Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik IKM Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
Oleh
NIM. 2030912320028
Penguji:
Halaman
Halaman Judul i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iv
Diagnosis Komunitas iv
Daftar Pustaka 21
LAMPIRAN 21
ii
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
iv
A. Diagnosis Komunitas
komunitasnya adalah:
2021-2022.
hipertensi selalu masuk menjadi 5 besar penyakit terbanyak. Selain itu, terdapat
peningkatan angka kasus baru pasien hipertensi sebanyak 922 pasien dari tahun
2021 ke 2022 yaitu Hal ini disertai dengan penurunan angka kasus lama pasien
hipertensi dari 239 menjadi 141 pasien. Berdasarkan data tersebut dapat diambil
1
kesimpulan terjadi peningkatan kasus hipertensi dari tahun 2021 ke 2022. Hal ini
angka morbiditas dan mortalitas pasien karena komplikasi yang diakibatkan oleh
Tabel 1.1 Sepuluh penyakit terbanyak kasus baru di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Tiram Tahun 2021
No Jenis Penyakit Kode Jumlah
1 Hipertensi esensial I.10 1.070
2 Dispepsia K30 926
3 ISPA J06 692
4 Dermatitis L30.9 555
5 Artritis lainnya M13 463
6 Lipidemia E78.5 452
7 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal K04 441
8 DM Tipe 2 E.11 431
9 Skizofrenia 192 404
10 Hiperurisemia – gout arhritis E.79 140
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Teluk Tiram Tahun 2021)
Tabel 1.2 Sepuluh penyakit terbanyak kasus baru di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Tiram Tahun 2022
No Jenis Penyakit Kode Jumlah
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas
1 J06 2376
Akut tidak spesifik
2
5 Artritis lainnya M13 896
1600
1400
1200
Kasus Baru
1000 Kasus Lama
829
800
600
400
239
200 144
0
2021 2022
3
Berdasarkan data di atas, Hipertensi selalu menempati lima besar sebagai
jumlah kasus baru Hipertensi tahun 2021-2022 yaitu 829 kasus menjadi 1751
kasus. Selain itu, terjadi penurunan kasus lama Hipertensi tahun 2021-2022 dari
Teluk Tiram didapatkan bahwa terdapat beberapa program yang dilakukan dalam
posbindu. Akan tetapi, ketiga hal tersebut belum optimal dilakukan karena
kurangnya SDM dan biaya operasional. Sehingga ketiga program tersebut tidak
rutin dilakukan. Hal ini menjadikan optimalisasi penyuluhan dan peran petugas
PTM sebagai diagnosa determinan untuk menurunkan angka kasus baru hipertensi
di Puskesmas Teluk Tiram. Hal ini dapat dilihat dari lembar wawancara dengan
4
Mini survei terkait pengetahuan dan kebiasaan terhadap 10 orang di dapatkan
berusia 20-44 tahun, berpendidikan terkahir terbanyak yaitu SMA (40%), pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga (50%) dan berpendapatan bulanan < 3 juta (70%). Untuk
jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama (50%) pada mini survey ini.
