. Hipotalamus juga
menerima input dari termoreseptor di seluruh tubuh. Hipotalamus memiliki set point, yang berfungsi
seperti thermostat.
Jika suhu sirkulasi darah ke hipotalamus lebih tinggi daripada set point, maka akan ada sinyal yang
menginisiasi mekanisme pendinginan (vasodilatasi kapiler, berkeringat, napas cepat, dll), sedangkan bila
suhu darah lebih rendah daripada suhu set point, maka sinyal neural akan menginisiasi peningkatan
suhu dengan vasokonstriksi kapiler, menggigil, termogenesis lemak, dll).

Pada hewan ektoterm mekanisme tersebut tidak berjalan, sehingga ektoterm tidak mampu mengatur
suhu tubuhnya sendiri, dan mengandalkan suhu lingkungan. Beberapa hewan ektoterm mengatur suhu
tubuhnya dengan cara berjemur saat matahari baru terbit sehingga terjadi peningkatan laju
metabolisme untuk aktivitas dan menghindari matahari yang sedang terik di siang hari dengan cara
berteduh.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada hewan ektoterm laju metabolismenya berubah-ubah tergantung dengan suhu


lingkungan. Sedangkan pada hewan endoderm cenderung menjaga suhu tubuh yang konstan. Akan
tetapi, mereka secara umum membutuhkan lebih banyak energi untuk menjaga kekonstanan suhu
tubuhnya yang cukup tinggi itu.
3.2. Saran

Menurut pendapat saya, penjelasan untuk contoh hewan jenis ikan yang termasuk kedalam
hewan ektotermik kurang banyak.

Anda mungkin juga menyukai