Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Penggunaan Poster Sebagai Media Pengingat

terhadap Kepatuhan Kebersihan Tangan Perawat Pelaksana di


Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso

Influence of Role Posters on Hand Hygiene of Nurses in Infectious Disease


Hospital Prof. Dr. Sulianti saroso

Anitha1*, Hanny Handiyani ², Sukihananto³


1
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
2
Departemen Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
3
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia

*Korespondensi Penulis :
Anitha
Email: nitasupriono@yahoo.com

Abstrak
Latar belakang : Kebersihan tangan merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penularan
agen patogen saat memberikan pelayanan kesehatan, namun tingkat kepatuhan kebersihan tangan
perawat masih rendah. WHO meluncurkan strategi multimodal dengan salah satu strateginya adalah
strategi pengingat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh poster sebagai media
pengingat terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat pelaksana di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Metode : Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pre eksperimen secara perlakuan
ulang (one group pre and post test design). Sampel 34 perawat diambil menggunakan teknik purposive
sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon, uji Spearman, dan uji T-Independent.
Hasil : Kepatuhan kebersihan tangan sebelum dilakukan intervensi sebesar 34,3 % dan setelah dilakukan
intervensi 47,14%. Ada perbedaan yang bermakna terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat
pelaksana sebelum dan setelah dilakukan intervensi (Pvalue=0,001; CI 95%=43.3% ;51.73%). Hasil
analisis didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia (Pvalue = 0,811), masa kerja (Pvalue
= 0,673) dan jenis kelamin (Pvalue=0,376) dengan kepatuhan kebersihan tangan setelah intervensi. Ada
hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan kebersihan tangan setelah intervensi(Pvalue = 0,031;
95%CI= -1,46; -28,18).
Kesimpulan : Ada perbedaan yang bermakna terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat pelaksana
di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebelum dan setelah dilakukan intervensi.

Kata kunci: Kebersihan tangan, kepatuhan perawat, poster

Abstract
Background : Hand hygiene is the most effective measure to prevent pathogen transmission during
health-care delivery, but compliance of nurses in performing hand hygiene is usually low. WHO developed
a multimodal strategies for increasing a compliance in hand hygiene and one of them is reminder strategy.
This study aims to identify the influence of posters as reminders to nurses hand hygiene performance
compliance at Infectious Disease Hospital Prof. dr. Sulianti Saroso.
Methods : Quantitative research design with pre experiments method using one group pre and post test.
Sample are 34 nurses and purposive sampling technique was used. Wilcoxon test, independent t test, and
Spearman test was used for data analys.

The Indonesian Journal of Infectious Disease 22


Results : Hand hygiene compliance before the intervention of 34.3% and 47.14% after intervention. There
is a significant difference in hand hygiene compliance of nurses before and after the intervention (Pvalue =
0.001; 95% CI = 43.3%; 51.73%). The results of the analysis we found no significant relationship between
age (Pvalue = 0.811), tenure (pvalue = 0.673) and gender (Pvalue = 0.376) with hand hygiene compliance
after the intervention. There is a relationship with the educational level of hand hygiene compliance after
the intervention (Pvalue = 0.031; 95% CI = -1.46; -28.18).
Conclusion : There is a significant differences compliance of hand hygiene of nurses at infectious disease
hospital Prof. Dr. Sulianti Saroso before and after the intervention.

