Anda di halaman 1dari 17

ANALISA PRODUKTIFITAS

“PRODUKTIFITAS MODEL MARVIN E. MUNDEL”

Dosen Pembimbing:
SYarifuddin, ST.,MT

Di Susun Oleh:
MUHAMMAD IQBAL SYAHRANI (180130059)
FADILLAH DWI UTAMA (180130060)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Produktifitas Model Marvin E.Mundel ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada bidang studi/mata kuliah Analisis Produktifitas. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Produktifitas Model Marvin
E.Mundel bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syarifuddin,ST.,MT,
selaku dosen di bidang studi Analisis Produktifitas yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami pelajari.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, 10 Maret 2020

Pemakalah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................
1.3. Tujuan Masalah................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengukuran produktivitas.................................................................................................
2.2 Penyebab Pengukuran Produktivitas................................................................................
2.3 Siklus Produktivitas..........................................................................................................
2.4 Model Pengukuran Produktivitas.....................................................................................
A. Model American Productivity Center (APC)............................................................
B. Model The Total Productivity Model (TPM)............................................................
C. Model Marvin E.Mundel...........................................................................................
2.5 Kriteria Dalam Melakukan Pengkuran Produktivitas......................................................
2.6 Faktor Turunnya Produktivitas........................................................................................
2.7 Pengukuran Produktivitas Menurut Marvin E.Mundel....................................................
2.8 Kelebihan Kekurangan Pengukuran Produktivitas Menurut Mundel..............................
2.9 Contoh Soal......................................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produktivitas naik adalah salah satu indicator yang menyatakan bahwa
perusahaan dalam performance baik. untuk dapat meningkatkan
produktivitas,perusahaan perlu melakukan upaya upaya dalam meningkatka
produktivitasnya.adapun upaya yang di lakukan yaitu dengan cara
mengefisienkan penggunaan sumber daya input dengan efektif agar
menghasilkan output yang besar bagi perusahaaan.
Persaingan bisnis di dunia Industri dari tahun ketahun berkembang
sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu
memiliki kemampuan bersaing antar perusahaan. Hal ini mengharuskan bagi
setiap perusahaan untuk selalu melakukan pembenahan dalam proses
bisnisnya. Dengan demikian perusahaan harus melakukan langkah-langkah
yang menuju kearah perbaikan, diantaranya memanfaatkan secara efektif
dan efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal. Salah
satu upaya dalam menghadapi situasi ini dengan melaksanakan pengukuran
produktivitas pada perusahaan agar tingkat produksi dapat menghasilkan
produk dengan kualitas yang diinginkan dengan biaya yang serendah
mungkin. Produktivitas merupakan hubungan antara input dan output,
dimana di dalamnya terdapat efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
tersedia antara lain tenaga kerja,bahan baku, modal, dan energi untuk
mencapai keluaran dalam menghasilkan suatu produk. Mundel
memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas dalam dua bentuk.
Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi
pada periode pengukuran dan indeks performansi padaperiode dasar
sedangkan bentuk kedua merupakan rasio antara indeks output dengan
indeks input. Bentuk pertama dapat digunakan sebagai perbandingan
produktivitas periode awal dengan periode selanjutnya.
Terdapat berbagai macam metode pengukuran produktivitas antara
lain: Omax, Marvin E. Mundel, David J. Sumanth,American Productivity
Centerdan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan apa
yang di maksud dengan produktivitas,dan Bagaimana mengukur
produktivitas dengan menggunakan model Marvin R.Mundel.?
1.3 Tujuan masalah
Untuk mengetahui tentang prodiktivitas model Marvin E.Mundel dan dapat
menganalisis tingkat indeks produktivitas, dan mengetahui cara mengukur
tingat produktivitas menggunakan model Marvin E.Mundel
BAB II
PEMBAHASAN

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENURUT MUNDEL

Sebelum kita mengetahui bagaimana cara menghitung pengukuran produktivitas terlebih


dahulu kita mengetahui apa itu produktivitas,

1.PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Pengukuran adalah sebuah langkah awal yang bersifat normatif dalam melakukan suatu
perencanaan baik untuk tujuan perbaikan atau peningkatan maupun tujuan pengembangan. Jika
seorang manajer mengingatkan seluruh karyawannya untuk terus memperbaiki dan
meningkatkan produktifitas, maka perintah ini tidak mempunyai makna apabila tidak dijelaskan
berapa tingkat produktifitas yang saat ini telah dicapai oleh masing-masing unit kerja dan
bagaimana penilaian manajemen terhadap capaian produktifitas tersebut. Bila capaian dinilai
masih sangat rendah maka perintah perbaikan produktifitas mungkin harus ditindak lanjuti secara
serius oleh masing-masing kepala unit yang bertanggung jawab.

