Meningitis, Ensefalitis Anak
Meningitis, Ensefalitis Anak
Epidemiologi
Neonatus ± 300/100.000 anak per tahun. Bayi &
Balita 2 ‐ 3 kasus / 100.000 anak
Usia sekolah & remaja ± 1 kasus / 100.000 anak
puncak kejadian : bayi dan lansia.
Faktor Resiko
Status immunocompromised (infeksi human
immunodeficiency
virus, kanker, Patofisiologi
dalam terapi obat imunosupresan, gizi Infeksi selaput otak melalui:
buruk dan splenektomi) • Aliran darah (hematogen)- infeksi di
Trauma tembus kranial tempat lain (faringitis, tonsilitis,
Fraktur basis kranium endokarditis, pneumonia, infeksi gigi)
Infeksi telinga bakteriemia
Infeksi sinus nasalis • Perluasan langsung (perkontinuitatum)
Infeksi paru Infeksi gigi infeksi sinus paranasalis, mastoid, abses
Adanya benda asing di dalam sistem saraf otak, sinus cavernosus
pusat (contoh: ventriculoperitoneal shunt) • Implantasi langsung: trauma kepala
Penyakit kronik (gagal jantung kongestif, terbuka, bedah otak, pungsi lumbal,
diabetes, penyalahgunaan alkohol, dan mielochele
sirosis hepatik) Meningitis pada neonatus:
Status imunisasi tidak lengkap • Aspirasi cairan amnion
• Transplasental (terutama
Klasifikasi listeria) •
1. Meningitis bakterial Sebagian besar infeksi SSP akibat penyebaran
• a) Bakteri non spesifik: Neisseria hematogen
meningitidis, Haemophillus influenzae, S. Saluran napas merupakan port d’entry utama
pneumoniae, stafilokokus, streptokokus, E.
coli, S. thyphosa
• b) Bakteri spesifik: M. tuberculosis
2. Meningitis viral: mumps, measles
3. Meningitis fungal
4. Meningitis parasit: toxoplasma, amoeba
• Rash/ ruam : padaStreptococcus
Pneumonie
• Nyeri sendi : padameningococcemia dan
hemophllus influenzae
• Meningitis pneumokokal sering didahului
oleh infeksi paru, telinga, sinus, atau katup
jantung. Etiologi pneumokokal juga patut
dicurigai pada pasien alkoholik,
pascasplenektomi, lansia, anemia bulan
sabit, dan fraktur basis kranium.
• H. influenzae biasanya terjadi setelah
infeksi telinga dan saluran napas atas
pada anak anak.
Gambaran Klinis
Tanda kardinal
• Demam tinggi/hiperpireksia, mual / Diagnosis
muntah, kejang, sakit kepala,fotofobi,
penurunan kesadaran, adanya meningeal
sign
• Bila UUB masih terbukaà menonjol tegang
dan berdenyut bulging
Tanda dan gejala spesifik Pediatric Coma Scale (PCS)
•
Petechiae dan purpura khas : padameningococcemia
dan Hemophilus influenzae 50%
• Meningitis meningokokal harus dicurigai jika
terjadi perburukan kondisi yang sangat
cepat (kondisi delirium atau sopor dalam
hitungan jam), terdapat ruam petechiae
atau purpura, syok sirkulasi, atau ketika
ada wabah
Prognosis
• Prognosis tergantung
– jenis patogen, patogenitas
mikroba spesifik
– Daya imunitas pasien
– Kecepatan & ketepatan terapi
– asuhan perawatan.
– Meningitis virus prognosis baik ,
sekuele (-)
• Pemberian antibiotik yang tepat dan
adekuat turunkan kematian dari 50%
menjadi 10%
• Meningitis bakterial sekuele neurologi ±
30% pasien hidup kerusakan kognitif
ringan sampai retardasi psikomotor global.
• Hidrosefalus obstruktif ± 10% pasien
hidup, dan palsi serebral spastik
• Gangguan pendengaran 15% -20% pasien
hidup.
• Meningitis TB : tahap 1 tahan hidup ±90%;
tahap 2 75% ; tahap 3 hanya 20%.
Gejala sisa neurologis pada meningitis TBC
mencapai angka 80%
Pencegahan
• Menghindari faktor risiko
Definisi 5. Patologi anatomi
• Peradangan pada jaringan otak setempat
(lokal) atau seluruhnya (difus). Diagnosis Banding
• sering disertai oleh peradangan selaput 1. Ensefalitis Non-Virus
otak sehingga disebut sebaga 2. Penyakit metabolik, hipoglikemia, uremia
meningoensefalitis . ensefalopati
• Istilah ensefalitis mengacu pada 3. Intoksikasi – Reye sindrom
peradangan otak yang umumnya 4. Tumor/ Abses Otak
disebabkan oleh infeksi virus 5. Perdarahan Subaraknoid
6. Multipel sklerosis akut
Laboraturium 7. Status epileptikus
• Cairan serebrospinal kadang-kadang
normal/ peninggian sel/ glukosa sedikit Tatalaksana
• Virologik dan serologic • Pengobatan simptomatis dan tindakan
• Autopsi post mortem suportif.
• Perawatan umum bersifat suportif
Pemeriksaaan Penunjang • Penanganan kejang
• Bantuan dan pembebasan jalan nafas
• Darah perifer lengkap, gula darah &
• Mengontrol tekanan intrakranial
elektrolit
• Mengatasi kejang secepatnya
• Pungsi lumbal: pemeriksaan CSS bisa normal
• Keseimbangan cairan tubuh
atau menunjukkan abnormalitas ringan
sampai sedang:
– peningkatan jumlah sel 50-200/mm3 Prognosis
– hitung jenis didominasi sel limfosit Angka Kematian 35% - 50%
– protein meningkat tapi tidak melebihi Gejala sisa 20%-40% yang hidup berupa:
200 mg/dl - Paresis/ Paralisis
– glukosa normal - Epilepsi
Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala) - Retardasi mental
menunjukkan gambaran edema otak baik - Gangguan tingkah laku
umum maupun fokal - Gerakan khoreo athetoid
EEG umumnya didapatkan gambaran - Gangguan penglihatan
perlambatan atau gelombang epileptiform - Gangguan pendengaran
baik umum maupun fokal, kadang Kematian dan disabilitas masih sangat tinggi
didapatkan gambaran normal pd beberapa Fisioterapi dan rehabilitasi harus dilakukan
pasien segera untuk menghindari komplikasi lebih lanjut
Diagnosis Pencegahan
1. Gejala klinis – anamnesis 1. Higiene dan sanitasi lingkungan
2. Biakan darah/ CSF S 2. Gizi seimbang
3. erologik, serum/ CSF 3. Pola hidup sehat
4. Biopsi otak 4. Imunisasi
• Vaksin MMR (campak, gondongan dan
campak Jerman)
• : Dapat diberikan pada umur 12 bulan,
vaksin ulangan umur 5-7 tahun
• Vaksin pneumokokus (PCV): Usia di
bawah 1 tahun
• diberikan setiap dua bulan sekali, di
atas dua tahun cukup diberikan sekali
• Vaksinasi DTaP/IPV/Hib
• Vaksinasi Japanese encephalitis