Home
KZA
TABEL ZAT NAMA JENIS
ADITIF PADA ID KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
PRODUK MAKANAN
MAKANAN
1 Chitato Makanan TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI,
Keterangan Tabel Ringan pewarna, NaB
2 Chitos Makanan DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ,
Ringan pewarna, NaB, MSG
3 Piattos Makanan KCl, AAS, pewarna, NaB, MSG
Ringan
4 French Makanan NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG
Fries Ringan
5 Potato Makanan NB, FF, pewarna, AS, MSG
Chips Ringan
6 Potato Makanan DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, MSG
Steak Ringan
7 Happy Tos Makanan KB, SB, pewarna, NaB, FF, MSG
Ringan
8 Balls Makanan TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI,
Ringan pewarna, NaB, Si
9 Taro Makanan NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG,
Ringan DI, MSG
10 Double Makanan TBHQ, MSG, CaCO3, DG, NaB,
Dekker Ringan pewarna, AS
11 Jet Zet Makanan KB, SB, MSG, NaB, FF, TBHQ,
Ringan pewarna, KCO3, NB
12 Twisko Makanan DG, DI, KCO3, FF, TBHQ, TBHQ,
Ringan MSG
13 Mie Makanan MSG, KB, SB, NaB, FF, pewarna,
Remes Ringan NB, Aas
ABC
14 Indomie Makanan Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB,
Goreng Siap Saji SB, Aas, NB
15 Selera Makanan MSg, NaK, NaB, KCO3, G,
Rakyat Siap Saji pewarna, KB
16 Sedap Makanan Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB,
Siap Saji KB, CaB
17 ABC Makanan MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe,
Siap Saji PK, AF
18 Sarimie Makanan MSG, NB, MNG, MH, pewarna,
Siap Saji AF, Fe
19 Gaga Makanan TF, MSG, NB, MNG, P, PK
Siap Saji
20 Mi Duo Makanan MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR
Siap Saji
21 Salam Mie Makanan NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe,
Siap Saji Af, MSG
22 POP Mie Makanan P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG, Po
Siap Saji
23 CUP Makanan pewarna, PK, F, Hp, Ps
Noodles Siap Saji
24 Mie Gelas Makanan P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB
Siap Saji
25 Mie Soun Makanan MSG,MNG, P, NB, PK, AF
Siap Saji
26 Al-Ham Makanan MSG,MNG, P, NB, PK, AF, TF
Mie Siap Saji
27 Sambal Bumbu Al, Ast, AS,MSG,Sk,AB,Ph
Asam dalam Botol
Manis
Kokita
28 Sambal Bumbu SB,MSG,Sk,AB,Bt
Terasi dalam Botol
Kokita
29 Sambal Bumbu SB,NB,MSG,Sk,Bt
Bajak dalam Botol
Kokita
30 Sambal Bumbu Pt,SB,MSG,Sk
Kecap dalam Botol
Kokita
31 Sambal Bumbu SB,Bd,MSG,Sk,Krt, NB
Tauco dalam Botol
Kokita
32 Sambal Bumbu NB,Ast,SB,MSG,pewarna
Balado dalam Botol
Kokita
33 Sambal Bumbu Aa,Ca,La,SB,MSG,pewarna,NB
Bangkok dalam Botol
Kokita
34 Sambal Bumbu Tkl,MSG,SB,pewarna,NB
Indofood dalam Botol
35 Sambal Bumbu MSG,pewarna,P,Ast,NB,SB
Sasa dalam Botol
36 Saus Bumbu NB,pewarna,MSG,Sk,AS,P,KB,Bd
Tomat dalam Botol
Lombok
37 Saus Raja Bumbu MSG,NB,Ca,Sk,pewarna
Rasa dalam Botol
38 Saus Bumbu pewarna,MSG,Sk,Ca,NB,Ks
Tiram dalam Botol
39 Kecap Bumbu Sk,pewarna,NB,P
Sate dalam Botol
40 Kecap Bumbu KB,CaB,NB,Sk,pewarna,P,MSG
Indofood dalam Botol
41 Kecap Cap Bumbu Sk,pewarna,P,NB,MSG
Dorang dalam Botol
42 Kecap Bumbu KB,CaB,NB,MSG,P
