Anda di halaman 1dari 45

Status Ujian IKM

OPTIMALISASI PENYULUHAN HIPERTENSI DAN PERAN PETUGAS


PTM DALAM MENURUNKAN ANGKA KUNJUNGAN KASUS BARU
HIPERTENSI DI PUSKESMAS TELUK TIRAM

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik IKM Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat

Oleh

Faishal Muhammad Arrosyad S.Ked

NIM. 2030912320028

Penguji:

Prof. Dr. dr. H. Syamsul Arifin, M.Pd, DLP

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
Juni, 2023
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

Daftar Isi ii

Daftar Gambar iii

Daftar Tabel iv

Diagnosis Komunitas iv

Alasan Diagnosis Komunitas iv

Hubungan Teori Dengan Diagnosis Komunitas iv

Analisis SWOT dan Intervensi iv

Daftar Pustaka 21

LAMPIRAN 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Kunjungan Penderita Hipertensi Tahun 2021-2022.....

1.2 Diagram Pengetahuan Masyarakat..............................................

1.3 Diagram Kebiasaan Masyarakat..................................................

1.4 Diagram Riwayat Mengikuti Promosi Kesehatan........................

iii
DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

1.1 Sepuluh penyakit terbanyak kasus baru di wilayah kerja


Puskesmas Teluk Tiram Tahun 2021.........................................

1.2 Sepuluh penyakit terbanyak kasus baru di wilayah kerja


Puskesmas Teluk Tiram Tahun 2022.........................................

1.3 Karakteristik responden mini survey........................................

1.4 Analisis Strength Weakness Opportunity, dan Threat


(SWOT).......................................................................................

1.5 Analisis Permasalahan dan Alternatif Pemecahan


Permasalahan.............................................................................

1.6 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah....................................

iv
A. Diagnosis Komunitas

Dari permasalahan yang diambil dalam status ujian ini, diagnosis

komunitasnya adalah:

 Diagnosis Komunitas I (Status Kesehatan) adalah tren peningkatan kasus

baru penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram tahun

2021-2022.

 Diagnosis komunitas II (Determinan) adalah belum optimalnya petugas PTM

dan program promosi kesehatan berupa penyuluhan dan KIE kepada

masyarakat mengenai Hipertensi di wilayah kerja Teluk Tiram tahun 2022

 Diagnosis komunitas III (Potensial) dalam kasus ini adalah rendahnya

pengetahuan masyarakat, kebiasaan buruk masyarakat, serta kurangnya

edukasi terkait hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram.

B. Alasan Diagnosa Komunitas

Alasan mendiagnosis I, II, III, yaitu:

1. . Diagnosis komunitas I (Status Kesehatan)

Berdasarkan laporan Puskesmas Teluk Tiram tahun 2021 dan 2022,

hipertensi selalu masuk menjadi 5 besar penyakit terbanyak. Selain itu, terdapat

peningkatan angka kasus baru pasien hipertensi sebanyak 922 pasien dari tahun

2021 ke 2022 yaitu Hal ini disertai dengan penurunan angka kasus lama pasien

hipertensi dari 239 menjadi 141 pasien. Berdasarkan data tersebut dapat diambil

1
kesimpulan terjadi peningkatan kasus hipertensi dari tahun 2021 ke 2022. Hal ini

cukup penting karena dengan meningkatnya kasus hipertensi dapat meningkatkan

angka morbiditas dan mortalitas pasien karena komplikasi yang diakibatkan oleh

hipertensi sangatlah banyak.1,2

Tabel 1.1 Sepuluh penyakit terbanyak kasus baru di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Tiram Tahun 2021
No Jenis Penyakit Kode Jumlah
1 Hipertensi esensial I.10 1.070
2 Dispepsia K30 926
3 ISPA J06 692
4 Dermatitis L30.9 555
5 Artritis lainnya M13 463
6 Lipidemia E78.5 452
7 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal K04 441
8 DM Tipe 2 E.11 431
9 Skizofrenia 192 404
10 Hiperurisemia – gout arhritis E.79 140
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Teluk Tiram Tahun 2021)

Tabel 1.2 Sepuluh penyakit terbanyak kasus baru di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Tiram Tahun 2022
No Jenis Penyakit Kode Jumlah
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas
1 J06 2376
Akut tidak spesifik

2 Hipertensi esensial I10 1895

3 Dispepsia K30 1731

4 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) L30.9 940

2
5 Artritis lainnya M13 896

6 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal K04 816

7 DMTipe 2 E11 551

8 Lipidemia E78.5 535

9 Diare tanpa dehidrasi A09 361

10 Batuk R05 327

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Teluk Tiram Tahun 2022)

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data penyakit tertinggi yaitu,

Hipertensi esensial, sehingga menjadi ancaman risiko terjadinya peningkatan

kasus Cardiovascular Disease (CVD) dan komplikasi lainnya. Penyakit kedua

yaitu, Dispepsia dan yang ketiga yaitu, ISPA.