Keywords: Hand hygiene, nurse compliance, poster

Pendahuluan Manager mempunyai peranan


Kebersihan tangan merupakan yang sangat penting di dalam
tindakan yang paling efektif dalam meningkatkan kepatuhan perawat
mencegah penularan agen patogen saat melakukan kebersihan tangan.
memberikan pelayanan kesehatan, Memotivasi serta memberikan
namun tingkat kepatuhan dalam bimbingan dan arahan kepada perawat
melakukan kebersihan tangan dinilai merupakan peran dari manager
masih belum memberikan hasil yang keperawatan. Banyak strategi yang telah
baik. Penelitian sebelumnya digunakan untuk meningkatkan
menunjukkan bahwa sangat penting kepatuhan kebersihan tangan. WHO
melakukan kebersihan tangan yang baik pada tahun 2009 meluncurkan lima
guna mencegah penyakit dan infeksi, strategi multimodal. Memberikan
namun tingkat kepatuhan melakukan pengingat di tempat kerja merupakan
kebersihan tangan tetap rendah di alat kunci untuk mendorong dan
antara petugas kesehatan. Data statistik mengingatkan petugas kesehatan
nasional mengenai tingkat kepatuhan tentang pentingnya kebersihan tangan
kebersihan tangan petugas kesehatan serta indikasi yang tepat dalam
(21-30)
yang didapatkan di 656 rumah sakit melakukan kebersihan tangan .
umum dan swasta di Australia pada Pengingat yang digunakan untuk
Oktober 2012 adalah sebesar 76,4%. meningkatkan kepatuhan kebersihan
Data yang didapatkan dari laporan tangan dapat berupa poster, leaflet dan
Infection Prevention Control Nurse screensaver. Pemilihan poster
(IPCN) tahun 2014 sebanyak 40,29% digunakan karena poster mempunyai
petugas kesehatan tidak melakukan kelebihan dibandingkan dengan media
kebersihan tangan sebelum kontak visual lainnya.2,3,4
dengan pasien dan 3,4% tidak Penelitian yang dilakukan oleh
melakukan kebersihan tangan setelah Filion, et all menyatakan bahwa
1,2
kontak dengan pasien. penggunaan poster dan ketersediaan

23 The Indonesian Journal of Infectious Disease


alat yang mudah diakses dapat peneliti menyimpulkan tidak ada
meningkatkan kepatuhan kebersihan perbedaan persepsi antara peneliti dan
tangan secara menyeluruh di kantin observer. Data diolah dan dianalisis
rumah sakit Amerika. Menempel poster menggunakan analisis univariat, bivariat
di dekat tempat penggunaan alat ,independent t test, Spearman test dan
kebersihan tangan adalah salah satu Wilcoxon test.
cara memberikan isyarat untuk Observasi dilakukan sebanyak 20
bertindak, walaupun kecil tetapi memiliki kali kesempatan, satu kali pengamatan
efek berkelanjutan pada kebersihan akan di observasi selama 10 menit,
tangan.5,6 meliputi five moment dan langkah-
Penelitian tentang pengaruh langkah melakukan kebersihan tangan
penggunaan poster sebagai media dapat berupa handrub berbasis alkohol
pengingat terhadap kepatuhan atau menggunakan air mengalir dan
kebersihan tangan belum banyak sabun sesuai dengan standar WHO.
dilakukan sehingga penulis tertarik untuk Bila salah satu langkah terlewatkan
melakukan penelitian ini. ataupun tidak sesuai dengan urutan
maka kebersihan tangan dianggap tidak
Metode benar. Poster langkah-langkah
Penelitian ini merupakan penelitian kebersihan tangan ditempelkan di dekat
kuantitatif dengan metode pre wastafel, didekat penempatan handrub,
eksperimen menggunakan one group empat poster kebersihan tangan
pre and post test design. Sampel ditempelkan di koridor ruang perawatan,
sebanyak 34 perawat pelaksana yang tiga poster di tempatkan di nurse station
ada di delapan ruang perawatan dan satu poster ditempelkan di setiap
termasuk ICU di ambil dengan cara pintu kamar pasien. Penelitian ini telah
purposive sampling. Pengumpulan data mendapatkan keterangan exempted dari
menggunakan metode observasi Komite Etik Rumah Sakit Penyakit
langsung yang dilakukan oleh delapan Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta.
petugas infection prevention control
nurse (IPCLN) dengan menggunakan Hasil
formulir observasi yang telah Hasil analisis dari penelitian ini
.
dimodifikasi dari WHO Sebelum menunjukkan rata-rata usia perawat
melakukan observasi Uji inter-rater pelaksana adalah 32,12 tahun dengan
reliability terlebih dahulu dilakukan dan standar deviasi 3,79 tahun (95% CI=
didapatkan nilai Kappa > 0,60 sehingga 30,79; 33,44). Umur rerata perawat

