Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Adanya persaingan hidup yang sangat kompetitif dapat membawa manusia mudah stres,
frustasi. Akibatnya menambah jumlah masyarakat yang sakit jiwa. Pola hidup materialisme dan
hedonisme kini kian digemari dan pada saat mereka tidak lagi mampu menghadapi persoalan
hidupnya, mereka cenderung mengambil jalan pintas seperti bunuh diri. Semua masalah ini
akarnya adalah karena jiwa manusia itu telah terpecah belah. Mereka perlu diintegrasikan
kembali melalui ajaran akhlak tasawuf.
Masyarakat modern dewasa ini mempunyai banyak problematika dari segi ekonomi,
teknologi, sosial dan budaya. Dengan banyaknya problematika ini masyarakat modern dituntut
untuk tetap exist dalam kehidupan sehari-hari, disinilah peran akhlak tasawuf dalam kehidupan
spiritual manusia yang mempengaruhi kehidupan non spiritual mereka. Selengkapnya akan kita
bahas lebih lanjut dalam makalah ini.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masyarakat Modern


Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam kamus
umum bahasa Indonesia masyarakat sebagai pergaulan hidup manusia (himpunan orang
yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan aturan yang tertentu), sedangkan modern
diartikan yang terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian masyarakat modern berarti
suatu himpunan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan tertentu yang
bersifat mutakhir.
Menurut Deliar Noer ada 5 ciri – ciri masyarakat modern, yaitu :
1. Bersifat rasional, lebih mengutamakan pendapat akal pikiran, dari pada pendapat emosi.
2. Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang
bersifat sesaat. Tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh.
3. Menghargai waktu, selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga
dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya.
4. Bersikap terbuka, mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasan dan
perbaikan dari manapun datangnya.
5. Berpikir obyektif, melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi
masyarakat.
Masyarakat terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Masyarakat Pertanian
Mendasarkan ekonominya pada tanah atau sumber alam. Teknologi yang mereka
gunakan adalah teknologi kecil. Informasi yang mereka gunakan adalah media
tradisional. Dilihat dari segi lingkungan sosial, mereka menganut siatem keluarga batih,
keluarga yang didasarkan pada ikatan darah dan keturunan serta menetap pada satu
lokasi tertentu, dan bertempat disuatu wilayah yang tdk berpindah – pindah. Dari segi
kejiwaan, mereka selalukomitmen dengan lingkungan dan suasana masa lalu, banyak
menggunakan kekuatan yang bersifat irrasional.
2. Masyarakat Industri

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 2


Modal usaha dasar masyarakat ini berupa peralatan produksi, mesin – mesin
pengolah bahan mentah menjadi barang yang siap pakai. Teknologi yang dipakai adalah
teknologi tinggi yang hemat tenaga kerja, berskala besar dan bekerja secara efektif dan
efesien. Informasi yang mereka gunakan menggunakan media cetak, bersifat rasional
dan terus berkembang. Keluarga yang mereka anut adalah keluarga inti, yakni orang
tua, suami istri,dan anak.
3. Masyarakat Informasi
Masyarakat informasi bisa disebut abad elektronik, informasi atau pasca industri.
Ramalan tentang era informasi sebagian bersifat pasti, sabagian lagi spekulasi. Pada
masyarakat informasi dalam bidang teknologi, mereka menggunakan teknologi
elektronika. Lewat komunikasi satelit dan computer orang memasuki lingkungan
informasi dunia. Media massa yang semula satu arah, berubah menjadi media interaktif.

B. MANUSIA dan KERJA


Kerja adalah hakikat semua manusia tanpa kecuali. Manusia dipanggil untuk bekerja
dan berkarya, berpikir keras dan menguras keringat, mengusahakan dan mencipta. Sebab itu
kerja keras yang dilakukan secara bebas dan sukarela bukanlah suatu hukuman. Kerja keras
tidak merendahkan namun malah meninggikan martabat manusia. Dalam kerja dan karyanya
itulah manusia mendapatkan sebagian kebahagiaan dan makna hidupnya di dunia ini.
Sebaliknya menganggur, bermalas-malas dan berleha-leha, bukanlah hakikat manusia dan
hanya akan merendahkan kualitas hidupnya.
Thomas Alfa Edison, penemu bola lampu listrik, mengatakan suatu penemuan hebat
terjadi sebenarnya karena 1% inspirasi dan 99% respirasi (keringat). Artinya: keberhasilan
dalam hidup ini sebenarnya adalah buah kerja keras dan bukan sekadar keberuntungan atau
nasib.

