Anda di halaman 1dari 97

Konsep & Desain

Managemen Risiko
Bank syariah

Dr. Yuslam Fauzi, S.E., MBA.


2
Profile
Nama Dr. Yuslam Fauzi, SE, MBA
Pekerjaan • Ketua Dewan Pengawas BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) (Juli 2017 – sekarang);
• Pengajar di IBS (Indonesia Banking School) dan LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) (Jan. 2016 –
sekarang);
• Dekan Syariah Finance Academy, Mandiri University, Juni 2014 – 31 Agustus 2015;
• Direktur Utama BSM (Bank Syariah Mandiri), Juni 2005 – Mei 2014;
• Direktur BSM (Bank Syariah Mandiri), 1999-2001;

Pendidikan S1: FE UI, Jakarta, lulus 1986;


S2: MBA Arizona State University, Arizona, USA, lulus 1992;
S3: Doctor FE UI, Jurusan Strategic Mgt.

Komunitas 1. Ketua Umum ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah 8. Wakil Ketua ILUNI FE UI, 2011-2015.
Ind.), 2012-2015. 9. Wakil Ketua Bidang Perbankan &
2. Wakil Ketua Umum PERBANAS, 2012-2015. Keuangan ICMI, 2016-sekarang.
3. Sekretaris Dewan Pertimbangan IAEI (Ikatan Ahli 10. Tim Ekonomi PBNU, 2016-skrg.
Ekonomi Islam), 2015-sekarang. 11. IDF – MUI, 2016-skrg.
4. Ketua MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), 2015- 12. KNKG (Komite Nasional Kebijakan
sekarang. Governance), 2016-skrg.
5. Dewan Pembina LSPP, 2013-2015; 13. Ketua Komite Independensi, LSPKS
6. Ketua Komite Tetap Keuangan Syariah KADIN, 2011-2015. (Lembaga Sertifikasi Profesi Keuangan
7. Dewan Pakar BaRA, 2011-2015. Syariah), 2016-skrg.
14. Lain-lain: ISEI, IBI, FoSSEI, dsb.
Keluarga 1 istri dengan 5 anak.
Buku Memaknai Kerja (2012)
3
Penghargaan

The Best CEO 2010 Marketing Lifetime CEO Commitment for CEO Inovatif
(Majalah SWA) Championship 2010 Achievement & Human Capital 2012 2012
(Markplus) Tokoh Ekonomi (Majalah Business
Syariah 2010 (MES) (Majalah Gatra)
Review)

Islamic Banker of CEO Commitment The Best CEO for


The Year 2012 for Human Capital Leadership 2013
(Global Islamic 2013 (Dunamis) (Majalah Sebagai Tokoh Ekonomi Syariah Paling
Finance Awards, Economic Review) Berpengaruh
London)
dari IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam), 28
Juli 2017
4
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
I.1. Makna & Tujuan Syariah a. Makna Syariah

1. Makna Sempit (Partikular) ➔ Asek Hukum dlm Islam


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

2. Makna Terbatas ➔ Agama


3. Makna Luas (Universal) ➔ Semua aturan Allah

5
I.I.1. Makna
Makna Syariah& Tujuan Syariah a. Makna Syariah

a. Makna Sempit (Partikular) = Hukum, legal-formal Islam (Fiqh-oriented)


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

‫اإلسالم‬
(Islam)

‫األخالق‬ ‫العقيدة‬ ‫الشريعة‬


(Akhlak) (Akidah) (Syariah)

Legal/Fiqh:
Haram Makruh Mubah/Halal Sunnah Wajib

Syubhat

6
I.I.1. Makna
Makna Syariah& Tujuan Syariah a. Makna Syariah
a. Makna Sempit (Partikular) = Hukum, legal-formal Islam (Fiqh-oriented)
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Haram Makruh Mubah/Halal Sunnah Wajib

Syubhat
Maghrib

Maysir Gharar Haram Riba


Transaksi bisnis Transaksi yang tidak Transaksi yang proses Setiap keuntungan
jelas, tidak transparan, ataupun underlying dari pinjaman yang
yang mengandung
atau tersembunyi bagi nya mengandung telah ditentukan
unsur spekulasi dg kedua belah pihak yang unsur2 yang diawal (Pre-
risiko tinggi melakukan transaksi haramkan dalam determined return)
Islam

MAGHRIB: Isu utama Syariah Partikular (Sempit)

7
I.I.1. Makna
Makna Syariah& Tujuan Syariah a. Makna Syariah

b. Makna Terbatas = Islam/Agama


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

(QS. Al-Māidah [5]: 48.)

“Untuk tiap-tiap (umat) di antara kamu Kami jadikan syir`ah (syariah)


dan jalan yang terang.” (QS. Al-Māidah [5]: 48.)

Pendapat Ulama:

- Rasyid Ridha, “Syariah, Syir’ah, Agama (Dīn) dan Millah adalah


semakna.“ (Tafsīr al-Manār)
- Imam Al-Syaukani, “Kata (Syir’ah) ini bermakna agama (diin) yang
disyariahkan Allah untuk hamba-Nya.” (Fat Al-Qadiir, vol. 2, p. 319)

8
I.1. Makna & Tujuan Syariah a. Makna Syariah

c. Makna Luas/Universal = Semua hukum Allah


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

‫سلُوك‬ َّ ‫ال‬
َّ ‫طر ْيقَة – الصراط – ال‬
ُّ ‫ ال‬- ‫س ِب ْيل‬
Etimologis:
Syariah = Jalan / Cara / Metode)

9
I.I.1. Makna
Makna Syariah& Tujuan Syariah a. Makna Syariah

c. Makna Luas/Universal = Semua hukum Allah


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Terminologis:
‫الشريعة‬
‫أاْل َ أح َكا ُم ال ِت أي‬ (Syariah)

ُ‫ع َها للا‬ َ ‫ش ََر‬ ‫القولية‬ ‫الكونية‬


‫ِل ِعبَا ِد ِه‬ (Qauliyyah) (Kauniyyah)

(Hukum-hukum
yang telah
ditetapkan Allah
‫الحديث‬ ‫القرآن‬
(Hadits) (Quran)
untuk hamba-
hamba-Nya)*)
‫االجتماعية‬ ‫الطبيعية‬ ‫االجتماعية‬ ‫الطبيعية‬ ‫الطبيعية االجتماعية‬
(Sosial) (Fisika) (Sosial) (Fisika) (Sosial) (Fisika)

*) Sumber: Al-Madkhal li Dirāsah al-Syarī`ah al-Islāmiyyah. Dr. `Abd al-Karīm Zaidān


10
I.1. Makna & Tujuan Syariah a. Makna Syariah

c. Makna Luas/Universal = Semua hukum Allah


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Gerakan di Perbankan Syariah


1) Perbankan Syariah Partikular (Fiqih, Halal-haram, anti MAGHRIB)
2) Perbankan Syariah Universal (Agama, Islam, Nilai-nilai Umum, Hukum-hukum universal).

Universal Meaning

11
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
I.1. Makna & Tujuan Syariah 2. Tujuan Syariah

a. Pesan Quran
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

“Dialah (Allah) yang telah menciptakan kalian dari Bumi (tanah) dan
telah meminta kalian untuk memakmurkannya (Bumi)” Q.S. Hud: 61
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-
minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa. ” (QS. Al-Baqarah [2]: 177.)

12
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
I.1. Makna & Tujuan Syariah 2. Tujuan Syariah

a. Pesan Quran
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik
anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka
celakalah bagi orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya, yang
riya (dalam perilaku mereka) dan enggan memberi bantuan (QS. Al Maun)

“… agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu….” - QS al-Hasyr/59: 7.

13
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
I.1. Makna & Tujuan Syariah 2. Tujuan Syariah

b. Pesan Ulama
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Al-Imam Al-Syatibi:

Tujuan Allah menurunkan syariah adalah agar tercipta kesejahteraan hamba-hamba-Nya. -


Al Muwafaqat Fi Ushul Al-Syariah, 2:8

Al-Imam Al-Ghazali:

Tujuan Allah yang menurunkan syariah ini kepada makhluknya adalah “maslahat”
(kesejahteraan). - Al Musytasyfa, II:482

Ibnu Taimiyah:

Sesungguhnya, syariah yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya adalah syariah yang mencakup
untuk kemaslahatan dunia dan akhirat. - Majmu’ Al-Fatawa, jilid 19 hal. 134

14
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
I.1. Makna & Tujuan Syariah 2. Tujuan Syariah
Maqashid Syariah Index of Islamic Banking (by Abu Zahara, 1997)
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Objectives Dimensions Elemen & Performance Ratios Sources


Implementasinya
ts
1. Educating D1. Advancement of E1. Education grant R1. Education grant/total Annual Report
Knowledge income
Individuals
E2. Research R 2. Research expense/total Annual Report
(Tahdhib al-Fard) expense
D2. Instilling new skills E3. Training R 3. Training Expense/total Annual Report
and improvements expense
D3. Creating Awareness E4. Publicity R 4. Publicity expense/total Annual Report
of Islamic banking expense