Bango dalam Botol
43 Kecap Bumbu NB,MSG,P,Sk
Piring dalam Botol
Lombok
44 Kecap Bumbu MSG,P,Sk,NB
ABC dalam Botol
45 Saus Bumbu Vn,Gr,Sa,NB,MSG,P,Sk
Inggris dalam Botol
46 Santan Bumbu MSG,Sk,P,NB,TBHQ
Kara Pelengkap
dalam
Kemasan
Plastik
47 Cip Makanan Nn,Po,N,Bd,Pn,Dg,MSG,Sc,Dim,Sn
Corned Kaleng
Beef
48 Cip Makanan TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
Soppini Kaleng
49 Corned Makanan MNG,Nn,Bd,Pn,Sn
ABC Kaleng
50 Sosis Makanan Bd,Nn,TBHQ,Po,Pt
Champ dalam
Kemasan
Plastik
51 Sosis Makanan TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
Farm dalam
House Kemasan
Plastik
52 Sosis Vida Makanan NB,TBHQ,Po,Sn,Bd
dalam
Kemasan
Plastik
53 Sosis Makanan NB,Bd,Po,Pt
Bernardi dalam
Kemasan
Plastik
54 Bakso Makanan NB,MSG,Po,TBHQ,B
Vida dalam
Kemasan
Plastik
55 Bakso Makanan TBHQ,B,MSG,Po,Sn,NB
Bernardi dalam
Kemasan
Plastik
56 Qeju-Qeju Makanan KB,CaB,NB,N,Nn,Re,Pt,SB,An
Pelengkap
dalam
Kemasan
Kertas
57 Kraft Makanan KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G
Singles Pelengkap
dalam
Kemasan
Kertas
58 Blue Band Makanan Krt,Ks,Ss,NB,CaB,KB
Pelengkap
dalam
Kemasan
Plastik
59 Palm Makanan NB,CaB,KB,Kst
Boom Pelengkap
dalam
Kemasan
Plastik
60 Simas Makanan Krt,KB,NB,CaB,Ss,Ks
Margarin Pelengkap
dalam
Kemasan
Plastik
61 Chox Permen Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
62 Golia Permen Sg,Gl,M,Al,El,Pp,pewarna
63 Fruitella Permen AS,Ga,Gs,A,pewarna
64 Trebor Permen Am,AS,Ml,Em,pewarna
65 Big Babol Permen Gb,Gl,Sr,AS,pewarna
66 Gulas Permen pewarna,At,AS
67 Travella Permen Hm,M,CA,pewarna
68 Relaxa Permen pewarna,M,Hm
69 Station Permen AS,A,pewarna
Rasa
70 Tango Permen CA,A,pewarna
71 Manise Permen AS,A,pewarna,Sk,P,Sl
72 Tamarin Permen At,AS,Sk
73 Plonk Permen Sg,Gl,M,Al,Pp
74 Kopiko Permen Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
75 Hexos Permen Gl,M,Al,El,Pp
76 Sugus Permen AS,Ga,Gs,F,pewarna
77 Collins Permen P,F,AS,Am,Gl
78 Boom Permen M,CA,AS,Hm,Gl
79 Pindy Permen M,Hm,F,AS,pewarna
Mint
80 Hulabaloo Biskuit Ab,R,Pn,Sn,NB
81 Tops Biskuit Sl,Ab,NB
82 Gery Biskuit S,Pn.Sn,NB
83 Nyam- Biskuit Ab,Em,NB,Ft
nyam
84 Twister Biskuit Ab,D,NB,Ft
85 Bricko Biskuit D,SB,NB,Sl,Ab
86 Selamat Biskuit V,Sl,Ab
87 Good Biskuit Ab,NB,V,Sl
Time
88 Micmac Biskuit Ab,F,pewarna,NB,SB
89 Trenz Biskuit Ab,pewarna,V,Sl,MSG
90 Dueto Biskuit Ab,NB,SB
91 Snips Biskuit Ab,Sl,S,Pp,SB,NB
Snaps
92 Trakinas Biskuit Ab,NB,pewarna,F,Sl
93 Oops Biskuit pewarna,Hp,NB,MSG
94 Oreo Biskuit Ab,NaB,NB
95 Ritz Biskuit Am,Pr,MNG,Kf
96 Tropicool Jelly NB,AS,Kr,Pc,pewarna
97 Okky Jelly I,Ks,Pe,pewarna
98 Inaco Jelly NB,AS,I,Pc,pewarna
99 Mariza Selai AS,Ks,pewarna
100 Welco Selai AS,pewarna,NB,Ks,P
101 Harry Selai pewarna,NB,AS,Ks,Pt
102 Pido Selai NB,AS,Ks,P,pewarna
103 Iduna Selai NB,Ks,AS,P,pewarna,Pt,I
104 Fresh Pemanis NB,P,pewarna,CaB,KB,Bd,P,Pe
dalam botol
105 Marjan Pemanis pewarna,NB,KB,Pe
dalam botol
106 Abc Pemanis pewarna,Pe,P,Cab,Nb
dalam botol
107 Coffe Pemanis Pe,NB,KB,P,pewarna
Mocca dalam botol
108 Leo Pemanis P,Pe,pewarna,CaB,NB
dalam botol
109 Pocarri Minuman AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs
Sweat dalam kaleng
110 Fanta Minuman Mg,Prs,pewarna,KB,CaB,NB,Bd
dalam kaleng
111 Green Minuman Prs,CaB,KB,Bd,Mg
Sand dalam kaleng
112 Sprite Minuman Prs,Mg,AS,Kal,NB
dalam kaleng
113 Coca-cola Minuman KB,NB,Mg,Kal,AS
dalam kaleng
114 Diet Coke Minuman AS,NB,Mg,Kal
dalam kaleng
115 Pepsi Minuman AS,NB,Mg,Kal,Prs
dalam kaleng
116 Calpico Minuman AS,Ns,NaCl,Kal,Mg,Prs
Water dalam kaleng
117 Sunkist Minuman pewarna,Prs,NB,Kal
dalam kaleng
118 Fruit Tea Minuman Ps,TBHQ,Prs,F,pewarna,NB
dalam kaleng
119 Ribena Minuman Ps,Prs,pewarna,NB,AS
dalam kaleng
120 Go-go Mnuman Prs,pewarna,NB,AS
dalam kaleng
KEPANJANGAN
1TBHQ Antioksidan, ascorbid acid
2MSG Monosodium Glutamat
3CaCO3 Kalsium Karbonat
4DG Dinatrium Guanilat
5DI Dinatrium Inolsitat
6Pewarna Sunseet Yellow/Kuning FCF CI
15985,Karamel,Tartrazine CI
19140,Ponceou 4R CI
16255,Merah Allura CI
16035,Biru Berlian CI
42090,Enthrosine CI
45430,Indigotine CI 73015,Coklat
HT
7NaB Natrium Bicarbonat
8Si Siklamat
9FF Ferro Fumarat
10KCL Kalium klorida
11AS Asam Sitrat
12NB Natrium Benzoat
13SB Sodium Benzoat
14KB Kalium Benzoat
15Fe Zat besi
16Pk Pengatur Keasaman
17P Pengental
18AF Asam Folat
19KCO3 Kalium Karbonat
20Po Poliphospat
21G Guar Gum
22Tk Thickener
23AR Acidity Regulator
24MNG Mononatrium Glutamat
25MH Metil-p-hidroksi Benzoat
26TF Trikalsium Fosfat
27Ng Natural Gum
28Nn Natrium Nitrit
29N Nitrat
30Bd Belerang Dioksida
31Pn Pepsin
32Dg Disodium Guanilat
33Sc Sodium Cloride
34Dim Disodium Inosinate Maltol
35Sn Sodium Nitrit
36Pt Potassium
37Al Asam Laktat
38Ast Asam Asetat
39Sk Sakarin
40Ph Pigmen Heme
41Bt Betasianin
42Krt Karotenoid
43Aa Acetid Acid
44Ca Citrid Acid
45Tkl Tokoferol
46Ks Kalium Sorbat
47Vn Vinegar
48Gr Garlic
49Sa Sorbid Acid
50F Flavour
51Hp Hidrosilat Protein Sayuran
52Ps Pemanis
53Ga Gom Arab
54Sl Soya Lesitin
55Pg Penggumpal
56Sg Sirup Glukosa
57Gl Gliserin
58M Mentol
59El Eukaliptol
60Pp Pepermint
61Gs Gelatin Sapi
62Am Asam Malat
63Ml Molases
64Em Emulsifier
65Gb Gum Base
66Sr Sorbitol
67At Asam Tartrat
68Hm Herbal Mint
69CA Cooling Agent
70A Aroma
71Ab Amonium Bicarbonat
72R Ragi
73Pn Papain
74S Salt
75Em Ekstrak Malt
76Ft Fruktosa
77D Dextrose
78V Vanili
79Kf Kalsium Fosfat
80Kr Karagen
81Pc Pectin
82I Inulin
83Ks Kalsium Sitrat
84Pe Pengemulsi
85NaCl Natrium Klor
86CaCl Kalsium Klor
87Kal Kalsium Laktat
88Mg Magnesium Karbonat
89Prs Pencita Rasa Sitrus
90Re Renin
91An Annato
92La Lactid Acid
93NaK Natrium Karbonat
94Ns Natrium Sitrat
95Pr Protease
96Kn Kalsium Nitrit
97Ss Sodium Sitrat
98Am Amilase
99B Borax
Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini
Di-link Dari
Sini
Web
Tugas
1) Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia
berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri
dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan
teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah
43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi
Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Pulau
Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang.
Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per
km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi
DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah
tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8
orang per km².
Jumlah Perokok di Indonesia
1.Pengaruh 0rangtua
Anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga
yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai
sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan
rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan
pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri", dan yang paling kuat pengaruhnya adalah
bila orang tua sendiri menjadi figur.
2. Pengaruh teman.
fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta
tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-
temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut
yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang
bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang
yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
Tepatnya… pabrik rokok mengharapkan anda berpikir seperti itu. Mungkin awalnya memang
iya, tapi tunggu saja… Merokok dapat menimbulkan kulit keriput dan gigi kuning. Merokok
juga berkontribusi pada osteoporosis atau pengeroposan tulang. Kalau sudah begitu, tubuh
tidak lagi tegap. Dan yang lebih penting, merokok dapat menyebabkan impotensi. Apa itu yang
namanya macho/sexy?
Pengertian Zat Aditif adalah Bahan atau campuran bahan yang secara alami BUKAN
merupakan bagian dari bahan baku pangan, ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap
rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental.
PENGGOLONGKAN BTP
• Pewarna
• Pengawet
• Antioksidan
• Pengeras
• Sekuestran
• Enzim
• Humektan
PEWARNA
METANIL
YELLOW
RHODAMIN B
Rhodamin B
• Wrn merah keunguan, dlm larutan berwarna merah terang berpendar
Penggunaan
Bahaya
• Bila terkena mata : iritasi, mata kemerahan, oedema kelopak mata
• Bila tertelan : iritasi sal pencernaan, air seni berwarna merah/merah muda
• Paparan dlm jangka wkt lama : gangguan fungsi hati/kanker hati
PPenggunaan
Bahaya
• Paparan dlm jangka wkt lama : kanker sal kemih/kandung kemih
• Karamel
• Beta-karoten
• Klorofil
• Kurkumin
• Tidak mengandung kalori, cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
Siklamat
PENGAWET
• menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau penguraian yang
disebabkan oleh mikroba
– sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jem, jeli, manisan,
kecap
• baso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit
BORAKS
Penggunaan
Bahaya
• Bila tertelan : bdn rasa tdk enak (malaise), mual, nyeri hebat perut bag atas,
pendarahan gastro entritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam,
sakit kepala
FORMALIN
Penggunaan
• Bhn pembuatan sutera buatan,zat pewarna, cermin kaca, bhn peledak
• Dlm konsentrasi sangat kecil (< 1%) sbg pengawet pembersih Rumah tangga, cairan
pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, Shampoo mobil, karpet
• Formol
• Morbicid
• Methanal
• Oxymethylen
• Oxomethane
• Formoform
• Formalith
• Karsan
• Paraforin
• Superlysoform
• Tetraoxymethylene
• Trioxana
Bahaya jangka pendek (akut)
• Bila terkena kulit : perubahan wrn kulit, kulit mengeras, mati rasa, rasa terbakar
• Bila terkena mata : iritasi, penglihatan kabur, prod air mata berlebihan, kerusakan lensa
mata
• Bila tertelan : rasa terbakar pd mulut, sal pernafasan dan perut, sulit menelan, diare,
sakit perut, hipertensi, kejang, koma, kerusakan hati, jantung, otak, limpa,pankreas,
sistem SSP, gangguan ginjal, merusakjaringan dan menyusutkan sel lendir
• Bila terhirup : sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk2, radang sel lendir hidung,
mual, mengantuk,luka pada ginjal & sensitisasi paru
Efek neuropsikologis gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, hilang
konsentrasi & daya ingat berkurang
Kanker pd hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru, otak
• Bila terkena kulit : kulit terasa panas, mati rasa, gatal2 merah, kerusakan jari tangan,
pengerasan kulit, radang kulit
• Bila tertelan : iritasi sal pernafasan, muntah2, kepala pusing, rasa terbakar pd
tenggorokan, suhu badan turun, rasa gatal di dada
Pindahkan penderita ke tempat yang aman, pasang masker berkatup/peralatan sejenis
utk melakukan pernafasan buatan bila diperlukan. Segera hub dokter
Cuci mata dng air mengalir/lart garam dapur 0,9 % (seujung
sendok teh garam dapur dilarutkan dlm segelas air) sambil
Tahu
Btk sangat bagus, kenyal, tdk mudah hancur, awet > 3 hr,pd suhu lemari es > 15 hr, tdk
mdh busuk
Awet sp 2 hr pd suhu kamar, pd suhu lemari es > 15 hr,kenyal, tidak lengket & agak
mengkilap
wrn putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet
sp bebrp hari (> 3 hr pd suhu kamar)
Bakso
Ikan asin
Awet > 1 bln pd suhu kamar, wrn lbh bersih & cerah
Mendeteksi Formalin
Bagaimana cara menghindari penggunaan zat warna buatan dalam produk makanan ?.