Tetapi apabila informasi tentang capaian saat ini tidak diberikan maka masing masing unit
memandang instruksi tersebut lebih bersifat saran. Informasi tentang capaian produktifitas saat
ini hanya dapat diperoleh melalui kegiatan pengukuran secara langsung.

Pengukuran produktivitas jika dilakukan secara rutin akan memberikan manfaat besar
kepada manajemen perusahaan karena:

1. Perusahaan dapat menilai seberapa baik pemanfaatan setiap unit sumberdaya produksi
pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
2. Setiap unit kerja pada perusahaan akan mendapat informasi tentang capaian produktifitas
pada unitnya dibandingkan dengan capaian pada unit-unit kerja lainnya dalam perusahaan.
Situasi ini sangat bermanfaat dalam membangun kompetisi yang sehat antar unit dalam
perusahaaan karena sangat efektif digunakan sebagai dasar pemberian insentif berdasarkan
unit kerja.
3. Hasil pengukuran produktivitas merupakan informasi berharga bagi manajemen dalam
menilai sumberdaya apa saja yang dimiliki atau dikelola perusahaan yang termasuk
sumberdaya kritis, semi kritis dan non-kritis sehingga penentuan target output dan
perencanaan pengembangan sumberdaya dan prioritasnya untuk periode berikutnya dapat
disusun dengan lebih akurat.
4. Hasil pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai salah satu faktor utama dalam
menilai daya saing atau posisi perusahaan dalam persaingan dengan para kompetitor
utamanya.\
5. Hasil pengukuran produktivitas sangat membantu dalam penentuan targettarget perbaikan
baik pada tingkat unit kerja maupun pada tingkat perusahaan secara keseluruhan.
6. Data capaian produktivitas perusahaan dari periode ke periode merupakan salah satu
faktor pendukung kuat bagi manajemen dalam melakukan aktifitas tawar-menawar bisnis
secara kolektif (collective bargaining).

2. PENYEBAB PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Mali (1978) menyatakan tentang 12 faktor penyebab penurunan produktivitas pada perusahaan,
yaitu :
 Ketidakmampuan untuk mengukur, mengevaluasi dan mengelola produktivitas
khususnya pada staf white-collar. Ini menyebabkan pemborosan-pemborosan sumber daya
secara cukup drastis.
 Pemberian penghargaan tanpa mempertimbangkan ekuivalensi produktivitas dan
akuntabilitas. Ini menyebabkan inflasi tak berujung pangkal.
 Kewenangan yang lemah dan inefisiensi di dalam organisasi yang kompleks, ini
menyebabkan adanya waktu tunggu atau penundaan kerja.
 Perluasan organisasi dengan perkembangan produktivitas rendah, disebabkan oleh
adanya biaya tinggi.
 Motivasi rendah dari peningkatan jumlah pekerja yang memiliki sikap baru.
 Keterlambatan pengiriman disebabkan jadwal pengiriman yang terganggu karena
timbulnya kelangkaan bahan.
 Konflik antar pekerja yang tidak terselesaikan sehingga menimbulkan kesulitan. Untuk
membangun kelompok kerja. Ini menyebabkan ketidak efektifan perusahaan.
 Adanya intervensi peraturan pemerintah yang membatasi wewenang manajemen.
 Spesialisasi dalam proses kerja bisa menimbulkan kondisi monoton yang membosankan
bagi pekerja tertentu,
 Perubahan teknologi yang cepat dan berbiaya tinggi, menyebabkan penurunan
kesempatan baru dan inovasi,
 Peningkatan kebutuhan waktu bersantai menyebabkan gangguan terhadap komitmen
kepada waktu,
 Ketidakmampuan praktisi untuk menyesuaikan irama kerja dengan informasi dan
pengetahuan mutakhir.
 Hal yang menarik dari daftar penyebab penurunan produktivitas di atas, adalah bahwa
ketidak mampuan untuk mengukur produktivitas staf non-produksi menempati pada
peringkat paling atas.
3. SIKLUS PRODUKTIVITAS

