Sekolah Aman
1. Pengertian Sekolah Aman
Aman adalah situasi dimana seseorang bebas dari bahaya dan rasa takut.
Dengan demikian, sekolah aman adalah lembaga pendidikan yang
warganya bebas dari bahaya baik secara internal maupun eksternal.
Pada prinsipinya sekolah aman dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni
aman secara jasmani (fisik) dan rohani (mental). Prinsip-prinsip sekolah
aman dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti warganya bebas rasa
takut dari segala ancaman keamanan sekolah, memiliki komitmen
terhadap budaya aman, suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar
warga sekolah positif, sadar terhadap resiko bencana, lingkungan fisik
(gedung, halaman dan ruang, ruang kelas) dibangun dengan
mempertimbangkan faktor keamanan warganya, memiliki rencana yang
matang dan mampu sebelum, saat, dan sesudah bencana dan selalu siap
untuk merespon pada saat darurat dan bencana terjadi, dan sebagainya.
b) Berdayakan siswa
Berdiskusi dengan siswa untuk mengatasi tindakan bullying yang tidak
terlalu parah. Misalnya, siswa diajak tidak mengabaikan ejekan atau
gangguan non fisik. Contoh lainnya adalah bersahabat dengan semua orang
lain sehingga ketika si penindas mulai beraksi, siswa memiliki teman-
teman yang membantu atau membelanya.
Dengan begitu, jika terjadi bencana, sekolah yang telah memiliki indikator-
indikator di atas dapat segera melakukan langkah-langkah penyelamatan
bencana. Ada beberapa tindakan yang harus diperhatikan dalam
penyelamatan bila terjadi bencana, yakni:
a) Penyelamatan saat terjadi gempa bumi, meliputi:
3. Pembelajaran
4. Pengaduan
Tersedia ”pojok curhat” untuk siswa di ruang konseling sahabat
siswa.
Formulir pengaduan mudah diakses oleh siswa.
Melaksanakan mekanisme perlindungan terhadap siswa yang
melakukan pengaduan.
b) Metode Pembelajaran
Indikator seorang siswa cocok terhadap sekolah pilihannya adalah, sejauh
mana siswa merasa aman dan nyaman berada di sekolah itu. Oleh karena
itu proses belajar mengajar harus dikemas sedemikian rupa sehingga anak
merasa enjoy dalam mengikuti pelajaran, tanpa ada rasa cemas dan takut.
Selain itu metode pembelajaran mendorong siswa menjadi lebih kreatif.
Sekolah Ramah Anak lebih menekankan segala kegiatan berpusat pada
anak. Guru berperan sebagai sahabat bagi siswa yang bersedia membantu
segala hambatan dan kesulitan yang dihadapinya. Di samping itu guru juga
berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa, bukan semata–mata
orang yang memegang otoritas penuh dalam kelas. Guru harus
menenggunakan metode belajar inovatif dan variatif didukung media
pembelajaran yang membantu daya serap dan memotivasi siswa belajar
berpartisipasi dan kooperatif guna mengembangkan kompetensi belajar
learning by doing.