Anda di halaman 1dari 4

Terapi musik adalah terapi yang menggunakan musik dan suara-suara yang membantu

mengekspresikan emosi dan memberikan relaksasi dan kenyamanan bagi penderita. Terapi
musik bukanlah belajar menyanyi atau memainkan alat musik. Dalam terapi musik, penderita
hanya mendengarkan musik, berdiskusi terhadap lirik lagu, bernyanyi, memainkan instrumen
sederhana yang diberikan oleh terapis. Terapi musik dapat membuat pasien merasa lebih baik
dan nyaman serta mengurangi efek samping seperti nyeri, ketakutan, depresi, dan kesakitan
akibat pengobatan yang timbul. Di Inggris saat ini terdapat lebih dari 600 terapis musik
terdaftar yang bekerja di beberapa institusi kesehatan atau perawat rumahan.
Nyeri yang terjadi pada pasien kanker, 8090% diantaranya dapat ditanggulangi dengan
pengelolahan nyeri yang tepat dan sesuai dengan pedoman dari WHO seperti penggunaan
medikasi farmakologis yang tepat Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau
elemen musik untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental,
fisik, emosional, dan spritual (Potter, 2005). Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai
terapi pelengkap (complementary medicine), pemberian terapi relaksasi maupun distraksi,
serta terapi musik klasik yang telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli (Smeltzer &
Bare, 2002).
Musik klasik Mozart juga memiliki irama, melodi, dan frekuensi tinggi yang dapat
merangsang dan menguatkan wilayah kreatif dan motivasi di otak. Musik klasik Mozart
memiliki efek yang tidak dimiliki komposer lain. Musik klasik Mozart memiliki kekuatan
yang membebaskan, mengobati dan dan menyembuhkan (Musbikin, 2009). Musik Mozart
sesuai dengan pola sel otak manusia, karena musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan
nada – nada. Dari lembut hingga keras, dari cepat hingga lambat.
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian
rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Eka, 2011).
Semua terapi musik mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu mengekspresikan
perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap kondisi suasana
hati dan emosi, meningkatkan memori, sertas menyediakan kesempatan yang unik untuk
berinteraksi dan membangun kedekatan emosional.
Dengan demikian, terapi musik diharapkan dapat membantu mengatasi stress, mencegah
penyakit dan meringankan rasa sakit (Anugroho, 2012). Jenis musik yang digunakan dalam
terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalis, dan
slow musik (Potter, 2005). Terapi musik dapat digunakan diberbagai jenis perawatan
kesehatan, mulai dari kelahiran hingga sekarat maut. Musik digunakan untuk beberapa alasan
antara lain :
a. Untuk meredakan rasa sakit yang berkaitan dengan anasthesia atau pengurangan sakit.
b. Untuk menenangkan pasien
c. Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah musik
yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang.
d. Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan mendengarkan
musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran kembali.
e. Motivasi, hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu. Apabila ada
motivasi, semangatpun akan muncul.
f. Berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat musik untuk kesehatan,
baik untuk kesehatan fisik maupun mental, beberapa penyakit yang dapat ditangani dengan
musik antara lain: kanker, stroke, dimensi, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan bayi
prematur (Laila, 2011).
Penurunan Nyeri Dengan Musik Klasik
Terapi musik klasik Mozart dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate Control,
bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang
sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahawa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah satu cara
menutup mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang sekresi endorfin yang akan
menghambat pelepasan substansi P.
Musik klasik Mozart sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon endorfin yang
merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Sehingga pada saat neuron
nyeri perifer mengirimk sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis antara neuron perifer dan neuron
yang menuju otak tempat seharusnya substansi P akan menghasilkan impuls. Pada saat
tersebut, endorfin akan memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik, sehingga
sensasi nyeri menjadi berkurang (Laila, 2011).
penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat penyembuhan, meningkatkan fungsi
mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis,
seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah (Djohan, 2006). Musik juga dapat
menurunkan kadar hormon kortisol yang meningkat pada saat stres. Musik juga merangsang
pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang berperan
dalam penurunan nyeri (Djohan, 2006).
Musik Mozart dipilih karena memiliki keungulan akan kemurnian dan kesederhanaan
bunyi-bunyi yang dimunculkannya, irama, melodi, dan frekuensi tinggi pada musik Mozart
merangsang dan memberi daya pada daerahdaerah kreatif dan motivasi dalam otak. Musik
karya Mozart memberi rasa nyaman tidak hanya ditelinga tetapi di jiwa juga yang
mendengarkannya. Musik Mozart sesuai dengan pola sel otak manusia, karena musik Mozart
begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari lembut hingga keras, dari lambat sampai
cepat (Anonym, 2011).