C. ETOS KERJA
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; asal katanya
adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral; adat dan kebiasaan.
Dalam bahasa Yunani kuno dan Modern, etos berartikan keberadaan diri, jiwa, dan pikiran
yang membentuk seseorang. Menurut Jansen Sinamo (Bapak Etos) mengatakan bahwa etos

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 3


merupakan kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa diterima secara
aklamasi. Selain itu, etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas
tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan
yang tampak (dari luar). Bila ditelusuri lebih dalam, etos kerja adalah respon yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok, atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan keyakinannya
masing-masing. Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang menerima
keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya.
Bila pengertian etos kerja re-definisikan, etos kerja adalah respon yang unik dari
seseorang atau kelompok atau masyarakat terhadap kehidupan; respon atau tindakan yang
muncul dari keyakinan yang diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada
diri seseorang atau kelompok atau masyarakat.
Jansen Sinamo mengatakan dalam buku barunya tersebut bahwa manusia itu pada
dasarnya adalah pencari kesuksesan.
Etos Kerja Unggulan:
Kerja adalah Rahmat : Bekerja Tulus Penuh Syukur
Kerja adalah Amanah : Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab
Kerja adalah Panggilan : Bekerja Tuntas Penuh Integritas
Kerja adalah Aktualisasi : Bekerja Keras Penuh Semangat
Kerja adalah Ibadah : Bekerja Serius Penuh Kecintaan
Kerja adalah Seni : Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas
Kerja adalah Kehormatan : Bekerja Tekun Penuh Keunggulan
Kerja adalah Pelayanan : Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati

Sifat-sifat yang mencerminkan etos kerja yang baik yaitu :


Aktif. Energik. Jujur.
Ceria. Fokus. Kerja Keras.
Dinamis. Gesit. Kerja Tim.
Disiplin. Ikhlas. Konsisten.
Efektif. Interaktif. Kreatif.
Efisien. Jeli. Lapang Dada.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 4


Membagi. Ramah. Tepat Waktu.
Menghargai. Sabar. Teratur.
Menghibur. Semangat. Terkendali.
Optimis. Tanggung Jawab. Toleran.
Peka. Tekun. Total.
Rajin. Teliti. Ulet.

Sering dikeluhkan, bahwa etos kerja orang Indonesia tidak sehandal etos kerja orang
Cina, Korea, Jepang. Orang Indonesia kurang ulet, kurang rajin, lekas puas diri, bersikap
manja, dan sebagainya. Lalu dianjurkan, agar bangsa Indonesia segera mengubah cara -
caranya bekerja, memantapkan etos kerjanya. Kalau ini tidak dilakukan, maka bangsa
Indonesia akan semakin jauh tertinggal oleh bangsa – bangsa tetangganya di ASEAN.
Berpegang pandangan bahwa “bahwa etos kerja orang Indonesia tidak sehandal etos
kerja orang Cina, Korea, Jepang”ada benarnya, tetapi tidak seluruhnya benar. Benar dalam
arti bahwa secara keseluruhan, kebiasaan kerja bangsa Indonesia memang kalah handal
dibandingkan dengan kebiasaan kerja bangsa Cina, Korea, Jepang. Dan tidak benar dalam
arti, bahwa tidak setiap orang Indonesia lebih kendor disiplin kerjanya dari pada setiap orang
Cina, Korea, ataupun Jepang.
Pekerjaan “meningkatkan etos kerja” pada dasarnya adalah pekerjaan menata kembali
nilai – nilai tentang kerja yang ada pada diri seseorang, suatu kelompok atau seluruh bangsa.
Dengan demikian kalau kita benar – benar ingin meningkatkan etos kerja kita, maka kita
akan memeriksa diri kita sendiri dan menentukan nilai – nilai mana yang perlu kita ganti
dengan nilai – nilai yang baru, yang lebih memadai. Meningkatkan etos kerja merupakan
suatu pekerjaan yang tidak akan dapat diselesaikan dengan wejangan, ceramah pengarahan
semata – mata. Meningkatkan etos kerja juga bukan masalah pemahaman dan penghayatan
nilai semata – mata. Di atas pemahaman dan penghayatan, meningkatkan etos adalah
masalah keinginan untuk mengubah dan mengembangkan diri, masalah keberanian untuk
berubah dan berkembang, dan masalah bertindak untuk berubah dan berkembang.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 5


D. PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN
Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat modern juga mengalami berbagai
problematika seperti :
1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi
memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi
2. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi
3. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang
memecahkannya
4. Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak
pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan
5. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.