1. Setiap kali membeli produk makanan, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
2. Perhatikan label pada setiap kemasan produk. Pastikan di label itu tercantum izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan) yang tertulis: “POM dan Nomor izin pendaftaran”. Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka
harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis : “ P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
3. Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak
terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade)
seperti pewarna tekstil.
HATI-HATI…….WASPADAI PLASTIK
PEMBUNGKUS MAKANAN!!!!!
07
Juni
Hati-hati dalam memilih makanan saja ternyata belum cukup!!!!
Saat ini kita juga perlu teliti terhadap pembungkus makanan terutama yang berbahan plastic.
Berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan, kantong plastik kresek
berwarna sangat berbahaya bagi kesehatan jika digunakan untuk mewadahi makanan siap
saji.
"Terutama kantong plastik kresek berwarna hitam," ungkap Kepala Badan POM Dr. Husniah
Rubiana Thamrin Akib saat jumpa pers di kantor Badan BOM Jakarta, Selasa (14/7).
Husniah mengungkapkan, kantong plastik berwarna tersebut merupakan produk daur ulang
yang riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui. "Bisa saja bekas wadah pestisida,
limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat, dan sebagainya,"
ucapnya.
Badan POM, paparnya, sudah melakukan pemantauan langsung dalam proses daur ulang
kantong plastik berwarna yang tidak dilakukan proses sterilisasi. "Sampah plastik
dikumpulkan di bantar gebang lalu dicincang-cincang trus dicuci dengan sedikit sabun agar
tidak berbau. Kemudian ditambah zat-zat kimia. Prosesnya sangat tidak bersih," tegasnya.
Akibat jangka panjang dari penggunaan kantong platik tersebut, tambah Husniah, bisa
mengakibatkan berbagai macam penyakit seperi kanker, ginjal, dan lain-lain.
Untuk itu, lanjutnya, sebaiknya masyarakat menggunakan kantong plastik yang tidak
berwarna atau bening. "Jangan mawadahi langsung makanan siap santap di kantong plastik
daur ulang tersebut. Sebaiknya diberi alas misalnya daun pisang," ucap Husniah.
Maka dari itu berhati-hatilah dalam membeli makanan, agar kesehatan kita tetap terjaga.
Karena sehat itu mahal harganya……
di 06.35 0 komentar
Juni
Bahaya Chlorine
Pada umumnya kertas dibuat dari pulp (bubur kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur ini
berwarna coklat tua, untuk membuat serat pulp itu berwarna putih, digunakan sejenis bahan
kimia pemutih yang terbuat dari senyawa chlorine yang sangat pekat. Sayang dalam
prosesnya, chlorine ini tetap tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan
karena biayanya sangat tinggi. Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan sebagai
kantong teh celup.
Hindari mencelupkan kantong teh terlalu lama, karena Anda tentu berpikir bahwa semakin
lama Anda merendam teh celup itu dalam air panas, semakin banyak sari teh yang tertinggal
dalam cangkir Anda. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Akan semakin banyak
kandungan chlorine di kantong teh celup yang larut dalam teh Anda, apa lagi kalau Anda
merendamnya lebih dari 3 menit.
Dalam industri kertas, chlorine memang biasa digunakan sebagai bahan insektisida,
disinfektan, pengawet, pembersih dan pemutih kertas, yang kemudian digunakan untuk
membuat tissue, popok, kain dan sebagainya; juga sumpit kayu sekali pakai, oleh sebab itu di
China, sumpit jenis ini dilarang digunakan. Kenapa? Berdasarkan penelitian, diduga ada
kaitan antara konsumsi chlorine dalam tubuh dengan kemandulan pria, lahir cacat,
keterbelakangan mental serta kanker.