2. Establishing D4. Fair dealings E5. Fair Returns R 5. Profit/ total income Annual Report
Justice (Iqamah al- D5. Affordable products E6. Affordable price R 6. Bad debt/ total investment Annual Report
and services
`Adl)
D6. Elimination of E7. Interest free product R 7. Interest free income/ total Annual Report
injustices income

3. Promoting D7. Profitability E8. Profit ratios R 8. Net profit/ total asset Annual Report
Welfare (Jalb al- D8. Redistribution of E9. personal income R 9. Zakah/ Net Income Annual Report
Maslahah) income & wealth
D9. Investment in vital E10. Investment ratios R 10. Investment deposit/total Annual Report
real sector in real sector deposit 15
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
I.1. Makna & Tujuan Syariah 2. Tujuan Syariah
Average weights for the three objectives and ten Elements given by Shari’ah experts
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Average Average
Objectives Weight (Out Elements Weight (Out
of 100%) of 100%)
1. Educatiing Individuals 30 E1. Education Grants/Donations 24
(Tahdhib al-Fard) E2. Research 27
E3. Training 26
E4. Publicity 23
Total 100

2. Establishing Justice 41 E5. Fair Returns 30


(Iqaamah Al-‘Adl) E6. Fair Price 32
E7. Interest free product 38
Total 100

3. Promoting Welfare 29 E8. Bank’s Profit 33


(Jalb Al-Maslahah)* E9. Personal Income Transfers 30
E10. Investment Ratios in real sector 37

Total 100 Total 100


* Maslahah includes the bank’s interest plus the public interest 16
17
I.1. Makna & Tujuan Syariah 2. Tujuan Syariah

Filosofi Jari Sepeda:


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Menyatu di tengah, merenggang di pinggir


18
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
19
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah

1. Utama:
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

a. Menghimpun dana dari masyarakat


b. Menyalurkan dana kepada masyarakat
2. Pendukung:
a. Mendukung mekanisme pembayaran
b. Mendukung transaksi internasional
c. Penciptaan Uang
d. Sarana Investasi
e. Penciptaan Uang
f. Sarana Investasi
g. Penyimpanan Barang Berharga
h. Gadai
i. Sewa, dll.
20
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
1. Peran Bank: Penyaluran Dana Masyarakat
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Per 31 Des 2019 Rp Triliun


1 Melalui Perbankan
a Kredit (Pembiayaan) 8.726 100,0% 54,8%
1) Bank Konvensional 8.188 93,8% Bagi investor
2) Bank Syariah 538 6,2% (pemilik dana),
3) Jumlah debitur 1) 17.452.000 ini jauh lebih
berrisiko
2 Melalui Pasar Modal (spekulatif ~
maysir)
a Kapitalisasi Pasar 7.205 45,2%
b Jumlah Emiten 649

Total 15.931 100,0%


Belanja APBN 2020 2.540 15,9%
1) Asumsi: Rerata per debitur Rp 500 juta

• Bank menyalurkan dana paling besar dg risiko relatif kecil bagi pemilik dana/investor
• Masyarakat tanpa bank akan menjadi tempat eksploitasi orang kaya trhdp orang miskin
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
2. Peran Bank Syariah: Pemerataan
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

21
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
2. Peran Bank Syariah: Penguatan Ekonomi
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Direct wealth-creation ➔ Fair distribution of income;


2. Avoid speculation ➔ More stable economy;
3. Linked to real sectors ➔ Avoid bubble economy;
4. Avoid the development of forbidden (haram) products,
services, and businesses (alcoholic beverages, adultery,
prostitution, etc.) ➔ Healthier society;
5. Pro welfare, fairness, and education ➔ UMKM, etc (see
maqaashid al-syarii’ah);
6. Pro ethical and moral businesses;

22
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
2. Peran Bank Syariah: Penguatan Ekonomi
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

7. Lebih menggerakkan ekonomi:


FDR 2015 : B. Syariah: 92.14%
B. Konvensional: 81.78%

8. Lebih inklusif:
Retail 2015: B. Syariah: 61.81%
B. Konvensional: 45.48%

9. Lebih Pro UMKM:


UMKM 2015: B. Syariah: 23.61%
B. Konvensional: 18.23%

10. Lebih cepat tumbuh:


CAGR 2003-2015: B. Syariah: 35.32%
B. Konvensional: 14.12%

11. Menyerap tenaga kerja (2015): 60.624 pegawai (tidak termasuk tenaga
outsourcing)

23
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
4. Kinerja BUS
Kinerja Hasil Konversi & Spin-off
Bank Sejarah Singkat Konversi
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

• Dari Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh YKP BDN dan PT Mahkota Prestasi;
• BSB mengalami dampak krismon 1998 yang cukup berat;
Bank Syariah • Pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank milik negara menjadi Bank
1
Mandiri Mandiri (31 Juli 1999);
• Bank Mandiri mengambil-alih BSB dan mengonversi menajdi BSM yang mulai beroperasi 1
November 1999.

• Dari Bank Umum Tugu (Bank Tugu) yang berdiri pada 14 Juli 1990.
• Pada 2001, bank ini diambil alih CT Corp (d/h Para Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para
Bank Mega
2 Global Investindo);
Syariah
• Pada 25 Juli 2004 di konversi menjadi Bank Syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega
Indonesia disingkat BSMI, lalu resmi beroperasi sebagai bank syariah pada 25 Agustus 2004

Bank • Dari Bank Jasa Arta yang diakuisisi oleh BRI 19 Desember 2007;
3
BRISyariah • Mulai beroperasi sebagai BRIS pada 17 November 2008.
• Bermula dari PT Bank Swansarindo International.
• Pada akhir 2002, Muhammadiyah mengakuisisi PT Bank Swansarindo International;
• Bank Swansarindo International berubah nama menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia.
Bank Syariah
4 • Selama 2005-2008 PT Bank Bukopin, Tbk terlibat dalam asistensi kegiatan operasional dan
Bukopin tambahan modal PT Bank Persyarikatan Indonesia.
• PT Bank Persyarikatan Indonesia berubah menjadi PT Bank Syariah Bukopin, dan mulai
beroperasi berdasarkan prinsip syariah pada 9 Desember 2008.
24
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
4. Kinerja BUS
Kinerja Hasil Konversi & Spin-off
Bank Panin PT Bank Panin Syariah (d/h PT Bank Harfa yang berpusat di Surabaya yang berdiri
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

5
Syariah sejak 1990) berdiri dan mulai beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 2 Desember 2009.

• Dahulu bernama Bank Maybank Indocorp/Unit Usaha Syariah Malayan Banking


Maybank
Berhad Indonesia yang merupakan bank joint venture antara Maybank dengan Bank Nusa
6 Syariah
Nasional.
Indonesia
• Sejak 2010, berubah menjadi bank syariah)

Bank Victoria • Dari PT Bank Swaguna yang didirikan di kota Cirebon pada tahun 1966
7
Syariah • 1 April 2010 beroperasi secara penuh dengan system syariah.

• 12 Juni 2009 Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank
(Bank UIB);
8 BCA Syariah
• 16 Desember 2009 Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah.
• 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.

• BTPN Syariah lahir dari perpaduan PT Bank Sahabat Purbadanarta dan Unit Usaha Syariah
BTPN.
• Bank Sahabat Purbadanarta yang berdiri sejak Maret 1991 di Semarang, merupakan bank
9 BTPN Syariah umum non devisa yang 70% sahamnya diakusisi oleh PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional, Tbk (BTPN), pada 20 Januari 2014;
• 22 Mei 2014 dikonversi menjadi BTPN Syariah;
• pada Juni 2014 UUS BTPN di-spin off dan bergabung ke BTPN Syariah.
25
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
4. Kinerja BUS
Kinerja Hasil Konversi & Spin-off
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Bank Aceh
10 Bank Aceh, Okt 2016.
Syariah
Bank NTB
11 Bank NTB, September 2018
Syariah

Bank Baru & Spin-off Pendirian Baru / Spinoff

1 Bank Muamalat Pendirian Baru

2 Bank Jabar Banten Syariah Spin-off

3 Bank BNI Syariah Spin-off

26
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
4. Kinerja BUS
Kinerja Hasil Konversi & Spin-off
S.d. 2017
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

No BS Hasil Konversi Thn Konversi CAGR CAGR 2003-2017:


1 Bank Syariah Mandiri 1999 34% Bank Syariah: 35.32%
2 Bank Mega Syariah 2004 24% Bank Konvens: 14.12%
3 Bank BRI Syariah*) 2008 33%
Bank DKI: 13,27%
4 Bank Syariah Bukopin 2008 31%
Walaupun mengalami
5 Bank Panin Syariah 2009 64%
perlambatan,
6 Maybank Syariah Ind. 2010 -1%
pertumbuhan perbankan
7 Bank Victoria Syariah 2010 29%
syariah Indonesia
8 BCA Syariah 2010 31%
tertinggi diantara negara
9 BTPN Syariah 2014 34%
QISMUT di 2010 –2014
10 Bank Aceh Syariah 2016 19%
dgn CAGR 29% (Ernst &
No BS Baru / Spin-off Tahun Berdiri CAGR Young World Islamic Banking
1 Bank BJB Syariah 2010 28% Competitiveness Report 2016)
2 Bank Muamalat 1992 29%*
*CAGR Sejak 1998
3 Bank BNI Syariah 2010 36%
27
I.2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
5. Lokomotif

