Anda di halaman 1dari 10

DIABETES

GEJALA
TYPE 1

1.Sering buang air kecil(poliuria) : Bertambah tingginya kadar gula dalam darah,semakin banyak juga
eksresi kadar gula dalam urin,yang menyebabkan semakin banyaknya jumlah urin.Namun,bagi orang
tua dan penderita penyakit ginjal,pada saat peningkatan kadar gula darah,jumlah urin meningkat
tidak jelas.

2.Banyak minum air(Polidipsia) : seringnya buang air kecil menyebabkan banyak terbuangnya kadar
air dalam tubuh,sehingga terjadinya dehidrasi sel,yang meransang sistem saraf pusat
haus,menyebabkan bertambahnya asupan air minum. Polidipsia memperparah keadaan poliuria.

3.Banyak makan(Polifagia) :Jaringan sel penderita diabetes sering berada dalam "keadaan
kelaparan", sehingga merangsang sistem saraf pusat makan, menyebabkan kelaparan, Selain itu,
tubuh tidak dapat dengan penuh memanfaatkan glukosa, glukosa dalam jumlah besar terbuang
melalui urin, sehingga tubuh sebenarnya berada dalam kondisi semi-kelaparan, kekurangan energi
juga menyebabkan nafsu makan yang hiperaktif.

4. Penurunan berat badan. Meski nafsu makan dan asupan makanan penderita diabetes normal,
atau bahkan meningkat, tetapi berat badan menurun.

5.Lesu/Tidak bertenaga. Berhubung glukosa penderita diabetes tidak bisa sepenuhnya teroksidasi,
maka tubuh terasa lesu tidak bertenaga.

6. Penurunan penglihatan. Banyak penderita diabetes pada awal pengobatan mengeluh penglihatan
menurun atau kabur. Awalnya sebagian besar merupakan perubahan fungsional, sewaktu gadar gula
darah terkontrol dengan baik,penglihatan dapat kembali normal.

7. Komplikasi. Penyakit diabetes meiliki banyak komplikasi penyakit lainnya,diantara lain : infeksi
kulit diabetes, kaki diabetik, gastroparesis diabetes, kardiomiopati diabetes, penyakit jantung
diabetes, nefropati diabetes dan infeksi saluran kemih, dll.
Dilihat secara konsolidasi, gejala utama penyait diabetes adalah polidipsia, poliuria, polifagia,
penurunan berat badan ,di samping itu, ada komplikasi penyakit diantara lainnya adalah penyakit
ginjal dan penyakit lambung. Pemahaman gejala utama diabetes, berupaya untuk diagnosis dini,
pengobatan dini, dan meningkatkan kesempatan pasien untuk sembuh kembali..

http://id.asianstemcells.com/diabetes/gejala-diabetes/?utm_source=gg-
serp&utm_medium=cpc&utm_term=Gejala&utm_content=1&utm_campaign=co.id&gclid=CjwKEAj
woMKiBRDHwoaQ0dzn0UwSJAAUk5JiWoH9nZ8rN9KdkWkkq7W6w2A5b9rPlSjZlY6CPRU1kBoCodDw
_wcB

ULKUS DIABETES
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis,
yang biasanya terjadi di telapak kaki.4,6

ETIOLOGI
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus diabetes meliputi neuropati, penyakit
arterial, tekanan dan deformitas kaki.2

PATOFISIOLOGI

Neuropati Perifer

Neuropati perifer pada diabetes adalah multifaktorial dan diperkirakan merupakan

akibat penyakit vaskuler yang menutupi vasa nervorum, disfungsi endotel, defisiensi

mioinositol-perubahan sintesis mielin dan menurunnya aktivitas Na-K ATPase,

hiperosmolaritas kronis, menyebabkan edema pada saraf tubuh serta pengaruh peningkatan

sorbitol dan fruktose.2

Neuropati disebabkan karena peningkatan gula darah yang lama sehingga

menyebabkan kelainan vaskuler dan metabolik. Peningkatan kadar sorbitol intraseluler,

menyebabkan saraf membengkak dan terganggu fungsinya. Penurunan kadar insulin

sejalan dengan perubahan kadar peptida neurotropik, perubahan metabolisme lemak, stres