II. (Penelitian)
Kebanyakan orang Indonesia (terutama Jawa) kalo minum teh malah sebenarnya minum gula,
karena banyakan gulanya daripada tehnya. Lebih tepatnya, minum gula campur teh, campur
susu, atau kopi .. sekarang ketambahan minum gula campur teh & chlorine lagi. Tapi saya
percaya, yg terakhir ini masih lebih banyak sari teh-nya daripada chlorine-nya.
Berarti ada chlorine-nya ya di kertas teh celup …
Untuk memuaskan keingintahuan, saya coba lakukan test hari ini, di lab saya. Hasilnya :
Untuk sample 100 ml (seukuran segelas cangkir teh), dengan air aqua diambil dari dispenser
dengan panas (70 - 80oC), kemudian teh celup merk “X” diambil tehnya, kertas pembungkus
dicelupkan ke sample selama 10 menit, untuk beberapa sample didapat hasil berkisar 0.04 -
1.10 mg/L. Air Aqua asalnya sendiri chlorine content-nya tidak terdeteksi.
Chlorine tergolong powerful oxidizing agent, bersifat toxic dan corrosive. Biasa digunakan
dalam proses bleaching (contoh di pabrik kertas), manufacturing syntetic rubber & plastic,
serta desinfektan untuk pemurnian air.
Di Permenkes (no …), utk persyaratan kualitas air minum, setahu saya, tidak disebutkan nilai
batas keberadaan chlorine (apa berarti tidak diperbolehkan?). Tapi untuk Kualitas Air Kolam
Renang, Permenkes masih diperbolehkan dengan batasan antara 0.2 - 0.5 mg/L (tolong
dikoreksi kalo saya keliru). Demikian juga WHO, setahu saya batasannya max. 0.5 mg/L.
Kadar klorin di dalam kemasan teh yang cuma 200 ml, bisa jadi lebih tinggi dibandingkan
dengan klorin dipengolahan PDAM yang sekian ribu kubik karena konsentras nya merupakan
fungsi dari volume mG/Liter. Jadi jangan dilihat volume total, tapi dalam tiap liternya.”
di 06.26 0 komentar
Mei
Panganan gorengan menjadi jajanan favorit banyak orang. Rasa gurih dan garing berpadu
apik di lidah dan menjadi candu tersendiri. Gorengan dibungkus kertas bekas ataupun
kantong plastik berwarna, maka efek buruk kesehatan yang ditimbulkan bisa berlipat ganda.
Para pencinta gorengan, waspadai gorengan berwarna gelap dan bertekstur lebih keras dari
kondisi normal. Kemungkinan gorengan tersebut merupakan sisa dagangan yang tidak habis
terjual pada hari sebelumnya kemudian digoreng ulang oleh penjual.
Cerita kecurangan belum selesai. Sebab tak sedikit penganan gorengan yang diolah dengan
minyak goreng yang telah dipakai berulang kali alias minyak jelantah. Kita tentu tak menutup
mata dengan penjual yang hanya berorientasi pada keuntungan, tanpa memikirkan dampak
yang harus ditanggung pembeli akibat mengonsumsi penganan tidak layak.
Bahaya minyak jelantah
Kualitas minyak jelantah sangat menurun dari minyak goreng baru. Minyak jelantah
mengeluarkan kandungan polimer yang dapat terserap dalam pangan berupa asam lemak
trans.
Dan dalam minyak jelantah, terdapat zat radikal bebas, seperti peroksida dan epioksida yang
bersifat mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan manusia. Misalnya
saja, hasil peroksida pada minyak jelantah mengakibatkan pemanasan suhu tinggi hingga
gangguan kesehatan, terutama yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol.
Kertas bekas seperti koran, majalah, atau kertas yang sudah tercampur tinta sangat berbahaya
bagi tubuh manusia karena di dalam tinta terdapat timbal yang bersifat racun.
“Bila terkena panas atau minyak dari gorengan, tinta dapat larut dalam makanan,” ungkap
Kepala BPOM Palembang M Ali Bata Harahap.
Gorengan yang telah terpapar timbal bisa dimakan menyebabkan rasa terbakar pada mulut
dan kerongkongan, pengeluaran air liur berlebihan, sakit perut disertai rasa mulas yang hebat,
muntah, diare dengan tinja berwarna hitam, berdarah, susah buang air besar, merasa
kelelahan, gangguan tidur, gelisah, lekas marah, gangguan ginjal, gangguan otak dengan
penglihatan, kesemutan, kejang hingga kelumpuhan.
