PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
M.Abdul Mujieb dkk, Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali (Jakarta: PT Mizan Publika, 2009), hlm.2.
2
Syeikh Ahlussunnah wal Jamaah Al-Imam Abul Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari, Maqaalaat Al-Islamiyyiin
wailkhtilaaf Al-Mushalliin,Terj. Rosihan Anwar (Bandung: CV Pustaka Setia,1999), hlm.239.
2
Secara etimologi makhluk berasal dari kata “Kholaqo” yang berarti
menciptakan dan di ubah menjadi si penderita lalu terbentuk kata makhluk
yang berarti yang diciptakan. Manusia merupakan bagian dari makhluk nyata
dalam Al-quranpun ada 3 istilah yang sama-sama berarti manusia diantaranya:
Basyar, insan, dan al-nas. Menurut jalaluddin rakhmat Basyar berarti makhluk
biologis, Insan berarti makhluk yang bukan jasmani saja tetapi juga memiliki
rohani, sedangkan al-nas berarti manusia dengan kesatuannya sebagai
kumpulan dengan karakteristik yang berbeda.3 Sedangkan menurut Abbad,
makhluk adalah sesuatu yang di munculkan oleh Sang Pencipta. Secara garis
besar makhluk adalah sesuatu yang diciptakan Khalik baik secara nyata
maupun ghaib.
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
3
H. sakib Machmud, Mutiara Juz’amma (Bandung: Mizan,2005).Hlm.324.
3
3. Allah-lah yang menyediakan segala sesuatu yang di butuhkan
makhluknya. Dalil naqlinya QS. Al-jatsiyah (45): 12-13 yang
maksudnya Allah menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi
agar makhluknya dapat mencari karunia dan bersyukur.
4. Allah-lah yang telah memuliakan manusia akan kemampuan
menguasai daratan dan lautan. Dalil naqlinya QS. Al-isra (17): 70 yang
maksudnya Allah melebihkan manusia dari makhluk lainnya dan
memberinya rezeki dari yang baik-baik.4
Selain itu menurut argumen Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak
kepada Khalik merupakan pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada tuhan
melainkan Allah SWT. Pemilik 99 nama yang indah dan terpuji. Jangankan
manusia malaikatpun tak mampu menjangkau-Nya.5
4
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan Budi dan Kedekatan Ilahi
(Jakarta: Kalam Mulia, 2012). Hlm.67.
5
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:
Mizan,t.t.),Hlm 261.
4
Dalam QS. Qaf (51): 43 memiliki isi kandungan bahwa Allah-lah yang
menghidupkan dan mematikan semua makhluknya sehingga tidak ada
alasan bagi manusia untuk melakukan pertumpahan darah di bumi
ini.Tapi ada beberapa keadaan yang akan di temui pertumpahan darah
tersebut akan terjadi seperti adanya qisash maupun jihad fi sabilillah.
Jadi, apa yang terjadi dalam diri manusia itu sendiri adalah kehendak
Allah dan manusia hanya bisa menerima ketentuan sang Khaliknya.
2. Hak kepemilikan
Dalam QS. Asy-syura(42):49 memiliki isi kandungan bahwa Allah-lah
pemilik langit dan bumi dan menciptakan apa yang di kehendaki.
Hubungannya dengan hak kepemilikan bahwa fitrah manusia suka
mengumpulkan harta benda maka Allah SWT memberikan usaha agar
manusia giat bekerja.6 Sebagai bentuk menghormati kepemilikannya
manusia lainnya jangan membuat ulah ataupun kegaduhan di tempat
orang menggais rezekinya. Jadi, semua yang ada di bumi ini hanyalah
milik Allah SWT semata dan apa yang di miliki oleh manusia di dunia
ini itu semua sudah di gariskan dalam lauhul-mahfuzNya.
5
seseorang yang telah menjalankan perintah Tuhannya namun masih
diberi kesempitan dalam hal financialnya maka yakinlah Allah
memberikan apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkannya serta
harta yang diberikan itu merupakan ujian bagi mereka yang
menerimanya.
3. Ikhlas
Suatu sikap yang selalu mengharapkan keridhaan Khaliknya
dengan niat yang ikhlas, beramal dengan sikap yang terbaik dan
memanfaatkan hasil tepat guna. Menurut Ibn Ajibah ikhlaspun terbagi
dalam tingkatan-tingkatan yang terdiri dari:
1. Ikhlasnya orang awam, yaitu pemusatan ibadah seseorang
untuk tujuan dunia dan akhirat.
2. Ikhlasnya kaum khas(sebuah tingkatan spiritual awam), yaitu
ibadah seseorang kepada khalik untuk tujuan berhubungan
dengan akhirat dan tidak mengharapkan imbalan dunia.