JUMLAH KUNJUNGAN HIPERTENSI TAHUN 2021-2022


2000
1800 1751

1600
1400
1200
Kasus Baru
1000 Kasus Lama
829
800
600
400
239
200 144

0
2021 2022

Gambar 1.1 Jumlah Kunjungan Penderita Hipertensi Tahun 2021-2022

3
Berdasarkan data di atas, Hipertensi selalu menempati lima besar sebagai

kunjungan penyakit tertinggi di Puskesmas Teluk Tiram. Terjadi peningkatan

jumlah kasus baru Hipertensi tahun 2021-2022 yaitu 829 kasus menjadi 1751

kasus. Selain itu, terjadi penurunan kasus lama Hipertensi tahun 2021-2022 dari

239 kasus menjadi 144 kasus.1,2,3

2. Diagnosa komunitas II (Determinan)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program PTM Puskesmas

Teluk Tiram didapatkan bahwa terdapat beberapa program yang dilakukan dalam

pengendalian penyakit hipertensi diantaranya skrining internal di puskesmas,

skrining eksternal di posbindu, dan promosi kesehatan berupa penyuluhan di

posbindu. Akan tetapi, ketiga hal tersebut belum optimal dilakukan karena

kurangnya SDM dan biaya operasional. Sehingga ketiga program tersebut tidak

rutin dilakukan. Hal ini menjadikan optimalisasi penyuluhan dan peran petugas

PTM sebagai diagnosa determinan untuk menurunkan angka kasus baru hipertensi

di Puskesmas Teluk Tiram. Hal ini dapat dilihat dari lembar wawancara dengan

pemegang program PTM Puskesmas Teluk Tiram (lampiran 5)

3. Diagnosa komunitas III (Potensial)

Beberapa masalah yang belaku pada meningkatnya angka kunjungan baru

pasien hipertensi Puskesmas Teluk Tiram tahun 2021-2022 ialah faktor

pengetahuan, kebiasaan, dan kurangnya edukasi atau promosi kesehatan yang

diikuti masyarakat teluk tiram.

4
Mini survei terkait pengetahuan dan kebiasaan terhadap 10 orang di dapatkan

hasil sebagai berikut

Tabel 1.3 Karakteristik responden mini survey


No Variabel Frekuensi (%)
1 Umur
15-19 tahun 0 0
20-44 tahun 5 50%
45-60 tahun 4 40%
>60 tahun 1 10%
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 5 50%
Perempuan 5 50%
3 Pendidikan Terakhir
Tidak tamat SD 1 10%
SD/Sederajat 3 30%
SMP/Sederajat 1 10%
SMA/Sederajat 4 40%
D1-D3/ Sarjana 1 10%
4 Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 5 50%
Swasta 4 40%
PNS 1 10%
5 Pendapatan Perbulan
≥ 3 juta 3 30%
< 3 juta 7 70%

Bedarasarkan tabel 1.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden (50%)

berusia 20-44 tahun, berpendidikan terkahir terbanyak yaitu SMA (40%), pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga (50%) dan berpendapatan bulanan < 3 juta (70%). Untuk

jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama (50%) pada mini survey ini.

Pengetahuan

kurang
20%
cukup
40% baik

5
40%
Gambar 1.2 Diagram Pengetahuan Masyarakat

kebiasaan

baik
40% buruk

60%

Gambar 1.3 Diagram Kebiasaan Masyarakat


Dapat disimpulkan sebagian besar masyarakat (40%) masih memiliki

pengetahuan yang kurang terkait hipertensi. Selain itu, masyarakat juga memiliki

gaya hidup yang buruk (60%). Sehingga, menjadikan hal tersebut sebagai

diagnosa potensial yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kasus baru

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram.

6
Mengikuti Penyuluhan

20% tidak pernah


pernah

80%

Mendapat atau menerima


poster/leaflet

tidak pernah
pernah
40%
60%

Gambar 1.4 Diagram Riwayat Mengikuti Promosi Kesehatan


Dapat disimpulkan sebagian besar masyarakat (80%) belum pernah

mendapatkan penyuluhan secara khusus terkait hipertensi serta belum pernah

menerima atau mendapatkan poster/leaflet terkait hipertensi (60%).

7
C. Hubungan Teori Dengan Diagnosis Komunitas

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi 140

mm Hg (tekanan sistolik) dan/atau 90 mmHg (tekanan diastolik). Hipertensi

termasuk dalam kategori penyakit "silent killer" dan sering ditemukan dalam

praktek medis primer. Tingginya tekanan sistolik dan diastolik berkontribusi pada

peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas, seperti gagal jantung, stroke, dan

gagal ginjal. Penyakit hipertensi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,

baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa satu dari empat

orang dewasa, atau sekitar 1 miliar orang, menderita hipertensi.4,5

Data terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health

Organization/WHO) menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi bervariasi di

seluruh dunia, termasuk beberapa negara. Pada tahun 2015, diperkirakan sekitar

1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dan angka ini

diperkirakan akan meningkat menjadi 1,6 miliar orang menjelang tahun 2025.5,6

Menurut survei riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Departemen

Kesehatan RI pada tahun 2018, hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan

adanya peningkatan prevalensi hipertensi dari 25,8% menjadi 34,1%. Selain itu,

hasil Riskesdas 2018 juga menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan

memiliki prevalensi tertinggi sebesar 44,13% dengan jumlah penderita sebanyak

76.193 orang. Pada tahun 2019, jumlah penderita hipertensi di provinsi tersebut

meningkat menjadi 210.501 jiwa. Kota Banjarmasin menempati urutan pertama

8
dengan jumlah penderita hipertensi tertinggi pada tahun 2018-2019, diikuti oleh

kabupaten Banja.7,8

Hipertensi memiliki faktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti usia,

riwayat keluarga, dan jenis kelamin. Namun, ada juga faktor risiko yang dapat

diubah, seperti merokok, pola makan yang kurang sehat, konsumsi garam

berlebihan, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan,

dislipidemia, dan stres. Dengan mengubah faktor risiko yang dapat diubah ini,

seseorang dapat mengendalikan dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil.

Penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan mengambil langkah-langkah

yang diperlukan untuk mengurangi risiko hipertensi.10

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga

penting untuk melakukan pencegahan primer secepatnya sejak fase prehipertensi agar

tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Cara promotif dan preventif jauh

lebih efisien dan efektif. Pencegahan primer diutamakan bagi kelompok masyarakat

berisiko tinggi Hipertensi dengan melakukan budaya perilaku hidup sehat dengan Cek

kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang

sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres (CERDIK). Lalu dengan

Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan

pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang. Upayakan

beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari rokok, alkohol serta zat karsinogenik

lainnya (PATUH).8,10,11,12,13

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan merupakan dasar utama untuk


9
melakukan pengobatan dan pencegahan hipertensi yang sempurna. Seseorang

yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang hipertensi akan sulit untuk

mencegah terjadinya hipertensi dan apabila seseorang yang menderita hipertensi

dengan pengetahuannya kurang akan mudah menderita komplikasi hipertensi.

Pengetahuan masyarakat tentang hipertensi merupakan sarana yang bisa

membantu menjalankan gaya hidup sehat sebagai pencegahan hipertensi sehingga

semakin banyak dan semakin baik masyarakat mengetahui tentang hipertensi,

semakin masyarakat dapat mengubah perilakunya.14

Strategi promosi kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat mengharus

kan partisipasi yang tinggi dari sasaran sehingga memberikan dampak yang

signifikan pada perubahan perilaku. Promosi kesehatan melalui pemberdayaan

masyarakat untuk pencegahan PTM (Penyakit Tidak Menular) khususnya

hipertensi, harus berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Faktor yang

mendukung kesuksesan program ini antara lain masyarakat memiliki persepsi

yang positif tentang hipertensi dan mereka memahami bahwa pencetus hipertensi

adalah gaya hidup tidak sehat. Kemudian pengalaman yang menunjukkan bahwa

hipertensi dapat menyebabkan kematian pada beberapa keluarga membuat mereka

waspada akan munculnya penyakit tersebut pada diri mereka dan keluarga. Hal

inilah yang mendorong mereka untuk melakukan upaya pencegahan hipertensi.15

Dalam menjalankan program pencegahan dan penanggulangan penyakit,

terutama untuk pencegahan PTM, dituangkan dalam dua kegiatan yaitu: Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis

10
(Prolanis). Kedua kegiatan ini bersifat preventif dan kuratif/ mengobati,

perpaduan dalam satu kegiatan mencakup dua tujuan.

Posbindu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang

berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian Penyakit

Tidak Menular (PTM) dengan melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan pemantauan serta penilaian. Masyarakat dilibatkan sebagai agen

perubahan sekaligus sumber daya yang menggerakkan Posbindu sebagai Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Sasaran kegiatan Posbindu PTM

adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15

tahun keatas. Pengelola kegiatan Posbindu PTM ialah masyarakat, lembaga atau

organisasi kemasyarakatan, institusi pemerintah/swasta. Pelaksana kegiatan

Posbindu PTM ialah kader kesehatan (masyarakat yang bersedia

menyelenggarakan posbindu PTM, dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi

untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM).16

Kriteria ideal kader Posbindu antara lain dapat membaca dan menulis, mau

dan mampu, terlatih bersertifikat minimal surat keterangan sudah dilatih dari

Puskesmas. Posbindu diselenggarakan di tempat yang mudah dijangkau dan

lingkungan bersih. Sarana pendukung minimal yang tersedia (posbindu kit) yaitu

tensimeter, glukometer, timbangan, alat pengukur tinggi badan, pita meteran,

buku pemantauan/monitoring faktor risiko peserta, serta buku

pencatatan/register.16

11
Tujuan penyelenggaran Posbindu PTM yaitu agar faktor risiko PTM dapat

dicegah dan dikendalikan lebih dini. Tidak semua cara pengendalian faktor

risiko harus dilakukan dengan obat-obatan. Pada tahap dini, dicegah dan

dikendalikan melalui diet yang sehat, aktivitas fisik yang cukup dan gaya hidup

sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stres dan lain-lain. Melalui

konseling dan/atau edukasi dengan kader konselor/edukator, pengetahuan dan

keterampilan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM

dapat ditingkatkan. Dengan proses pembelajaran di atas secara bertahap, maka

setiap individu yang mempunyai faktor risiko akan menerapkan gaya hidup yang

lebih sehat secara mandiri.16

12
D. Analisis SWOT dan Intervensi

Tabel 1.4 Analisis Strength Weakness Opportunity, dan Threat (SWOT)

