SKRIPSI
Oleh:
Titik Murwani
NIM: 063114002
THESIS
By :
Titik Murwani
Student Number: 063114002
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jika Anda menerima Tuhan, Anda harus memahami bahwa Dia ada
dalam semua yang kita lakukan.
dalam semua relasi,
dalam semua tantangan,
dalam semua rintangan.
Kerja menjadi sebuah ibadah
jika dilakukan bersamaNya di pikiran kita.
(Vijay Eswaran)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang selalu memberikan kasih dan berkat
sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains. Penulis menyadari bahwa skripsi tidak akan selesai tanpa dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Drs. Frans Susilo, S.J.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan membimbing, memberikan ilmu, dan perhatiannya kepada penulis
selama penulisan skripsi.
2. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si, M.Si selaku Kaprodi Matematika dan
Ibu Maria Vianney Any Herawati, S.Si.,M.Si. selaku Wakaprodi
Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang
telah berkenan untuk menguji skripsi ini dan selalu memberikan nasehat,
saran, dukungan dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.
4. Bapak Herry Pribawanto Suryawan, S.Si.,M.Si yang telah memberikan ide
dalam pemilihan topik skripsi ini, atas nasehat, saran, pengalaman,
pengetahuan serta atas pinjaman buku-bukunya dan berbagai kesempatan
diskusi yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
5. Bapak Zaerilus Tukija dan segenap staff sekretariat Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah membantu dalam penulis selama menempuh studi.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan
fasilitas dan kemudahan kepada penulis selama masa studi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Orang tuaku, Bapak Darwinto dan Ibu Sri Darmini yang selalu memberikan
dukungan, nasehat dan doa dalam segala hal dan menyediakan apa saja yang
dibutuhkan.
8. Sahabat-sahabatku, Diyah Sayekti, S.Si., Rochi Ifahyani Siagian, S.Si.,
Laurencia Rosarianes Yogimurti, Maria Endah Savitri, Marcellina Dewi
Abu, Fery Kristianingrum, Metta Diwya Kundalini, dan Sisiria Mardiawati
yang selalu menemani dalam suka dan duka dan yang selalu memahami
penulis.
9. Teman-teman 2004-2009 yang telah menemani, mendukung dan berbagi
banyak pengalaman kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh studi dan
penuyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis
Titik Murwani
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Ruang Metrik.................................................................................... 6
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
sinya tidak bulat, sehingga konsep fraktal tidak dapat dijelaskan dengan konsep
geometri klasik (Geometri Euclid).
Bilangan yang digunakan untuk membandingkan fraktal yang satu dengan
yang lain disebut dimensi fraktal. Secara intuitif, gagasan mengenai dimensi me-
ngarah pada bilangan bulat seperti pada objek geometri pada umumnya, namun
gagasan tersebut dipatahkan oleh Hausdorff dan Besicovitch. Konsep mengenai
dimensi yang takbulat ini pertama kali dikenalkan oleh Felix Hausdorff dan Ab-
ram Samoilovitch Besicovitch pada tahun 1918, dan kemudian dimensi ini disebut
dimensi Hausdorff- Besicovitch, atau dimensi Hausdorff. Dimensi Hausdorff dari
himpunan sangat bergantung pada ukuran Hausdorff berdimensi dari himpu-
nan , yaitu ( ), dengan adalah bilangan real positif, yaitu
( ) = inf{ : ( ) = 0} = sup{ : ( ) = ∞},
yang sangat terkenal, yang tergolong ke dalam fraktal bilangan kompleks. Him-
punan Julia ditemukan lebih dulu daripada himpunan Mandelbrot. Himpunan Julia
ditemukan oleh Gaston Maurice Julia, seorang matematikawan Perancis yang ber-
profesi sebagai tentara.
Himpunan Julia dibangun dari pemetaan fungsi teriterasi : ℂ → ℂ yang
didefinisikan dengan = + , dengan adalah bilangan kompleks. Barisan
bilangan kompleks , ( ), ( ), … , ( ), … yang terbentuk disebut orbit dari
titik ℂ terhadap pemetaan fungsi kompleks . Barisan bilangan kompleks dari
dikatakan terbatas jika terdapat bilangan positif sedemikian sehingga
| ( )| < untuk semua bilangan bulat positif . Himpunan semua titik yang
orbitnya terhadap pemetaan yang terbatas disebut himpunan Julia penuh, dan
dinotasikan dengan ( ). Batas dari himpunan Julia penuh tersebut yang ke-
mudian disebut himpunan Julia dan dinotasikan dengan ( ).
Dimensi himpunan Julia dihitung dengan menggunakan sifat invarian ter-
hadap suatu pemetaan kontraksi : ℝ → ℝ , = 1, 2, … di ruang metrik ( , )
dengan adalah konstanta kontraksi untuk . Himpunan Julia bersifat invarian
terhadap sehingga dim ( ) = ( )= untuk tertentu dan dengan
memenuhi ∑ = 1.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan dimensi fraktal?
2. Bagaimana menghitung dimensi hitung kotak dan dimensi Hausdorff ?
3. Bagaimana menghitung dimensi fraktal pada himpunan Julia?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini hanya akan dibahas dimensi fraktal. Penulis
tidak akan membahas mengenai komputasi tentang dimensi fraktal. Penulis hanya
akan menggunakan dua metode untuk menghitung dimensi fraktal, yaitu dimensi
Hausdorff dan dimensi hitung kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. TUJUAN PENULISAN
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari dimensi fraktal, khu-
susnya dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia.
E. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat
memahami dimensi fraktal dan mengetahui langkah penghitungan dimensi Haus-
dorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia.
F. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka, yaitu dengan
mempelajari buku-buku dan karangan-karangan yang berkaitan dengan topik
skripsi ini, sehingga tidak ada hal-hal baru.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Penulisan
G. Sistematika Penulisan
BAB II. RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL
A. Ruang Metrik
B. Ruang Fraktal
C. Ukuran Lebesgue
D. Fungsi Kompleks
E. Sistem Fungsi Iterasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL
Dalam bab ini dibahas tentang pengertian-pengertian dasar yang akan diguna-
kan dalam pembahasan selanjutnya, antara lain: ruang metrik, ruang fraktal, ukuran
Lebesgue, fungsi kompleks dan sistem fungsi iterasi.
A. Ruang Metrik
Konsep jarak memiliki peran penting untuk mendefinisikan kekonvergenan, ke-
kontinuan, dan keterdiferensialan suatu fungsi. Jarak dari titik ke titik , ditulis
( , ), adalah sebuah bilangan real positif. Ruang metrik merupakan himpunan yang
dilengkapi dengan konsep jarak antara dua titik. Konsep ruang metrik diformulasikan
oleh M. Frechet pada tahun 1906. Pada bagian ini akan dibahas konsep-konsep him-
punan terbuka, himpunan tertutup, kekonvergenan, kekontinuan, dan kekompakan
dalam ruang metrik.
Definisi 2.1.1
Misalkan adalah suatu himpunan takkosong. Metrik pada adalah fungsi bernilai
real : × → ℝ yang memenuhi sifat-sifat berikut ini:
1. ( , ) ≥ 0, ∀ , .
2. ( , )=0↔ = ,∀ , .
3. ( , ) = ( , ), ∀ , (Simetri).
4. ( , ) ≤ ( , ) + ( , ), ∀ , , (Ketaksamaan segitiga).
Contoh 2.1.1
Akan dibuktikan bahwa fungsi : ℝ × ℝ → ℝ didefinisikan sebagai berikut:
( , )=| − |
merupakan metrik pada himpunan dari semua bilangan real ℝ.
Penyelesaian:
Untuk menunjukkan bahwa ( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ cukup
dibuktikan bahwa ( , ) memenuhi sifat-sifat pada Definisi 2.1.1.
(1) Nilai mutlak suatu bilangan real selalu bernilai taknegatif, yaitu
( , ) = | − | ≥ 0, ∀ , ℝ.
(2) ( , ) = 0, ∀ , ℝ⇔
| − | = 0, ∀ , ℝ⇔
− = 0, ∀ , ℝ⇔
= ,∀ , ℝ
(3) ( , ) = | − |, ∀ , ℝ
= |− + |, ∀ , ℝ
= | − |, ∀ , ℝ
= ( , ), ∀ , ℝ
(4) ( , ) = | − |, ∀ , ℝ
= | − + − |, ∀ , , ℝ
≤ | − | + | − |, ∀ , , ℝ
≤ ( , ) + ( , ), ∀ , , ℝ
Dari (1), (2), (3), dan (4) disimpulkan bahwa ( , ) merupakan metrik pada himpu-
nan ℝ, dan disebut metrik biasa pada ℝ.
Contoh 2.1.2
Misalkan =ℝ , =( , ) dan =( , ). Jarak Euclides ( , ) yang diberi-
kan oleh
( , )= ( − ) +( − ) ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Definisi 2.1.2
Misal adalah metrik pada , adalah titik di , dan adalah subhimpunan takko-
song dari . Jarak antara titik ∈ dengan subhimpunan didefinisikan:
( , )= { ( , ): ∈ }.