oksidatif, perubahan kadar bahan vasoaktif seperti nitrit oxide mempengaruhi fungsi dan

perbaikan saraf. Kadar glukosa yang tidak teregulasi meningkatkan kadar advanced

glycosylated end product (AGE) yang terlihat pada molekul kolagen yang mengeraskan

ruangan-ruangan yang sempit pada ekstremitas superior dan inferior (carpal, cubital, dan

tarsal tunnel). Kombinasi antara pembengkakan saraf yang disebabkan berbagai


mekanisme dan penyempitan kompartemen karena glikosilasi kolagen menyebabkan double

crush syndrome dimana dapat menimbulkan kelainan fungsi saraf motorik, sensorik dan

autonomik.8

DIAGNOSIS KLINIS ULKUS DIABETS


Penanganan ulkus diabetes terdiri dari penentuan dan perbaikan penyakit dasar

penyebab ulkus, perawatan luka yang baik, dan pencegahan kekambuhan ulkus. Penyebab

ulkus diabetes dapat ditentukan secara tepat melalui anamnesa riwayat dan pemeriksaan

fisik yang cermat.9

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Persetujuan tindakan medis (Informed Consent) adalah pernyataan persetujuan (consent) atau izin dari pasien
yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang
dimaksud. Persetujuan ini bisa dalam bentuk lisan maupun tertulis. Pada hakikatnya informed consent adalah
suatu proses komunikasi antara dokter dan pasien tentang kesepakatan tindakan medis yang akan dilakukan
dokter terhadap pasien (ada kegiatan penjelasan rinci oleh dokter), sehingga kesepakatan lisan pun
sesungguhnya sudah cukup. Penandatanganan formulir Informed Consent secara tertulis hanya merupakan
pengukuhan atas apa yang telah disepakati sebelumnya. Formulir ini juga merupakan suatu tanda bukti yang
akan disimpan di dalam arsip rekam medis pasien (Guwandi J, 2004).
Informed Consent berakar dalam nilai-nilai otonomi di dalam masyarakat yang diyakini sebagai hak-hak mereka
dalam menentukan nasibnya sendiri apabila akan dilakukan tindakan medis. Informed Consent sebagai mana
bentuknya telah mengalami suatu proses panjang, sumber dasar dari filsafah moral, sosial-budaya dan politik.
Di Indonesia masalah Informed Consent sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 290/MENKES/PER/III/2008. namun dalam pelaksanaannya belum sebagaimana mestinya, masih ditemui
kendala-kendala yang menyangkut bidang sosial-budaya dan kebiasaan. Selain itu karena menyangkut hak
asasi manusia, Informed Consent sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 29
Tahun 2004 tentang praktik kedokteran, pada Pasal 45 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran atau
Kedokteran Gigi.
Pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang Informed Consent dalam lampiran SKB IDI No. 319 /P/BA/88
butir 33 berbunyi ”Setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar mengharuskan adanya
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pasien, setelah sebelumnya pasien itu memperoleh informasi yang
cukup kuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta resiko yang bersangkutan dengannya”
(Departemen Kesehatan RI, 1997).
Tindakan dokter dalam pelayanan medis merupakan suatu upaya yang hasilnya belum pasti, akan tetapi akibat
yang timbul dari tindakan itu dapat diketahui berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dokter yang
bersangkutan. Karenanya kemungkinan terjadinya kesalahan dalam tindakan merupakan tanggung jawab
dokter, sedangkan suatu pembebasan terhadap kesalahan (kelalaian) kurang berhati-hati dianggap
bertentangan dengan kesusilaan.
Informed Consent untuk pasien yang telah setuju mendapat pelaksanaan tindakan medik dari dokter terhadap
dirinya dengan menyadari sepenuhnya atas segala resiko tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter.
Pernyataan tersebut juga dicantumkan bahwa dokter telah menjelaskan sifat, tujuan serta kemungkinan (resiko)
akibat yang timbul dari tindakan tersebut kepada pasien atau keluarganya. Dokter yang bersangkutan juga harus
menandatangani formulir Persetujuan Tindakan Medik.
Pengertian tentang resiko medik (Malpraktek dan Resiko Medik Dalam Kajian Hukum Pidana (Guwandi J, 1994)
sebagai berikut :
1. Bahwa dalam tindakan medik ada kemungkinan (resiko) yang dapat terjadi yang mungkin tidak sesuai
harapan pasien. Ketidak mengertian pasien terhadap resiko yang dihadapinya dapat mengakibatkan diajukannya
tuntutan ke pengadilan oleh pasien tersebut.
2. Bahwa di dalam tindakan medis ada tindakan yang mengandung resiko tinggi.
3. Bahwa resiko tinggi tersebut berkaitan dengan keselamatan jiwa pasien.
Tata Cara Pengisian Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) 
Setiap tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga
baik secara tertulis maupun lisan. Untuk tindakan yang beresiko harus mendapatkan persetujuan secara tertulis
yang ditandatangani oleh pasien untuk mendapatkan persetujuannya. Persetujuan diberikan pada pasien setelah
mendapatkan informasi yang jelas tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang akan ditimbulkannya.