Pendidikan syariah (hukum,


Majelis Ulama
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

ekonomi, keuangan, dll)


> 250 Prodi
Layanan Hukum Syariah
(arbitrase, peradilan, dll)

Perbankan Syariah Asosiasi & Organisasi


Dewan Pengawas 13 BUS, 21 UUS & 168 kesyariahan Lainnya
Syariah 21 buah
BPRS
(+/-Rp433T (Juni 2018)
Industri syariah lainnya
Hotel: 37 buah (Juli 2016)
MLM: 5 Buah per juli 2016 Lembaga Keuangan Syariah Lain (2017)
data dari DSN MUI
IT: 11 buah Asuransi Syariah (Rp40,52T): 13 Full Islamic Insurance
Industri Kreatif: ? 50 UUS Insurance
BMT: +/- 5.500 buah
Koperasi syariah +/- 4.000 buah
Instrumen keuangan syariah Multifin. & venture 48 buah
(2017) Sekuritas 22 buah (12 Sekuritas
Saham Sy: Rp4.1 T memiliki system online trading syariah)
Reksa Dana Sy: Rp28,31 T Pegadaian 1 buah (+ bbrp BS)
Sukuk Negara: Rp555,5 T Penjaminan 3 buah
Sukuk Korporasi Rp15,74 T Emiten Syariah 325 buah

28
29
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
30
I.3. Otoritas Regulasi & Pengawasan

UU No. 21/2008 Ttg Perbankan Syariah


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya


berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Psl. 1 ayat 7)
2. Kegiatan usaha dan/atau produk dan jasa syariah, wajib tunduk pada
Prinsip Syariah (Psl. 26 ayat 1)
3. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah (Psl. 1 ayat 12)
4. Prinsip Syariah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (Psl. 26 ayat 2)
5. Fatwa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dituangkan dalam Peraturan
Bank Indonesia (Psl. 26 ayat 3)
31
I.3. Otoritas Regulasi & Pengawasan

UU No. 21/2008 Ttg Perbankan Syariah


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

6. DPS wajib dibentuk di Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional


yang memiliki UUS (Psl 32 ayat 1)
7. DPS diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas
Rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (Psl 32 ayat 2)
8. DPS bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta
mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah (Psl 32
ayat 3)
9. Ketentuan mengenai pembentukan DPS diatur dengan Peraturan
Bank Indonesia (Psl 32 ayat 4)
32
I.3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
Peraturan BI No. 11/33/PBI/2009 Ttg Pelaksanaan GCG pada BUS dan UUS
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah meliputi
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

antara lain: (Psl. 47 ayat 2)


a) Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang
dikeluarkan Bank;
b) Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama Indonesia;
c) Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru
Bank yang belum ada fatwanya;
d) Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank; dan
e) Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka
pelaksanaan tugasnya.

2. Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan


Dewan Pengawas Syariah secara semesteran (Psl 47 ayat 3)
3. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disampaikan kepada Bank
Indonesia paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode semester dimaksud
berakhir (Psl 47 ayat 4)
33
I.3. Otoritas Regulasi & Pengawasan

PBI/SEBI (OJK)
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Prinsip MUI/ Pengawasan Bank


DSN Fatwa BI/OJK
Syariah Syariah
Laporan
Pengawasan DPS
PBI/SEBI (OJK)

DPS Nasihat
Rekomendasi ttg Calon Anggota DPS & Saran

RUPS Pertanggung
-jwban

Siapa yg Memiliki Otoritas Regulasi, Pengawasan, dan


Menyatakan Syariah atau Tidak Syariah?
34
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
I.4. Prinsip-Prinsip a. Pesan Quran & Hadits

‫ب‬ ٌ ‫َو َما ت َ ْد ِرى نَ ْف‬


ُ ‫س َّما َذا ت َ ْك ِس‬ Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan diusahakannya besok. – Q.S.
‫َغدًا‬ Luqman/31: 34.

‫ب َٰ َو ِح ٍد‬ ٍ ‫وا ِم ۢن بَا‬ ۟ ُ‫ى ََل تَ ْد ُخل‬ َّ ِ‫َوقَا َل َٰيَبَن‬


Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu
(bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan
ٓ ‫ب متَفَ ِرقَ ٍة ۖ َو َما‬ ٍ ‫وا ِم ْن أَب َٰ َْو‬ ۟ ُ‫َوٱ ْد ُخل‬ masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;

َ ‫أ ُ ْغنِى‬
namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang
‫ش ْىءٍ ۖ ِإ ِن‬ َ ‫ٱّلل ِمن‬ ِ َّ َ‫عن ُكم ِمن‬ sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan
‫علَ ْي ِه‬َ ‫علَ ْي ِه تَ َو َّك ْلتُ ۖ َو‬
َ ۖ ‫ّلل‬ ِ َّ ِ ‫ْٱل ُح ْك ُم ِإ ََّل‬ (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku
bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang
َ‫فَ ْليَتَ َو َّك ِل ْٱل ُمتَ َو ِكلُون‬ yang bertawakkal berserah diri. - Q.S. Yusuf/12: 67

Badui bertanya: “Apakah unta itu dibiarkan saja di depan pintu seraya bertawakal kepada
Allah, ataukah harus diikat dahulu supaya tidak hilang?”
Nabi Muhammad menjawab: “Ikatlah, lalu bertawakallah (kepada Allah).” - H.R. Ibnu Hiban.
Sungguh Allah mencintai seorang hamba yang jika mengerjakan sesuatu dilakukannya dengan
cermat/hati-hati. - H.R. Dailami.
I.4. Prinsip-Prinsip b. Kaidah, Ushul

‫اَلحكام تتغيروا بتغيراَلمكنة واَلزمنة والعادات‬ 1. Hukum itu berubah dengan perubahan
tempat dan waktu

‫المحافظة على القديم الصالح واَلخذ بالجديد اَلصلح‬ 2. Memelihara nilai lama yang baik dan
mengambil nilai baru yang lebih baik

‫اَلصل فى المعامالت اَلباحة حتى يدل دليل على‬ 3. Dasar dari muamalah adalah “boleh”
sampai ada dalil yang melarang
‫منعها‬
‫متى وجدة ألمصلحة فثم شرع هللا‬ 4. Kapan saja terdapat kebaikan, maka itulah
syariah Allah
‫إستفت قلبك‬ 5. Mintalah keputusan pada hatimu
(Hadits)
‫ الدين المجبولة‬- ‫الدين المنزلة‬ 6. Agama yang diturunkan – Agama yang
tertanam (hati nurani)
7. Sesuatu yg tidak bias dicapai atau
‫ما َل يدرك كله َل يترك كله‬ dilakukan semuanya, jangan ditinggal
seluruhnya
‫ما َل يتم الواجب إَل به فهو واجب‬ 8. Sesuatu yg menjadikan sempurna
karenanya, maka ia menjadi wajib

‫درء المفاسد مقدم على جلب المصالح‬ 9. Menghindari risiko/kerusakan harus


didahulukan daripada meraih kebaikan
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
I.4. Prinsip-Prinsip c. Sikap Dakwah Nabi

a. Tahmiiliyyah ‫( تحميلية‬menerima, mengakomodasi, mem-validasi)


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

• Larangan perang pada bulan2 tertentu,


• Bilangan hari,
• Mudharabah, musyarakah, ijarah, Dinar, Dirham, dll.

b. Taghyiriyyah ‫( تغييرية‬menerima dg melakukan perubahan)


• Akikah, haji,
• Nama hari, dll.

c. Tahriimiyyah ‫( تحريمية‬melarang)
• Judi,
• Minuman keras,
• Perbudakan,
• Riba, dll.

37
I.I.4. Prinsip-Prinsip
Makna Syariah d. Sumber Perbedaan

3. Antara Pemahaman Islam Tekstualis dan Kontekstualis


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

a. Antara Hadits & Sunnah;


b. Antara Ghairu Tasyriíyyah & Tasyriíyyah (Mahmud Syaltout,
Grand Syaikh Al-Azhar, Mesir)
c. Antara Tekstualis & Kontekstualis pada kontroversi:
• Siwak, istinja dg batu, membersihkan najis dg tanah, baju
gamis, rate zakat, cingkrang, jenggot, dll.
• Bunga bank, anuitas. denda, dll.
d. Tantangan bagi pejuang Syariah:
Inovasi produk dan layanan di tengah:
• Keluasan spektrum produk & layanan bank Syariah
• ultra-regulated industry dan
• pemahaman kaum tekstualis
38
39
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
I.5. Definisi & Jenis Risiko a. Definisi

Risiko:
Potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events)
tertentu.
Menurut Regulator: risiko dalam konteks perbankan merupakan
suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan
(anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan
(unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan
dan permodalan bank.
Manajemen Risiko:
Serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan
risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank.
Vide. PBI No. 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah.
3
I.5. Definisi & Jenis Risiko b. Pengaturan

Regulasi
Manajemen Risiko

Basel IFSB

Islamic Financial
Basel Accord
Services Board

PBI/POJK

Peraturan Bank Indonesia / Peraturan Otoritas Jasa Keuangan


15
I.5. Definisi & Jenis Risiko b. Pengaturan

Basel Pilars

Capital Adequacy Ratio Supervisory Review and Market Discipline


(CAR) Evaluation Process (SREP)