Contoh 2.1.3
Misalkan = { ∈ ℝ: 0 < ≤ 1} dan adalah metrik biasa pada ℝ. Jarak
(0, ) = { (0, ): 0 < ≤ 1}
(0, ) = {|0 − |: 0 < ≤ 1}
(0, ) = { :0 < ≤ 1} = 0
Definisi 2.1.3
Misal adalah metrik pada , dan diberikan sebarang dua subhimpunan takkosong
dan dari ruang metrik ( , ). Jarak antara dua subhimpunan takkosong dan
dari didefinisikan ( , ) = sup{ ( , ): ∈ }.
Definisi 2.1.4
Misal adalah metrik pada . Diameter dari subhimpunan takkosong dari
didefinisikan:
( )= { ( , ): , ∈ }.
Bila ( ) < ∞, maka diameter dikatakan berhingga. Bila ( ) = ∞, maka diame-
ter dikatakan takhingga. Selanjutnya (∅) didefinisikan sama dengan −∞.
Definisi 2.1.5
Suatu metrik pada himpunan takkosong dikatakan terbatas jika terdapat bilangan
real > 0 sedemikian sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
( , ) ≤ ,∀ , ∈ .
Ruang metrik ( , ) dengan metrik terbatas disebut ruang metrik terbatas.
Definisi 2.1.6
Diketahui ( , ) suatu ruang metrik, ∈ dan > 0. Bola terbuka dengan pusat
dan jari-jari didefinisikan
( )={ ∈ : ( , )< }
Himpunan
[ ]={ ∈ : ( , )≤ }
disebut bola tertutup dengan pusat dan jari-jari .
Berdasarkan dua defnisi di atas, jelas bahwa ( )⊂ [ ], untuk setiap ∈ dan
> 0. Himpunan kosong dan dapat dipandang berturut-turut sebagai bola dengan
jari-jari = 0 dan jari-jari = ∞. Dalam ruang metrik (ℝ, ), bola terbuka ( )
merupakan selang terbuka ( − , + ), sedangkan bola tertutup [ ] merupakan
selang tertutup [ − , + ].
Dalam ruang diskret ( , ), bola terbuka ( ) dapat didefinisikan seperti berikut:
{ } jika 0 < ≤ 1
( )=
jika > 1.
Dan bola tertutup didefinisikan
{ } jika 0 < < 1
[ ]=
jik ≥ 1.
Definisi 2.1.7
Misalkan ( , ) adalah sebuah ruang metrik dan ∈ . Subhimpunan dari di-
sebut kitar dari titik jika terdapat sebuah bola terbuka ( ) yang berpusat di dan
termuat di , yaitu ( )⊆ untuk suatu > 0.
Contoh 2.1.4
Setiap bola terbuka merupakan kitar dari setiap titiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Definisi 2.1.8
Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan subhimpunan takkosong dari . Titik
∈ disebut titik interior dari subhimpunan jika terdapat > 0 sedemikian se-
hingga ( )⊂ .
Definisi 2.1.9
Subhimpunan di disebut himpunan terbuka jika semua titik dari adalah titik
interior. Dengan kata lain, subhimpunan dari suatu ruang metrik ( , ) dikatakan
terbuka di terhadap metrik jika merupakan kitar untuk setiap titiknya, yaitu un-
tuk setiap ∈ , terdapat > 0 sedemikian sehingga ( )⊂ .
Teorema 2.1.1
Setiap bola terbuka ( ) adalah himpunan terbuka.
Bukti:
Diketahui ( ) bola terbuka yang berpusat di . Ambil sebarang ∈ ( ) , maka
( , ) < . Misalkan = − ( , ) > 0 adalah jari-jari bola terbuka dengan pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Teorema 2.1.2
Dalam setiap ruang metrik ( , )
(1) Gabungan dari sebarang keluarga dari himpunan-himpunan terbuka adalah ter-
buka
(2) Irisan dari keluarga berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka.
Bukti:
(1) Diberikan sebarang himpunan dan dengan ∈ adalah keluarga himpunan
terbuka. Akan dibuktikan bahwa =⋃ ∈ adalah terbuka. Ambil sebarang
∈ , maka terdapat ∈ sedemikian sehingga ∈ . Himpunan
merupakan himpunan terbuka, maka terdapat > 0, sedemikian sehingga
( )⊆ . Maka ( )⊆⋃ ∈ = . Jadi terbukti terbuka.
(2) Diberikan keluarga berhingga himpunan terbuka , , ,…, . Akan dibuk-
tikan =⋂ terbuka. Ambil sebarang ∈ , maka ∈ , untuk setiap
= 1, 2, 3, … , . Diketahui adalah himpunan yang terbuka, maka terdapat
> 0 sedemikian sehingga ( )⊆ , untuk masing-masing = 1, 2, 3, … , .
12
Definisi 2.1.10
Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan subhimpunan takkosong dari . Titik
∈ disebut titik limit dari subhimpunan jika untuk setiap > 0 berlaku
( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅.
Definisi 2.1.11
Himpunan di disebut himpunan tertutup jika semua titik limitnya adalah anggota
dari .
Lema 2.1.1
Misalkan ( , ) ruang metrik. Himpunan kosong ∅ dan adalah himpunan terbuka.
Bukti:
Suatu implikasi bernilai benar apabila antesedennya salah. Implikasi “jika ∈ ∅,
maka adalah titik interior dari ∅” adalah pernyataan yang benar untuk setiap ∈ .
Jadi ∅ adalah himpunan terbuka.
Selanjutnya, ambil sebarang ∈ . Dipilih = 1, maka ( )⊆ .
Terbukti terbuka. ∎
Teorema 2.1.3
Himpunan dalam ruang metrik ( , ) adalah tertutup jika dan hanya jika ter-
buka.
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa jika tertutup, maka terbuka. Diberikan sebarang himpu-
nan tertutup. Jika = − = ∅, maka terbuka. Jika ≠ ∅, diambil seba-
rang ∈ , berarti ∉ . Diketahui bahwa himpunan tertutup, maka bukan titik
limit , sehingga ada > 0 sedemikian sehingga ( )∩ = ∅. Jadi ( )⊆ .
Terbukti bahwa terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Teorema 2.1.4
Dalam setiap ruang metrik ( , )
(1) Irisan dari sebarang keluarga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
(2) Gabungan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
Bukti:
(1) Misalkan ℱ = { , ∈ Λ} adalah suatu keluarga himpunan tertutup. Dengan hu-
kum De Morgan diperoleh
= .
∈ ∈
= = .
14
Teorema 2.1.5
Setiap bola tertutup adalah himpunan tertutup.
Bukti:
Diberikan [ ] sebarang bola tertutup di ruang metrik ( , ). Akan dibuktikan
bahwa [ ] terbuka. Ambil sebarang ∈ [ ] , maka ∉ [ ]. Hal ini berarti
( , ) > . Misalkan = ( , ) − > 0. Ambil sebarang ∈ ( ), maka
( , )< , sehingga
( , )< ( , )−
< ( , )− ( , )
< ( , )+ ( , )− ( , )
< ( , ).
Karena ( , ) > , maka ∉ [ ], yaitu ∈ [ ] . Jadi ( )⊂ [ ] . De-
ngan demikian [ ] terbuka. ∎
Definisi 2.1.12
Misal ( , ) adalah ruang metrik dan ⊆ . Penutup dari , ditulis ̅, adalah gabu-
ngan dari dengan himpunan semua titik limitnya. Jadi ̅ = ∪ ′, dengan ′ ada-
lah himpunan semua titik limit .
Contoh 2.1.5
Misal (ℚ, ) ruang metrik dengan metrik biasa dan = : ∈ ℕ ⊂ ℚ. Semua titik
anggota himpunan bukan titik limit. Satu-satunya titik limit adalah nol. Jadi
= ∪ {0}.
Teorema 2.1.6
Misalkan dan adalah sebarang himpunan dari ruang metrik ( , ). Maka
(1) tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
16
(4) Misalkan adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat . Jadi
merupakan himpunan tertutup dan ⊆ . Dengan menggunakan (2) dan (3)
diperoleh ̅⊆ = karena tertutup. Jadi ̅ ⊆ . Selanjutnya ̅ merupakan
himpunan tertutup yang memuat . Himpunan adalah irisan dari semua himpu-
nan tertutup yang memuat . Jadi ⊆ ̅. Terbukti = ̅.
(5) Akibat dari bukti (4), maka ̅ ⊆ . Penutup dari merupakan himpunan tertutup
yang memuat . Jadi ̅ merupakan himpunan tertutup terkecil yang memuat .
(6) Karena ⊆ ∪ dan ⊆ ∪ , maka dengan (2) diperoleh ̅⊆ ∪ dan
⊆ ∪ . Jadi ̅∪ ⊆ ∪ . Kemudian, harus dibuktikan bahwa ∪ ⊆
̅ ∪ . Diambil sebarang ∈ ∪ . Andaikan ∉ ̅ ∪ . Maka ∉ ̅ dan
∉ , sehingga terdapat bola terbuka ( ) yang tidak memuat titik di , dan
terdapat bola terbuka ( ) yang tidak memuat titik di . Misalkan =
min { , }. Bola terbuka ( ) tidak memuat titik-titik dari ∪ . Hal ini
kontradiksi karena ∈ ∪ . Dengan demikian pengandaian bahwa ∉ ̅∪
tidak benar. Jadi ∪ ⊆ ̅∪ .