Menurut SK Dirjen Pelayanan Medik No.HK.00.06.6.5.1866 Kebijakan dan Prosedur tentang Informed Consent
adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medis harus dalam bentuk kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.
2. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya memberikan informasi dan
penjelasan adalah hak dokter.
3. Formulir Informed Consent dianggap benar jika memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik.
b. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa paksaan (voluntary).
c. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh seorang (pasien) yang sehat mental dan yang
memang berhak memberikannya.
d. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan cukup informasi dan penjelasan yang
diberikan.
4. Isi informasi dan penjelasan yang diberikan
Informasi dan penjelasan dianggap cukup jika paling sedikit enam hal pokok dibawah ini disampaikan dalam
memberikan informasi dan penjelasan.
a. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang akan dilakukan.
b. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan.
c. Informasi dan penjelasan tentang resiko dan komplikasi yang mungkin akan terjadi.
d. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tindakan lain yang tersedia dan serta resikonya dari masing-
masing tindakan tersebut.
e. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan tersebut dilakukan.
f. Diagnosis.
5. Kewajiban memberikan informasi dan penjelasan.
Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab utama memberikan informasi dan
penjelasan yang diperlukan. Apabila berhalangan, informasi dan penjelasan yang diberikan dapat diwakili pada
dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan.
6. Cara menyampaikan informasi.
Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan. Informasi secara tertulis hanya dilakukan sebagai pelengkap
penjelasan yang telah disampaikan secara lisan.
7. Pihak yang menyatakan persetujuan.
a. Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 21 tahun atau sudah menikah.
b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka, menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/Ibu adopsi
2) Saudara-saudara kandung
c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun atau tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir.
Persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka, menurut hak sebagai
berikut:
1) Ayah/Ibu adopsi
2) Saudara-saudara kandung
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/Ibu kandung
2) Wali yang sah
3) Saudara-saudara kandung
e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) persetujuan atau penolakan tindakan
medis diberikan menurut urutan hak tersebut :
1) Wali
2) Curator
f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah /orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut urutan hak tersebut:
1) Suami/isteri
2) Ayah/ibu kandung
3) Anak-anak kandung
4) Saudara-saudara kandung.
8. Cara menyatakan persetujuan.
Cara pasien menyatakan persetujuan dapat secara tertulis (expressed) maupun lisan. Persetujuan secara tertulis
mutlak diperlakukan pada tindakan medis yang mengandung resiko tinggi, sedangkan persetujuan secara lisan
diperlukan pada tindakan medis yang tidak mengandung resiko tinggi.
9. Semua jenis tindakan medis yang mengandung resiko harus disertai Informed Consent. Jenis tindakan medis
memerlukan Informed Consent disusun oleh komite medik dan kemudian ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.
Bagi rumah sakit yang belum mempunyai komite medik atau keberadaan komite medik belum lengkap, maka
dapat mengacu pada jenis tindakan medis yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit lain yang fungsi dan kelasnya
sama.
10. Perluasan tindakan medis yang telah disetujui tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga,
kecuali apabila perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.
11. Pelaksanaan Informed Consent untuk tindakan medis tertentu, misalnya Tubektomi/Vasectomi dan
Caesarean Section yang berkaitan dengan program keluarga berencana, harus merujuk pada ketentuan lain
melalui konsultasi dengan perhimpunan profesi yang terkait.
12. Demi kepentingan pasien, Informed Consent tidak diperlukan bagi pasien gawat darurat dalam keadaan tidak
sadar dan tidak didampingi oleh keluarga pasien yang berhak memberikan persetujuan/penolakan tindakan
medis.
13. Format isian persetujuan tindakan medis (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis, digunakan
seperti pada contoh formulir terlampir, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang saksi. Perawat bertindak sebagai salah satu saksi.
b. Formulir asli dalam berkas rekam medis pasien.
c. Formulir harus sudah diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan medis dilakukan.
d. Dokter harus ikut membubuhkan tandatangan sebagai bukti bahwa telah diberikan informasi dan penjelasan
secukupnya.
e. Sebagai ganti tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus membubuhkan cap jempol ibu jari
tangan kanan.
(MenKes, 2008)

3. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus
dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa
menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.

b. Kontraindikasi

1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada.

2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.


FAKTOR RESIKO

Ada beberapa faktor resiko penyakit diabetesmelitus yang harus mendapatkan perhatian serius untuk Anda
bisa terhindar dari penyakit yang bisa dibilang sangat mematikan ini. Keberadan beberapa faktor resiko
diabetes di bawah ini pada diri Anda, akan menjadikan Anda memiliki peluang yang sangat besar untuk Anda
terserang penyakit yang dikenal penyakit KENCING MANIS ini. Segera lakukan perbaikan pada pola hidup Anda
apabila ada salah satu faktor resiko di bawah ini. Jangan ditunda lagi!.

1. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk seseorang terserang
penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang
bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola
hidup dan pola makan. Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan
terhindar dari penyakit yang mengerikan ini.
 
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon insulin. Sel-sel
tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan
dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi
kelelahan dan akhirnya rusak. Segera hindari makan makanan yang tinggi kalori !
 
3. Usia Yang Semakin Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami kepekaan
terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan untuk
lebih tidak peka terhadap hormon insulin.
 
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang mengalami kegemukan dan
melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga
secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.
 
5. Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan sifatnya sangat komplek.
Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Jadilah orang yang
berakal dan cerdas dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa
memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok sungguh sangat
mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama sangat membenci rokok karena memang lebih
banyak kerusakannya ketimbang manfaatnya.
 
6. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Manakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk seseorang
mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per
hari.
 
7. Stres Dalam Jangka Waktu Lama
Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk produksi
hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu sel-sel tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk
seseorang terkena penyakit kanker juga memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten
terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam keadaan serius. Banyak-
banyaklah untuk selalu bertawakkal kepada Allah dalam setiap menghadapi masalah hidup.
Bergantunglah hanya kepada Allah dalam setiap lika-liku kehidupan agar pikiran tenang dan beban
terasa ringan.
 
8. Hipertensi Atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak konsumsi makanan
yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada
akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.
 
9. Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan hormon insulin dan
pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini
biasanya kembali normal selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi
sangat beriso terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes melitus.
 
10. Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk terserang diabetes melitus.
Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan
diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari Asia.
 
11. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek negatif yang tidak
ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi mengobati di sisi yang lain mengganggu
kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus penyakit berat seperti jantung dan liver serta diabetes
diakibatkan oleh terlalu seringnya mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat
berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis
obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.

Saran kami, hindarilah obat kimia sebisa mungkin. Kembalilah kepada obat-obatan herbal. Jadikanlah
obat kimia sebagai alternatif terakhir dan sifatnya darurat. Jangan sampai Anda baru sakit sedikit
langsung telan obat kimia. Cobalah terapi setiap penyakit yang Anda derita dengan ramuan herbal
terlebih dahulu. Insya Allah akan lebih aman dan dalam jangka panjang akan mengoptimalkan
kesehatan Anda secara menyeluruh. 

Konsumsi obat herbal akan lebih mendorong tubuh Anda bekerja sendiri dalam melawan penyakit
karena sifat obat herbal umumnya untuk memacu tubuh dalam meningkatkan imunitas dari dalam
secara alami.
 