Bila tertelan, paparan timbal yang dikonsumsi berulang dalam jangka lama meski dalam
jumlah sedikit, menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh, yaitu pada tulang, gigi, hingga
otak dan dapat menimbulkan efek pada ginjal, hati, darah, saraf, alat reproduksi, dan endokrin
dari sistem kekebalan.
“Tahap awal dari keracuanan timbal ditunjukkan dengan kehilangan nafsu makan dan
kehilangan berat badan,” tuturnya.(okezone.com) www.suaramedia.com
di 04.41 0 komentar
BAHAYA KRUPUK
17
Mei
Pada dasarnya kulit sapi yang diolah untuk di jadikan kerupuk kulit
mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh. Namun ketika kerupuk kulit
tersebut di buat dari limbah kulit bahan dasar pembuatan sepatu atau tas
maupun jiket maka kandungan zat tersebut akan berkurang bahkan habis pada
kerupuk kulit sapi yang tidak berbahan baku limbah kulit bekas pembuatan
a. Protein
Berdasarkan penelitian pada kerupuk kulit yang telah lama beredar dan
b. Lemak
meningkat menjadi 20-30 kali lipat tergantung pada bahan yang di gunakan
meningkat menjadi 20-30 kali lipat tergantung pada bahan dasar pembuatan
c. Mineral
0,04% . Mineral ini umumnya terdiri dari kalsium, fosfor, besi dan mineral
kerupuk kulit sebesar 0,8 g – 5,3 g per 100 g kerupuk kulit dengan rata-rata
Glutamat tidak toksik namun ada kelompok tertentu yang sangat peka
terhadap garam ini. Kepekaan ini mungkin terjadi karena MSG adalah
menghantarkan stimulasi dan satu sel saraf ke sel saraf lain sehingga
jantung lebih cepat, pusing, muka memerah, sesak nafas dan perasaan
tidak enak; selanjutnya karena MSG adalah kelompok garam, efek- nya
hampir sama dengan garam dapur yang jika dikonsumsi banyak akan
yang peka terhadap MSG, sangat di- sayangkan penggunaan MSG yang
banyak ke dalam pembuatan kerupuk tidak perlu karena dan segi kesehatan
jumlah besar tidak akan menambah rasa enak malah membuat mual atau
salah satu akibat tersebut di atas, dan dari segi ekonomi harga produk akhir
e. Zat pewarna
kerupuk yang terbuat dari limbah kulit juga terkandung berbagai jenis zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan. Hal ini disebabkan karena kulit yang akan dijadikan sepatu,
tas, maupun jaket berarti telah melalui proses kimiawi seperti pengerasan, pewarnaan,
dan lainnya sehingga tidak lagi layak dikonsumsi manusia. Kulit yang telah disamak
antara lain mengandung timbal, krom dan arsenik yang bila dikonsumsi manusia bisa
http://epidcommunity.multiply.com/journal/item/8
di 22.13 0 komentar
Pola kehidupan masa kini dicirikan dengan tingginya biaya hidup, emansipasi atau karena
alasan lain menyebabkan wanita bekerja diluar rumah. Data statistik tahun 2002
menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada angkatan kerja berjumlah 33,06 juta atau
44,23% dari jumlah total usia wanita antara 15-60 tahun (BPS, 2002). Wanita sebagai ibu
rumah tangga dan sebagian lain berprofesi bekerja di luar rumah, karena keterbatasan waktu
dan kesibukan, serta sulitnya mencari pramuwisma menyebabkan makanan siap saji menjadi
menu utama sehari-hari di rumah.
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi
sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk
sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapan 3 sampai 5 menit.
Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja dikantor, anak-anak kembali
menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan makanan ini umumnya mempunyai
cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.
Masalah lain yang jadi fenomena dimasyarakat adalah tersedianya berbagai jajanan yang
dikemas dapat dipastikan “kaya” zat aditif. Tercatat 13 jenis snack mengandung bahan aditif
dalam kandungan yang cukup tinggi (Republika, 2003). Pertanyaan yang muncul adalah
sejauh manakah bahan-bahan aditif tersebut terkonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh,
bagaimana dampaknya bagi kesehatan? Dan bagaimana tindakan konsumen terutama ibu-ibu
rumah tangga dalam memilih, mengolah makanan yang aman, higienis, cukup gizi dan
menyehatkan anggota keluarganya?
Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan,
praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh
industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif
untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji
biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai
makanan untuk sarapan.
Kemasan Makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik,
meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
Sehat
Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan
konsumen tidak hanya menilai dari citarasa dan nilai gizinya tetapi juga mempertimbangkan
pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif
suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit tersebut.