Sedangkan di tinjau dari sikap mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah
melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :
1. Deseintegrasi Ilmu Pengetahuan
Kehidupan modern antara lain ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu
pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma (cara pandang)nya
sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Kepribadian yang terpecah
Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya
kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusiannya menjadi pribadi
yang terpecah (split pesonality). Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu
yang eksak dan kering. Akibatnya kini tengah menggelinding proses hilangnya
kekayaan rohaniah, karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya
mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan terbatas).
3. Penyalahgunaan IPTEK
Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spritual,
maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasi negatifnya, sebagaimana
disebutkan di atas. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan
penjajahan satu bangsa atau bangsa subversi dan lain sebagainya.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 6


4. Pandangan Iman
Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut di atas, khususnya ilmu-ilmu
yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal
imannya, ia tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan
informasi yang di bawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai
tidak ilmiah dan kampungan.
5. Pola Hubungan Materalistik
Pola hubungan satu dengan hubungan yang lainnya dapat memberikan keuntungan yang
bersifat material. Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang lain
banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara
material. Akibatnya ia menempatkan pertimbangan material di atas pertimbngan akal
sehat, hati nurani, kemanusian dan imannya.
6. Menghalalkan Segala Cara
Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalanya iman dan pola hidup materialistik
sebagaimana disebutkan di atas, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan
prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
7. Stress dan Frustasi
Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus
mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya.
8. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya
Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memiliha jalan kehidupan masa
mudahnya dihabiskan untuk memperturutkan hawa nafsu dan segala daya dan cara telah
ditempuhnya. Namuna da suatu saat dimana ia sudah tua renta, fisiknya sudah tidak
berdaya, tenaganya sudah tidak mendukung, dan berbagai kegiatan sudah tidak dapat ia
lakukan.
Berdasarkan uraian panjang di atas dapat penulis simpulkan bahwa problematika yang
dihadapi masyarakat di zaman modern berbagai problematika seperti stres dan prustasi,
kehilangan akal pikiran yang sehat serta menghilangkan harga diri dan masa depannya.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 7


E. KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Kemiskinan diapahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Kekurangan materi, biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Kebutuhan sosial, termasuk keterkucilkan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilkan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna memadai disini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan dipelajari oleh banyak ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan budaya.
Dalam ekonomi, dua jenis kemiskinan dipertimbangkan : kemiskinan absolute dan
relatif.
Dalam politik, perlawanan terhadap kemiskinan biasanya dianggap sebagai tujuan sosial
dan banyak pemerintahan telah berupaya mendirikan institusi atau departemen.
Marxisme menyatakan bahwa para ekonomis dan politisi bekerja aktif untuk
menciptakan kemiskinan. Teori lainnya menganggap kemiskinan sebagai tanda sistem
ekonomi yang gagal dan salah satu penyebab utama kejahatan.
Dalam hukum, telah ada gerakan yang mencari pendirian "hak manusia" universal yang
bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan.
Dalam pendidikan, kemiskinan mempengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara
efektif dalam sebuah lingkungan belajar. Terutama murid yang lebih kecil yang berasal
dari keluarga miskin, kebutuhan dasar mereka seperti yang dijelaskan oleh Abraham
Maslow dalam hirarki kebutuhan Maslow; kebutuhan akan keamanan dan rumah yang
stabil, pakaian, dan jadwal makan yang teratur membayangi kemampuan murid-murid
ini untuk belajar. Lebih jauh lagi, dalam lingkungan pendidikan ada istilah untuk

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 8


menggambarkan fenomena "yang kaya akan tambah kaya dan yang miskin bertambah
miskin" (karena berhubungan dengan pendidikan, tetapi beralih ke kemiskinan pada
umumnya) yaitu efek Matthew.

PENYEBAB KEMISKINAN
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
 penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
 penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
 penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
 penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
 penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
 muncul sebagai masalah sosial sejak berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan
juga ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya
memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang
tidak sejahteraatau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan.