Pengetahuan
kurang
20%
cukup
40% baik
5
40%
Gambar 1.2 Diagram Pengetahuan Masyarakat
kebiasaan
baik
40% buruk
60%
pengetahuan yang kurang terkait hipertensi. Selain itu, masyarakat juga memiliki
gaya hidup yang buruk (60%). Sehingga, menjadikan hal tersebut sebagai
6
Mengikuti Penyuluhan
80%
tidak pernah
pernah
40%
60%
7
C. Hubungan Teori Dengan Diagnosis Komunitas
termasuk dalam kategori penyakit "silent killer" dan sering ditemukan dalam
praktek medis primer. Tingginya tekanan sistolik dan diastolik berkontribusi pada
peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas, seperti gagal jantung, stroke, dan
baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa satu dari empat
seluruh dunia, termasuk beberapa negara. Pada tahun 2015, diperkirakan sekitar
1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dan angka ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 1,6 miliar orang menjelang tahun 2025.5,6
Menurut survei riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Departemen
adanya peningkatan prevalensi hipertensi dari 25,8% menjadi 34,1%. Selain itu,
76.193 orang. Pada tahun 2019, jumlah penderita hipertensi di provinsi tersebut
8
dengan jumlah penderita hipertensi tertinggi pada tahun 2018-2019, diikuti oleh
kabupaten Banja.7,8
Hipertensi memiliki faktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti usia,
riwayat keluarga, dan jenis kelamin. Namun, ada juga faktor risiko yang dapat
diubah, seperti merokok, pola makan yang kurang sehat, konsumsi garam
dislipidemia, dan stres. Dengan mengubah faktor risiko yang dapat diubah ini,
seseorang dapat mengendalikan dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil.
penting untuk melakukan pencegahan primer secepatnya sejak fase prehipertensi agar
tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Cara promotif dan preventif jauh
lebih efisien dan efektif. Pencegahan primer diutamakan bagi kelompok masyarakat
berisiko tinggi Hipertensi dengan melakukan budaya perilaku hidup sehat dengan Cek
kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang
sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres (CERDIK). Lalu dengan
Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan
pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang. Upayakan
beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari rokok, alkohol serta zat karsinogenik
lainnya (PATUH).8,10,11,12,13
yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang hipertensi akan sulit untuk
kan partisipasi yang tinggi dari sasaran sehingga memberikan dampak yang
yang positif tentang hipertensi dan mereka memahami bahwa pencetus hipertensi
adalah gaya hidup tidak sehat. Kemudian pengalaman yang menunjukkan bahwa
waspada akan munculnya penyakit tersebut pada diri mereka dan keluarga. Hal
terutama untuk pencegahan PTM, dituangkan dalam dua kegiatan yaitu: Pos
10
(Prolanis). Kedua kegiatan ini bersifat preventif dan kuratif/ mengobati,
tahun keatas. Pengelola kegiatan Posbindu PTM ialah masyarakat, lembaga atau
Kriteria ideal kader Posbindu antara lain dapat membaca dan menulis, mau
dan mampu, terlatih bersertifikat minimal surat keterangan sudah dilatih dari
lingkungan bersih. Sarana pendukung minimal yang tersedia (posbindu kit) yaitu
pencatatan/register.16
11
Tujuan penyelenggaran Posbindu PTM yaitu agar faktor risiko PTM dapat
dicegah dan dikendalikan lebih dini. Tidak semua cara pengendalian faktor
risiko harus dilakukan dengan obat-obatan. Pada tahap dini, dicegah dan
dikendalikan melalui diet yang sehat, aktivitas fisik yang cukup dan gaya hidup
setiap individu yang mempunyai faktor risiko akan menerapkan gaya hidup yang
12
D. Analisis SWOT dan Intervensi
1. Mayoritas penduduk 1. Mengatur kembali anggaran puskesmas 1. Memanfaatkan anggaran puskesmas untuk
berusia produktif untuk melakukan pelatihan pada masyarakat membuat dan mendistribusikan media
usia produktif agar dapat menjadi kader untuk inovatif yang berkerjasama dengan lintas
2. Adanya anggaran yang sektor untuk penyuluhan terkait hipertensi
melakukan penyuluhan terutama di posbindu
cukup dari BLUD dan agar diminati oleh masyarakat (W1,O2-3)
dan posyandu lansia (S1-3, O1-2)
pendapatan lainnya yang
13
dapat di gunakan untuk 2. Menambah SDM puskesmas untuk
operasional Puskesmas membantu pelaksanaan promosi kesehatan,
2. Memaksimalkan fungsi sosial media
skrining, dan KIE dengan melakukan
3. Kepala RT maupun dengan bekerjasama dengan kepala RT
perencanaan anggaran (W2,O1-3).
