Anda di halaman 1dari 2

Desa Luwijawa terletak di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal atau berada lebih kurang

sekira 25 km dari pusat pemerintahan kabupaten.

Dengan luas wilayah 25700 meter persegi ini, sebagian besar tipologi Luwijawa adalah
perkebunan dan pertanian. Sehingga Luwijawa terkenal akan keunggulan kopi, durian,
rambutan, manggis dan petai. Selain itu, Luwijawa juga terkenal dengan kesenian tradisional
lokal khas pesisir pantai utara jawa tengah yaitu Sintren Luwijawa.

Kopi luwijawa memiliki cita rasa yang unik dan tak kalah nikmat dengan kopi dari daerah
lain. Karena pengolahan kopi luwijawa ini masih menggunakan teknik tradisional yaitu
proses sangrai dengan tungku. Menjadikan kopi Rabusta Luwijawa, khas dengan rasa legit
dan aroma wangi. Untuk menikmati cita rasa kopi Luwijawa, tersedia warung kopi di desa
luwijawa yang dikenal dengan warung kopi lembut bakir milik pak wastar, warga asli
Luwijawa sekaligus penggiat perkebunan kopi luwijawa.

Jika yang tak suka dengan kopi, tak ada salahnya untuk mencicipi durian khas luwijawa atau
durian jatra. Durian ini memiliki cita rasa manis dan legit serta tekstur daging yang lembut
seperti margarin. Tak heran durian jatra ini pernah menjuarai festival durian tingkat
kabupaten tegal sebagai durian terlezat.

Desa Luwijawa sudah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Bupati Tegal Umi Azizah pada 28
Oktober 2018 lalu. Setiap tahunnya, desa ini menyelenggarakan Luwijawa Cultur Festival,
yang menyajikan gelaran festival budaya Sintren. Menariknya, pada acara luwijawa cultur
festival tersebut, terdapat penampilan seniman dari mancanegara, seperti  Belanda, Republik
Ceko, Jerman, Australia, Mexico, Selandia Baru, Yunani, Colombia, dan Rusia.

Festival ini diselenggarakan dalam rangka wujud melestarikan kesenian tradisional Tegal
yang saat ini keberadaannya kian langka, dan makin sulit dijumpai. karena tergerus oleh
perkembangan teknologi dan derasnya gelombang budaya dari luar yang masuk ke
Nusantara.

Tarian sintren yang dikenal sebagai tarian mistis atau magis ini, juga mempunyai keunikan
tersendiri. Yaitu terlihat dari panggung alat-alat musiknya yang terbuat dari tembikar atau
gembyung dan kipas dari bambu yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan
suara yg khas. Sintren diperankan oleh seorang gadis, dibantu oleh pawang dengan diiringi
gending. Gadis tersebut dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung kain dengan
kondisi tangan terikat. Kemudian pawang berjalan memutari kurungan ayam, sembari
mengucapkan mantra. Setelah mantra dibacakan, kurungan ayam dibuka terlihat sang gadis
sudah terlepas dari ikatan dan berdandan cantik, lalu menari diiringi gending.

Tak hanya itu, Luwijawa juga memiliki agenda disetiap hari Minggu paginya, yaitu Pasar
Sawah yang menjajakan makanan tradisional serta potensi unggulan perkebunan Luwijawa.
Disini, pengunjung dapat menikmati aneka olahan makanan ataupun minuman khas
perdesaan. Namun, untuk dapat menikmati cita rasa tersebut, pengunjung disarankan untuk
menukar uangnya di loket masuk. Karena alat pembayaran disini tidak menggunakan uang
melainkan koin yang terbuat dari bambu.

Anda mungkin juga menyukai