The Indonesian Journal of Infectious Disease 24


pelaksana di RSPI Prof. Dr. Sulianti (Pvalue=0,001; CI 95%=43.3% ;51.73%)
Saroso berada dalam rentang umur terlihat pada tabel 1.
produktif. Rerata masa kerja perawat Nilai kepatuhan kebersihan tangan
enam tahun dengan masa kerja setelah dilakukan intervensi berdasarkan
tersingkat satu tahun dan terlama 18 five moment yang tertinggi berada pada
tahun (95%:CI = 5,15; 7,31). Hasil moment setelah kontak dengan pasien
analisis terhadap jenis kelamin relatif sebesar 63,82% dan terendah pada
homogen dengan mayoritas perawat moment setelah kontak dengan cairan
pelaksana adalah perempuan (91,2%). tubuh 11,62% (Gambar 1).
Tingkat pendidikan D3 Keperawatan Pelaksanaan observasi perilaku
lebih banyak (67,6%) dan sebagian kepatuhan kebersihan tangan yang di
besar perawat pelaksana telah laksanakan sebanyak 20 kali
mengikuti pelatihan kebersihan tangan kesempatan setelah dilakukan intervensi
(100%). didapatkan perilaku kepatuhan
Hasil analisis menunjukkan rerata kebersihan tangan mulai naik pada
kepatuhan kebersihan tangan sebelum pengamatan ke-12 dan tertinggi berada
dilakukan intervensi sebesar 34,3 % pada pengamatan ke-15 (Gambar 2).
dengan nilai kepatuhan terkecil adalah Hubungan karakteristik perawat
sebesar 23,57 % dan terbesar adalah menurut usia dan masa kerja dengan
94,24% (CI 95% = 35,83; 50,77) dan kepatuhan kebersihan tangan setelah
setelah dilakukan intervensi dengan dilakukan intervensi dilakukan dengan
rerata 47,14% dengan nilai kepatuhan menggunakan uji Sperman. Hasil
terkecil adalah sebesar 25,50% dan analisis didapatkan tidak ada hubungan
terbesar adalah 95,71% (CI 95%= yang bermakna antara usia dengan
45,11; 58,35). Uji yang dilakukan kepatuhan kebersihan tangan (p= 0,811)
didalam menganalisis penelitian ini setelah intervensi. dan tidak ada
adalah menggunakan uji Wilcoxon dan hubungan yang bermakna antara
didapatkan hasil terdapat perbedaan karakteristik masa kerja dengan
yang bermakna terhadap kepatuhan kepatuhan kebersihan tangan setelah
kebersihan tangan perawat pelaksana di intervensi (
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebelum p=0,673). Hasil analisis disajikan pada
dan setelah dilakukan intervensi tabel 2.

25 The Indonesian Journal of Infectious Disease


Tabel 1. Pengaruh Poster Sebagai Media Pengingat terhadap Kepatuhan Kebersihan Tangan
Perawat Pelaksana di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2015

Kepatuhan Median Rerata + SD Min-Maks P


Sebelum 34,3 43,3+ 21,40 23,57-94,29 0,001
Sesudah 47,14 51,73+18.9 25,50-95,71

Tabel 2. Hubungan Usia dan Masa Kerja dengan Kepatuhan Kebersihan Tangan Perawat
Pelaksana di RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso Tahun 2015

Kepatuhan kebersihan tangan setelah intervensi


Variabel
r p
Usia 0,043 0,811
Masa Kerja 0,075 0,673

Hasil analisis tingkat pendidikan 95%CI= -1,46; -28,18).Sedangkan hasil


perawat pelaksana menunjukkan bahwa analisis jenis kelamin menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna terdapat perbedaan yang bermakna
antara kepatuhan kebersihan tangan antara jenis kelamin dengan kepaatuhan
perawat pelaksana tingkat pendidikan kebersihan tangan perawat pelaksana
S1 dengan tingkat pendidikan D3 yang (Pvalue= 0,376; 95 CI= -13,10; 33,76).
ada di rumah sakit tersebut setelah Hasil analisis disajikan pada tabel 4.
diberikan intervensi. (Pvalue= 0,031;

The Indonesian Journal of Infectious Disease 26


Tabel 4. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Kebersihan
Tangan Perawat Pelaksana di RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso Tahun 2015

Kepatuhan Kebersihan Tangan Setelah Intervensi


Variabel
n Rerata Median PValue 95%CI
Tingkat pendidikan -14,82 0,031 -28,18;-1,46
D3 Kep 23 46,93 (16,71)
S1 Kep 11 61,75 (20,24)
Jenis Kelamian -10,33 0,376 33,76; -13,10
Laki-laki 3 42,31 (17,27)
Perempuan 31 52,64 (19,14)