(7) Karena ∩ ⊆ dan ∩ ⊆ , maka dengan (2) diperoleh ∩ ⊆ ̅ dan
∩ ⊆ . Jadi ∩ ⊆ ̅∩ . ∎
Teorema 2.1.7
Misalkan ( , ) ruang metrik dan ⊂ , maka
̅={ ∈ : ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0}
Bukti:
Ambil sebarang ∈ ̅, maka ∈ atau ∈ ′. Jika ∈ , maka jelas bahwa
( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0. Jika ∈ ′, maka ( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅, ∀ > 0, se-
hingga ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0. Terbukti ̅ ⊆ { ∈ : ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0}.
Selanjutnya, ambil sebarang ∈ sedemikian sehingga ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0.
Misalkan ∉ , maka = − { }. Diketahui bahwa ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0, maka
( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅, ∀ > 0, yaitu ∈ ′. Jadi ∈ atau ∈ ′, yaitu ∈ ̅.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Teorema 2.1.8
Jika ( , ) adalah suatu ruang metrik, maka setiap barisan di yang konvergen akan
konvergen ke satu titik.
Bukti:
Diberikan barisan { } yang konvergen. Andaikan barisan { } konvergen ke titik
dan titik yang berbeda. Ambil sebarang > 0, maka ada , ∈ ℕ sedemikian
sehingga ( , )< untuk setiap ≥ dan ( , )< untuk setiap ≥ .
( , )≤ ( , )+ ( , )< + = .
2 2
Jadi untuk setiap > 0 berlaku ( , ) < . Ini berarti = . Terbukti bahwa bari-
san konvergen ke satu titik. ∎
Definisi 2.1.14
Sebuah barisan { } dalam ruang metrik ( , ) disebut barisan Cauchy jika untuk
setiap > 0 terdapat bilangan bulat positif sedemikian sehingga ( , )< ,
untuk setiap , > .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Teorema 2.1.9
Setiap barisan { } yang konvergen di ruang metrik ( , ) adalah barisan Cauchy.
Bukti:
Diberikan ruang metrik ( , ) dan barisan { } di ( , ) yang konvergen ke . De-
ngan Definisi 2.1.13 maka untuk setiap > 0 terdapat sedemikian sehingga
( , )< untuk setiap > . Dengan ketaksamaan segitiga, untuk , ≥
Cauchy. ∎
Contoh 2.1. 6
real dan adalah metrik biasa. Tunjukkan bahwa barisan { } merupakan barisan
Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉ .
Penyelesaian:
Diberikan > 0, terdapat sehingga < . Untuk setiap ≥ dan ≥ dan
dimisalkan ≥ berlaku
1 1 1 1 1 1
( , )= , = − < ≤ < .
Definisi 2.1.15
Misalkan { } adalah barisan di ruang metrik ( , ). Barisan { } adalah barisan bi-
langan bulat positif dengan < < < ⋯, maka barisan disebut subbari-
san dari { }.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Korolari 2.1.1
Jika suatu barisan Cauchy dalam ruang metrik ( , ) memuat subbarisan yang
konvergen, maka barisan tersebut konvergen ke limit subbarisannya.
Bukti:
Diberi { } barisan Cauchy di . Maka untuk setiap > 0, terdapat bilangan bulat
positif sedemikian sehingga ( , )< untuk setiap , ≥ . Misalkan
adalah subbarisan yang konvergen ke . Karena { } adalah barisan bilangan
Definisi 2.1.16
Suatu ruang metrik ( , ) dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy dalam kon-
vergen ke suatu titik di .
Contoh 2.1.7
Ruang ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik yang lengkap.
Diberikan { } barisan Cauchy di ℝ, maka untuk > 0 terdapat ∈ ℕ sedemikian
sehingga | − |< untuk semua , ≥ . Dipilih = , maka terdapat
sedemikian sehingga| − | < , untuk semua , ≥ . Misal = .
20
⋮
| − |= − < , untuk > .
| − |= | − |< = .
2 2
terbukti bahwa { } barisan Cauchy yang konvergen. Maka menurut Definisi 2.1.16,
ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik lengkap.
Contoh 2.1.8
Himpunan = { ∈ ℝ|0 < ≤ 1} dengan metrik biasa merupakan ruang metrik ti-
adalah barisan Cauchy yang konvergen ke 0. Ruang metrik tidak lengkap karena
terdapat barisan Cauchy di yang tidak konvergen.
Definisi 2.1.17
Misal ( , ) dan ( , ) adalah ruang metrik . Fungsi : → dikatakan kontinu di
∈ jika untuk setiap > 0 terdapat > 0 sedemikian sehingga ( ), ( ) <
untuk setiap yang memenuhi ( , )< .
Jika kontinu di setiap titik di , maka dikatakan kontinu pada .
Contoh 2.1.9
Jika ( , ) dan ( , ) ruang metrik, maka fungsi konstan : → kontinu.
Penyelesaian:
Diberikan >0 dan ∈ . Untuk fungsi konstan ( )= , berlaku
( ), ( ) = ( , )=0< untuk setiap ∈ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Contoh 2.1.10
Diketahui ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Diberikan fungsi : ℝ → ℝ dengan
definisi ( ) = untuk semua ∈ ℝ. Tunjukkan bahwa kontinu.
Penyelesaian:
Diambil sebarang ∈ ℝ. Diberikan > 0, harus dicari > 0 sedemikian sehingga
untuk setiap ∈ ℝ yang memenuhi | − | < berlaku | ( ) − ( )| < .
Jika = 1, maka untuk | − | < 1 berlaku
| + | = | − + 2 | ≤ | − | + |2 | < 1 + |2 |
| − |< berlaku
| ( ) − ( )| = | − | = | − || + | < (1 + |2 |) ≤ (1 + |2 |) = ,
| |
untuk = 1 ≤ | |
, dan
| ( ) − ( )| = | − | = | − || + | < ( + |2 |) ≤ (1 + |2 |) = ,
| |
untuk = | |
< 1.
Terbukti kontinu di .
Contoh 2.1.11
Diberikan fungsi : ℝ → ℝ yang didefinsikan oleh
( ) = sin
di ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Fungsi merupakan fungsi yang kontinu.
Himpunan terbuka (0, 2 ) di ℝ dipetakan ke himpunan tertutup [−1,1] di ℝ.
Teorema 2.1.10
Diketahui ( , ) dan ( , ) ruang metrik. Fungsi : → kontinu jika dan hanya
jika untuk setiap himpunan terbuka di , ( ) adalah himpunan terbuka di .
Bukti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dari . ∎
Teorema 2.1.11
Diketahui ( , ) dan ( , ) ruang metrik. Fungsi : → kontinu jika dan hanya
jika untuk setiap subhimpunan tertutup di , ( ) tertutup di .
Bukti:
Diberikan : → kontinu dan himpunan tertutup di . Karena tertutup, maka
23
Definisi 2.1.18
Misalkan ( , ) dan ( , ) adalah dua ruang metrik. Fungsi : → dikatakan
kontinu seragam jika untuk setiap > 0 ada > 0 sedemikian sehingga
( ), ( ) < untuk setiap , ∈ yang memenuhi ( , )< .
Contoh 2.1.12
Fungsi : (0, 1) → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) = tidak kontinu seragam.
Maka
1 1
( , )=| − |= −
+1
1 1
= < <
( + 1)
tetapi ( ), ( ) = | − ( + 1)| = 1 > .
Contoh 2.1.13
Fungsi : [0, 1] → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) = merupakan fungsi yang kon-
tinu seragam. Diberikan > 0 dan dipilih = . Untuk sebarang , ∈ [0, 1] yang
| ( ) − ( )| = | − |
= | + || − | ≤ 2| − | < .
Terbukti bahwa fungsi kontinu seragam pada interval [0, 1].
Definisi 2.1.19
Misal ( , ) adalah ruang metrik. Keluarga subhimpunan ={ : ∈ } di di-
sebut selimut dari subhimpunan di jika ⊆⋃ ∈ .
Jika setiap terbuka di , maka ={ : ∈ } disebut selimut terbuka dari .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Definisi 2.1.20
Subhimpunan dari ruang metrik ( , ) dikatakan kompak jika setiap selimut ter-
buka dari memuat subselimut berhingga, yaitu untuk setiap keluarga himpunan ter-
buka ={ : ∈ } dengan ⊆⋃ ∈ , terdapat subkeluarga berhingga
, , ,…, sedemikian sehingga ⊆⋃ .
Contoh 2.1.14
Ruang metrik ( , ) dengan himpunan berhingga adalah himpunan kompak.
Misalkan ={ , , …, }, dan ={ : ∈ } selimut terbuka untuk , yaitu
⊆⋃ ∈ . Untuk , ada ∈ sedemikian sehingga ∈ , untuk ada
∈ sedemikian sehingga ∈ , dan seterusnya, untuk ada ∈ sedemi-
kian sehingga ∈ . Diperoleh ℋ = , , ,…, adalah subkeluarga
berhingga dari yang merupakan subselimut dari , maka memuat subselimut ber-
hingga ℋ. Jadi kompak.