Keunggulan terapi musik yaitu


1. lebih murah daripada analgesia
2. prosedur non-invasif
3. tidak melukai pasien
4. tidak ada efek samping
5. penerapannya luas
6. bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa diterapkan terapi secara fisik
untuk menurunkan nyeri
7. Terapi musik dapat digunakan untuk penyembuhan, musik yang dipilih pada
umumnya musik lembut dan teratur seperti instrumentalia/ musik klasik karya
Mozart (Laila, 2013).

Bagaimana musik bisa membantu mengobati kanker?

Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa orang yang mengalami kanker stadium lanjut
merasa stres, cemas, dan depresi selama pengobatan. Tentu hal ini membuat pengobatan jadi
terhambat. Maka itu, terapi musik akan membuat perasaan dan tubuh pasien jadi lebih rileks
dan tenang.

Selain itu, dampak positif terhadap kesehatan mental pasien juga berpengaruh pada
sistem kekebalan tubuhnya. Jadi, musik secara tidak langsung dapat meningkatkan antibodi
(pelindung tubuh terhadap serangan virus dan bakteri penyebab penyakit) yang dikenal
dengan nama imunoglobulin A, serta meningkatkan jumlah sel pembunuh alami (bekerja
dalam membunuh sel kanker) dalam tubuh. Selain itu, terapi musik juga diyakini bisa
menurunkan kadar hormon kortisol dalam tubuh, yang hormon stres.

Pada intinya, terapi musik tidak secara langsung berpengaruh dalam mengobati kanker.
Namun, musik memiliki dampak yang besar pada suasana hati penderita kanker sehingga
secara perlahan mampu memperbaiki suasana hati mereka dalam merasakan maupun
mengatasi penyakit kanker itu sendiri.

Itu sebabnya, terapi musik lebih dirancang untuk membuat pasien kanker merasa lebih
nyaman dengan dirinya sendiri, yakni dengan cara mengurangi stres, kecemasan, perasaan
sakit, serta meningkatkan perasaan rileks dalam menjalani semua prosedur pengobatan.

Manfaat Terapi Musik


1. Mengurangi kecemasan dan peningkatan suasana hati
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak musik pada perubahan
suasana hati dan kecemasan pada penderita kanker. Kesimpulan besar dari berbagai
penelitian tersebut adalah musik mengurangi rasa cemas dan memiliki dampak positif
yang kuat bagi penderita dalam melawan kankernya.
Subyek penelitian yaitu orang-orang yang mengikuti terapi musik di rumah sakit serta
orang-orang yang hanya mendengarkan rekaman musik. Salah satu penelitian juga
menemukan bahwa musik dapat membantu dalam mengurangi depresi karena kanker.

2. Peningkatan kualitas hidup


Sebuah studi meninjau khusus pada pasien dengan perawatan paliatif memberikan
manfaat lebih yaitu musik dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi
penderita kanker.
3. Mengurangi nyeri
Penderita yang melakukan terapi musik dan menjalani operasi kanker paru-
paru memberikan efek yang menggembirakan dengan berkurangnya rasa nyeri akibat
pengobatan. Pasien tersebut mengalami sedikit rasa sakit daripada mereka yang tidak
menjalani musik terapi, selain itu juga mengurangi kebutuhan terhadap obat-obatan
penghilang rasa sakit.

4. Meringankan sesak napas


Sebuah studi mempelajari pengaruh musik pada sensasi sesak napas. Musik dapat
mengurangi sensasi sesak napas dan juga memberikan dukungan spiritual yang berarti
pada saat yang sama.

5. Meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh kanker secara alami


Beberapa penelitian pada sukarelawan yang masih sehat menemukan bahwa
mendengarkan musik berakibat terhadap peningkatan jumlah aktivitas sel pembunuh
kanker secara alami di dalam tubuh. Sel pembunuh alami tersebut merupakan bagian
dari sistem kekebalan tubuh kita yang membantu menghilangkan sel-sel kanker.

Musik apa yang terbaik untuk penyembuhan?

Tidak semua musik akan membantu proses penyembuhan. Musik keras seperti heavy
metal bukanlah musik yang disarankan. Dalam studi melihat fungsi kekebalan tubuh,
ditemukan bahwa “musik alkaline” adalah salah satu yang terbaik. Musik dalam kategori ini
akan mencakup hal-hal seperti musik yang klasik yang menenangkan klasik, musik India
timur, musik harpa, dan gitar Brasil untuk pemula.

Daftar Pustaka
Campbell, D. (2001). Efek mozart, memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam
pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Djohan. (2009). Psikologi musik. Yogyakarta: Best Publisher

Lestari, P., Machmudah, & Elisa. (2014). EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP SKALA NYERI PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H SOEWONDO KENDAL . PRISMA
FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal. 67 – 73 .

Anda mungkin juga menyukai