Pembahasan
Usia ini merupakan periode masa sosial ekonomi, pengetahuan dan
seseorang memiliki kematangan baik sarana prasarana. Walaupun di rentang
secara fisik maupun secara psikologis. usia 20-40 tahun seseorang telah
Robbins menyatakan bahwa usia 20-40 memiliki kematangan dalam berprilaku
tahun merupakan tahap perkembangan dan berketerampilan dengan baik.8
dewasa muda dan pada tahap ini Hasil penelitian berdasarkan jenis
merupakan tahap perkembangan kelamin menunjukkan sebagian besar
puncak dari kondisi fisik seseorang perawat pelaksana yang ada adalah
dalam mengaplikasikan ilmu perempuan, hal ini sejalan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang pendapat yang dikemukakan oleh
7
dimilikinya. Walker yang menyatakan bahwa profesi
Hasil penelitian diketahui usia keperawatan dikenal sebagai profesi
tidak mempengaruhi kepatuhan perempuan. Wade dan Travis juga
kebersihan tangan perawat pelaksana menyatakan alasan perempuan lebih
karena ada beberapa faktor lain yang banyak menjadi perawat dibandingkan
meningkatkan kepatuhan kebersihan dengan laki-laki karena perawat
tangan misalnya pola komunikasi, perempuan lebih peka dibandingkan
keyakinan/nilai-nilai yang diterima dengan perawat laki-laki.1,9
perawat,serta dukungan sosial dan Hasil analisis penelitian ini
pengetahuan tentang pentingnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan
kebersihan tangan. Sejalan dengan yang bermakna antara jenis kelamin
pernyataan Efstathiou, et all menyatakan laki-laki dan perempuan dengan tingkat
bahwa kepatuhan dapat dipengaruhi kepatuhan kebersihan tangan perawat
oleh beberapa faktor seperti budaya, yang ada di RSPI Prof. Dr. Sulianti

27 The Indonesian Journal of Infectious Disease


Saroso. Sejalan dengan hasil penelitian tinggi dapat memberikan perawatan
yang dilakukan oleh Tumkaya secara profesional karena memiliki
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap yang lebih baik.
dalam proses pembelajaran dari pria Selain itu ditambahkan dari penelitian
dan wanita yang berpengaruh terhadap sebelumnya menyatakan bahwa tingkat
perilakunya.10 Hal ini tidak sejalan pendidikan dapat digunakan sebagai
dengan pendapat yang dikemukakan landasan untuk meningkatkan
oleh Gibson, Ivasncevich, dan Donnelly pengetahuan dan pemahaman
yang menyatakan bahwa laki-laki dan seseorang akan perilaku
perempuan mempunyai kemampuan kepatuhan.12,13,14
dan kecerdasan yang sama dalam hal Tingkat pendidikan yang cukup
belajar, daya ingat, kemampuan tinggi, keterampilan dan pengetahuan
11
bernalar, dan kreativitas. perawat juga akan bertambah. Hal
Hasil penelitian didapatkan tersebut dapat dilihat dari hasil
perawat dengan tingkat pendidikan D3 penelitian ini bahwa perawat yang
keperawatan lebih dominan mempunyai tingkat pendidikan lebih
dibandingkan dengan yang tinggi di ruangan lebih patuh didalam
berpendidikan sarjana sehingga bisa melakukan kebersihan tangan.
dikatakan bahwa perawat pelaksana Masa kerja sangat berpengaruh
yang ada di rumah sakit tersebut masih terhadap produktifitas kerja dari
berpendidikan vokasional dan hanya seseorang. Semakin lama seseorang
sebagian kecil yang spesialis (Ners). Hal bekerja, semakin banyak pula
ini sejalan dengan data yang didapatkan pengalaman kerja yang nantinya akan
dari BPSDM-KEMENKES yang meningkatkan produktifitas dari orang
menyatakan bahwa tenaga perawat tersebut.4,7,14
yang ada di Indonesia sebagian besar Hasil analisis masa kerja dari
memiliki tingkat pendidikan D3 perawat pelaksana didapatkan masa
4
keperawatan. Penelitian lain kerja tersingkat adalah satu tahun dan
menyatakan bahwa tingkat pendidikan terlama adalah 18 tahun dengan tidak
diploma tiga merupakan tingkat didapatkan hubungan yang bermakna
pendidikan untuk professional pemula antara masa kerja dengan kepatuhan
perawat, tingkat pendidikan professional kebersihan tangan perawat pelaksana
perawat adalah minimal tingkat sarjana, setelah diberikan intervensi. Hal ini tidak
sehingga diasumsikan bahwa perawat sejalan dengan penelitian yang
dengan tingkat pendidikan yang lebih dilakukan oleh Saragih dan Natalina