Itulah sedikit ulasan beberapa faktor resiko diabetes melitus yang harus Anda ketahui. Mudah-mudahan
bermanfaat. Amiin....

Untuk info tambah tentang ulasan seputar penyakit diabetes dan penyakit berat lainnya bisa Anda kunjungi link
di bawah ini:

http://www.serojamedia.com/search/label/diabetes

Info terkait dengan Faktor Resiko Penyakit Diabetes Melitus

 Tipe Penyakit Diabetes Melitus


 Penyebab Penyakit Diabetes Melitus
 Gejala Penyakit Diabetes Melitus
 Mengatasi Penyakit Diabetes Melitus
 Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Melitus
 Cara Mencegah Penyakit Diabetes Melitus
 Mengobati Penyakit Diabetes Melitus
 Obat Penyakit Diabetes Melitus
 Home

ALTERNATIF LAIN

CARA MENCEGAH PENYAKIT DIABETES


DENGAN SEDERHANA
15 November 2012 pukul 18:20

SOYJOY Lovers, semakin hari semakin banyak saja orang Indonesia yang
terkena diabetes. Menurut WHO, jumlah penyandang diabetes di Indonesia
meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu 10 tahun! Jangan panik dulu,
untungnya, kamu bisa mengurangi resikonya lewat perubahan gaya hidup
yang sehat dengan cara mencegah penyakit diabetes yang sederhana di
bawah ini. Karena dengan melakukan beberapa perubahan sederhana dalam
gaya hidup, kamu bisa meningkatkan kualitas hidupmu.

 Perbanyak aktivitas fisik

SOYJOY Lovers, ada banyak manfaat lho jika kita berolahraga secara teratur.
Latihan fisik dapat membantu tubuh meningkatkan sensitivitas hormon insulin
yang membantu kadar gula darah tetap normal. Jadi, berolahraga dengan
latihan aerobik dan latihan ketahanan 3-4 kali seminggu secara teratur akan
membantu kita mencegah diabetes.

 Turunkan berat badan

Sebanyak 80% diabetes mengalami kelebihan berat badan. Dalam sebuah


penelitian menunjukkan orang dewasa yang kegemukan, mengurangi risiko
diabetes mereka sebesar 16 persen untuk setiap kilogram berat badan yang
hilang. Jadi, upayakan berat badanmu dalam kisaran normal, ya. Coba deh
cek berat badanmu di BMI Calculator ini.

 Jaga pola makan sehat

Pedoman Asosiasi Diabetes Amerika menyarankan untuk memperbanyak


asupan buah dan sayur yang beragam. Makanan berserat seperti sayur, buah,
dan kacang-kacangan seperti yang terkandung dalam SOYJOY tidak hanya
mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah, tetapi
juga menjaga berat badan ideal dengan membantu kita merasa kenyang.
Selain itu, hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak
trans yang banyak digunakan pada produk olahan dan makanan cepat saji.
Diet tinggi daging merah dan produk olahan serta makanan manis  dikaitkan
dengan peningkatan  risiko diabetes hampir dua kali dari mereka yang makan
diet sehat.

 Hindari merokok

Selain terkait dengan diabetes, merokok juga bisa memicu penyakit jantung
dan kanker paru-paru. Merokok dapat menurunkan kemampuan tubuh kita
untuk memanfaatkan hormon pengatur kadar gula darah.

 Cek Kesehatan

Cara mencegah penyakit diabetes yang terakhir adalah dengan cek


kesehatan. Nggak ada salahnya jika kita selalu memeriksakan kondisi
kesehatan. Mengecek kadar gula darah, dan tekanan darah membantu kita
tahu kondisi kesehatan tubuh sendiri.
Sudah tahu kan bagaimana cara mencegah penyakit diabetes dengan
sederhana? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Setuju kan
SOYJOY Lovers? Selain dengan cara di atas, cek juga ya artikel Cara
Mencegah Diabetes Dengan Kedelai sebagai alternatif lain untuk pencegahan
dan pengurangan resiko terkena penyakit yang sering disebut kencing manis
ini 
 
Source : www.soyjoy.co.id/prevention/cara-mencegah-penyakit-diabetes-
dengan-sederhana/

Anda mungkin juga menyukai