Teorema 2.1.12
Setiap subhimpunan tertutup dari ruang metrik yang kompak merupakan himpunan
yang kompak.
Bukti:
Misalkan ( , ) ruang metrik yang kompak, dan adalah sebarang subhimpunan
takkosong dan tertutup dari . Akan ditunjukkan bahwa kompak.
Misalkan ={ : ∈ } keluarga himpunan-himpunan terbuka di dan ⊆
⋃ ∈ . Jika = (⋃ ∈ )∪ , maka selimut terbuka dari . Diketahui
bahwa kompak, maka memiliki subselimut berhingga yang memuat . Jadi
kompak. ∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Contoh 2.1.15
Ruang metrik ℝ dengan metrik biasa bukan merupakan ruang yang kompak. Selimut
terbuka – , : ∈ ℕ dengan ⋃ (− , ) = ℝ tidak memiliki subselimut ber-
hingga. Jadi ℝ tidak kompak.
Definisi 2.1.21
Himpunan dikatakan terbatas jika terdapa bilangan > 0 sedemikian sehingga
untuk setiap , ∈ berlaku ( , ) < .
Teorema 2.1.13
Setiap subhimpunan yang kompak di ruang metrik ( , ) adalah himpunan yang
tertutup dan terbatas.
Bukti :
Diketahui subhimpunan yang kompak. Untuk membuktikan bahwa tertutup, akan
Dengan Teorema 2.1.2 (2), yaitu irisan dari keluarga berhingga himpunan terbuka
adalah terbuka, maka merupakan himpunan yang terbuka yang memuat . Karena
( )∩ ( ) = ∅, ∀ = 1,2,3, … , maka
( )∩ ⋂ ( ) = ( )∩ = ∅. Sehingga ⋃ ( )∩ = ∅.
26
⋃ ∈ , maka dengan Teorema 2.1.2 (1) terbuka. Dengan Teorema 2.1.3 ter-
bukti bahwa tertutup.
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa adalah himpunan terbatas. Misalkan { ( )}
adalah selimut dari , yaitu ⊆⋃ ( ). Karena kompak, maka terdapat
, , ,…, sedemikian sehingga ⊆⋃ ( ). Misalkan
= max , ,1 ≤ < ≤ . Ambil sebarang , ∈ , maka ada dan
sedemikian sehingga ∈ ( ) dan ∈ . Dengan ketaksamaan segitiga
diperoleh
( , )≤ ( , )+ , + , ≤1+ +1= 2+ .
Terbukti bahwa terbatas. ∎
B. Ruang Fraktal
Diberikan ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Misalkan ℋ( ) adalah keluarga
subhimpunan takkosong yang kompak dari , yaitu
ℋ( ) = { : ⊂ , ≠ ∅, kompak}.
Definisi 2.2.1
Misal ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Jarak Hausdorff antara dan di ℋ ( )
adalah
ℎ( , ) = max{ ( , ), ( , )}.
Teorema 2.2.1
ℎ adalah sebuah metrik pada ℋ( ).
Bukti:
Untuk menunjukkan bahwa ℎ adalah metrik, maka harus dibuktikan bahwa ℎ meme-
nuhi sifat-sifat metrik.
(1) ℎ( , ) = max { ( , ), ( , )}. Jika ℎ( , ) = ( , ), maka
ℎ( , ) = ( , ) = sup{ ( , ): ∈ }
= sup inf{ ( , ): ∈ } : ∈ ≥ 0,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
= sup inf{ ( , ): ∈ }: ∈ ≥ 0,
=0
Selanjutnya, jika ℎ( , ) = 0, maka max{ ( , ), ( , )} = 0 sehingga
( , ) = 0 dan ( , ) = 0. Karena ( , ) = 0, maka sup { ( , ): ∈
} = 0 sehingga ∀ ∈ berlaku inf{ ( , ): ∈ } = 0. Ambil sebarang ∈ ,
maka inf{ ( , ): ∈ } = 0. Jadi terdapat ∈ sedemikian sehingga
( , ) = 0, yaitu = . Jadi ∈ , maka ⊆ .
Begitu juga untuk ( , ) = 0. Karena ( , ) = 0, maka sup { ( , ): ∈
} = 0 sehingga ∀ ∈ berlaku inf{ ( , ): ∈ } = 0. Ambil sebarang ∈ ,
maka inf{ ( , ): ∈ } = 0. Jadi terdapat ∈ sedemikian sehingga
( , ) = 0, yaitu = Jadi ∈ , maka ⊆ . Terbukti jika ℎ( , ) = 0,
maka = . Dengan demikian terbukti bahwa ℎ( , ) = 0 jika dan hanya jika
= .
(3) ℎ( , ) = max { ( , ), ( , )} = max { ( , ), ( , ) } = ℎ( , ).
(4) ℎ( , ) = max { ( , ), ( , )}
≤ max{ ( , ) + ( , ), ( , ) + ( , )}
≤ max{ ( , ), ( , )} + max{ ( , ), ( , )}
≤ ℎ ( , ) + ℎ( , )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari (1), (2), (3) dan (4) terbukti bahwa ℎ adalah metrik pada ℋ ( ). ∎
C. Ukuran Lebesgue
Sebelum pembahasan yang lebih lanjut, berikut ini adalah kesepakatan-kesepa-
katan yang akan digunakan dalam pembahasan Teori Ukuran:
(1) Jika ∈ ℝ, maka −∞ < < ∞.
(2) Jika ∈ ℝ, maka + ∞ = ∞, − ∞ = −∞, ∞ + ∞ = ∞, −∞ − ∞ = −∞, ∞ −
∞ = tidak terdefinisi.
(3) Jika ∈ ℝ dan > 0, maka × ∞ = ∞.
(4) Jika ∈ ℝ dan < 0, maka × ∞ = −∞, × (−∞) = ∞.
(5) Jika = 0 ∈ ℝ, maka × ∞ = 0.
Definisi 2.3.1
Panjang interval-interval ( , ), ( , ], [ , ), [ , ] adalah
ℓ( ) = − .
Definisi 2.3.2
Misalkan , , , … adalah interval-interval yang saling asing. Maka
ℓ( ∪ ∪ ∪ … ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯.
Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa panjang dari gabungan interval-interval
yang saling asing adalah jumlah panjang interval-interval tersebut.
Definisi 2.3.3
Panjang dari himpunan terbuka =⋃ , dengan adalah interval-interval ter-
buka yang saling asing, adalah
ℓ( ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ = ℓ( ) .
29
ℓ(∅ ) = 0.
Contoh 2.3.1
Hitunglah panjang himpunan
1 1
= : ≤ < .
2 2
Penyelesaian:
1 1
= : ≤ <
2 2
1 1
= , =
2 2
= , 1), maka ℓ( ) = 1 − ,
= , , maka ℓ( ) = − ,
= , , maka ℓ( ) = − ,
ℓ( ) = ℓ
=∑ ℓ( )
= ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ + ℓ( ) + ⋯
= 1− + − + − +⋯+ − +⋯
= lim → 1− = 1.
Definisi 2.3.4
Himpunan dikatakan terhitung jika ≠ ∅ atau berhingga atau tak berhingga
yang ekivalen dengan himpunan semua bilangan asli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Definisi 2.3.5
Koleksi yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari disebut aljabar
himpunan jika dan hanya jika memenuhi
(1) ∅, ∈ ;
(2) Jika ∈ , maka ∈ ;
(3) Jika , ∈ , maka ∪ ∈ .
Definisi 2.3.6
Koleksi yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari disebut aljabar- jika
dan hanya jika memenuhi
(1) ∅, ∈ ;
(2) Jika ∈ , maka ∈ ;
(3) Jika , , ,… ∈ , maka ⋃ ∈ .
Pasangan ( , ) disebut ruang terukur.
Definisi 2.3.7
Fungsi : → ℝ, dengan suatu aljabar- disebut ukuran pada jika :
(1) ( ) ≥ 0 untuk setiap ∈ ;
(2) Jika , , ,… ∈ dan ∩ = ∅ untuk ≠ , maka
(⋃ )=∑ ( ) (sifat aditif terhitung)
Tripel ( , , ) disebut ruang ukuran.
Definisi 2.3.8
Ukuran luar Lebesgue dari suatu himpunan ⊆ ℝ adalah bilangan real tak negatif
∗( ) = inf
dengan = {∑ ℓ( ) : adalah barisan interval sedemikian sehingga ⊆
⋃ }.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Barisan interval { } merupakan selimut dari . Jadi, ukuran luar Lebesgue dari
adalah infimum dari semua panjang selimut yang mungkin untuk . Adanya inf
dijamin oleh yang merupakan himpunan takkosong dan merupakan barisan yang
terbatas ke bawah, yaitu oleh nol.
Teorema 2.3.1
∗( )≤ ∗( ).
Jika ⊆ , maka
Bukti:
Misalkan ⊆ . Ambil sebarang barisan { } selimut dari . Maka ⊆ ⊆⋃ .
Jadi, setiap selimut dari juga merupakan selimut dari , sehingga ⊂ , maka
∗( )≤ ∗( ).
inf ≤ inf . Jadi ∎
Teorema 2.3.2
∗
Ukuran luar bersifat subaditif terhitung, yaitu untuk sebarang barisan himpunan
{ } berlaku
∗ ∗( ).