3. Ikhlasnya kaum khasu’l- khasanah( tingkatan spiritual paling
tinggi dalam tasawuf), yaitu melaksanakan ibadah secara tulus
kepada khalik tanpa mengharapkan imbalan apapun dan
menunjukkan rasa cinta dan rindu kepada Khalik.8
8
Syaikh ‘Abdul Qadir ‘Isa, Haqaa’iq ‘anit Tashawwuf, Terj. Tim Ciputat Press (Ciputat: Ciputat Press, 2007).
Hlm.198.
6
4. Khauf dan raja’
Khauf menurut Muhammad ibn’Alan as-Shiddiqi merupakan hati
yang galau atau takut yang bersumber dari Allah SWT karena
mewaspadai kejadian di masa mendatang. Sedangkan raja’ merupakan
hati yang yang terpaut pada masa depan, untuk mendapatkan itu semua
ia harus berusaha sungguh-sungguh.
5. Tawakkal
Sikap berserah diri pada khaliknya setelah ia melakukan usaha
terbaiknya. Seperti ketika seseorang akan mengikuti ujian maka ia
harus belajar bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, ketika usai ujian maka ia harus menyerahkan hasilnya
terhadap Khaliknya karena ia yakin Allah-lah yang Maha Mengatur.
6. Syukur
Akhlak manusia terhadap Khaliknya berupa perbuatan yang
memujikan Sang pencipta baik dari lisan, hati, maupun perbuatan.
7. Muraqabah
Akhlak manusia terhadap Khaliknya berupa perasaan yang selalu
di awasi oleh Allah ketika ia melakukan perbuatan apapun sehingga
hasil yang ia dapatkan ketika melakukan muraqabah ia akan
melakukan evaluasi terhadap perbuatannya.
8. Taubat
Sikap seseorang untuk kembali ke jalan Khaliknya.Dari prilaku
buruk ke yang baik atau kata lainnya proses hijrah seseorang ke dalam
kebaikan. Untuk membersihkan sikap lamanya yang buruk maka
seseorang harus meminta ampunan.
7
79. Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.
Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan
cukuplah Allah menjadi saksi.
Berbaik sangka kepada Allah merupakan cara manusia berakhlak
pada sang Khaliknya bahwa apapun yang di berikan Allah adalah
kebaikan untuknya.
8
Rasul Allahpun merupakan bagian dari makhluk Allah, sebagai manusia
biasa maka kitapun harus berakhlak kepadanya dengan cara:
1. Mencintai dan memuliakan rasul.
2. Mengikuti dan menaati rasul.
3. Mengucapkan Shalawat dan salam.
Rasul merupakan manusia pilihan yang dipilih oleh Allah karena
tugasnya yang begitu mulia untuk mengubah sikap umatnya dari yang tidak
baik kearah yang lebih baik.
9
1. Allah merupakan sang Khalik, apa yang ada di dunia dan di akhirat semua itu adalah
ciptaan Allah, dan kita sebagai manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan
kita dengan cara berusaha karna Allah telah mempersiapkan semuanya tinggal kita
bagaimana cara untuk memperolehnya, dan sebagai umat-Nya kita juga dituntut
untuk melakukan peerintahnya jangan cuma bisa menikmati apa yang telah disediakan
oleh Allah.
2. Untuk mendapatkan karunia Allah pun kita harus berakhlak baik kepada pencipta
karena apapun yang kita miliki berasal dari-Nya, untuk mendapatkan ridho-Nya
itupula kita harus menjalin ukhuwah sesama umat manusia.
3. Manusia harus menjalin hablumminallah dan menjalin hablumminannas agar tercipta
masyarakat madani.
DAFTAR PUSTAKA
10
Arfah, Muhammad.”Khalik dan Makhluk.” Http://www.arfahpallaka.wordpress.com (13
Sep.2015)
Slamat, Kasmuri dan Ihsan Sanusi.2012. Akhlak Tasawwuf Upaya Meraih Kebahagiaan Budi
dan Kedekatan Illahi. Jakarta: Kalam Mulia.
Shihab, M Quraish.t.t. Wawasan Al-qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat.
Bandung: Mizan.
Syaikh ‘Abdul Qadir Isa.2007. Haqaa’iq ‘amit Tashawwuf, (diterjemahkan oleh: Tim Ciputat
Press), Ciputat: Ciputat Press.
Syaikh Ahlussunnah Wal Jamaah Al-Imam Abul Hasan Ali bin Ismail Al-
Asyari.1999.Maqaalaat Al-Islamiyyiin Waikhitilaaf Al-Mushallin, (diterjemahkan oleh:
Rosihan Anwar), Bandung: CV Pustaka Setia.
11