Lurah di wilayah kerja maupun lurah di wilayah kerja untuk promosi
Puskesmas dapat kesehatan terkait (S1-O3) 3. Melakukan pelatihan kepada tenaga
bekerjasama dengan baik kesehatan terkait skrining dan pencegahan
hipertensi (W3-O2)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Belum adanya pelatihan 1. Melakukan pelatihan pada masyarakat 1. Mengoptimalkan kinerja kader posbindu,
secara rutin pada kader dengan memaksimalkan sarana dan perlu dilakukan peninjauan kembali tentang
posbindu untuk prasarana agar dapat membantu masa kerja, beban kerja, reward and
penyuluhan hipertensi pelayanan dan penyuluhan terkait punishment. (W1/T2)
2. Kurangnya pengetahuan hipertensi di posbindu (S1/T1)
2. Optimalisasi petugas PTM dan Posbindu
dan pemahaman 2. Memaksimalkan fungsi media sosial
disertai dengan pendistribusian secara rutin
masyarakat mengenai untuk melakukan penyuluhan terkait
media promosi kesehatan yang inovatif
penyakit hipertensi, hipertensi (S2/T2)
(W2/T2)
kebiasaan masyarakat 3. Melakukan penyuluhan secara rutin
(pola makan, olahraga) terkait hipertensi yang disesuaikan 3. Melakukan evaluasi mingguan untuk
yang buruk dengan tingkat pendidikan masyarakat di menerima saran dan kritik dari kader dan
3. Sebagian besar masyarakat posyandu lansia dan posbindu dengan kotak saran masyarakat untuk dapat
dengan pendapatan rendah memanfaatkan sarana dan prasarana meningkatkan pelayanan sesuai dengan
(dibawah UMK) yang ada (S3-4/T2) keinginan masyarakat. (W1-2/T1)
14
Dalam upaya mengoptomalkan penyuluhan hipertensi dan peran petugas
15
2. MONEY
Eksternal Penyuluhan dan KIE kepada
• Rendahnya pendapatan masyarakat baik secara online
masyarakat sehingga sulit untuk (sosial media) maupun offline
melakukan gaya hidup sehat terkait (Posbindu) tentang hipertensi
pemenuhan nutrisidan pemeriksaan secara rutin disertai pendistribusian
kesehatan secara rutin media promosi kesehatan dengan
memaksimalkan sarana dan
prasarana yang ada.
3. MATERIAL
Internal
• Belum optimalnya pendistribusian Membuat poster dan leaflet
media promosi kesehatan seperti mengenai hipertensi di lingkungan
leaflet dan poster mengenai kerja puskesmas dan masyarakat
hipertensi
4. METHOD
Internal
• Kurang efektifnya KIE dan Menggunakan dan menyampaikan
penyuluhan yang dilakukan kepada penyuluhan dengan bahasa yang
masyarakat karena tidak mudah dipahami dan demengerti
menyesuaikan dengan tingkat seluruh kalangan
Pendidikan masyarakat.
• Eksternal
Masih rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat terkait
hipertensi (tabel 2.2)
16
Tabel 1.6 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
No Pemecahan Masalah Kriteria Nilai Ranking
Prioritas
Kompos it
M V I C M.V.I.C
17
tentang Hipertensi dan optimalisasi posbindu PTM disertai dengan pendistribusian
1. Perencanaan (Planning)
d. Pelaksana:
promosi kesehatan
setempat
e. Metode:
18
- Pertemuan dengan tim pelaksana lintas program dan lintas sektor untuk
lainnya
gambaran umum kegiatan, tujuan dan manfaat serta waktu dan tempat
dan poster di tempat umum atau memanfaatkan sosial media seperti instagram
puskesmas).