Basel III
Permodalan Likuiditas
Modal tier 1
6,0% Common equity min. 4,5% 100% Liquidity Coverage Ratio (LCR)
rasio kecukupan likuiditas jangka pendek
Conservation buffer
2,5% cadangan saat krisis
Net Stable Funding Ratio (NSFR)
Countercyclical buffer
s.d.2,5% cadangan siklus ekonomi musiman 100% rasio kecukupan likuiditas jangka panjang

3% Leverage ratio

Bobot laba tahun berjalan


100% sebagai komponen modal inti
16
I.5. Definisi & Jenis Risiko b. Pengaturan

Klasifikasi Risiko

Basel II/III POJK IFSB


Credit Risk Credit Risk Credit Risk

MarketRisk MarketRisk MarketRisk

Liquidity Risk Liquidity Risk Liquidity Risk

Operational Risk Bank Operational Risk Operasional Risk


Umum Legal Risk
Other Risk Bank
Konvensi
Reputation Risk Umum
onal
Strategic Risk Syariah
Compliance Risk
Equity Investment Equity Investment
Risk Risk

Rate of Return Risk Rate of Return Risk

17
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Risiko Generik Bank Syariah

Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Likuiditas Risiko Operasional


Kegagalan Perubahan harga pasar Ketidakmampuan Bank Ketidakcukupan proses
nasabah/counterparty untuk memenuhi kewajiban internal, kesalahan
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo manusia, kegagalan
kepada bank sistem, dan kejadian
eksternal

Risiko Hukum Risiko Reputasi Risiko Stratejik Risiko Kepatuhan


Tuntutan hukum dari Persepsi negatif terhadap Kesalahan pengambilan Pelanggaran ketentuan yang
nasabah/ counterparty bank keputusan stratejik berlaku serta prinsip syariah
18
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Kekhususan Risiko Generik Bank Syariah


Risiko Kredit

Akad
Fitur
Murabahah Mudharabah Musyarakah Istishna Ijarah
Sifat Jual beli Kemitraan Kemitraan Jual beli Lease (Sewa)
Pembiayaan (pemesanan
pembuatan
barang)
Tipe Pembiayaan Penjualan dgn Bagi Hasil Bagi Hasil – Penjualan Leasing
pembayaran Joint Venture barang pesanan
tangguh
Sumber Cash flow Cash flow dari Cash flow dari Cash flow Cash flow
pembayaran nasabah proyek yang proyek yang nasabah nasabah
dibiayai dibiayai
Risiko Rendah Tinggi Tinggi Moderat Rendah
Imbal Hasil Marjin Bagi hasil Bagi hasil Marjin Ujrah (fee)
19
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Kekhususan Risiko Generik Bank Syariah


Risiko Kredit
Risiko
Harga Emas Rp 545.000
600,000 1,450
Harga Jual Antam 100 gr (Rp) Harga Emas Dunia (USD) 1,400
550,000 1,350
1,300
Pembiayaan Gadai
500,000
1,250
1,200
berbasis emas 450,000
1,150
akad qardh 400,000 1,100
$1.322
dan ijarah 1,050
350,000 1,000

Apr-15
Apr-14

Apr-16
Sep-13

Sep-14

Sep-15
Feb-14

Feb-15
Jul-13

Jul-15
Jun-13

Jun-14

Jun-15

Jun-16
Mar-14

Mar-15

Mar-16
Dec-14

Dec-15
Oct-13

Oct-14

Oct-15
Aug-13

Aug-14

Aug-15
Jan-14

Jan-15

Jan-16
Nov-14
Nov-13

Nov-15
May-14

May-16
Penurunan Nilai
Agunan/Harga Emas
46
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Kekhususan Risiko Generik Bank Syariah


Risiko Pasar Risiko Likuiditas
Lindung Nilai Syariah Nilai Tukar Instrumen likuiditas harus berbasis syariah

Nilai transaksi maksimal sebesar SBIS


nominal underlying transaksi FASBIS

Didahului saling berjanji (mu


wa’adah) antara nasabah dan
bank untuk melakukan transaksi Instrumen
SPNS Sukuk BI
spot di kemudian hari dengan nilai Likuiditas
tukar yang disepakati

Term
SBSN Deposit
Valas
21
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Kekhususan Risiko Generik Bank Syariah


Risiko Kepatuhan – Pemenuhan Prinsip Syariah

Dewan Pengawas Syariah Manajemen Risiko


Mengevaluasi pemenuhan prinsip syariah dalam Kebijakan
Manajemen Risiko Bank
Mengevaluasi pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko yang
Sharia terkait pemenuhan prinsip syariah

compliance Good Corporate Governance


Mengevaluasi pemenuhan prinsip syariah dalam pedoman
operasional dan produk Bank
Memastikan kesesuaian produk baru Bank dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional

Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk


baru Bank
Me-review pemenuhan prinsip syariah dalam kegiatan usaha
Bank secara berkala
22
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Risiko Unik Bank Syariah


Risiko Imbal Hasil
Pembentukan
Profit Equalization Reserve (PER)

Risiko
Imbal Hasil Imbal hasil simpanan
stabil
Tingkat imbal hasil dana
Penerapan PER
kurang kompetitif

Belum a. PER kumulatif a. PER bulanan =


Displaced terdapat Maks. 2% x laba
Withdraw maks. 30% dari
Commercial ketentuan Modal bersih,
al Risk teknis PER b. PER bulanan maks. b. PER akumulasi =
Risk 15% dari Gross Maks. 30% x
Income dan Modal
Penarikan dana Pemberian porsi bank pendapatan net
oleh nasabah kepada nasabah trading
23
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Risiko Unik Bank Syariah


Risiko Investasi
Bank menanggung kerugian nasabah yang dibiayai melalui pembiayaan berbasis bagi hasil
Mitigasi

Investment Risk Reserve


disisihkan dari pendapatan
Risiko yang menjadi objek bagi hasil,
setelah dikurangi bagian bank
Investasi

mengurangi kerugian investasi bank


di masa depan 50
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis

Risiko Unik Bank Syariah


Risiko Imbal Hasil
Dasar Hukum PER di Indonesia - Fatwa DSN No. 87

Metode perataan penghasilan/laba


(income smoothing method)
adalah pengaturan pengakuan dan
pelaporan laba atau penghasilan dari Metode perataan penghasilan dengan
waktu ke waktu dengan cara membentuk dana cadangan adalah
menahan sebagian laba/penghasilan pengaturan distribusi keuntungan dari
dalam satu periode dan dialihkan waktu ke waktu atas bagi hasil antara LKS
pada periode lain dengan tujuan dan nasabah penyimpan dana dengan cara
mengurangi fluktuasi yang membentuk cadangan perataan laba
berlebihan atas bagi hasil antara penghasilan (profit equalization reserve)
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan
nasabah penyimpan dana pihak
ketiga

24
I.5. Definisi & Jenis Risiko c. Jenis
Risiko Unik Bank Syariah
Risiko Imbal Hasil
Prinsip Pelaksaan Fatwa DSN No. 87

Perataan penghasilan dengan/tanpa membentuk cadangan boleh dilakukan dalam


1 bagi hasil dana pihak ketiga

2 Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh membentuk dana cadangan atau


Profit Equalization Reserve (PER)

PER dapat dibentuk melalui penyisihan keuntungan sebelum dibagihasilkan, dengan syarat:
3 a. bagi hasil aktual > proyeksi tingkat imbalan;
b. seizin nasabah penyimpan dana

PER tidak boleh dibentuk dengan mengurangi bagi hasil apabila bagi hasil
4 aktual < proyeksi tingkat imbalan

5 PER dikelola secara terpisah oleh LKS


25
53
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
II.1. Cakupan & Organ a. Cakupan

Vide: PBI No. 1. Pengawasan aktif


13/23/PBI/2011 a. Dewan Komisaris,
Tentang
b. Direksi, dan
Penerapan
c. Dewan Pengawas Syariah;
Managemen
Risiko Bagi Bank 2. Kecukupan
Umum Syariah
a. kebijakan,
dan Unit Usaha
b. prosedur,
Syariah
c. penetapan limit manajemen risiko;
d. proses identifikasi,
e. pengukuran,
f. pemantauan,
g. pengendalian Risiko,
h. sistem informasi manajemen risiko;
3. Sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.
4
II.1. Cakupan & Organ b. Organ

a. Dewan Komisaris
b. Direksi
c. Dewan Pengawas Syariah
d. Komite Managemen Risiko
Organ di bawah direksi berbentuk komite yang beranggotakan
mayoritas anggota direksi dan pejabat eksekutif.
e. Satuan Kerja Managemen Risiko
Organ di bawah direksi dan struktural di bawah direktur yang
membawahi managemen risiko;
f. Komite Pemantau Risiko
Organ di bawah Dewan Komisaris berbentuk komite yang
diketuai Anggota Komisaris Independen dan Pihak Independen
Pasal 6: Bank wajib menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap
jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2.
7
56
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
II.2. Organisasi a. Struktur