MENGATASI KEMISKINAN
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
 Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
 Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. Persiapan bagi yang lemah.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 9


Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara
sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang
lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau
keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

F. KENAKALAN REMAJA
Pengertian Kenakalan Remaja
Kita tahu bahwa remaja sangat banyak dan sering membuat onar di jalanan. Remaja
tidak memikirkan sebab-akibat yang dilakukannya mereka hanya tahu senang-senang. Hal
tersebut sering disebut kenakalan remaja dan apakah kenakalan remaja itu. Kenakalan
remaja adalah perilaku-perilaku yang dilakukan remaja di luar dengan tujuan untuk
bersenang-senang bersama teman-temannya.
Faktor-faktor kenakalan remaja
kurangnya kasih sayang orang tua,
kurangnya pengawasan dari orang tua,
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya,
peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif,
tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah,
dasar-dasar agama yang kurang,
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya,
kebebasan yang berlebihan,
masalah yang dipendam.
Ciri-ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar karena yang mereka fikirkan
hanyalah bersenang-senang dan berperta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah
dan memaki-maki, mereka merasa kita hanya mengganggu mereka.
Dampak Negatif Kenakalan Remaja
Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh, mereka menjadi bodoh karena mereka
tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat
mengatur waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik.
Karena waktunya habis terbuang untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 10


memikirkan pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan
ibadah akibatnya remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan yang tidak baik.
Penanggulangan Kenakalan Remaja
Adapun penanggulangan kenakalan remaja adalah membuat peraturan, kalau keluar
malam sampai jam 22.00 Wib akan ditangkap. Apabila remaja masih berkeliaran atau
nongkrong pada jam 22.00 Wib ke atas ditangkap dan diberi sangsi. Orang tua harus
mengawasi anaknya. Orang tua harus melarang anaknya keluar malam sampai larut malam.
Orang tua harus mengawasi anaknya dan juga menasehati anaknya. Memberikan siraman
rohani dan juga mengadakan pengajian.

G. PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang. Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi yang ditandai dengan adanya
efisiensi dalam kegiatan ekonomi, misalnya penggunaan mesin-mesin produksi. Hal itu
menyebabkan berkurangnya penggunaan tenaga manusia. Oleh sebab itu pengangguran
makin tinggi. di negara-negara berkembang, pada umumnya juga memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. Sementara itu persaingan kerja makin lama makin ketat, sehingga
orang yang tidak memiliki keahlian (skill) akan kesulitan mencari kerja.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.
1. Kurangnya informasi
Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini,
kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini
diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk
terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
Selain itu faktor penerimaan yang bisa disebut "diam-diam" juga sangat
berpengaruh, dimana sekarang banyak perusahaan yang mengutamakan standar
Univesiti daripada standar keahlian masing-masing pelamar kerja.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 11


3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan
Ada juga pengaruh sulitnya membedakan antara kuliah dengan kerja, ini
disebakan pengalaman seorang tenaga kerja yang masih belum terasah, maka
diperlukan sistem perkuliahan yang bisa mendukung keahlian seseorang dan dapat
langsung diterapkan didunia kerja, tapi lagi-lagi pengaruh nama universitas besar
tetap tidak dapat di kesampingkan.
Cara mengatasi masalah penganguran, yaitu:
1. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
2. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak
sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
3. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun dihimbau untuk dapat menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain.
4. Menggalakkan lowongan CPNS. Calon pegawai negeri sipil (PNS) harus direkrut
lebih banyak, agar status penduduk yang menganggur berkurang.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 12


BAB III

KESIMPULAN

1. Masyarakat modern adalah : masyarakat yang artinya : himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu. Sedangkan modern diartikan yang
terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian masyarakat modern berarti suatu himpunan
orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat
mutakhir.
2. Terdapat problematika masyarakat modern diantaranya : yang pertama dari segi ilmu
pengetahuan, dalam masyarakat modern ilmu pengetahuan mempunyai spesialisasi
tersendiri, sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber ilahi.
Yang kedua adalah kepribadian mereka terpecah Karena kehidupan manusia modern
dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual. Yang ketiga
adalah Penyalahgunaan Iptek, yang keempat adalah Pendangkalan Iman Sebagai akibat lain
dari pola pikiran keilmuan, yang kelima Pola Hubungan Materialistik adalah , yang keenam
adalah menghalalkan segala cara, yang ketujuh adalah sters dan frustasi, yang terakhir
adalah kehilangan harga diri dan masa depan.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 13


DAFTAR PUSTAKA

http://hayyan-ahmad.blogspot.com/2010/11/problematika-masyarakat-modern.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-kenakalan-remaja-makalah.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2140145-beberapa-masalah-sosial-
penting/#ixzz1N3umDoIA

http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-pengangguran.htm

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Page 14

Anda mungkin juga menyukai