2. Pengorganisasian
19
Tim Pelaksana : Kader Posbindu PTM
3. Pelaksanaan kegiatan
Puskesmas
d. Sasaran:
6. Metode:
20
dipertimbangkan sesuai dengan hasil pemeriksaan untuk deteksi dan
hasil kegiatan
tokoh masyarakat, ketua RT/RW agar dapat dijangkau dan diketahui oleh
4. Evaluasi
a. Jangka Pendek
b. Jangka Menengah
Teluk Tiram
c. Jangka Panjang
21
Solusi: melaksanakan kegiatan penyuluhan di akhir pekan agar tidak
lokasi kegiatan
Solusi: melaksanakan kegiatan bertahap lebih dari satu kali atau dilakukan di
22
DAFTAR PUSTAKA
5. Bell K, Twiggs J, Bernie RO. Hypertension: the silent killer: updated JNC-8
hypertension-day-2019/en/
8. Musa EC. Status gizi penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kinilow
https://data.kalselprov.go.id/dataset/data/1047
23
10. Ayu DA, Sinaga AF, Syahlan N, Siregar SM, Sofi S, Zega RS. Faktor - faktor
Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing;
2014. p. 2261-95.
10.
MKMI
2014
24
25
LAMPIRAN
26
27
Lampiran 1. Informed Consent
Yth.
Bapak/Ibu di
Tempat
partisipan dalam survei ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan Anda untuk
mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, Anda bisa
Identitas pribadi Anda sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi
yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang
perhatian dan kesedian Anda menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya
28
Universitas Lambung Mangkurat
29
Universitas Lambung Mangkurat
88
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
tangan saya menunjukkan bahwa saya diberi informasi dan memutuskan untuk
Responden,
(………………………….)
Usia Responden :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
A. Kuesioner Pengetahuan
1. Hipertensi adalah?
A. Tekanan darah tinggi
B. Gula Darah Tinggi
C. Kolesterol Tinggi
D. Tidak Tahu
B. Kuesioner Kebiasaan
1. Apakah anda berolahraga minimal 1x dalam seminggu dengan durasi 20- 30 menit?
• Ya
• Tidak
2. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan asin?
• Ya
• Tidak
3. Apakah Anda merokok?
• Ya
• Tidak
4. Apakah Anda mengontrol berat badan agar ideal?
• Ya
• Tidak
5. Apakah Anda rutin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan?
• Ya
• Tidak
93
9. Apakah kegiatan promosi kesehatan dilakukan saat POSBINDU?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
94
Lampiran 4. Hasil Kuesioner Eksternal Pengetahuan Masyarakat
95
Lampiran 5. Hasil Wawancara Pemegang Program PTM Puskesmas Teluk
Tiram
Wawancara dengan:
Nama : Khairun Nisa, AM. Keb
Profesi : Bidan
Jabatan : Penanggung jawab Program PTM
Tanggal wawancara : 17 Juni 2023
96
4. Apa saja upaya Teluk Tiram untuk meningkatkan pengendalian
Hipertensi?
“Dalam pengendalian hipertensi sendiri ada beberapa program yang
dilakukan biasanya pada Posbindu, Pusling, Posyandu lainsia, serta
Prolanis. Untuk kegiatan pengendaliannya sendiri dapat berupa skrining
baik internal puskesmas, dan eksternal di posbindu, posyandu, ataupun
pusling”
97
8. Apakah POSBINDU telah terlaksana dengan baik, jika tidak apa
saja kendala yang dihadapi?
“Sama seperti sebelumhya, kunjungan turun naik dan kebanyakan diikuti
oleh ibu-ibu lansia . Posbindu hanya ramai saat ada pemeriksaan seperti
gula darah atau kolesterol, sedangkan dana untuk pengadaan seperti
stik gula darah dan kolesterol terbatas. 1 Posbindu di teluk tiram meiliki
5 kader, namun pelatihan kader juga tidak rutin dilaksanakan kecuali
ada event tertentu misalnya hari hipertensi.”
98
Lampiran 6. Foto Kegiatan Pengisian Kuisioner oleh responden dan wawancara
99