≤
Bukti:
Pertama akan dibuktikan untuk n = 1 sampai = 2, yaitu
∗( )≤ ∗( )+ ∗( ).
∪
Akan ditunjukkan
∗( )≤ ∗( )+ ∗( )+ .
∪
Ambil > 0, maka terdapat barisan selimut { } dari dan { } dari sedemikian
sehingga
∗(
ℓ( ) ≤ )+
2
∗(
ℓ( ) ≤ )+ .
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
∗( ∗(
Mak ∑ ℓ( ) + ∑ ℓ( ) ≤ )+ )+ .
Barisan dari interval-interval { , , , , , , … } menyelimuti ∪ sehingga
∗( )≤∑
∪ ℓ( ) + ∑ ℓ( ) . Jadi
∗( )≤ ∗( ∗(
∪ ℓ( ) + ℓ( ) ≤ )+ )+ .
∗( ∗(
Jika ∑ ) = ∞, maka pertidaksamaan benar. Misalkan ∑ ) < ∞.
Untuk setiap > 0, terdapat barisan selimut { } dari sedemikian sehingga
∗(
ℓ( ) ≤ )+ .
2
∗(
ℓ( ) ≤ )+
2
∗(
ℓ( ) ≤ )+ <∞
,
∗ ∗(
≤ ℓ( ) ≤ ) + < ∞.
,
∗( ∗(
Jadi terbukti bahwa ⋃ )≤∑ ). ∎
Contoh 2.3.2
∗( ) = 0 maka untuk sebarang himpunan ∗(
Buktikan jika berlaku ∪ )=
∗( ).
Penyelesaian:
∗( ) = 0. Ambil sebarang himpunan
Diketahui , maka ⊆ ∪ . Dengan Teo-
rema 2.3.1
∗( )≤ ∗(
∪ ).
Dengan Teorema 2.3.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
∗( )≤ ∗( ∗( ∗(
∪ )≤ )+ ).
∗( ) = 0, maka
Karena
∗( )≤ ∗( ∗(
∪ )≤ ).
∗( ∗(
Jadi ∪ )= ).
Contoh 2.3.3
∗( ∗( ∗(
Buktikan jika ∆ ) = 0, maka )= ).
Penyelesaian:
∗(
Diketahui bahwa ∆ ) = 0. Himpunan ∪ = ∪ ( ∆ ).
Karena ⊆ ∪ , maka ⊆ ∪ ( ∆ ). Menurut Teorema 2.3.1 dan Teorema
2.3.2
∗( )≤ ∗ ∗( ∗(
∪( ∆ ) ≤ )+ ∆ ).
∗( )≤ ∗( ).
Jadi
Karena ⊆ ∪ juga, maka ⊆ ∪ ( ∆ ). Menurut Teorema 2.3.1 dan Teorema
2.3.2
∗( )≤ ∗ ∗( ∗(
∪( ∆ ) ≤ )+ ∆ ).
∗( )≤ ∗( ).
Jadi
∗( )= ∗( ).
Terbukti
Definisi 2.3.9
Himpunan ⊆ ℝ dikatakan terukur Lebesgue jika untuk setiap ⊆ ℝ berlaku
∗( )= ∗( ∗(
∩ )+ ∩ ),
dan ditulis ∈ ℳ, dengan ℳ adalah koleksi semua himpunan yang terukur Lebes-
gue.
Karena = ( ∩ )∪( ∩ ), maka dengan sifat subaditif ukuran luar diperoleh
∗( )≤ ∗( ∗(
∩ )+ ∩ ),
sehingga untuk membuktikan bahwa terukur Lebesgue cukup ditunjukkan
∗( )≥ ∗( ∗(
∩ )+ ∩ ), ∀ ⊆ ℝ.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Teorema 2.3.3
(1) ℝ ∈ ℳ.
(2) Jika ∈ ℳ, maka ∈ ℳ.
(3) Jika ∈ ℳ, = 1, 2, 3, …, maka ⋃ ∈ ℳ.
(4) Jika ∈ ℳ, = 1, 2, 3, …, maka
∈ ℳ.
Bukti:
∗( )= ∗( ∗(
(1) Ambil sebarang ⊆ ℝ. Akan dibuktikan ∩ ℝ) + ∩ ℝ ),
∗( ∗(
∀ ⊆ ℝ. ∩ ℝ = , maka ∩ ℝ) = ). ∩ ℝ = ∅, maka
∗( ∗(
∩ℝ )= ∅) = 0. Maka
∗( ∗( ∗( ∗(
∩ ℝ) + ∩ℝ )= )+0 = )
(2) Ambil sebarang ∈ ℳ dan sebarang ⊆ ℝ. Karena ∈ ℳ, maka berlaku
∗( )= ∗( ∗(
∩ )+ ∩ )
∗( )+ ∗(
= ∩ ∩ )
∗( )+ ∗(
= ∩ ∩( ) ).
Terbukti ∈ ℳ.
(3) Misalkan , ∈ ℳ dan ∩ = ∅. Karena ∈ ℳ, maka
∗( )= ∗( )+ ∗( ),
∩ ∩
dan karena ∈ ℳ, maka
∗( )= ∗( )+ ∗( )
∩ ∩
untuk setiap ⊆ ℝ.
Maka
∗( )= ∗ ( ∩ )∩ ∗ ( ∩ )∩
∩ + .
∗ ∗
= ∩( ∩ ) + ∩( ∩ ) .
∗( )+ ∗(
= ∩ ∩( ∪ ) ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Jadi
∗( )= ∗( )+ ∗( )+ ∗(
∩ ∩ ∩( ∪ ) ).
Dengan sifat subaditif ukuran luar, diperoleh
∗( )+ ∗( )≥ ∗
∩ ∩ ∩( ∪ ) ,
sehingga
∗( )≥ ∗ ∗(
∩( ∪ ) + ∩( ∪ ) ).
Hasil di atas cukup untuk menunjukkan bahwa ∪ ∈ ℳ.
Selanjutnya
∗( )= ∗ ( )∩ ∗ ( )∩ ∗ ( )∩
∪ ∪ + ∪ + ∪
( ∪ )
∗( )+ ∗( )+ ∗(
= ∅)
∗( )+ ∗( )
=
Terbukti untuk = 1, 2.
Sudah dibuktikan bahwa untuk dan yang saling asing berlaku
∗( )= ∗( )+ ∗( )+ ∗(
∩ ∩ ∩( ∪ ) )
untuk setiap ⊆ ℝ.
Secara umum, untuk = 1, 2, … berlaku
∗( )= ∗( )+ ∗
∩ ∩ .
∗( )≥ ∗( )+ ∗
∩ ∩ .
∗( )≥ ∗( )+ ∗
∩ ∩ .
36
∗( )≥ ∗
∩ ∩ ,
sehingga
∗( )≥ ∗ ∗
∩ + ∩ .
Terbukti bahwa ⋃ ∈ ℳ.
(4) Diketahui ∈ ℳ, = 1,2, …, maka menurut Teorema 2.3.3(2) ∈ ℳ,
= 1,2, … sehingga dengan Teorema 2.3.3(3) diperoleh bahwa ⋃ ∈ ℳ.
Menurut Teorema 2.3.3(2) maka (⋃ ) ∈ ℳ. Dengan Hukum De Morgan,
(⋃ ) =⋂ ( ) =⋂ ∈ ℳ . Jadi, terbukti bahwa irisan dari
himpunan-himpunan di ℳ juga berada di ℳ. ∎
Definisi 2.3.10
∗( ) ditulis ( ) dan disebut ukuran Lebesgue himpunan .
Jika ∈ ℳ, maka
Teorema 2.3.4
Jika , ∈ ℳ dan ⊂ , maka ( )≤ ( ).
Bukti:
∗( )≤ ∗( ). Karena ,
Diketahui ⊆ , maka menurut Teorema 2.3.1 ∈ ℳ,
∗( )= ( ) dan ∗( )= ( ). Jadi ( )≤ ( ).
maka ∎
Definisi 2.3.11
Misalkan ( , ) ruang metrik. Aljabar- terkecil yang memuat semua himpunan ter-
buka dalam disebut Aljabar- Borel . Anggota ℬ disebut himpunan Borel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
D. Fungsi Kompleks
Definisi 2.4.1
Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk = + atau = + de-
ngan dan bilangan real dan = −1.
Jika = + menyatakan sebarang bilangan kompleks, maka adalah bagian real
dari , ditulis Re( ), sedangkan adalah bagian imajiner dari , ditulis Im( ).
Himpunan semua bilangan kompleks dinotasikan dengan ℂ.
Bilangan kompleks + dapat digambarkan secara geometris sebagai titik ( , ) di
bidang Cartesius ℝ × ℝ.
Definisi 2.4.2
Untuk setiap bilangan kompleks = + , bilangan kompleks ̅ = − disebut
konjugat bilangan .
Definisi 2.4.3
Bilangan kompleks = + dan = + dikatakan sama jika dan hanya jika
= dan = . Dengan kata lain, dua bilangan kompleks sama jika dan hanya
jika bagian realnya sama dan bagian imajinernya juga sama.