1. Struktur organisasi manajemen risiko telah menerapkan prinsip pemisahan fungsi antara risk taking unit,
dan risk control unit.
2. Untuk melaksanakan pengawasan aktif Dewan Komisaris membentuk:
a. KomiteAudit
Pengawasan fungsi audit internal dan eksternal serta memastikan bahwa manajemen telah mengambil
tindakan perbaikan yang benar secara tepatwaktu.
b. Komite Remunerasi
Pengawasan kompensasi senior management dan personil kunci lain sejalan dengan budaya, t tujuan,
strategi dan lingkungan kontrolbank.
c. Komite Pemantau Risiko
Pemantauan seluruh proses manajemenrisiko
8
II.2. Organisasi b. Gonernance

Bank ABC Risk Governance Structure

Komisaris Risk Oversight


Dewan

Komite
Komite Pemantau
Komite Audit Remunerasi dan
Risiko
Nominasi

Risk Policy & Management


Komite Manajemen Risiko
Direksi

ALMA dan Satuan Kerja


Operasional
Pembiayaan Audit Intern

Identification, measurement, mitigation, control,


Unit Support
Unit Bisnis,

Satuan Kerja
Satuan Kerja Satuan Kerja
Manajemen
Operasional Kepatuhan
Risiko

Risk taking Risk control compliance Independent


Assurance

9
II.2. Organisasi c. Wewenang & Tanggung-Jwb

a. Dewan Komisaris
Pasal 7
Wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris paling kurang mencakup:
1) menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko;
2) mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf 1.

b. Dewan Pengawas Syariah


Pasal 9
Wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah paling kurang
mencakup:
1) melakukan evaluasi (review) atas kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah; dan
2) mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah
sebagaimana dimaksud dalam huruf 1.
10
II.2. Organisasi c. Wewenang & Tanggung-Jwb
c. Direksi
Pasal 8
Wewenang dan tanggung jawab Direksi paling kurang mencakup:
a) menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif;
b) bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur Risiko yang
diambil oleh Bank secara keseluruhan;
c) mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi;
d) mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang organisasi;
e) memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan Manajemen
Risiko;
f) memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara independen;
g) melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan:
1) keakuratan metodologi penilaian Risiko;
2) kecukupan implementasi sistem informasi Manajemen Risiko; dan
3) ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit Risiko.
Dalam rangka melaksanakan wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Direksi harus memiliki pemahaman yang memadai mengenai Risiko yang melekat pada
seluruh aktivitas fungsional Bank dan mampu mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan
profil Risiko Bank.

11
61
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
II.3. Elemen & Implementasinya a. Elemen

Penerapan Manajemen Risiko Efektif

Kebijakan, Identifikasi, Sistem


Pengawasan Aktif Pengukuran,
Dewan Komisaris
Prosedur Pemantauan, dan
Pengendalian
& Penetapan Sistem Informasi Intern yang
Direksi dan DPS
Limit Manajemen Risiko Menyeluruh

• Dewan Komisaris • Kebijakan Manajemen • Risk Acceptance Criteria • Four eyes principle
• Direksi Risiko • Scoring • Segregation of
• DPS • Kebijakan • Financing Risk Rating duties
Pembiayaan • Watchlist
• Komite • Kebijakan • Value at Risk
Manajemen Pengendalian • Repricing Gap
Risiko Intern • Stress Test
- WG ALMA & • Pedoman • Opr Risk Management
Pembiayaan Pembiayaan Information System
- WG Operasional • Pedoman • Key Risk Indicator
• Komite Operasional • Risk & Control Self
• Pedoman Tresuri dan Assesstment
Pemantau Pengelolaan Dana • Cashflow Projection
Risiko • Portfolio guideline • Liquidity Gap
• Limit Pembiayaan • FOS Konsumer
• Limit Operasional • FOS Mikro
• Limit Tresuri
12
62
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi
a. Pengawasan Aktif Dekom, Direksi dan DPS

b. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Pengelolaan Risiko Kredit

Kebijakan & • Kebijakan Manajemen Risiko Kredit


Proses • Kebijakan & Pedoman Pembiayaan
• Four Eye Principles
• Sentralisasi Financing Operation

• Inhouse BMPK
Limit
• Pemutusan Pembiayaan
• CreditLine

Portofolio • Industry Rating: Sangat Menarik, Menarik, Netral, Kurang Menarik,


Guideline Tidak Menarik
• Portofolio Limit: Industri, Produk, Valuta Asing, Debitur inti
• Negative List

63 13
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi
b. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Pengelolaan Risiko Lainnya
Kebijakan & Prosedur Limit
Risiko • Posisi Devisa Neto (PDN)
Pasar • Kebijakan Manajemen
Risiko Pasar • Bank notes
• Dealer
• Pedoman Tresuri dan • Counterparty
Pengelolaan Dana
• Gadai per individu

Risiko
• Kebijakan Manajemen • Transaksi Cabang
Operasional
Risiko Operasional • Transaksi Kantor Pusat
• Net Banking
• Pedoman Bidang
• ATM
Operasional

Risiko • Kebijakan Manajemen • Giro wajib minimum


Likuiditas Risiko Likuiditas • Secondary reserve
• Pedoman Bidang Tresuri
dan Pedoman
Pengelolaan Dana
6414
64
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi
b. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Prosedur Pelampauan Limit
•Pemutusan pembiayaan dilakukan secara berjenjang sesuai
Risiko Kredit
limit wewenang Komte Pembiayaan
•Pemutusan pembiayaan dengan persyaratan khusus merupakan
wewenang Komite Pembiayaan tingkat Direksi (kecuali untuk
produk tertentu)

Risiko Pelampauan limit transaksi harus memperoleh


Operasional persetujuan peningkatan limit sementara dari pejabat
yang berwenang.
P e j a b a t y a n g B e r w e n a n g M e n y e t u j u i P e n i n g k a t a n L i m i t S e m e n t a r a
K e p a l a
B a g i a n
O p e r a s i P e j a b a t
o n a l a t a u A l t e r n a t e K e p a l a
U n i t K e r j a P e l a m p a u a n L i m i t K o n d i s i K e p a l a Operation Marketing Kepala
P e j a b a t K a n w i l ( K a b a g
Cabang M a n a g e r M a n a g e r A l t e r n a t e K a n w i l
O p s . D a n K a b a g
K a b a g B i s n i s )
O p s . D i
K a n w i l
K a c a b a d a d i
t e m p a t
K a n t o r K a c a b t i d a k d i
C a b a n g / s . d . L i m i t K e p a l a t e m p a t
K a n t o r C a b a n g K a c a b d a n M M
C a b a n g t i d a k d i t e m p a t
P e m b a n t u /
K a c a b d a n O M
K a n t o r K a s /
t i d a k d i t e m p a t
K o n t e r
K a n w i l a d a d i
L a y a n a n
D i a t a s L i m i t K e p a l a t e m p a t
S y a r i a h
C a b a n g K a n w i l t i d a k d i
t e m p a t

• Pembatasan transaksi apabila terjadi pelampauan limit posisi


Risiko Pasar terbuka bank. Bank hanya diperkenankan melakukan
65 65 15 transaksi untuk menurunkan ekposur risiko ©©PTPTBBaannkkMMaannddirir(Pie(Prseerrose)Trbok).Tbk
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi
c. Proses, Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Manajemen
Risiko
Klasifikasi Risiko
Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Likuiditas
Risiko Operasional

Risiko Nilai Tukar Proses Internal, SDM,


Identifikasi Risiko Counterparty Risiko Likuiditas Dana
Risiko HargaAset Sistem Teknologi,
Risiko Risiko Konsentrasi Risiko Likuiditas Pasar
Kejadian Eksternal

Loss Event Data


Risk Rating, Scoring, VaR Liquidity Gap Key Risk Indicator
Pengukuran
Industry Limit, Gap Analysis Rasio Likuiditas Risk & Control Self
Risiko Watchlist Assesstment

Pemantauan
Profil Risiko
Risiko

Prinsip Four Eyes


Kontrol Internal
Pengendalian Manajemen Limit Manajemen Kontrol Internal
Manajemen
Risiko Sentralisasi Limit Stress Manajemen
Limit Stress Test
Financing Test Limit
Operation
Stress Test
16
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi
c. Proses Manajemen Risiko
Proses Manajemen Risiko Produk & Aktivitas Baru

Product Owner Komite Sisdur DPS Direksi OJK

• Kajian aspek • Unit sisdur: Opini Persetujua persetujuan/


syariah, clearence policy syariah n atas penolakan
manajemen • SKMR: opini risiko usulan terhadap usulan
risiko, • Unit legal: opini produk/jasa/akti produk/jasa/aktivit
internal hukum vi as baru dari bank
kontrol, • Unit Kepatuhan:
legal, tas baru
compliace
kepatuhan, review
dan • Unit akunting
akuntansi/pe • Unit kerja terkait:
l aporan opini sesuai
bidang masing-
masing

17
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi
c. Proses Manajemen Risiko
Profil Risiko

Penilaian Risiko Inheren Kualitas Penerapan


(Bulanan) Manajemen Risiko
(Triwulanan)
Parameter risiko inheren dan KPMR merupakan benchmark dari Bank Indonesia dan Bank XYZ.

