gangguan tidur yang paling sering terjadi dan paling dikenal oleh masyarakat. Insomnia merupakan kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur. • faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya insomnia : 1. Usia Pada lansia, Keadaan ini terjadi karena adanya perubahan yang berhubungan dengan penuaan pada mekanisme otak yang meregulasi waktu dan durasi tidur tersebut 2. Jenis kelamin Resiko insomnia ditemukan lebih tinggi terjadi pada wanita daripada laki-laki. Hal ini dikatakan berhubungan secara tidak langsung dengan faktor hormonal 3. Kondisi medis dan psikitari • Seperti penyalahgunaan zat dan depresi 4. Faktor Lingkungan dan Sosial • Kehidupan sosial dan lingkungan sehari-hari juga dapat menyebabkan insomnia, seperti kematian dari pasangan hidup dan suasana kamar tidur yang tidak nyaman • Gejala-gejala insomnia ditandai dengan ciri-ciri: 1. kesulitan tertidur atau tidak tercapainya tidur nyenyak berhubungan dengan waktu yang diperlukan mulai dari berangkat tidur hingga tertidur. 2. Merasa lelah saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran 3. Sakit kepala di pagi hari 4. Kesulitan berkonsentrasi 5. Mengantuk di siang hari. • Penatalaksanaan 1. Terapi non farmakologis - Terapi deconditioning : pasien diminta untuk menggunakan tempat tidurnya hanya untuk tidur dan bukan untuk hal-hal lainnya, bila pasien tidak tertidur dalam 5 menit, maka mereka diminta untuk bangun dan melakukan hal lain. - Terapi kognitif : bertujuan untuk menurunkan kecemasan -Terapi pembatasan tidur : terapi ini didasarkan pada prinsip bahwa membatasi waktu yang dihabiskan di tempat tidur dapat membantu memperbaiki kualitas tidur nantinya - Sleep hygiene 2. Terapi Farmakologis Yaitu dengan menggunakan obat-obatan IMPAKSI •Impaksi adalah kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum yang tidak dapat di keluarkan akibat konstipasi yang tidak diatasi. • Impaksi fekal merupakan masalah umum yang disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas, penurunan kekuatan dan tonus otot. • Adapun Faktor-faktor risiko impaksi fekal pada usia lanjut: 1. Obat-obatan (Antasida, NSAID) 2. Kondisi neurologik (Stroke, Parkinson) 3. Gangguan metabolik (hipokalemia, hipotiroidisme) 4. Kondisi psikologi (depresi) 5. Penyakit-penyakit saluran cerna (kanker kolon) • Tanda dan gejala Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan impaksi fekal adalah: (ASCRS, 2002) - Kesulitan memulai dan menyelesaikan BAB - Mengejan keras saat BAB - Massa feses yang keras dan sulit keluar - Perasaan tidak tuntas saat BAB - Sakit pada daerah rectum saat BAB - Rasa sakit pada daerah perut saat BAB - Adanya perembesan feses cair pada pakaian dalam - Menggunakan bantuan jari-jari intuk mengeluarkan feses - Menggunakan obat-obat pencahar untuk bisa BAB • Penatalaksanaan 1. Terapi non farmakologis - Cairan Pada orang lanjut usia perlu diingatkan untuk minum sekurang kurangnya 6-8 gelas sehari - Serat Pada orang lanjut usia disarankan agar mengkonsumsi serat skitar 6-10 gram per hari - Bowel training (mengatur jadwal untuk ke kamar mandi) - Latihan jasmani - Evaluasi penggunaan obat mengeliminasi, mengurangi dosis, atau mengganti obat yang diperkirakan menimbulkan impaksi fekal. 2. Terapi farmakologi - Obat pencahar