Definisi 2.4.4
Jika = + dan = + adalah dua bilangan kompleks, maka penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian didefinisikan sebagai berikut:
(1) ( + )+( + )=( + )+ ( + )
(2) ( + )−( + )=( − )+ ( − )
(3) ( + )×( + )=( − )+ ( + )
(4) ( + )÷( + )= +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Definisi 2.4.5
Modulus dari bilangan kompleks = + , dinyatakan dengan | |, adalah bilangan
real taknegatif | | = √ + . Modulus dari juga disebut nilai mutlak dari .
Definisi 2.4.6
Bilangan = + dapat dinyatakan dengan rumus Euler = cos + sin ,
yaitu = (cos + sin ) = , yang disebut bentuk kutub bilangan kompleks
z.
Definisi 2.4.7
Fungsi yang terdefinisi pada himpunan semua bilangan kompleks ℂ dikatakan kon-
tinu pada titik ∈ ℂ jika untuk setiap > 0 terdapat > 0 sedemikian sehingga un-
tuk ∈ ℂ yang memenuhi | − |< berlaku | ( ) − ( )| < .
Fungsi dikatakan kontinu pada ℂ jika kontinu di setiap ∈ ℂ.
Definisi 2.4.8
( ) ( )
Fungsi kompleks dikatakan terdiferensial di ∈ ℂ jika lim → ada. Ni-
( ) ( )
lai dari lim → disebut turunan f di , dinotasikan dengan ( ).
Definisi 2.4.9
Diberikan (ℂ, ) dengan metrik biasa¸yaitu ( , )=| − |. Fungsi dikata-
kan analitik di jika terdapat > 0 sedemikian sehingga ( ) ada untuk setiap
∈ ( ).
Definisi 2.4. 10
Jika : ℂ → ℂ, maka adalah komposisi sebanyak n-kali dari dengan dirinya sen-
diri, dan disebut iterasi dari .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Definisi 2.4.11
Jika : ℂ → ℂ dan ∈ ℂ, maka barisan , = ( ), = ( ), … , =
( ), … disebut orbit terhadap .
Definisi 2.4.12
Titik ∈ ℂ disebut titik tetap dari fungsi : ℂ → ℂ jika ( ) = .
Misalkan = ′( ), maka titik tetap disebut
(1) Penarik jika | | < 1
(2) Superpenarik jika | | = 0
(3) Penolak jika | | > 1
(4) Netral secara rasional jika | | = 1 dan =1
(5) Netral secara irasional jika | | = 1 tetapi ≠ 1.
Definisi 2.4.13
Titik ∈ ℂ disebut titik periodik dari fungsi : ℂ → ℂ jika ( )= untuk suatu
∈ ℕ. Bilangan terkecil yang memenuhi ( )= disebut periode dari .
Misalkan =( )′( ), maka titik periodik disebut
(1) Penarik jika | | < 1
(2) Superpenarik jika | | = 0
(3) Penolak jika | | > 1
(4) Netral secara rasional jika | | = 1 dan =1
(5) Netral secara irasional jika | | = 1 tetapi ≠ 1.
40
Definisi 2.5.2
Orbit terhadap pemetaan : ℂ → ℂ dikatakan terbatas jika terdapat > 0 sedemi-
kian sehingga | ( )| < .
Teorema 2.5.1
Diberikan ( , ) ruang metrik. Jika : → adalah pemetaan kontraksi pada ruang
metrik ( , ) dengan konstanta kontraksi , maka ( ), ( ) ≤ ( , ) un-
tuk setiap = 2,3,4, ….
Bukti:
Teorema tersebut akan dibuktikan dengan induksi matematika. Teorema benar untuk
= 2, sebab
( ), ( ) = ( ) , ( )
≤ ( ), ( )
≤ ∙ ( , )= ( , )
( ), ( ) = ( ) , ( )
≤ ( ), ( )
≤ ∙ ( , )= ( , ).
Terbukti bahwa ( ), ( ) ≤ ( , ) untuk setiap = 2,3,4, …. ∎
Teorema 2.5.2
Diberikan ( , ) ruang metrik lengkap. Pemeteaan kontraksi : → hanya memili-
ki satu titik tetap dan setiap orbitnya konvergen ke titik tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Bukti:
Didefinisikan barisan { }, ∈ dengan = ( ). Diketahui bahwa
merupakan pemetaan kontraksi, maka terdapat ∈ [0, 1) sedemikian sehingga ber-
laku ( ( ), ( )) ≤ ( , ). Maka
( , )= ( ), ( ) ≤ ( , ).
( , )≤ ( , )
≤ ( , )
≤ ( , )
⋮
≤ ( , )
Maka untuk >
( , )≤ ( , )+ ( , )+⋯+ ( , )
≤ ( , )+ ( , ) +⋯+ ( , )
< ( , )+ ( , )+⋯
=( + + ⋯) ( , )
= ( , )
1−
Untuk setiap > 0 dipilih ≥ 1 sedemikian sehingga ( , ) < . Untuk
Akan dibuktikan bahwa hanya memiliki satu titik tetap. Misal juga adalah titik
tetap , dengan ≠ . Maka ( , ) = ( ( ), ( )) ≤ ( , ). Jika kedua ruas
dikalikan dengan ( , )
, maka diperoleh ≥ 1. Kontradiksi karena ∈ [0, 1). Ter-
bukti bahwa hanya memiliki satu titik tetap. Dengan demikian terbukti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pemetaan kontraksi hanya memiliki satu titik tetap dan setiap orbit dari konver-
gen ke . ∎
Definisi 2.5.3
Himpunan berhingga dari kontraksi-kontraksi , ∈ ℕ dalam ruang metrik lengkap
( , ) disebut sistem fungsi iterasi (Iterated Function System-IFS).
Definisi 2.5.4
Diberikan ( , ) ruang metrik. Jika : → ( = 1, … , ) adalah pemetaan-peme-
taan kontraksi pada ruang metrik ( , ) dengan konstanta kontraksi , maka himpu-
nan ⊂ disebut invarian dari pemetaan jika =⋃ ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
DIMENSI FRAKTAL
Definisi 3.1.2
Misalkan (ℝ , ) ruang metrik dengan metrik biasa. Untuk ⊂ ℝ dan >
0, > 0, didefinisikan ℋ ( ) = inf{∑ | | : { } adalah selimut- dari }.
Lema 3.1.1
Misalkan ⊂ ℝ , > 0, dan > 0. Jika < , maka
ℋ ( ) ≥ ℋ ( ).
Bukti:
Misalkan { ′ } adalah selimut− ′ dari dan { } adalah selimut− ′ dari .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Karena < , maka | ′ | ≤ < . Jadi setiap selimut- ′ dari adalah selimut-
dari . Maka
| ′ | :| |< ′ ⊂ | | :| | <
ℋ ( ) ≥ ℋ ( ). ∎
Definisi 3.1.3
Untuk himpunan ⊂ ℝ dan > 0 didefinisikan
ℋ ( ) = lim ℋ ( )
→
Teorema 3.1.1
a) Jika ⊂ , maka ℋ ( ) ≤ ℋ ( ) (kemonotonan).
b) Untuk sebarang keluarga terhitung dari himpunan-himpunan di ℝ , ber-
laku
ℋ ≤ ℋ .
| | : ⊂ ⊂ | | : ⊂
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
inf | | : ⊂ ≤ inf | | : ⊂
ℋ ( )≤ℋ ( )
lim ℋ ( ) ≤ lim ℋ ( )
→ →
≤ℋ + .
2
Maka
≤ ℋ +
2
≤ ℋ +
2
,
≤ ℋ +
,
inf ≤ ≤ ℋ +
, ,
ℋ ( )≤ ℋ +
lim ℋ ( ) ≤ lim ℋ +
→ →
ℋ ( )≤ ℋ
46
′ ′′
| | ⊂ +
′ ′′
+ ≤ | |
′ ′′
+ ≤ | |
ℋ ( )+ℋ ( )≤ℋ ( )
Ambil → 0 dan diperoleh ℋ ( ) > ℋ ( ) + ℋ ( ).
Dengan demikian terbukti ℋ ( ∪ )= ℋ ( )+ℋ ( ).
d) Akan dibuktikan dengan induksi matematis.
Untuk = 2 telah dibuktikan dalam ( ). Dimisalkan bahwa berlaku
ℋ ⋃ =∑ ℋ . Akan dibuktikan bahwa sifat tersebut juga berla-
ku untuk + 1.
ℋ =ℋ ∪
=ℋ +ℋ ( )
= ℋ +ℋ ( )
= ℋ
Terbukti ℋ ⋃ =∑ ℋ . ∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Teorema 3.1.2
Jika ⊂ ℝ dan > 0, maka ℋ ( )= ℋ ( ), di mana ={ : ∈ }, yai-
tu himpunan diskala oleh faktor .
Bukti:
Misalkan { } adalah selimut- dari , maka { } adalah selimut- dari , se-
hingga
ℋ ( )= | |
= | |
= | |
= | |
= ℋ ( )
Untuk → 0, maka ℋ ( )= ℋ ( ). ∎
Lema 3.1.2
Untuk setiap ⊂ ℝ dan setiap , ∈ ℝ dengan > > 0 berlaku
ℋ ( )≥ ℋ ( ).