Profil Risiko

Laporan Profil risiko


• Dilaporkan kepada Komisaris dan Direksi setiap bulan.
• Dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Induk setiap triwulan.
18
II.3. Elemen & Implementasinya b. Implementasi

d. Fungsi SKAI terhadap Pelaksanaan Manajemen Risiko

Fungsi SKAI Implementasi

1 Melakukan kaji ulang: kebijakan, struktur Audit secara berkala keandalan


organisasi, alokasi sumber daya, desain kerangka manajemen risiko
proses manajemen risiko, sistem
informasi, dan pelaporan risikoBank;
a. Audit berkala penerapan manajemen
2 Melakukan kaji ulang penerapan risiko
manajemen risiko b. Validasi model pengukuran risiko
c. Opini terhadap profil risiko bank

19
70
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
II.4. Pelaporan
1. Jenis Laporan: Profil Risiko
2. Satuan Kerja Managemen Risiko menyampaikan laporan profil
risiko ke Direktur Utama atau direktur yang ditugaskan khusus
dan Dewan Komisaris;
3. Bank menyampaikan laporan profil risiko ke OJK:
a. Laporan memuat substansi yang sama dengan laporan profil
risiko yang disampaikan oleh satuan kerja Manajemen Risiko
kepada Direktur Utama atau kepada Direktur yang ditugaskan
secara khusus;
b. Waktu laporan setiap triwulanan (Maret, Juni, September
dan Desember); paling lambat 15 hari setelah berakhirnya
bulan laporan

20
72
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
II. Tujuan Syariah: Kesejahteraan
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
1. Time Value of Money menurut Islam
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Argumen:
• Ada inflasi:
✓ Nilai uang di masa yang akan datang mengalami penurunan;
✓ Orang akan memilih menerima uang yang sama saat ini daripada nanti;
• Islam mengakui:
✓ Islam mendorong untuk membayar utang orang lain sesegera mungkin;
✓ Islam mendorong untuk membayar upah selagi keringat pekerja belum
kering;
✓ Islam membolehkan harga yang lebih tinggi pada barang yang dijual dg
pembayaran tangguh

Berarti: Ada nilai waktu dari uang (time value of money)


Tapi: waktu bukan harta (asset). Karena itu, waktu bernilai hanya saat ia
melekat dengan hal lain (uang, barang, hak, dsb.)
73
74
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas

2. Pengertian:
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Murabahah Proporsional: murabahah yang cicilan pokok dan cicilan


marginnya selalu dalam proporsi (rasio) yang tetap sepanjang masa
pembiayaan.
Murabahah Anuitas: murabahah yang cicilan pokok dan cicilan marginnya
ditetapkan berdasarkan metode anuitas.
Dengan metode ini, cicilan pokok akan kecil di depan, besar di belakang (dari
kecil menjadi semakin besar). Sebaliknya, cicilan margin akan besar di depan,
kecil di belakang (dari besar menjadi semakin kecil).
Dengan demikian, sisa kewajiban pokok nasabah akan menurun dengan
jumlah yang tidak sama, yakni dari kecil menjadi semakin besar, dari waktu ke
waktu.
75
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
3. Karakteristik Murabahah Proporsional:
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

a. Effective Rate of Return (ERR) bank tidak konsisten dari waktu ke waktu,
meningkat sejalan dengan umur pembiayaan. ERR akan kecil (undervalued)
secara tidak wajar pada awal periode pembiayaan dan sebaliknya, akan
besar (overvalued) secara tidak wajar pula di akhir masa pembiayaan. Lihat
Tabel 1, dan 2: ERR murabahah proporsional tenor 24 bulan dg margin 15%,
pada bulan pertama sangat ekstrim rendah (8%). Sebaliknya ERR pada bulan
ke-24 sangat ekstrim tinggi (196%).
b. Semakin panjang masa pembiayaan akan semakin besar (overvalued) ERR
di akhir periode pembiayaan. Lihat Tabel 3: ERR murabahah proporsional
tenor 24 bulan dg margin 15%, pada bulan ke-60 sangat ekstrim tinggi
(513%).
Kedua karakteristik tersebut di atas tidak terdapat pada murabahah anuitas.
ERR pada Murabahah anuitas akan konsisten sesuai return yang diharapkan
(expected rate of return), dan tidak terpengaruh oleh jangka waktu
pembiayaan. Lihat Tabel 2, 3, 7, dan 8: ERR pada Murabahah Proporsional vs.
Anuitas tetap konstan dan konsisten 15% sepanjang waktu pembiayaan.
76
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
Tabel 1: Proporsional: Angsuran P & M, Outstanding, ERR 15%, 24 Bln
Be rdasarkan Pe rhitungan Proporsional
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Bulan Outs. Pokok ERR


Angsuran Pokok Angsuran M argin Angsuran (P+M )
100,000,000
1 4,166,667 681,998 4,848,665 95,833,333 8%
2 4,166,667 681,998 4,848,665 91,666,667 9%
3 4,166,667 681,998 4,848,665 87,500,000 9%
4 4,166,667 681,998 4,848,665 83,333,333 9%
5 4,166,667 681,998 4,848,665 79,166,667 10%
6 4,166,667 681,998 4,848,665 75,000,000 10%
7 4,166,667 681,998 4,848,665 70,833,333 11%
8 4,166,667 681,998 4,848,665 66,666,667 12%
9 4,166,667 681,998 4,848,665 62,500,000 12%
10 4,166,667 681,998 4,848,665 58,333,333 13%
11 4,166,667 681,998 4,848,665 54,166,667 14%
12 4,166,667 681,998 4,848,665 50,000,000 15%
13 4,166,667 681,998 4,848,665 45,833,333 16%
14 4,166,667 681,998 4,848,665 41,666,667 18%
15 4,166,667 681,998 4,848,665 37,500,000 20%
16 4,166,667 681,998 4,848,665 33,333,333 22%
17 4,166,667 681,998 4,848,665 29,166,667 25%
18 4,166,667 681,998 4,848,665 25,000,000 28%
19 4,166,667 681,998 4,848,665 20,833,333 33%
20 4,166,667 681,998 4,848,665 16,666,667 39%
21 4,166,667 681,998 4,848,665 12,500,000 49%
22 4,166,667 681,998 4,848,665 8,333,333 65%
23 4,166,667 681,998 4,848,665 4,166,667 98%
24 4,166,667 681,998 4,848,665 - 196%
100,000,000 16,367,955 116,367,955
77
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
Grafik 1: Proporsional: Angsuran P & M, Outstanding, ERR 15%, 24 Bln
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)
78
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
Grafik 2: Proporsional: Angsuran P & M, ERR 15%, 24 Bln (tanpa Outs. Pokok)
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)
79
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
Tabel 2: Anuitas: Angsuran P & M, Outstanding Pokok, ERR 15%, 24 Bln
Berdasarkan Perhitungan Annuitas
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Bulan Outs. Pokok ERR


Angsuran Pokok Angsuran Margin Angsuran (P+M)
100,000,000
1 3,598,665 1,250,000 4,848,665 96,401,335 15%
2 3,643,648 1,205,017 4,848,665 92,757,687 15%
3 3,689,194 1,159,471 4,848,665 89,068,493 15%
4 3,735,309 1,113,356 4,848,665 85,333,185 15%
5 3,782,000 1,066,665 4,848,665 81,551,185 15%
6 3,829,275 1,019,390 4,848,665 77,721,910 15%
7 3,877,141 971,524 4,848,665 73,844,769 15%
8 3,925,605 923,060 4,848,665 69,919,164 15%
9 3,974,675 873,990 4,848,665 65,944,488 15%
10 4,024,359 824,306 4,848,665 61,920,130 15%
11 4,074,663 774,002 4,848,665 57,845,466 15%
12 4,125,596 723,068 4,848,665 53,719,870 15%
13 4,177,166 671,498 4,848,665 49,542,704 15%
14 4,229,381 619,284 4,848,665 45,313,323 15%
15 4,282,248 566,417 4,848,665 41,031,074 15%
16 4,335,776 512,888 4,848,665 36,695,298 15%
17 4,389,974 458,691 4,848,665 32,305,324 15%
18 4,444,848 403,817 4,848,665 27,860,476 15%
19 4,500,409 348,256 4,848,665 23,360,067 15%
20 4,556,664 292,001 4,848,665 18,803,403 15%
21 4,613,622 235,043 4,848,665 14,189,781 15%
22 4,671,293 177,372 4,848,665 9,518,488 15%
23 4,729,684 118,981 4,848,665 4,788,805 15%
24 4,788,805 59,860 4,848,665 0 15%
100,000,000 16,367,955 116,367,955
80
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
Grafik 3: Anuitas: Angsuran P & M, Outstanding Pokok, ERR 15%, 24 Bln
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)
81
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
Grafik 4: Anuitas: Angsuran P & M, ERR 15%, 24 Bln (tanpa Outs. Pokok)
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)
82
VI. Murabahah Proporsional vs Anuitas Perbandingan Grafis: Prop. Vs Anuitas

Grafik 1: Proporsional: Angs, Outs, ERR 15%, 24 Bln Grafik 2: Anuitas: Angs, Outs, ERR 15%, 24 Bln
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Grafik 3: Proporsional: Angs, ERR 15%, 24 Bln Grafik 4: Anuitas: Angs, ERR 15%, 24 Bln
83
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
4. Permasalahan pada Murabahah Proporsional.
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

a. Pendapatan Bank Mengalami Undervalue dan Overvalue.