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Memiliki akun sosial media yang dapat
SW 1. Belum optimalnya pendistribusian media
diakses oleh masyarakat
inovatif untuk sosialisasi yang menarik
2. Terdapat sarana dan prasarana (Laptop,
perhatian dan mudah dipahami masyarakat
LCD, wall screen, alat tulis) yang dapat
2. Kurangnya SDM Puskesmas yaitu
digunakan untuk penyuluhan terkait PTM
promosi kesehatan untuk melaksanakan
OT 3. Terdapat 2 posyandu lansia dan 4 posbindu
kegiatan penyuluhan dan KIE secara rutin
yang dapat digunakan sebagai tempat
3. Penanggung jawab PTM tidak sesuai
penyuluhan
kompetensi

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

1. Mayoritas penduduk 1. Mengatur kembali anggaran puskesmas 1. Memanfaatkan anggaran puskesmas untuk
berusia produktif untuk melakukan pelatihan pada masyarakat membuat dan mendistribusikan media
usia produktif agar dapat menjadi kader untuk inovatif yang berkerjasama dengan lintas
2. Adanya anggaran yang sektor untuk penyuluhan terkait hipertensi
melakukan penyuluhan terutama di posbindu
cukup dari BLUD dan agar diminati oleh masyarakat (W1,O2-3)
dan posyandu lansia (S1-3, O1-2)
pendapatan lainnya yang

13
dapat di gunakan untuk 2. Menambah SDM puskesmas untuk
operasional Puskesmas membantu pelaksanaan promosi kesehatan,
2. Memaksimalkan fungsi sosial media
skrining, dan KIE dengan melakukan
3. Kepala RT maupun dengan bekerjasama dengan kepala RT
perencanaan anggaran (W2,O1-3).
Lurah di wilayah kerja maupun lurah di wilayah kerja untuk promosi
Puskesmas dapat kesehatan terkait (S1-O3) 3. Melakukan pelatihan kepada tenaga
bekerjasama dengan baik kesehatan terkait skrining dan pencegahan
hipertensi (W3-O2)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

1. Belum adanya pelatihan 1. Melakukan pelatihan pada masyarakat 1. Mengoptimalkan kinerja kader posbindu,
secara rutin pada kader dengan memaksimalkan sarana dan perlu dilakukan peninjauan kembali tentang
posbindu untuk prasarana agar dapat membantu masa kerja, beban kerja, reward and
penyuluhan hipertensi pelayanan dan penyuluhan terkait punishment. (W1/T2)
2. Kurangnya pengetahuan hipertensi di posbindu (S1/T1)
2. Optimalisasi petugas PTM dan Posbindu
dan pemahaman 2. Memaksimalkan fungsi media sosial
disertai dengan pendistribusian secara rutin
masyarakat mengenai untuk melakukan penyuluhan terkait
media promosi kesehatan yang inovatif
penyakit hipertensi, hipertensi (S2/T2)
(W2/T2)
kebiasaan masyarakat 3. Melakukan penyuluhan secara rutin
(pola makan, olahraga) terkait hipertensi yang disesuaikan 3. Melakukan evaluasi mingguan untuk
yang buruk dengan tingkat pendidikan masyarakat di menerima saran dan kritik dari kader dan
3. Sebagian besar masyarakat posyandu lansia dan posbindu dengan kotak saran masyarakat untuk dapat
dengan pendapatan rendah memanfaatkan sarana dan prasarana meningkatkan pelayanan sesuai dengan
(dibawah UMK) yang ada (S3-4/T2) keinginan masyarakat. (W1-2/T1)

14
Dalam upaya mengoptomalkan penyuluhan hipertensi dan peran petugas

PTM dalam menurunkan angka kunjungan kasus baru di wilayah kerja

Puskesmas Teluk Tiram maka diperlukan suatu alternatif pemecahan

permasalahn yang melibatkan petugas kesehatan dan masyarakat. Alternatif

pemecahan masalah yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut:

Tabel 1.5 Analisis Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Permasalahan


No Permasalahan Alternatif
.
1. MAN
Internal
•Kurangnya jumlah SDM promosi Menambah SDM puskesmas untuk
kesehatan untuk melakukan membantu pelaksanaan promosi
skrining internal dan KIE terkait kesehatan, skrining, dan KIE
hipertensi dengan melakukan perencanaan
anggaran
Eksternal
• Kurangnya jumlah kader PTM Melakukan pelatihan pada
baik secara kualitas maupun masyarakat dengan
kuantitas memaksimalkan sarana dan
• Kurangnya pelatihan kader PTM prasarana agar dapat membantu
• Kurangnya pemahaman dan pelayanan dan penyuluhan terkait
pengetahuan masyarakat tentang hipertensi di posbindu.
penyakit hipertensi
Mengoptimalkan kinerja kader
posbindu, perlu dilakukan
peninjauan kembali tentang masa
kerja, beban kerja, reward and
punishment.