Siklus produktivitas yang diperkenalkan David J. Sumanth disebut dengan “MEPI”


(Measurement, Evaluation, Planning, Improvement). Siklus ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 di
bawah ini:

Gambar 3.1 Model Siklus Produktivitas “MEPI”

Konsep siklus ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus dimulai oleh kegiatan
pengukuran, penilaian, perencanaan dan perbaikan dari produktivitas itu sendiri. Keempat tahap
ini sangat penting dilaksanakan karena yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi
kegiatanperusahaan.
Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi
tingkat produktivitas aktual itu untuk di perbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.
Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana (productivity gap)
merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang
menimbulkan k

4. MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Ada beberapa macam model pengukuran produktivitas di tingkat perusahaan, yaitu:


A. Model American Productivity Center (APC)

American Productivity Center (APC) menganjurkan suatu pengukuran produktivitas yang


menghubungkan profitabilitas dengan produktivitas serta faktor perbaikan harga (price
recovery) yang merupakan suatu model total faktor. Model ini mengasumsikan bahwa
suatu perusahaan memperoleh keuntungan yang berasal dari dua sumber yaitu
produktivitas dan pemulihan harga. Model ini menekankan output yang dihasilkan setiap
periode dikalikan dengan harga per unit menurut periode basis untuk mendapatkan
productivityperformanceindex. Prices dan unit cost setiap periode dikalikan dengan
jumlah pada tahun berjalan untuk mendapatkan price recovery index.
B. Model The Total Productivity Model (TPM)

Sumanth (1979) mengembangkan model pengukuran produktivitas dengan


memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang sifatnya
tangible. Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat diukur.
Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar dibawah ini : 

Gambar 3.2 Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model


Universitas

Model tersebut dapat digunakan tidak hanya pada tingkat agregat tetapi juga pada tingkat
operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari model tersebut tidak hanya
mengukur indeks produktivitas total tetapi juga menunjukan input ataupun sumber daya
tertentu yang memerlukan perbaikan utilisasi.

B. Model Marvin E. Mundel

Perbedaan model Marvin E. Mundel dengan model perhitungan produktivitas lain adalah
model Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas
dalam dua bentuk. Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks
performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi padaperiode dasar
sedangkan bentuk kedua merupakan rasio antara indeks output dengan indeks input.
Bentuk pertama dapat digunakan sebagai perbandingan produktivitas periode awal
dengan periode selanjutnya.. Berdasarkan evaluasi itu, selanjutnya dapat direncanakan
kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang. Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan
produktivitas harus didahului oleh kegiatan pengukuran, penilaian, dan perencanaan
produktivitas itu sendiri. Untuk mencapai produktivitas yang direncanakan ini berbagai
program formal dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas terus-menerus. Analisis
Produktivitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang
terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana masalah produktivitas yang
menimbulkan kesenjangan produktivitas.
5. KRITERIA DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

A. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya (Azwar 1986 ). Selain itu
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan bahwa variabel yang hendak diteliti oleh
peneliti.
B. Kelengkapan (Completeness )
Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan seluruh output dan input
C. Dapat dibandingkan ( Comparability )
Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuan untuk dapat
membandingkan antara periode dengan periode,dengan objektif atau standar sehingga
dapat dilihat apakah penggunaann sumber lebih efisien atau tidak dalam mencapai asli.

6. FAKTOR TURUNNYA PRODUKTIVITAS


 Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur,mengevaluasi dan mengelola
produktivias perusahaan.
 Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengukuran dan penghargaan yang
diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari perusahaan.
 Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi jadwal
yang ditetapkan,sehigga mengecewakan pelanggan.
 Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi pemasaran.
 Pemborosan penggunaan sumber daya material,tenaga
kerja,energi,modal,waktu,informasi, dan lain-lain
 Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerja sama yang tidak
terpecahkan,sehingga menimbulkan ketidakefisienan dalam kerja sama dan partipasi total
dari karyawan.
 Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan.
 Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuikan diri dengan tingkat peningkatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri

7. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENURUT MUNDEL

Metode Marvin E Mundel adalah salah satu sistem pengukuran produktivitas Total


produktivitas faktor yang diciptakan oleh Marvin Everett Mundel pada tahun 1916 dalam
memantau produktivitas yaitu rasio antara output dengan input. Output berupa penerimaan
(revenues) sedangkan input berupa sumber daya produksi. Sumber daya produksi dapat terdiri
dari peralatan kerja, tenaga kerja, energi dan biaya produksi. Penerimaan dapat berupa produk
yang dihasilkan. Metode ini digunakan sebagai pengukuran tingkat produktivitas perusahaan
dengan menitik beratkan pada biaya produksi sebagai input dan produk yang dihasilkan
sebagai output Suprobo (2013:8). Peningkatan produktivitas dilakukan dengan memanfaatkan
sumber daya produksi secara maksimal. Tingkat produktivitas rendah diakibatkan adanya
peningkatan biaya produksi sehubungan dengan adanya kendala-kendala yang dijumpai
perusahaan seperti penurunan kinerja.
Metode Marvin E Mundel menghitung produktivitas total setiap periode pengukuran, dengan
membandingkan nilai Output Partial dengan nilai Input Partial. Setelah itu melakukan
perhitungan indeks produktivitas parsial dengan membandingkan nilai indeks salah
satu input  (biaya material, tenaga kerja, depresial, energi, perawatan) terhadap keluaran (output)
yang dihasilkan perusahan.

Marvin E.Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat


perusahaan berdasarkan duabentuk pengukuran, yaitu:

 IP ={(AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100


 IP ={(AOMP/AOBP) / (RIMP/RIBP)} x 100

Dimana:

IP = indeks produktivitas
AOMP = output agregat untuk periode yang diukur
AORP = output agregat untuk periode dasar
RIMP = input-input untuk periode yang diukur
RIBP = input-input untuk periode dasar

Dari dua bentuk pengukuran indeks produktivitas yang dikemukakan oleh Marvin
E.Mundel, Tampakbahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu serupa, sehingga kita
dapat menggunakan salahsatudalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat
perusahaan. Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada
periode dasar, sedangkan bentuk pengukuran keduamerupakan rasio antara indeks output dan
indeks input. Dengan demikian kedua bentuk pengukuran di atas dapat pula dinyatakan sebagai:

 IP = {(AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = (Indeks Performansi Periode


Pengukuran / Indeks Performansi Periode Dasar) x 100
 IP = {(AOMP/AOBP) / (RIMP/RIBP)} x 100 = (Indeks Output / Indeks Input) x
100

Pada dasarnya model Mundel merupakan suata model pengukuran produktivitas yang
berdasarkan pada konsep-konsep dalam ilmu teknik industri dan manajemen industri. Model ini
mensyaratkan bahwa perusahaan yang akan diukur produktivitasnya itu mempunyai waktu-
waktu standar untuk operasi ( operation time standards ),suatu peryaratan yang masi sulit
dipenuhi oleh kebanyakan perusahaan industri di Indonesia yang masih bersifat tradisional.

Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks Marvin E. Mundel, Marvin E Mundel


memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan 2
(dua) bentuk pengukuran
AOMP
IP = RIMP X 100
AOBP
RIBP

IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AOBP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar

Adapun langkah langkah dalam pengukuran produktivitas dengan model Marvin E Mundel ini
adalah:
1. Perhitungan deflator Deflator adalah penyeimbang atau penyesuaian harga terhadap faktor
faktor yang datang dari perusahaan.. Nilai deflator ini diperoleh dari indeks harga pada biro
pusat statistik (BPS) yang selanjutnya digunakan untuk memperoleh nilai konstan masukan.
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai deflator ini adalah:
Deflator Bulan penelitian = I. H Bulan Penelitian − I.H Bulan Dasar
I.H Bulan Dasar

2. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) Setelah harga konstan setiap input
diperoleh, maka dilakukan perhitungan total resources input partial yang merupakan
penjumlahan dari seluruh input dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya
depresiasi, material, tenaga kerja, energi dan maintenance.