Bukti:
| |
Misalkan { } adalah selimut- dari . Untuk setiap berlaku 0 < ≤ 1, sehingga
| | | |
≥
| | | |
≥
| |
| | ≥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
| | ≥ | |
Teorema 3.1.3
Untuk sebarang , ∈ ℝ dengan > , jika ℋ ( ) < ∞, maka ℋ ( ) = 0. Jika
ℋ ( ) > 0, maka ℋ ( ) = ∞.
Bukti:
Dengan Lema 3.1.2, maka
ℋ ( )≥ ℋ ( )
ℋ ( )≥ℋ ( )
lim ℋ ( ) ≥ lim ℋ ( )
→ →
0 ≥ ℋ ( ).
Maka ℋ ( ) = 0.
Selanjutnya,
ℋ ( )≥ ℋ ( )
lim ℋ ( ) ≥ lim ℋ ( )=∞
→ →
ℋ ( ) = ∞.
Dengan demikian terbukti ℋ ( ) = 0 jika ℋ ( ) < ∞, dan ℋ ( ) = ∞ jika
ℋ ( ) > 0. ∎
Lema 3.1.3
Untuk setiap ⊂ ℝ dan untuk setiap > , maka ( ) = 0.
Bukti:
Dengan Lema 3.1.2, untuk > berlaku
ℋ ( )≥ ℋ ( )
ℋ ( )≤ ℋ ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ℋ ( ) = lim ℋ ( ) ≤ lim ℋ ( ) = 0.
→ →
Teorema 3.1.4
Untuk setiap ⊂ ℝ , terdapat bilangan tunggal ∈ [0, ∞) sedemikian sehingga
+∞ jika <
ℋ ( )=
0 jika > .
Bukti:
Dengan Lema 3.1.3, himpunan = { > 0: ( ) < +∞} merupakan himpunan tak
kosong dan terbatas ke bawah sehingga himpunan tersebut memiliki infimum. Misal-
kan infimum dari adalah . Selanjutnya dengan Lema 3.1.2 , untuk > berlaku
ℋ ( )≥ ℋ ( ),
sehingga
ℋ ( ) = lim ℋ ( ) ≤ lim ℋ ( ) = 0.
→ →
Dengan demikian terbukti bahwa terdapat bilangan tunggal , yaitu = inf( ) se-
demikian sehingga ℋ ( ) = 0 untuk > dan ℋ ( ) = +∞ untuk < . ∎
Teorema 3.1.5
Jika adalah himpunan terhitung, maka ℋ ( ) = 0.
Bukti:
Diberi > 0 dan > 0. Misalkan = { : = 1,2, … , } adalah himpunan terhi-
50
| |= + − +
2 2
2
= = .
2 2
Maka
1
ℋ ( )≤ | | = ≤ = .
2
2
Dengan mengambil limit untuk → 0 diperoleh
ℋ ( ) ≤ lim = 0.
→
ℋ ( ) ≤ 0.
Jadi ℋ ( ) = 0. ∎
Teorema 3.1.6
Jika : ℝ → ℝ merupakan suatu kontraksi, maka untuk ⊂ℝ , ℋ ( ) ≤
ℋ ( ).
Bukti:
Ambil > 0, misalkan { } adalah selimut- dari dan { } adalah selimut- dari
( ).
| |= { ( , ′) : , ′ ∈ ( )}
= ( ), ( ) : , ∈
≤ { ( , ): , ∈ }
= { ( , ): , ∈ }
= | |
51
| | ≤ | |
| | ≤ | |
ℋ ( ) ≤ ℋ ( ).
Definisi 3.2.1
Untuk setiap ⊂ ℝ , dimensi Hausdorff (dimensi Hausdorff-Besicovitch) dari ,
yaitu dim ( ), adalah bilangan tunggal ≥ 0 sedemikian sehingga
+∞ jika <
( )=
0 jika > .
Teorema 3.2.1
Untuk setiap ⊂ ℝ , dim ( ) = inf{ : ( ) = 0}.
Bukti:
Jika dim ( ) = , maka dengan Definisi 3.2.1, ( ) = 0 untuk > dan
( ) = +∞ untuk < . Maka inf = { : ( ) = 0} = inf{ : > }= .
Dengan demikian terbukti bahwa = dim ( ) = inf{ : ( ) = 0}. ∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Teorema 3.2.2
a) Jika ⊂ , maka dim ( ) ≤ dim ( ).
b) Jika =⋃ , maka dim ( ) = sup dim ( ).
Bukti:
a) Karena ⊂ , maka dengan Teorema 3.1.1( ) berlaku ℋ ( ) ≤ ℋ ( ). Jadi
sup{ : ℋ ( ) = ∞} ≤ sup{ : ℋ ( ) = ∞}
dim ( ) ≤ dim ( ).
b) Misalkan =⋃ , maka ⊂ untuk setiap = 1, 2 …. Dengan ( ), maka
dim ( ) ≤ dim ( ), sehingga sup dim ( ) ≤ dim ( ) untuk setiap
= 1,2, …
Untuk ketidaksamaan yang sebaliknya, misalkan terdapat ∈ ℝ sedemikian se-
hingga > sup dim ( ). Dengan Lema 3.1.3, maka ( ) = 0. Dengan Teo-
rema 3.1.2, maka ℋ ( ) ≤ ∑ ℋ ( ) = 0. Jadi ℋ ( ) ≤ 0. Jadi ℋ ( ) = 0.
Dengan Teorema 3.2.1 maka dim ( ) = inf { : ℋ ( ) = 0} ≤ sup dim ( ).
Jadi dim ( ) ≤ sup dim ( ). Dengan demikian terbukti dim ( ) =
sup dim ( ) . ∎
Contoh 3.2.1
dim (ℝ ) = .
Penyelesaian:
Untuk 0 < < berlaku
ℋ (ℝ ) ≥ ℋ (ℝ )
lim ℋ (ℝ ) ≥ lim ℋ (ℝ ) = ∞.
→ →
Diperoleh bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
∞ untuk <
ℋ (ℝ ) =
0 untuk > .
Jadi dim (ℝ ) = .
Contoh 3.2.2
Hitung dimensi Hausdorff untuk himpunan Cantor .
Penyelesaian:
Himpunan Cantor merupakan himpunan dalam selang terutup [0, 1] dengan
=⋂ .
0 1 = [0,1]
0 1 = 0, ∪ ,1
0 1 = 0, ∪ , ∪
, ∪ ,1
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
Pada langkah ke- diperoleh himpunan yang terdiri dari 2 interval tertutup dan
saling asing dengan panjang interval . Misal { } adalah selimut- dari dengan
54
selimut dapat beririsan dengan paling banyak satu interval tertutup penyusun .
Jika ≥ , maka banyak interval penyusun yang beririsan dengan paling ba-
2 = 3 . Selanjutnya,
( )
2 =2 2 =2 3 =2 3 3 ≤2 3 | | .
Karena beririsan dengan semua 2 interval penyusun , maka
2 ≤2 3 | |
1
| | ≥3 =3 = .
2
55
Definisi 3.3.1
Dalam ruang metrik lengkap ℝ dengan metrik biasa, misalkan adalah subhimpu-
nan takkosong dan ( ) adalah jumlah minimum himpunan-himpunan dengan di-
ameter tidak lebih dari yang dapat menyelimuti .
Dimensi kotak bawah dari adalah
log ( )
dim = lim inf
→ − log
dan dimensi kotak atas dari adalah
log ( )
dım = lim sup .
→ − log
Jika dim = dım , maka nilai yang sama itu disebut dimensi kotak dari
log ( )
dim = lim .
→ − log
Contoh 3.3.1
Himpunan Cantor adalah irisan dari keluarga himpunan { : ∈ ℕ} dalam selang
0 1 = 0, ∪ ,1
0 1 = 0, ∪ , ∪
, ∪ ,1
Pada langkah ke- diperoleh himpunan yang terdiri dari 2 interval tertutup yang
saling asing dan panjang masing-masing interval adalah . Barisan { } adalah seli-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
hingga
log ( )
dim ( ) = lim sup
→ − log
log 2
≤ lim
→ 1
− log
3
log 2
= lim
→ ( − 1) log 3
log 2 1
= lim
log 3 → ( − 1)
log 2
=
log 3
Jadi dim ( ) ≤ .
log ( )
dim ( ) = lim inf
→ − log
log 2
≥ lim
→ 1
− log
3
log 2
= lim
→ ( + 1) log 3
log 2 1
= lim
log 3 → ( + 1)
log 2
=
log 3
Jadi dim ( ) ≥ .
( ) ( )
Karena lim → inf < lim → sup , maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
log 2 log 2
≤ dim ( ) ≤ dim ( ) ≤
log 3 log 3
Contoh 3.3.2
Hitung dimensi kotak dari persegi satuan.
Penyelesaian:
Misal diberikan persegi satuan. Persegi akan diselimuti dengan persegi-persegi
kecil dengan sisi . Jadi dibutuhkan sebanyak untuk bisa menyelimuti .