ERR/pendapatan bank tidak konsisten, kecil (undervalued) pada awal masa pembiayaan
dan besar pada akhir masa pembiayaan.
b. Semakin Panjang Jangka Waktu Murabahah, Semakin Tidak Menarik bagi Bank.
Permasalahan undervalue dan overvalue pendapatan bank akan semakin besar dengan
semakin panjangnya jangka waktu pembiayaan murabahah yang diberikan. Dengan
permasalahan ini, bank akan cenderung untuk menghindari pembiayaan murabahah
berjangka panjang, yang berarti bank akan cenderung kehilangan kesempatan untuk
menikmati pembiayaan projek yang bagus tetapi berjangka panjang.
c. Run off yang Cepat Melemahkan Posisi Kompetitif Bank Syariah.
Angsuran pokok yang sama selama periode murabahah mengakibatkan run off (penurunan
outstanding pembiayaan (baki debet)) lebih cepat dibandingkan dengan run off pada
murabahah anuitas. Bandingkan nilai-nilai pada kolom outstanding pokok pada sistem
proporsional versus sistem anuitas pada tabel 3.
84
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
d. ERR yg Tidak Konsisten = Ketidak-adilan kepada Nasabah Dana.
Akibat ERR bank yang kecil pada awal masa pembiayaan, nilai bagi-hasil yang diberikan bank kepada
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

nasabah dana-pun akan kecil pada awal periode pembiayaan tersebut, dan sebaliknya. Kondisi ini
mengakibatkan return nasabah dana yang menempatkan dana pada akhir periode pembiayaan akan
lebih tinggi dibandingkan dengan return nasabah dana yang menempatkan dana pada awal periode
pembiayaan.
e. Kesulitan Mengomunikasikan Saldo Kewajiban Nasabah.
Sisa pokok pembiayaan atas dasar perhitungan murabahah proporsional akan lebih kecil (undervalued)
dibandingkan jika menggunakan perhitungan murabahah anuitas. Jika nasabah kemudian
mempercepat pelunasan sisa kewajibannya berdasarkan informasi itu, maka bank (dan nasabah
dananya) akan mengalami kerugian. Sebaliknya, nasabah murabahah tersebut akan teruntungkan.
f. Kesulitan Mengomunikasikan Produk
Anuitas telah menjadi bahasa umum yang digunakan dalam bisnis di mana pun. Introduksi dan
penjelasan metode baru, d.h.i. metode proporsional beserta hal-hal yang terkait lainnya (pricing
methodology, sisa kewajiban dari waktu ke waktu, dsb) membutuhkan effort yang cukup membebani
bagi bank syariah.
g. Kesulitan Saat Terjadi Pelunasan Dipercepat (Breaking) dan Saat Restrukturisasi.
Sebagaimana telah dijelaskan pada butir e di atas, murabahah proporsional mengandung potensi
dispute tentang berapa saldo kewajiban nasabah pada posisi tertentu sepanjang masa pembiayaan.
85
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas
h. Kecenderungan pelunasan (Breaking) Pembiayaan Menjelang Paruh Kedua Masa
Pembiayaan.
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Nasabah yang efisien (cost-return oriented) dan cerdik akan berusaha melunasi sisa kewajibannya (a.l.
dg takeover bank lain) pas menjelang paruh kedua masa murabahah. Karena, saat itulah ia akan
memperoleh efisiensi yang maksimal (yang berarti pada saat itu pula bank dan nasabah dananya akan
mengalami kerugian yang paling besar).
Jika itu terjadi (take over dengan skim murabahah proporsional), maka nasabah akan menikmati
kembali cicilan yang mengandung undervalue pembayaran margin pada paruh pertama masa
murabahah barunya itu. Apakah sistem syariah memang cenderung melemahkan posisi bank syariah
seperti ini?
i. Bank Menghadapi Kesulitan dalam Menetapkan Price
Pricing dengan metode anuitas sangat sederhana dan jelas. Jika bank menginginkan return (expected
rate of return) 15%, maka cukuplah “plug in” 15% itu ke dalam formula anuitas, maka akan diperoleh
besarnya angsuran untuk berapapun jangka waktu (nilai “n”) pembiayaan yang dikehendaki. Dari situ,
kita dengan mudah menghitung berapa jumlah margin yang harus ditanggung oleh nasabah. Ketika
jumlah margin tersebut kita hitung nilai relatif (persentase)-nya terhadap harga pokok barang yang
diperjual-belikan, maka itulah price dari murabahah tersebut.
Bagaimana metode pricing pada murabahah proporsional? Tidak jelas! Misalkan bank menginginkan
return 15% untuk suatu murabahah satu tahun. Berapa price murabahah (atau berapa jumlah margin
yang harus dibayar oleh nasabah) tersebut jika murabahah itu:
- dicicil dalam 13 bulan, 14 bulan, 25 bulan, 60 bulan, dst?
- dibayar periodikal 2 bulanan, 3 bulanan, 4 bulanan, 6 bulanan, dst?
- dibayar bullet payment?
- dibayar baloon payment?
86
III.1. Murabahah Proporsional vs Anuitas

5. Sikap Lembaga Terkait


Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

a. ASBISINDO (Asosiasi Bank-Bank Islam Indonesia).


Dalam pertemuan anggota ASBISINDO tanggal 12 Oktober 2005, seluruh
anggota ASBISINDO sepakat untuk menolak penerapan murabahah
proporsional.
b. Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI).
DSN menyatakan bahwa pemilihan metode perhitungan pendapatan
diserahkan sepenuhnya pada kebijakan manajemen bank. Pernyataan
tersebut disampaikan pada pertemuan antara ASBISINDO dengan DSN
tanggal 12 Oktober 2005 dan pertemuan antara Bank Indonesia, Perwakilan
Bank-Bank Syariah dengan IAI tanggal 28 September 2006 (vide. Risalah
rapat ASBISINDO dengan DSN pada tanggal 12 Oktober 2005 – lampiran 5).
87
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
88
III.2. Denda (Ta’zir) & Ganti Rugi (Ta’widh)
1. Denda (Ta’zir) (ref.: Fatwa DSN MUI No. 17 Tahun 2000)
a. Boleh
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

b. Penerimaan denda untuk dana sosial (pendapatan non halal)


c. Pertimbangan/Argumen:
Dalil Alquran
Q.S. al Maidah/5:1: “Duhai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.”
Q.S. al Baqarah/2: 279: “Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

Dalil Hadits
ِ‫ّللا‬ ُ ‫س ِم َع أ َ َبا ُه َري َْرة َ ـ رضى هللا عنه ـ َيقُو ُل قَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬ َ ُ‫ب ب ِْن ُمن َِب ٍه أَنَّه‬
ِ ‫ أ َ ِخي َو ْه‬،‫ع ْن َه َّم ِام ب ِْن ُمن َِب ٍه‬ َ ،‫ع ْب ُد األ َ ْعلَى‬
َ ،‫ع ْن َم ْع َم ٍر‬ َ ‫ َح َّدثَنَا‬،‫س َّد ٌد‬
َ ‫َح َّدثَنَا ُم‬
‫ظ ألم " صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ِ ‫" َم أط ُل ا ألغَنِي‬.
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang yang mampu adalah kezhaliman.”

َ ،‫ع ْن أ َ ِبي ِه‬


‫ع ْن‬ َّ ‫ع ْم ِرو ب ِْن ال‬
َ ،‫ش ِري ِد‬ َ ‫ع ْن‬ َ ،‫ون‬ َ ،َ‫ع ْن َو ْب ِر ب ِْن أ َ ِبي ُدلَ ْيلَة‬
ٍ ‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن َم ْي ُم‬ َ َ‫ّللا ب ُْن ْال ُمب‬
َ ،‫ار ِك‬ َ ‫ َح َّدثَنَا‬،‫ّللا ب ُْن ُم َح َّم ٍد النفَ ْي ِلي‬
ِ َّ ‫ع ْب ُد‬ َ ‫َح َّدثَنَا‬
ِ َّ ‫ع ْب ُد‬
‫ّللا صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬ ُ ‫عقُو َبتَهُ " َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ضهُ َو‬َ ‫اج ِد يُ ِحل ِع أر‬ ِ ‫ " لَى ا أل َو‬. ُ‫س لَه‬ ُ ‫عقُوبَتَهُ يُحْ َب‬ ُ ‫ظ لَهُ َو‬ ُ َّ‫ضهُ يُغَل‬
َ ‫ار ِك ي ُِحل ِع ْر‬ َ ‫قَا َل اب ُْن ْال ُم َب‬
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang yang berada (orang yang mampu), itu
menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi (materi) kepadanya.”