RIP = Biaya depresiasi + biaya material + biaya tenaga kerja + biaya energi +
biaya maintenance
3. Perhitungan Agregat Output Pada langkah ini dilakukan perhitungan agregat output. Untuk
mengetahui hasil output produksi maka digunakan rumus:

Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit x harga jual minyak CPO perkilogram) +
(Jumlah produksi inti sawit x harga jual inti sawit perkilogram)

4. Perhitungan Indeks Produktivitas parsial Perhitungan indeks produktivitas parsial dengan


membandingan nilai indeks salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi,
maintenence) terhadap keluaran (output) yang dihasilkan perusahaan.
AOMP
IP = RIMP X 100
AOBP
RIBP

AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur


AOBP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
8. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENURUT
MUNDEL

 Kelebihan
Kelebihan dari model pengukuran mundel adalah dapat melihat peningkataan atau
penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input secara masing-masing.
 Kekurangan
Kekurangan dari model mundel adalah tidak dapat mengetahui secara cepat apakah
produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena model mundel ini melihat
input secara masing-masing.

9. CONTOH SOAL DARI PENGUKURAN MODEL MUNDEL

Sebagai contoh penerapan model Mundel, Perhatikan kasus dari PT ABC berdasarkan
data yang diukur pada dua periode waktu, seperti ditunjukkan dalam berikut:

Data Input dan Output dari PT ABC Selama Dua Periode Waktu

No Deskripsi Periode I Periode II


. (Periode Dasar)
1 Banyaknya Output 1000 unit 1500 unit
2 Jam Tenaga Kerja Langsung 2000 jam 4000 jam
3 Ongkos Tenaga Kerja $20000 $23000
4 Penyusutan (Deskripsi) Modal $6000 $7000
5 Nilai Buku Modal $18000 $36000
6 Ongkos Total Langsung $30000 $38000
7 Ongkos Total Keseluruhan $40000 $53000
(Langsung + Tidak Langsung)
8 Energi Yang Digunakan 1000 KW 1400 KW
9 Material Yang Digunakan 10000 KG 15000 KG

Catatan: Apabila jenis produk(Output) yang dihasilkan perusahaan bermacam-macam, kita


dapat menggunakan nilai output yang telah dikonversikan ke dalam satuan moneter (nilai uang)

Penggunaan model Mundel dapat berdasarkan pada satuan pengukuran fisik dan/atau
moneter (uang) dari input dan output. Berdasarkan data pengukuran input dan output dari PT
ABC dalam tabel diatas, dapat dihitung indeks produktivitas dari PT ABC itu. Perhitungan
dalam buku ini akan menggunakan bentuk pengukuran pertama, sedangkan pembaca dapat saja
menggunakan bentuk pengukuran pertama, sedangkan pembaca dapat saja menggunakan bentuk
pengukuran kedua dari model Mundel sebagai alternatif.

Beberapa indeks produktivits yang dihitung dengan menggunakan bentuk pengukuran


pertama, adalah:
 Indeks Produktivitas Tenaga Kerja:
IP = {(AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/4000) / (1000/2000)} x 100 = 75
Tampak bahwa angka indeks produktivitas tenaga kerja pada periode 2 adalah
sebesar 75, yang berarti menurun sebesar 25% ( = 75-100 ) dibandingkan dengan
produktivitas tenaga kerja pada periode 1 (periode dasar). Catatan: angka indeks
produktivitas pada periode dasar selalu dibuat sama dengan 100, agar mudah untuk
membandingkannya.

 Indeks Produktivitas Ongkos Tenaga Kerja Langsung:


IP = {(AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100= {(1500/23000) / (1000/20000)} x 100 =
130,43
Tampak bahwa angka indeks produktivitas ongkos tenaga kerja langsung pada
periode 2 adalah sebesar 130,43 yang berarti meningkat sebesar 30,43% (=130,43-100)
dibandingkan dengan produktivitas tenaga kerja pada periode 1 (periode dasar).

 Indeks Produktivitas Penyusutan (Depresiasi) Modal:


IP = {(AOMP/RIBP) / ( AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/7000) / (1000/6000)} x 100 =
128,57
Tampak bahwa angka indeks produktivitas penyusutan (depresiasi) modal pada
periode 2 adalah sebesar 128,57 , yang berarti meningkat sebesar 28,57% (=128,57-100)
dibandingkan dengan produktivitas penyusutan (depresiasi) modal pada periode 1
(periode dasar).