Optimalisasi petugas PTM dan


Posbindu disertai dengan
pendistribusian secara rutin media
promosi kesehatan yang inovatif
• Kebiasaan masyarakat (pola
makan, olahraga) yang buruk Melakukan penyuluhan secara rutin
terkait hipertensi yang disesuaikan
dengan tingkat pendidikan
masyarakat di posyandu lansia dan
posbindu dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana yang ada

15
2. MONEY
Eksternal Penyuluhan dan KIE kepada
• Rendahnya pendapatan masyarakat baik secara online
masyarakat sehingga sulit untuk (sosial media) maupun offline
melakukan gaya hidup sehat terkait (Posbindu) tentang hipertensi
pemenuhan nutrisidan pemeriksaan secara rutin disertai pendistribusian
kesehatan secara rutin media promosi kesehatan dengan
memaksimalkan sarana dan
prasarana yang ada.
3. MATERIAL
Internal
• Belum optimalnya pendistribusian Membuat poster dan leaflet
media promosi kesehatan seperti mengenai hipertensi di lingkungan
leaflet dan poster mengenai kerja puskesmas dan masyarakat
hipertensi
4. METHOD
Internal
• Kurang efektifnya KIE dan Menggunakan dan menyampaikan
penyuluhan yang dilakukan kepada penyuluhan dengan bahasa yang
masyarakat karena tidak mudah dipahami dan demengerti
menyesuaikan dengan tingkat seluruh kalangan
Pendidikan masyarakat.

Eksternal Menjaring masyarakat dan tokoh


• Belum dilakukan kerjasama lintas masyarakat sekitar untuk ikut
sektor untuk menghimbau berpartisipasi dalam pengelolaan
masyarakat agar berpartisipasi dan pencegahan hipertensi
dalam kegiatan penyuluhan
maupun posbindu
5. MARKET
Internal
• Kurang optimalnya promosi Membuat media promosi kesehatan
kesehatan tentang hipertensi dan pencegahan dan pengendalian
gaya hidup sehat kepada hipertensi lebih menarik dan
masyarakat bermanfaat

• Eksternal
Masih rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat terkait
hipertensi (tabel 2.2)

16
Tabel 1.6 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
No Pemecahan Masalah Kriteria Nilai Ranking
Prioritas
Kompos it
M V I C M.V.I.C

1 Penyuluhan dan KIE kepada 4 2 4 3 96 1


masyarakat baik secara
online (sosial media) maupun
offline (Posbindu) tentang
Hipertensi secara rutin
disertai pendistribusian
media promosi kesehatan
dengan memaksimalkan
sarana dan prasarana yang
ada.
2 Menambah kader posbindu 3 2 3 2 36 3
dan SDM promosi kesehatan
puskesmas untuk melakukan
penyuluhan dengan
melakukan perencanaan
anggaran.
3 Mengoptimalkan kinerja 3 2 4 2 48 2
kader posbindu dengan
pelatihan secara rutin, perlu
dilakukan peninjauan
kembali tentang masa kerja,
beban kerja, reward and
punishment.
4 Melakukan evaluasi 3 2 4 2 48 2
mingguan untuk menerima
saran dan kritik dari
kader/petugas kesehatan
promosi kesehatan dan kotak
saran masyarakat untuk dapat
meningkatkan pelayanan
sesuai dengan keinginan
masyarakat.

Berdasarkan hasil pembobotan masalah dari tabel di atas, maka dapat

diketahui prioritas pemecahan masalah yaitu Penyuluhan kepada masyarakat

17
tentang Hipertensi dan optimalisasi posbindu PTM disertai dengan pendistribusian

media promosi kesehatan seperti poster atau leaflet kepada masyarakat.

Adapun rencana tindakan pemecahan masalah diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

a. Tujuan: meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi dan

berperilaku hidup sehat.

b. Panitia: Petugas kesehatan (dokter, perawat), kader posbindu PTM

c. Sasaran: Masyarakat usia produktif dan lansia di wilayah kerja Puskesmas

Teluk Tiram Banjarmasin

d. Pelaksana:

Lintas program: dokter umum, pemegang program P2PTM, pemegang program

promosi kesehatan

Lintas sektor: ketua organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, RT/RW

setempat

e. Metode:

- Pengumpulan data dan informasi terkait masalah hipertensi di masyarakat,

sarana, dan prasarana pendukung serta sumber daya manusia

- Identifikasi kelompok potensial untuk dilakukan sosialisasi terkait hipertensi

(bekerjasama dengan suatu kelompok/organisasi kemasyarakatan)

18
- Pertemuan dengan tim pelaksana lintas program dan lintas sektor untuk

membuat kesepakatan mengenai penyelenggaraan, jadwal, kegiatan, besaran

biaya, dan mekanisme kerjanya

- Melakukan pelatihan tenaga pelaksana/kader Posbindu PTM untuk

memberikan pengetahuan terkait kegiatan, penyakit hipertensi pemeriksaan

kesehatan dasar, dan keterampilan konseling serta menentukan tindak lanjut

lainnya

- Melakukan promosi dan sosialisasi terkait Hipertensi (definisi, penyebab,

faktor risiko, tanda dan gejala, pencegahan, dampak, serta pengendaliannya),

gambaran umum kegiatan, tujuan dan manfaat serta waktu dan tempat

pelaksanaannya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan mendistribusikan leaflet

dan poster di tempat umum atau memanfaatkan sosial media seperti instagram

untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas (Instagram official

puskesmas).

b. Sumber pendanaan: Dana operasional tahunan Puskesmas

2. Pengorganisasian

Melakukan pembentukan panitia atau tim terhadap perencanaan kegiatan yang

telah dibuat dan disepakati sebagai berikut:

Ketua : Penanggungjawab Program P2PTM

Wakil Ketua : Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan

Sekretaris & Bendahara : 1 orang perawat

19
Tim Pelaksana : Kader Posbindu PTM

3. Pelaksanaan kegiatan

a. Penyelenggara : Puskesmas Teluk Tiram

b. Pelaksana : Kader Posbindu PTM, Petugas Kesehatan

Puskesmas

c. Kegiatan : Penyuluhan mengenai hipertensi (definisi, penyebab,

faktor risiko, tanda dan gejala, pencegahan, dampak, serta pengendaliannya),

skrining faktor risiko hipertensi menggunakan kuesioner, pemeriksaan

kesehatan dasar, dan pemeriksaan tekanan darah.

d. Sasaran:

- Sasaran Primer: Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram

- Sasaran Sekunder: Kader, tokoh masyarakat, keluarga pasien hipertensi

5. Tempat: Posbindu Puskesmas Teluk Tiram

6. Metode:

- Pelaksanaan penyuluhan dilakukan di lokasi yang mudah dijangkau

masyarakat yaitu posbindu.

- Sebelum pemeriksaan dapat dilakukan kegiatan olahraga bersama seperti

senam, bersepeda santai, jogging, maupun demo makanan sehat.

- Melakukan kegiatan penyuluhan terkait hipertensi pemeriksaan kesehatan dan

edukasi terkait hasil pemeriksaan. Rujukan ke Puskesmas dapat

20
dipertimbangkan sesuai dengan hasil pemeriksaan untuk deteksi dan

tatalaksana lebih lanjut

- Kader melakukan pendataan dan pelaporan kepada pihak puskesmas terkait

hasil kegiatan

- Melakukan penyuluhan terkait hipertensi di sosial media secara (Instagram

official puskesmas) secara rutin (1x seminggu) yang bekerjasama dengan

tokoh masyarakat, ketua RT/RW agar dapat dijangkau dan diketahui oleh

seluruh masyarakat wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram

7. Dana: Dana operasional Puskesmas

4. Evaluasi

a. Jangka Pendek

Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi

b. Jangka Menengah

Menurunnya angka kejadian kasus baru hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Teluk Tiram

c. Jangka Panjang

Menurunnya mortalitas akibat hipertensi dan komplikasinya

5. Hambatan dan Solusi

a. Hambatan: kurangnya kehadiran peserta usia produktif akibat pelaksanaannya

dilakukan di waktu kerja

21
Solusi: melaksanakan kegiatan penyuluhan di akhir pekan agar tidak

mengganggu waktu bekerja peserta usia produktif, melaksanakan penyuluhan

secara online agar dapat menjangkau pasien usia produktif.

b. Hambatan: keterbatasan waktu dan jumlah peserta yang dapat ditampung di

lokasi kegiatan

Solusi: melaksanakan kegiatan bertahap lebih dari satu kali atau dilakukan di

beberapa tempat. serta membentuk grup whatsapp sebagai forum diskusi

antara puskesmas dan masyarakat.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Profil Puskesmas Teluk Tiram Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin 2022.

2. Laporan Tahunan Puskesmas Teluk TiramTahun 2021.

3. Laporan Tahunan Puskesmas Teluk Tiram 2022.

4. Muhadi. JNC 8: Evidence-based guideline penanganan pasien hipertensi

dewasa. Cermin Dunia Kedokteran. 2016;43:54-9.

5. Bell K, Twiggs J, Bernie RO. Hypertension: the silent killer: updated JNC-8

guideline recommendations. Alabama Pharmacy Association. 2015.

6. World Health Organization. A global brief of hypertension. World Heart Day.

2015. Available from: https://www.who.int/cardiovascular_diseases/world-

hypertension-day-2019/en/

7. Riset kesehatan dasar (riskesdas). Badan penelitan dan pengembangan

kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2018.

8. Musa EC. Status gizi penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kinilow

Tomohon. Journal of Public Health. 2021;2(2):60-5.

9. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Hipertensi. Dalam: Satu data

banua [Internet]. Available from:

https://data.kalselprov.go.id/dataset/data/1047

23
10. Ayu DA, Sinaga AF, Syahlan N, Siregar SM, Sofi S, Zega RS. Faktor - faktor

yang menyebabkan hipertensi di Kelurahan Medan Tenggara. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. 2022;10(2):136-47..

11. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus penatalaksanaan

hipertensi 2021. Jakarta: 2021. p. 6-13.

12. Setiati S, Alwi I, Sodoyo AW, Simandibarata M, Setiyohadi B, Syam AF.

Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing;

2014. p. 2261-95.

13. Lukito AA, Harmeiwaty E, Hustrini NM. Konsensus penatalaksanaan

hipertensi 2019. Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia; 2019. p.

10.

14. Purwati RD, Bidjuni H, Babakal A. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap

pengetahuan perilaku klien hipertensi di puskesmas bahu manado; 2019

15. Trisnowati H. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan Faktor Risiko

Penyakit Tidak Menular (Studi pada Pedesaan di Yogyakarta); 2019. Jurnal

MKMI

16. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu

Penyakit Tidak Menular. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

2014

24
25
LAMPIRAN

26
27
Lampiran 1. Informed Consent

LEMBAR PENJELASAN SURVEI KUESIONER

PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

Yth.

Bapak/Ibu di

Tempat

Saya Faishal Muhammad Arrosyad, mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat. Saat ini saya sedang melakukan survei

sehubungan dengan tugas ujian akhir Ilmu Kesehatan Masyarakat tentang

“Tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat terkait Hipertensi”.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Anda untuk menjadi

partisipan dalam survei ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan Anda untuk

mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, Anda bisa

menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan Anda.

