PENDAHULUAN
Adanya persaingan hidup yang sangat kompetitif dapat membawa manusia mudah stres,
frustasi. Akibatnya menambah jumlah masyarakat yang sakit jiwa. Pola hidup materialisme dan
hedonisme kini kian digemari dan pada saat mereka tidak lagi mampu menghadapi persoalan
hidupnya, mereka cenderung mengambil jalan pintas seperti bunuh diri. Semua masalah ini
akarnya adalah karena jiwa manusia itu telah terpecah belah. Mereka perlu diintegrasikan
kembali melalui ajaran akhlak tasawuf.
Masyarakat modern dewasa ini mempunyai banyak problematika dari segi ekonomi,
teknologi, sosial dan budaya. Dengan banyaknya problematika ini masyarakat modern dituntut
untuk tetap exist dalam kehidupan sehari-hari, disinilah peran akhlak tasawuf dalam kehidupan
spiritual manusia yang mempengaruhi kehidupan non spiritual mereka. Selengkapnya akan kita
bahas lebih lanjut dalam makalah ini.
C. ETOS KERJA
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; asal katanya
adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral; adat dan kebiasaan.
Dalam bahasa Yunani kuno dan Modern, etos berartikan keberadaan diri, jiwa, dan pikiran
yang membentuk seseorang. Menurut Jansen Sinamo (Bapak Etos) mengatakan bahwa etos
Sering dikeluhkan, bahwa etos kerja orang Indonesia tidak sehandal etos kerja orang
Cina, Korea, Jepang. Orang Indonesia kurang ulet, kurang rajin, lekas puas diri, bersikap
manja, dan sebagainya. Lalu dianjurkan, agar bangsa Indonesia segera mengubah cara -
caranya bekerja, memantapkan etos kerjanya. Kalau ini tidak dilakukan, maka bangsa
Indonesia akan semakin jauh tertinggal oleh bangsa – bangsa tetangganya di ASEAN.
Berpegang pandangan bahwa “bahwa etos kerja orang Indonesia tidak sehandal etos
kerja orang Cina, Korea, Jepang”ada benarnya, tetapi tidak seluruhnya benar. Benar dalam
arti bahwa secara keseluruhan, kebiasaan kerja bangsa Indonesia memang kalah handal
dibandingkan dengan kebiasaan kerja bangsa Cina, Korea, Jepang. Dan tidak benar dalam
arti, bahwa tidak setiap orang Indonesia lebih kendor disiplin kerjanya dari pada setiap orang
Cina, Korea, ataupun Jepang.
Pekerjaan “meningkatkan etos kerja” pada dasarnya adalah pekerjaan menata kembali
nilai – nilai tentang kerja yang ada pada diri seseorang, suatu kelompok atau seluruh bangsa.
Dengan demikian kalau kita benar – benar ingin meningkatkan etos kerja kita, maka kita
akan memeriksa diri kita sendiri dan menentukan nilai – nilai mana yang perlu kita ganti
dengan nilai – nilai yang baru, yang lebih memadai. Meningkatkan etos kerja merupakan
suatu pekerjaan yang tidak akan dapat diselesaikan dengan wejangan, ceramah pengarahan
semata – mata. Meningkatkan etos kerja juga bukan masalah pemahaman dan penghayatan
nilai semata – mata. Di atas pemahaman dan penghayatan, meningkatkan etos adalah
masalah keinginan untuk mengubah dan mengembangkan diri, masalah keberanian untuk
berubah dan berkembang, dan masalah bertindak untuk berubah dan berkembang.
Sedangkan di tinjau dari sikap mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah
melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :
1. Deseintegrasi Ilmu Pengetahuan
Kehidupan modern antara lain ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu
pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma (cara pandang)nya
sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Kepribadian yang terpecah
Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya
kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusiannya menjadi pribadi
yang terpecah (split pesonality). Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu
yang eksak dan kering. Akibatnya kini tengah menggelinding proses hilangnya
kekayaan rohaniah, karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya
mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan terbatas).
3. Penyalahgunaan IPTEK
Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spritual,
maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasi negatifnya, sebagaimana
disebutkan di atas. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan
penjajahan satu bangsa atau bangsa subversi dan lain sebagainya.
PENYEBAB KEMISKINAN
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
muncul sebagai masalah sosial sejak berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan
juga ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya
memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang
tidak sejahteraatau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan.
MENGATASI KEMISKINAN
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. Persiapan bagi yang lemah.
F. KENAKALAN REMAJA
Pengertian Kenakalan Remaja
Kita tahu bahwa remaja sangat banyak dan sering membuat onar di jalanan. Remaja
tidak memikirkan sebab-akibat yang dilakukannya mereka hanya tahu senang-senang. Hal
tersebut sering disebut kenakalan remaja dan apakah kenakalan remaja itu. Kenakalan
remaja adalah perilaku-perilaku yang dilakukan remaja di luar dengan tujuan untuk
bersenang-senang bersama teman-temannya.
Faktor-faktor kenakalan remaja
kurangnya kasih sayang orang tua,
kurangnya pengawasan dari orang tua,
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya,
peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif,
tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah,
dasar-dasar agama yang kurang,
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya,
kebebasan yang berlebihan,
masalah yang dipendam.
Ciri-ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar karena yang mereka fikirkan
hanyalah bersenang-senang dan berperta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah
dan memaki-maki, mereka merasa kita hanya mengganggu mereka.
Dampak Negatif Kenakalan Remaja
Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh, mereka menjadi bodoh karena mereka
tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat
mengatur waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik.
Karena waktunya habis terbuang untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah
G. PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang. Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi yang ditandai dengan adanya
efisiensi dalam kegiatan ekonomi, misalnya penggunaan mesin-mesin produksi. Hal itu
menyebabkan berkurangnya penggunaan tenaga manusia. Oleh sebab itu pengangguran
makin tinggi. di negara-negara berkembang, pada umumnya juga memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. Sementara itu persaingan kerja makin lama makin ketat, sehingga
orang yang tidak memiliki keahlian (skill) akan kesulitan mencari kerja.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.
1. Kurangnya informasi
Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini,
kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini
diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk
terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
Selain itu faktor penerimaan yang bisa disebut "diam-diam" juga sangat
berpengaruh, dimana sekarang banyak perusahaan yang mengutamakan standar
Univesiti daripada standar keahlian masing-masing pelamar kerja.
KESIMPULAN
1. Masyarakat modern adalah : masyarakat yang artinya : himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu. Sedangkan modern diartikan yang
terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian masyarakat modern berarti suatu himpunan
orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat
mutakhir.
2. Terdapat problematika masyarakat modern diantaranya : yang pertama dari segi ilmu
pengetahuan, dalam masyarakat modern ilmu pengetahuan mempunyai spesialisasi
tersendiri, sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber ilahi.
Yang kedua adalah kepribadian mereka terpecah Karena kehidupan manusia modern
dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual. Yang ketiga
adalah Penyalahgunaan Iptek, yang keempat adalah Pendangkalan Iman Sebagai akibat lain
dari pola pikiran keilmuan, yang kelima Pola Hubungan Materialistik adalah , yang keenam
adalah menghalalkan segala cara, yang ketujuh adalah sters dan frustasi, yang terakhir
adalah kehilangan harga diri dan masa depan.
http://hayyan-ahmad.blogspot.com/2010/11/problematika-masyarakat-modern.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-kenakalan-remaja-makalah.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2140145-beberapa-masalah-sosial-
penting/#ixzz1N3umDoIA
http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-pengangguran.htm