 Indeks Produktivitas Nilai Buku Modal:


IP ={(AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/36000) / (1000/18000)} x 100 =
75
Tampak bahwa angka indeks produktivitas nilai buku modal pada periode 2
adalah sebesar 75, yang berarti menurun sebesar 25%(=75-100) dibandingkan dengan
produktivitas ongkos total langsung pada periode 1 (periode dasar)

 Indeks Produktivitas Ongkos Total Langsung:


IP = {(AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/38000) / (1000/30000)} x 100 =
118,42
Tampak bahwa angka indeks produktivitas ongkos total langsung pada periode 2
adalah sebesar 118,42 yang berarti meningkat sebesar 18,42% (=118,43-100)
dibandigkan dengan produktivitas ongkos total langsung pada periode 1 (periode dasar).

 Indeks Produktivitas Ongkos Total Keseluruhan:


IP = {( AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/35000) / (1000/40000)} x100 =
113,21
Tampak bahwa angka indeks produktivitas ongkos total keseluruhan pada periode
2 adalah sebesar 113,21 yang beratti meningkat sebesar 13,21% (=113,21-100)
dibandingkan dengan produktivitas ongkos total keseluruhan pada periode 1 (periode
dasar).
 Indeks Produktivitas Energi:
IP = {( AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/1400) / (1000/1000)} x 100 =
107,14
Tampak bahwa angka indeks produktivitas energi pada periode 2 adalah sebesar
107,14 yang berarti meningkat sebesar 7,14% (=107,14-100) dibandingkan dengan produktivitas
energi pada periode 1 (periode dasar)

 Indeks Produktivitas Material:


IP = {( AOMP/RIMP) / (AOBP/RIBP)} x 100 = {(1500/15000) / (1000/10000)} x 100 =
100
Tampak bahwa angka indeks produktivitas material pada periode 2 adalah sebesar
100 , yang berarti tidak terjadi perubahan produktivitas material pada periode 2
dibandingkan dengan produktivitas material pada periode 1 ( periode dasar).
Apabila angka-angka indeks produktivitas dari PT ABC yang dihitung
berdasarkan model Mundel itu dikumpulkan, akan tampak seperti dalam tabel dibawah
ini:

Tabel Indeks Produktivitas dari PT ABC Selama Dua Periode Waktu (Pengukuran Produktivitas
Menggunakan Model Mundel)

No Indeks Produktivitas Periode 1 Periode 2 Perubahan


. (Periode Dasar)
1. Tenaga Kerja Langsung 100 75,00 -25,00%
2. Ongkos Tenaga Kerja Langsung 100 130,43 +30,43%
3. Penyusutan (Deskripsi) Modal 100 128,57 +28,57%
4. Nilai Buku Modal 100 75,00 -25,00%
5. Ongkos Total Langsung 100 118,42 +18,42%
6. Ongkos Total Keseluruhan 100 113,21 +13,21%
(Langsung + Tidak Langsung)
7. Energi 100 107,14 +7,14%
8. Material 100 100,00 0% (Tetap)
Catatan: Apabila angka indeks pada periode pengukuran lebih besar dari 100, itu berarti ada
peningkatan produktivitas pada periode itu,sedangkan angka indeks pada periode pengukuran
yang lebih kecil dari 100 menunjukkan adanya penurunan produktivitas pada periode itu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persaingan bisnis di dunia Industri dari tahun ketahun
berkembang sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan
untuk selalu memiliki kemampuan bersaing antar perusahaan. Hal ini
mengharuskan bagi setiap perusahaan untuk selalu melakukan
pembenahan dalam proses bisnisnya. Dengan demikian perusahaan
harus melakukan langkah-langkah yang menuju kearah perbaikan,
diantaranya memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya
yang ada untuk mencapai hasil yang optimal. Salah satu upaya dalam
menghadapi situasi ini dengan melaksanakan pengukuran
produktivitas pada perusahaan agar tingkat produksi dapat
menghasilkan produk dengan kualitas yang diinginkan dengan biaya
yang serendah mungkin.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Band, W. A., Creating Value for Customers, Designing and implementing A Total
Corporate Strategy, John Wiley and Sons, Inc., New York, 1991
Berry, T. H., Managing the Total Quality Transformation, McGraw-Hill, Inc., New
York.,1991
Bounds, G., Lyle Yorks, Mel Adams, and Gipsie Ranney, Beyond Total Quality
Management Toward the Emerging Paradigm, McGraw-Hill, Inc., New York,1994.
Gaspersz, v., Manajemen Produktivitas Total, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta,1998

Anda mungkin juga menyukai