Identitas pribadi Anda sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi

yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang

kurang dimengerti, Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas

perhatian dan kesedian Anda menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya

mengucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 15 Juni 2023


Peneliti,

Faishal Muhammad Arrosyad, S,Ked

28
Universitas Lambung Mangkurat
29
Universitas Lambung Mangkurat
88
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya untuk

berpartisipasi sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

Program Studi Profesi Dokter Universitas Lambung Mangkurat dengan judul

“Optimalisasi Penyuluhan Hipertensi dan Peran Petugas PTM dalam Menurunkan

Angka Kunjungan Kasus Baru Hipertensi di Puskesmas Teluk Tiram”. Tanda

tangan saya menunjukkan bahwa saya diberi informasi dan memutuskan untuk

berartisipasi dalam penelitian ini.

Banjarmasin, Juni 2023

Responden,

(………………………….)

Universitas Lambung Mangkurat


89
Lampiran 2. Kuesioner Eksternal Pengetahuan Masyarakat

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN HIPERTENSI DI


PUSKESMAS TELUK TIRAM

Inisial Nama Responden :

Usia Responden :

Tanggal Lahir Responden :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

Pendapatan per bulan : ≥ 3 juta <3 juta

A. Kuesioner Pengetahuan
1. Hipertensi adalah?
A. Tekanan darah tinggi
B. Gula Darah Tinggi
C. Kolesterol Tinggi
D. Tidak Tahu

2. Berapa tekanan darah dibawah ini dikatakan hipertensi?


A. Kurang dari atau sama dengan 120/80 mmHg
B. Sama dengan 130/80 mmHg
C. Lebih dari sama dengan 140/90 mmHg

3. Apakah Hipertensi bersifat keturunan?


A. Ya
B. Tidak
C. Tidak Tahu

4. Apa saja gejala hipertensi


A. Sering kencing, sering makan, sering haus terutama di malam hari
B. Nyeri lutut
C. Sakit kepala dibagian tengkuk dan mudah marah
D. Tidak tahu

5. Bagaimana cara mencegah hipertensi?


A. Tidur-tiduran
B. Mengurangi makanan asin
C. Mengurangi makan buah
D. Tidak tahu

Universitas Lambung Mangkurat


90

6. Bagaimana cara mencegah hipertensi?


A. Tidur-tiduran
B. Mengurangi makanan asin
C. Mengurangi makan buah
D. Tidak tahu

7. Salah satu penyebab seseorang mengalami hipertensi?


1. Merokok
2. Ditularkan dari orang lain
3. Kebanyakan makan buah
4. Tidak tahu

8. Hipertensi bisa menyebabkan stroke?


A. Benar
B. Salah

9. Hipertensi hanya bisa diobati dengan obat-obatan dari dokter?


A. Benar
B. Salah

10. Hipertensi dapat disembuhkan?


A. Benar
B. Salah

Apakah anda mengetahui atau pernah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai


Hipertensi yang diselenggarakan oleh Puskesmas Teluk Tiram?
A. Ya
B. Tidak
Apakah Anda pernah menerima leaflet/poster terkait hipertensi yang dibagikan oleh
Puskesmas Teluk Tiram
A. Ya
B. Tidak
Apakah jika ada penyuluhan terkait teluk tiram, Anda bersedia untuk mengikutinya?
A. Ya
B. Tidak

Universitas Lambung Mangkurat


91

B. Kuesioner Kebiasaan
1. Apakah anda berolahraga minimal 1x dalam seminggu dengan durasi 20- 30 menit?
• Ya
• Tidak
2. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan asin?
• Ya
• Tidak
3. Apakah Anda merokok?
• Ya
• Tidak
4. Apakah Anda mengontrol berat badan agar ideal?
• Ya
• Tidak
5. Apakah Anda rutin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan?
• Ya
• Tidak

Universitas Lambung Mangkurat


Lampiran 3. Lembar Wawancara Pemegang Program PTM Puskesmas
Teluk Tiram

LEMBAR WAWANCARA PEMEGANG PROGRAM PTM


PUSKESMAS TELUK TIRAM

1. Apakah SDM Puskesmas Teluk Tiram sudah cukup untuk


melaksanakan kegiatan program pengendalian Hipertensi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2. Apakah SDM Puskesmas Teluk Tiram masih ada yang


merangkap tugas dalam memegang program?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3. Apakah penanggung jawab PTM Hipertensi di Puskesmas Teluk


Tiram sudah sesuai dengan kompetensi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

4. Apa saja upaya Teluk Tiram untuk meningkatkan pengendalian


Hipertensi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
92
5. Apakah ada program khusus untuk skrining risiko Hipertensi
pada masyarakat?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

6. Apakah program di atas sudah berjalan dengan baik, jika tidak


apa saja kendala yang dihadapi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

7. Apa rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi kendala yang


dihadapi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

8. Apakah POSBINDU telah terlaksana dengan baik, jika tidak apa


saja kendala yang dihadapi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

93
9. Apakah kegiatan promosi kesehatan dilakukan saat POSBINDU?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

10. Apakah ada kader yang membantu dalam pelaksanaan


POSBINDU, apa saja tugasnya terkait skrining Hipertensi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