The Indonesian Journal of Infectious Disease 28


yang menyatakan ada hubungan yang antiseptic, tissue sekali pakai, dan
bermakna antara lama bekerja dengan handrub berbasis alcohol yang
tingkat kepatuhan kebersihan tangan di terpasang di samping pintu masuk
.15
rumah sakit Columbia Asia Medan kamar pasien merupakan faktor yang
Kepatuhan kebersihan tangan mendukung di dalam peningkatan
merupakan salah satu faktor yang kepatuhan kebersihan tangan perawat.
sangat menentukan didalam memutus Hal ini sejalan dengan penelitian
dan mencegah terjadinya HAIs. Cara yang dilakukan oleh Fillion et all.
yang dilakukan untuk memutus rantai meyatakan bahwa penggunaan poster
infeksi adalah dengan melakukan dan ketersediaan alat yang mudah
kebersihan tangan. Meskipun sangat diakses dapat meningkatkan kepatuhan
penting melakukan kebersihan tangan kebersihan tangan secara menyeluruh di
yang baik guna mencegah HAIs, namun kantin rumah sakit Amerika.(11)
tingkat kepatuhan kebersihan tangan Begitupula penelitan yang dilakukan
masih rendah diantara petugas oleh Huang & Wu yang menunjukkan
16
kesehatan. Banyak strategi yang telah bahwa adanya signifikan pengaruh
digunakan.untuk mengatasi hal program pelatihan komprehensif
tersebut. WHO membuat strategi kebersihan tangan terhadap
multimodal dan salah satunya dengan pengetahuan dan kepatuhan nurse
17
menggunakan strategi pengingat yaitu assistants.
poster. Pengukuran kepatuhan Hasil penelitian juga didapatkan
kebersihan tangan setelah intervensi tingkat kepatuhan kebersihan tangan
dilakukan dua minggu setelah berdasarkan five moment setelah
penempelan poster dan dari hasil dilakukan intervensi didapatkan
analisis penelitian ini menunujukkan kepatuhan tertinggi ditemukan pada saat
bahwa kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien (63,82%),
setelah dilakukan pemasangan poster sedangkan kepatuhan terendah adalah
adalah 47,14% dan terdapat setelah kontak dengan cairan tubuh
peningkatan kepatuhan kebersihan (11,62%). Hal ini terjadi karena perawat
tangan sebesar 12,84%. yang ada di ruangan masih sering dan
Hasil observasi yang didapatkan terbiasa menggunakan sarung tangan
peneliti terkait kelengkapan fasilitas pada saat melakukan tindakan
hand hygiene dimasing-masing ruangan keperawatan.Tenorio et all mengatakan
dilengkapi dengan wastafel, air bersih walaupun penggunaan sarung tangan
yang mengalir lancar, sabun cair telah terbukti keefektifannya di dalam

