INFEKSI NOSOKOMIAL
OLEH KELOMPOK 2:
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang dibuat ini, bertujuan untuk pemenuhan tugas dari dosen
mata kuliah,serta sebagai sumber belajar tambahan bagi kami.
Kami juga mengucapkan limpah terikasih pada dosen mata kuliah yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami.
Dimana makalah ini berjudul “INFEKSI NOSOKOMIAL” ucapan terimakasih
juga kepada semua teman-teman kelompok dan seperjuangan yang telah
berperan aktif dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I. pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit dan upaya pencegahan
infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Dalam
pemberian pelayanan yang bermutu, seorang petugas kesehatan harus memiliki kemampuan
untuk mencegah infeksi dimana hal ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan
karena mencakup setiap aspek penanganan pasien (Soeroso, 2007).
Infeksi nosokomial adalah semua kasus infeksi yang terjadi sekurangkurangnya setelah
3 x 24 jam dirawat di rumah sakit atau pada waktu masuk tidak didapatkan tanda-tanda
klinik dari infeksi tersebut. Meskipun kultur tidak mendukung ke arah infeksi nosokomial,
tetap dicatat sebagai infeksi nosokomial (Kurniadi, 1993)
Jenis infeksi nosokomial yang sering dijumpai pada pasien bedah berturutturut adalah
infeksi saluran kemih, infeksi arena bedah, infeksi saluran napas bawah, bakteriemia dan
sepsis yang berkaitan dengan penggunaan alat intravaskuler. Upaya identifikasi dan
pengamatan pasien yang berisiko tinggi harus dilakukan sehingga kemudian dapat
dilakukan upaya pencegahan, diagnosis dan penanggulangannya (Sjamsuhidayat & De jong,
2004).
Cara penularan melalui tenaga perawat ditempatkan sebagai penyebab yang paling
utama infeksi nosokomial. Penularan melalui tangan perawat dapat secara langsung karena
tangan yang kurang bersih atau secara tidak langsung melalui peralatan yang invasif.
Dengan tindakan mencuci tangan secara benar saja kejadian infeksi nosokomial dapat
mencapai 50% apalagi jika tidak mencuci tangan. Peralatan yang kurang steril, air yang
terkontaminasi kuman, cairan desinfektan yang mengandung kuman, sering meningkatkan
risiko infeksi nosokomial (Utje, 1993).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian infeksi nosokomial
2. Apa Factor factor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial
3. Bagaimana Penularan infeksi nosokomial
4. Apa itu Pathogenesis dan patofisiologis
5. Bagaimana Siklus terjadinya infeksi nosokomial
6. Bagaimana Pengendalian infeksi nosokomial
7. Apa saja Contoh infeksi nosokomial
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian infeksi nosokomial
2. Untuk mengetahui Factor factor yang mempengaruhi terjadinya infeksi
nosokomial
3. Untuk mengetahui Bagaimana Penularan infeksi nosokomial
4. Untuk mengetahui Apa itu Pathogenesis dan patofisiologis
5. Untuk mengetahui Bagaimana Siklus terjadinya infeksi nosokomial
6. Untuk mengetahui Bagaimana Pengendalian infeksi nosokomial
7. Untuk mengetahui Apa saja Contoh infeksi nosokomial
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi yang terjadi pada penderita penderita yang sedang dalam proses asuhan
keperawatan ini disebut infeksi nosokomial. Nosokomial berasal dari bahasa yunani, dari
kata nosos yang artianya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti
tempat untuk merawat atau rumah sakit. Jadi, infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai
infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit.
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam
tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto
infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme
yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya (Soeparman, 2001).
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan. Sebetulnya
rumah sakit memang sumber penyakit. Di negara maju pun, infeksi yang didapat dalam
rumah sakit terjadi dengan angka yang cukup tinggi. Misalnya, di AS, ada 20.000 kematian
setiap tahun akibat infeksi nosokomial. Di seluruh dunia, 10 persen pasien rawat inap di
rumah sakit mengalami infeksi yang baru selama dirawat – 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di
Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004
menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama
dirawat.
d. agen infeksi
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.
Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari
datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap
mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan
menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya
Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangrene
Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan
hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi
pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus,
Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan pasien
yang dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari
semua infeksi di rumah sakit.
Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,
paru, dan peritoneum.
f. Virus
h. Faktor alat
Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi jika tidak
menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan dan
infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan operasi dan melibatkan suatu
bagian anotomi tertentu (contoh, organ atau ruang) pada tempat insisi yang dibuka
atau dimanipulasi pada saat operasi dengan setidaknya terdapat salah satu tanda :
1) Keluar cairan purulen dari drain organ dalam
3) Ditemukan abses
5) Pencegahan ILO harus dilakukan, karena jika tidak, akan mengakibakan semakin
lamanya rawat inap, peningkatan biaya pengobatan, terdapat resiko kecacatan dan
kematian, dan dapat mengakibatkan tuntutan pasien. Pencegahan itu sendiri harus
dilakukan oleh pasien, dokter dan timnya, perawat kamar operasi, perawat ruangan,
dan oleh nosocomial infection control team.
Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang
banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan
terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga bakteri
ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran
kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat
menimbulkan batu.
3. Bakterimia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang timbul ketika pasien di rawat di
rumah sakit infeksi ini dapat menular dari satu pasien ke pasien lainya serta
petugas medis,selain itu alat kesehatan yang di gunakan biasanya sebagai media
transmisi dalam segi penularan sebab biasanya kurang sterilnya alat kesehatan
tersebut.Infeksi ini disebabkan dari mikroorganisme yang ada dalam tubuh
manusia dan juga bakteri dari lingkungan rumah sakit.oleh karna itu dengan
pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi ini dengan berbagai cara mulai
sterilisasi alat kesehatan,pemusnahan mikroorganisme yang menjadi
penyebabnya serta sanitasi lingkungan.
B. SARAN
1. Sterilisasi alat kesehatan agar mengurangi dampak dari penularan infeksi
nosokomial.
2. Melakukan sanitasi lingkungan sekitar dengan baik dan benar,
3. Serta penanganan pasien infeksi sesuai dengan prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, 2008. Infeksi nosokomial problematika dan pengendaliannya. Jakarta :
salemba medika
Nasution, L. 2012. Infeksi nosokomial. Medan : jurnal fakultas kedokteran
universitas Sumatra utara. Vol.39.no.1tahun 2012 : 36-41.
Salawati, Liza. 2012. Pengendalian infeksi nosokomial di ruang intensive care
unit rumah sakit. Banda Aceh: jurnal kedokteran Syiah kuala vol. 12 no. 1 april
2012