11. Apa yang bisa dioptimalkan dalam peranh tenaga kesehatan


dalam melakukan pelayanan agar kunjungan kasus Hipertensi di
puskesmas bisa menurun?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

94
Lampiran 4. Hasil Kuesioner Eksternal Pengetahuan Masyarakat

95
Lampiran 5. Hasil Wawancara Pemegang Program PTM Puskesmas Teluk

Tiram

LEMBAR WAWANCARA PEMEGANG PROGRAM PTM


PUSKESMAS TELUK TIRAM

Wawancara dengan:
Nama : Khairun Nisa, AM. Keb
Profesi : Bidan
Jabatan : Penanggung jawab Program PTM
Tanggal wawancara : 17 Juni 2023

1. Apakah SDM Puskesmas Teluk Tiram sudah cukup untuk


melaksanakan kegiatan program pengendalian Hipertensi?
“Belum cukup, SDM disini masih kurang. Sebagai penanggung jawab
PTM saya belum ada mendapat pelatihan dan tidak ada pelimpahan dari
penanggung jawab sebelumnya.”

2. Apakah SDM Puskesmas Teluk Tiram masih ada yang


merangkap tugas dalam memegang program?
“Masih banyak yang merangkap tugas dan memegang program-
program lain disini sehingga fokus terbagi-bagi”

3. Apakah penanggung jawab PTM Hipertensi di Puskesmas Teluk


Tiram sudah sesuai dengan kompetensi?
“Tidak, saya berkompetensi dibidang kebidanan sesuai gelar dan
pendidikan yang saya tempuh. Seharusnya, penanggung jawab PTM
merupakan perawat atau dokter yang memiliki kompetensi dibidangnya”

96
4. Apa saja upaya Teluk Tiram untuk meningkatkan pengendalian
Hipertensi?
“Dalam pengendalian hipertensi sendiri ada beberapa program yang
dilakukan biasanya pada Posbindu, Pusling, Posyandu lainsia, serta
Prolanis. Untuk kegiatan pengendaliannya sendiri dapat berupa skrining
baik internal puskesmas, dan eksternal di posbindu, posyandu, ataupun
pusling”

5. Apakah ada program khusus untuk skrining risiko Hipertensi


pada masyarakat?
“secara khusus tidak ada”

6. Apakah program di atas sudah berjalan dengan baik, jika tidak


apa saja kendala yang dihadapi?
“Sudah berjalan, namun terdapat kendala seperti jumlah kunjungan
yang turun naik terutama pada kegiatan posyandu atau posbindu. Selain
itu, kunjungan lebih banyak pada usia-usia lansia sehingga skrining
untuk usia-usia produktif yang kurang terutama pada posbindu. Selain
itu, faktor kebiasaan masyarakat, jika hasil tekanan darah sudah baik
masyarakat tidak mau untuk memeriksakan lebih lanjut pada kunjungan
selanjutnya karna merasa sudah sembuh”

7. Apa rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi kendala yang


dihadapi?
“untuk masalah kunjungan kami akan melakukan pendekatan dengan
lintas sektor terkait seperti RT, tokoh masyarakat serta lebih memasifkan
penyuluhan terkait hipertensi ini”

97
8. Apakah POSBINDU telah terlaksana dengan baik, jika tidak apa
saja kendala yang dihadapi?
“Sama seperti sebelumhya, kunjungan turun naik dan kebanyakan diikuti
oleh ibu-ibu lansia . Posbindu hanya ramai saat ada pemeriksaan seperti
gula darah atau kolesterol, sedangkan dana untuk pengadaan seperti
stik gula darah dan kolesterol terbatas. 1 Posbindu di teluk tiram meiliki
5 kader, namun pelatihan kader juga tidak rutin dilaksanakan kecuali
ada event tertentu misalnya hari hipertensi.”

9. Apakah kegiatan promosi kesehatan dilakukan saat POSBINDU?


“ tidak ada, untuk kegiatan posbindu disini hanya sederhana berupa
konseling dan pemeriksaan (skrining) karena keterbatasan dana”

10. Apakah ada kader yang membantu dalam pelaksanaan


POSBINDU, apa saja tugasnya terkait skrining Hipertensi?
“ Ada, biasanya berjumlah kurang lebih 5 orang. Mereka bertugas untuk
pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Perut, mengisi laporan
di aplikasi ASIK/ Sehar Indonesiaku, selebihnya dilakukan oleh tenaga
kesehatan puskesmas”

11. Apa yang bisa dioptimalkan dalam peranh tenaga kesehatan


dalam melakukan pelayanan agar kunjungan kasus Hipertensi di
puskesmas bisa menurun?
‘konseling terkait penyakit-penyakit tidak menular seperti hipertensi ,
promosi kesehatan yang efektif dan menarik, pemberdayaan masyarakat,
serta pelatihan para petugas kesehatan dan kader dalam mencegah dan
mengaratasi penyakit tidak menular seperti hipertensi lebih dimasifkan”

98
Lampiran 6. Foto Kegiatan Pengisian Kuisioner oleh responden dan wawancara

dengan penanggungjawab P2M

Pengisian kuisioner oleh Wawancara dengan


responden Penanggung jawab PTM
Puskesmas Teluk Tiram

99

Anda mungkin juga menyukai