29 The Indonesian Journal of Infectious Disease


mencegah kontaminasi yang berasal Critical Public Health. 2011 21(1),
119-127.
dari petugas kesehatan, namun
doi:10.1080/09581591009786122.
penggunaan sarung tangan tidak
2. World Health Organization. WHO
menggantikan kebersihan tangan.
quidelines on hand hygiene in health
Petugas kesehatan khususnya perawat care: first global patient safety
challenge clean care is safer care.
harus dapat menilai kapan dan waktu
2009 Retrieved from
yang tepat untuk menggunakan sarung http://whqlibdoc.who.int/publications/2
009/9789241597906_eng.pdf
tangan.18
3. Marquis, B.L & Huston, C.J
Kepemimpinan dan manajemen
Kesimpulan
keperawatan: Teori & Aplikasi.
Gambaran kepatuhan kebersihan (Widyawati, Penerjemah) 4th ed.
Philadelphia: Lippincott. 2010.
tangan perawat pelaksana sebelum dan
setelah intervensi didapatkan 4. Pittet, D., Allegranzi, B., Saz, H.,
Dharan, S., Pessoa-Silva, C.L.,
peningkatan kepatuhan kebersihan
Donaldson, L., Boyce, J.M. WHO
tangan. Ada perbedaan kepatuhan yang Global Patient Safety Challenge,
World Alliance for Patient Safety. The
bermakna antara sebelum dan setelah
Lancet infectious diseases, 2006.
dilakukan intervensi di ruang perawatan. 6(10), 641-652.Retrived from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Karakteristik demografi individu salah
20004812
satunya tingkat pendidikan perawat
5. Filion, K., KuKanich, K.S., Chapman,
pelaksana didapatkan berhubungan
B., Hardigree, M.K., & Powell, D.A.
secara bermakna dengan kepatuhan Observation-based evaluation of
hand hygiene practices and the
kebersihan tangan setelah dilakukan
effects of an intervention at a public
intervensi. hospital cafeteria. American Journal
of Infection Control, 2011. 39(6), 464-
470. http://dx.doi.org/10.1016/j.ajic.
Ucapan Terima Kasih 2010.09.016.
Penulis ucapkan terima kasih
6. John A., Amber.S., Emanuel., Kristel
kepada institusi RSPI Prof. Dr. Sulianti M., Gallagher & Christopher T.,
SteinmanKent State Universityrief
Saroso dan semua pihak yang terlibat
Report: Framing flu prevention – an
dalam proses pengumpulan dan analisa experimental field test of signs
promoting hand hygiene During the
data.
2009-2010 H1N1 Pandemic. Retrived
from
http://updegrafflab.org/files/4313/388
Daftar Pustaka
6/8291/UpdegraffEmanuelGallagherS
teinman-HealthPsychology.pdf
1. Wilson, S., Jacob, C. J., & Powell, D.
Behavior-change interventions to
7. Robbins, S. P, Organizational
improve hand-hygiene practice: A
behavior: Concepts controversies
review of alternatives to education.

The Indonesian Journal of Infectious Disease 30


applications, 8th ed. New Jersey: W.. Implementing and sustaining a
Pretince Hall Inc. 2008. hand hygiene culture change
programme at Auckland District
8. Efstathiou, G., Papastavrou, G., Health Board. The New Zealand
Raftopoulous, V., Merkouris, A. Medical Journal, 2012. 125(13540,
Factors influencing nurses 75-85. Diunduh dari
compliance with standard precautions http://search.proquest.com/docview/1
in order to avoid occupational 034429973/accountid=17242
exposure to microorganisms: A focus
group study. BMC Nursing. 2014. 15. Saragih, R.. & Natalina, R..
10(1), Hubungan karakteristik perawat
1.http://www.biomedcentral.com/1472 dengan tingkat kepatuhan perawat
-6955/10/1 melakukan cuci tangan di Rumah
Sakit Columbia Asia Medan. Jurnal
9. Wade, C. D. & Travis, C. Psikologi. Ilmu Keperawatan, 2011 3(1).
Jakarta: Erlangga; 2007. Diunduh dari http://uda.ac.id/
jurnal/files/7.pdf
10. Swansburg, R., C. Management and
leadership for nurse manager. United 16. Tumkaya, S. The Investigation of the
States of America: Jones and Bartlett. epistemological beliefs of university
2002 students according to gender, grade,
fields of study, academic success and
11. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., their learning styles. Educational
Donnelly, Jr., J.H., Organisasi: Sciences: Theory & Practice, 12(10,
Perilaku, Struktur, Proses (Terj.), 88-95. 2012. Diunduh dari
Penerbit Erlangga, Jakarta.1997 http://www.edam.com.tr/estp.

12. BPPSDM-KEMENKES. Perawat 17. Huang & Wu. Evaluation of a training


mendominasi tenaga kesehatan. programme on knowladge and
2011 Diunduh dari http://www. compliance of nurse assistants hand
bppsdmk.depkes.go.id. hygiene in nursing homes. Journal of
Hospital Infection; 68 . 2008.(164-70).
13. Centers for Disease Control and Diunduh dari
Prevention. Handwashing: Hand http://www.thecochranelibrary.com
hygiene saves lives, 2009 Dec
7.(cited 2010 Jun 30) Available from: 18. Taylor, C. R. & LeMone, P.
URL: http://www.cdc.gov/cleanhands/ Fundamentals of nursing: The art and
science of nursing care. 7th Ed.
14. Roberts, S. A., Sieczkowski, Philadhelpia: Lippincott Williams &
C.,Campbell, T., Balla, G., & Groups, Wilkins.2010

31 The Indonesian Journal of Infectious Disease

Anda mungkin juga menyukai