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
tujuan penggunaannya, yaitu: 1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air
contohnya lecitin 2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin, 3) agen
penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan, 4) agen peningkatan nutrisi contohnya
berbagai vitamin, 5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit, 6) agen antioksidan
contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-Toluen) dan BHA (Butylated
Hydroxy-Anisol), 7) agen pengembang untuk roti dan bolu, agen penyedap rasa contoh
monosodium glutamat (MSG), 9) bahan pewarna. Selain kesembilan zat aditif diatas Denfer
(2001) juga menyatakan terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam makanan diantaranya:
1) agen peluntur, 2) lemak hewani, 3) bahan pengasam, 4) bahan pemisah, 5) pati
termodifikasi, 6) alkohol, dan 7) gelatin .
Di samping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran dan
aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita
waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya
bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah dilaporkan
oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan
swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah
menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu
rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna merah.
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di
Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan
harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil
menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang
digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget),
PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu,
makanan lauk-pauk).
Dampak Makanan Siap Saji
Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003). Jenis
tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar.
Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan,
keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan
manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan
yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba
dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran
pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan
tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung,
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh
konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur
bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik
berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan
Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid
Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan
styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan
dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan
serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen
diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat
terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D
dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan
ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol
pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari
rumah
2. Secara Eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif
pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi
makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan
yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah)
dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
di 09.28 0 komentar
di 09.04 0 komentar
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Makassar menemukan 72 produk
pangan tak layak konsumsi yang beredar luas di Sulsel dan Sulbar.
Produk-produk hasil industri rumah tangga itu bahkan termasuk menu populer mie,bakso,dan
kerupuk yang kini menjadi konsumsi sehar-hari. Makanan yang sangat familiar itu ditemukan
mengandung boraks.
Kepala BPOM Makassar Maringan Silitonga mengatakan, berdasarkan hasil sampling dan
pengujian laboratorium terhadap 800 jenis produk pangan ditemukan 72 jenis produk pangan
mengandung bahan berbahaya. Produk pangan itu, kata Maringan Silitonga, terdiri dari
produk rumah tangga dan produk curah yang mengandung bahan kimia, seperti rhodamin B,
boraks, formalin dan kuningan metanil atau metanil yellow.
Produk pangan yang dimaksud, terdiri dari terasi curah tanpa merek mengandung rhodamin B
sebanyak 44 item, mie curah mengandung boraks sebanyak delapan item, bakso mengandung
boraks empat item, serta kerupuk bawang, balado, dan rangginang sebanyak 16 item.
”Produk itu sangat berbahaya bagi tubuh manusia, jika dikonsumsi bisa menyebabkan
berbagai penyakit,”jelasnya saat memberikan keterangan pers di ruang kerjanya 1 Februari
2010.
Demikian halnya, tutur Maringan, pada boraks yang bersifat septik dan biasanya digunakan
dalam pembuatan deterjen. Penggunaan produk tidak sesuai peruntukkannya tersebut,
ditemukan diantaranya pada mie basah, bakso, kerupuk dan panganan jajanan.
Maringan menambahkan, untuk penggunaan boraks pada makanan bisa menyebabkan, mual,
nyeri perut bagian atas, diare, mengantuk, demam,sakit kepala,iritasi saluran pencernaan,
hingga kerusakan ginjal.
Akibat mengonsumsi boraks akan muncul tanda-tanda akut seperti muntah, diare, merah
dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat). Gejala dan tanda kronisnya,nafsu
makan menurun, gangguan SSP; bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker.
”Kebanyakan produk itu bisa dijumpai di pasar tradisional, olehnya masyarakat diminta
berhati-hati dan teliti jika membeli produk pangan.
Kenapa bakso dan kerupuk menggunakan boraks? Jika dicampurkan dengan bakso, akan
memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak
daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan tahan lama. Sementara kerupuk
kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Terpisah, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulsel Zohra Andi Baso
menyatakan,temuan itu harus segera disosialisasikan ke masyarakat sampai ke pelosok desa,
supaya bisa dijadikan acuan dalam membeli produk pangan. Dia mengimbau bagi masyarakat
yang menemukan produk tersebut segera menginformasikan ke instansi terkait supaya bisa
dilakukan tindakan.
”Produsen yang memproduksi panganan mengandung bahan berbahaya itu harus diberikan
tindakan tegas agar tidak memproduksi dan mendistribusikan produknya lebih banyak lagi ke
konsumen.
Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan
mual,muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,
kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,kejang,koma dan kematian.