‫ّللا صلى هللا عليه‬ ُ ‫ قَا َل قَا َل َر‬،‫َّاس‬


ِ َّ ‫سو ُل‬ ٍ ‫عب‬َ ‫ع ِن اب ِْن‬ َ ،ِ ‫ع ْن َجا ِب ٍر ْال ُج ْع ِفي‬
َ ،َ‫ع ْن ِع ْك ِر َمة‬ َ ،‫ أ َ ْنبَأَنَا َم ْع َم ٌر‬،‫ق‬
ِ ‫الر َّزا‬ َ ‫ َح َّدثَنَا‬،‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن يَحْ يَى‬
َّ ‫ع ْب ُد‬
َ ‫وسلملَ ض ََر َر َولَ ِض َر‬
‫ار‬
“Tidak boleh membahayakan (membuat hadirnya mudharat) bagi diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan (membuat hadirnya mudharat) bagi orang lain.”
89
III.2. Denda (Ta’zir) & Ganti Rugi (Ta’widh)
1. Denda (Ta’zir) (ref.: Fatwa DSN MUI No. 17 Tahun 2000)
Keputusan Fatwa:
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Sanksi dikenakan pada nasabah mampu, namun menunda pembayaran dengan


disengaja. Dengan demikian, Bank Syariah juga boleh secara otomatis mengenakan
Denda Telat Bayar di sistem IT-nya. Tinggal Nasabah harus membuktikan bahwa ia telah
terbukti secara meyakinkan telah menjalankan kewajiban dengan baik dan/atau ia
masuk kategori fakir atau miskin, baru kemudian Denda Telat Bayar bisa ditiadakan.
2. Nasabah yang tidak/belum mampu bayar karena force majeure tidak boleh dikenakan
sanksi. Item klausul force majeure ini bisa dicermati pada kontrak (akad).
3. Sanksi dikenakan dengan prinsip ta’zir, agar nasabah lebih disiplin. Sebagaimana yang
saya bahas di atas, Ulama berbeda pendapat tentang kebolehan ta’zir. Namun menurut
kaidah fikih, ketika sesuatu masuk dalam khilafiyah (perbedaan pendapat), maka
jangan diingkari. Ketika ada Ulama yang membolehkan Denda Telat Bayar,
berartihukumnya boleh. Apalagi, yang membolehkan adalah Fatwa Ulama Dewan (Ulil
Amri).
4. Sanksi bisa berupa denda uang yang besarnya ditentukan saat akad ditandatangani.
5. Dana denda dipakai atau disalurkan untuk dana sosial.
90
III.2. Denda (Ta’zir) & Ganti Rugi (Ta’widh)
2. Ganti Rugi (Ta’widh) (ref.: Fatwa DSN 43/DSN-MUI/VIII/2004
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Ketentuan Umum
1. Ganti rugi (ta`widh) hanya boleh dikenakan atas pihak yang dengan sengaja atau karena
kelalaian melakukan sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan menimbulkan kerugian
pada pihak lain.
2. Kerugian yang dapat dikenakan ta’widh sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah kerugian riil
yang dapat diperhitungkan dengan jelas.
3. Kerugian riil sebagaimana dimaksud ayat 2 adalah biaya-biaya riil yg dikeluarkan dalam rangka
penagihan hak yg seharusnya dibayarkan.
4. Besar ganti rugi (ta`widh) adalah sesuai dengan nilai kerugian riil (real loss) yang pasti dialami
(fixed cost) dalam transaksi tersebut dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi
(potential loss) karena adanya peluang yang hilang (opportunity loss atau al-furshah al-dha-i’ah).
5. Ganti rugi (ta`widh) hanya boleh dikenakan pada transaksi (akad) yang menimbulkan utang
piutang (dain), seperti salam, istishna’ serta murabahah dan ijarah.
6. Dalam akad Mudharabah dan Musyarakah, ganti rugi hanya boleh dikenakan oleh shahibul mal
atau salah satu pihak dalam musyarakah apabila bagian keuntungannya sudah jelas tetapi tidak
dibayarkan.
91
III.2. Denda (Ta’zir) & Ganti Rugi (Ta’widh)
2. Ganti Rugi (Ta’widh) (ref.: Fatwa DSN 43/DSN-MUI/VIII/2004
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Ketentuan Khusus
• Ganti rugi yang diterima dalam transaksi di LKS dapat diakui sebagai hak
(pendapatan) bagi pihak yang menerimanya.
• Jumlah ganti rugi besarnya harus tetap sesuai dengan kerugian riil dan tata cara
pembayarannya tergantung kesepakatan para pihak.
• Besarnya ganti rugi ini tidak boleh dicantumkan dalam akad.
• Pihak yang cedera janji bertanggung jawab atas biaya perkara dan biaya lainnya
yang timbul akibat proses penyelesaian perkara.

Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau terjadi perselisihan di
antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan
Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
92
III.2. Denda (Ta’zir) & Ganti Rugi (Ta’widh)
2. Ganti Rugi (Ta’widh) (ref.: Fatwa DSN MUI No. 129 Tahun 2019
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

a) Dapat ditelusuri (trace-ability) atas biaya penagihan dan kerugian riil yang nyata-nyata
terjadi sebagai kepatutan, kewajaran, dan kelaziman dalam proses bisnis (al-urf ash-
shahih). Berdasarkan fatwa tersebut, maka biaya-biaya yang tidak dapat ditelusuri dan
biaya-biaya yang tidak nyata-nyata terjadi itu tidak boleh dimasukan dalam biaya riil.
b) Terkait langsung dengan biaya penagihan dan kerugian akibat pembatalan yang
bersifat variabel yang telah terjadi (incurred direct variable cost). Maka, berdasarkan
fatwa tersebut, biaya-biaya yang tidak terkait langsung dengan biaya penagihan dan
biaya-biaya yang belum terjadi itu tidak masuk dalam biaya riil.
c) Jumlah atau nilainya harus memenuhi prinsip kepatutan, kewajaran, dan kelaziman
(Arm's Length Principle/ALP). Berdasarkan fatwa tersebut, biaya-biaya yang tidak lazim
juga tidak wajar, maka tidak boleh dimasukkan ke dalam biaya riil.
Fatwa DSN MUI tersebut juga memberikan beberapa contoh biaya riil yang boleh
ditagihkan kepada nasabah dan menjadi pendapatan perusahaan, di antaranya adalah
biaya komunikasi, biaya surat-menyurat, biaya perjalanan, biaya jasa konsultasi hukum,
biaya jasa notariat, biaya perpajakan, serta biaya lembur dan kerja ekstra.
93
III.2. Denda (Ta’zir) & Ganti Rugi (Ta’widh)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR


21/13/PBI/2019 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
20/8/PBI/2018 TENTANG RASIO LOAN TO VALUE UNTUK KREDIT
PROPERTI,
RASIO FINANCING TO VALUE UNTUK PEMBIAYAAN PROPERTI, DAN
UANG MUKA UNTUK KREDIT ATAU PEMBIAYAAN KENDARAAN
BERMOTOR

Pasal 1
27. Uang Muka adalah pembayaran di muka sebesar persentase tertentu dari nilai
pembelian Properti atau harga kendaraan bermotor yang sumber dananya berasal dari
debitur atau nasabah.
94
Daftar Isi

I. KONSEP
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

1. Makna & Tujuan Syariah


2. Peran & Perkembangan Bank Syariah
3. Otoritas Regulasi & Pengawasan
4. Prinsip-Prinsip
5. Definisi & Jenis Risiko
II. DESAIN
1. Cakupan & Organ
2. Organisasi
3. Elemen & Implementasinya
4. Pelaporan
III. ISU KONTROVERSIAL
1. Murabahah Proporsional vs. Anuitas
2. Denda (Ta’zir), Ganti Rugi (Ta’widh)
3. Income Smoothing
Risiko Unik Bank Syariah
Risiko Imbal Hasil

Dasar Hukum PER di Indonesia - Fatwa DSN No. 87

Metode perataan penghasilan/laba


(income smoothing method)
adalah pengaturan pengakuan dan
pelaporan laba atau penghasilan dari Metode perataan penghasilan dengan
waktu ke waktu dengan cara membentuk dana cadangan adalah
menahan sebagian laba/penghasilan pengaturan distribusi keuntungan dari
dalam satu periode dan dialihkan waktu ke waktu atas bagi hasil antara LKS
pada periode lain dengan tujuan dan nasabah penyimpan dana dengan cara
mengurangi fluktuasi yang membentuk cadangan perataan laba
berlebihan atas bagi hasil antara penghasilan (profit equalization reserve)
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan
nasabah penyimpan dana pihak
ketiga

24
Risiko Unik Bank Syariah
Risiko Imbal Hasil

Prinsip Pelaksaan Fatwa DSN No. 87

Perataan penghasilan dengan/tanpa membentuk cadangan boleh dilakukan dalam


1 bagi hasil dana pihak ketiga

2 Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh membentuk dana cadangan atau


Profit Equalization Reserve (PER)

PER dapat dibentuk melalui penyisihan keuntungan sebelum dibagihasilkan, dengan syarat:
3 a. bagi hasil aktual > proyeksi tingkat imbalan;
b. seizin nasabah penyimpan dana

PER tidak boleh dibentuk dengan mengurangi bagi hasil apabila bagi hasil
4 aktual < proyeksi tingkat imbalan

5 PER dikelola secara terpisah oleh LKS

25
Konsep & Desain Manajemen Risiko Bank Syariah (Yuslam Fauzi, 2020)

Terima kasih
Dr. Yuslam Fauzi, SE, MBA
Email: yuslam.f01@gmail.com; Mobile: +628161890555

Anda mungkin juga menyukai