Jadi
log ( )
dim ( ) = lim
→ − log
1
log
= lim
→ − log
log
= lim
→ − log
−2log
= lim
→ − log
=2
Jadi dimensi kotak dari persegi satuan adalah 2.
Teorema 3.3.1
a) Jika ⊂ , maka dim ≤ dim dan dım ≤ dım (monoton).
b) Jika adalah kubus takkosong di ℝ , maka dim = .
c) Jika ⊂ ℝ adalah himpunan terbatas, maka dım ≤ .
d) Jika ⊂ ℝ adalah himpunan yang terbuka, maka dim = .
e) dım ( ∪ ) = max dım , dım (kestabilan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Bukti:
a) Misalkan ( ) adalah jumlah minimum dari himpunan-himpunan berdiame-
ter yang menyelimuti , dan ( ) adalah jumlah minimum dari himpu-
nan-himpunan berdiameter yang menyelimuti . Karena ⊂ , maka
( )≤ ( ), sehingga
log ( ) ≤ log ( )
log ( ) log ( )
≤
− log − log
log ( ) log ( )
lim inf ≤ lim inf
→ − log → − log
dim ≤ dim
Demikian pula,
log ( ) log ( )
lim sup ≥ lim sup
→ − log → − log
dım ≥ dım
(2 ) , sehingga
log ( ) log(2 )
dim = lim = lim
→ log → log
2
log ( ) log 2
= lim = lim
→ log → log − log 2
1
= lim
→ log log 2
log 2 − log 2
1
=
log log 2
lim
→ log 2 − lim
→ log 2
1
= =
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
60
Teorema 3.3.2
Untuk setiap ⊂ ℝ , berlaku dim ≤ dim .
Bukti:
Jika dim = 0, maka jelas bahwa dim ≤ dim . Akan ditunjukkan, jika
< dim , maka < dim . Karena < dim berakibat lim → ℋ ( )=
ℋ ( ) = ∞. Untuk nilai > 0 yang cukup kecil, maka ℋ ( ) > 1. Ambil > 1.
Himpunan dapat diselimuti oleh ( ), yaitu jumlah minimum dari himpunan-
himpunan yang diameternya kurang dari . Maka,
1<ℋ ( )< ( )
log 1 < log ℋ ( ) < log ( )
0 < log ℋ ( ) < log ( )+log
0 < log ( ) + log
− log < log ( )
log ( )
>
−log
log ( )
s < liminf = dim .
→ −log
Dengan demikian terbukti bahwa dim ≤ dim . ∎
Teorema 3.3.2 menunjukkan adanya hubungan antara dimensi Hausdorff dan dimensi
hitung kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Teorema 3.3.3
Misal : ℝ → ℝ ( = 1, . . , ) adalah pemetaan kontraksi dengan konstanta kon-
traksi . Jika adalah invarian dari pemetan , maka dim ( ) = dim ( ) =
dengan memenuhi ∑ = 1.
Bukti:
Ambil > 0 sedemikian sehingga ( )+ , ( )+ , ( )+ , …, ( )+
saling asing. Jika ( , ) adalah jumlah minimum jaring-jaring yang memuat ,
maka ( , )= ( ( ), ) + ( ( ), ) + ( ( ), ) + ⋯ + ( ( ), ). Ka-
rena merupakan pemetaan kontraksi maka dengan konstanta kontraksi , maka
1 1 1
( , )= ( ), + ( ), + ( ), +⋯
1
+ ( ),
= + + +⋯+
=( + + +⋯+ )
Dari persamaan di atas, maka dim ( ) = dan memenuhi ∑ = 1.
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa dimensi Hausdorff dari juga .
Misalkan adalah selimut- dari dan adalah selimut- dari ( ). Dengan Teo-
rema 3.1.6, ℋ ( ) = ℋ ( ), maka
ℋ ( ) = ℋ ( ).
Karena ∑ = 1, maka
ℋ ( ) = ℋ ( ).
62
| | ≤ .
ℋ ( ) ≤ | | ≤ .
Sehingga
ℋ ( )= ℋ ( ) ≤ 0.
BAB IV
DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA
A. Himpunan Julia
Himpunan Julia, yang pertama kali diselidiki oleh matematikawan Perancis,
Gaston Julia, merupakan salah satu contoh fraktal yang didefinsikan pada bilangan
kompleks. Himpunan Julia dibangun dari iterasi-iterasi fungsi kompleks dengan di-
rinya sendiri. Banyak fraktal dari himpunan titik-titik di bidang kompleks didefinisi-
kan dengan fungsi yang sederhana. Salah satu fungsi yang membangun himpunan
Julia adalah = + , dengan adalah bilangan kompleks. Fungsi tersebut ser-
ing disebut pemetaan kuadratik. Dalam matematika, khususnya Dinamika Kompleks,
himpunan Julia sangat erat kaitannya dengan himpunan Mandelbrot yang ditemukan
oleh Benoit Mandelbrot.
Definisi 4.1.1
Diberikan : ℂ → ℂ dengan ( )= + , ∈ ℂ. Himpunan semua titik di ℂ yang
mempunyai orbit yang terbatas terhadap , yaitu { ∈ ℂ: { ( )} terbatas} , disebut
himpunan Julia penuh, dan dinotasikan dengan ( ).
Definisi 4.1.2
Misalkan ( , ) ruang metrik dan ⊂ . Titik ∈ disebut titik batas dari himpu-
nan jika untuk setiap > 0, bola terbuka ( ) memuat titik anggota dan titik
anggota . Himpunan semua titik batas dari himpunan disebut batas himpunan ,
dan dinotasikan dengan .
Lema 4.1.1
Misalkan ( , ) ruang metrik dan ⊂ . Batas himpunan , yaitu ∂ adalah himpu-
nan tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Bukti:
Ambil sebarang ∈ ∂ , maka untuk setiap > 0 berlaku ( )∩( − { }) ≠ ∅.
Jadi sebarang ∈∂ , merupakan titik limit. Jadi ∂ tertutup. ∎
Definisi 4.1.3
Diberikan : ℂ → ℂ dengan ( )= + . Batas dari himpunan Julia penuh disebut
himpunan Julia, dan dinotasikan dengan ( ).
Definisi 4.1.4
Komplemen dari himpunan Julia, yaitu ( ) = ℂ\ ( ) disebut himpunan Fatou.
Contoh 4.1.1
Diberikan fungsi ( )= + . Untuk = dan = 0, maka
( )=
( )= ( )
( )=
⋮
( )= ( )
( ) ( )
Orbit terhadap adalah , , , …, , …. Jika < 1,
maka untuk → ∞, nilai → 0. Jadi orbit dari akan menuju ke 0. Jika > 1,
maka untuk → ∞, nilai → ∞. Jadi orbit dari akan menuju ∞. Jika = 1,
maka untuk → ∞, nilai → 1. Jadi orbit dari lingkaran satuan. Dengan melihat
sifat orbit dari tersebut dapat diketahui bahwa himpunan Julia dari ( )= ada-
lah berbentuk lingkaran.
Teorema 4.1.1
Diberikan : ℂ → ℂ dengan ( )= + , ∈ ℂ. Jika | | > 2, maka untuk setiap
| | ≥ | | berlaku lim → ( ) = ∞.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Bukti:
Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh | ( )| = | + | ≥ | | − | |. Diketahui
| | ≥ | | > 2, maka
| ( )| = | + | ≥ | | − | | ≥ | | − | | = | |(| | − 1).
Karena | | > 2, maka terdapat > 0 sedemikian sehingga | | − 1 = 1 + , sehingga
| ( )| ≥ (1 + )| |.
Untuk = 2, maka
| ( )| = ( ) ≥ (1 + )| ( )|
≥ (1 + )(1 + )| |
= (1 + ) | |.
Dengan perulangan iterasi, diperoleh | ( )| ≥ (1 + ) | |, sehingga
lim → | ( )| ≥ lim → (1 + ) | | = ∞. ∎
Korolari 4.1.1
Jika | | > max{| |, 2}, maka | ( )| ≥ (1 + ) | | dan lim → ( ) = ∞.
Bukti :
Jika | | > 2, maka | | > max {| |, 2} = | |, sehingga dengan Teorema 4.1.1 dipero-
leh lim → ( ) = ∞. ∎
Korolari 4.1.2
Jika untuk suatu bilangan ∈ ℕ, | ( )| > max {| |, 2}, maka lim → ( ) = ∞.
Bukti:
Karena | ( )| > max {| |, 2}, maka dengan Korolari 4.1.1 diperoleh
lim ( ) =∞
→
lim ( )=∞
→
lim ( )=∞ ∎
→
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Korolari 4.1.3
Jika | | > 2, maka lim → (0) = ∞.
Bukti:
Untuk = 0, maka | (0)| = | | dan | (0)| = | + |>| |−| |=
| |(| | − 1) > 2(| | − 1) > | | + | | − 2 > | | + 2 − 2 = | | = max {| |, 2}.
Maka dengan Korolari 4.1.2 diperoleh lim → (0) = ∞. ∎
Teorema 4.1.2
Diberikan fungsi ( )= + , , ∈ ℂ. Himpunan Julia penuh ( ) adalah
himpunan tertutup.
Bukti:
Untuk membuktikan ( ) tertutup, akan dibuktikan komplemennya, yaitu ( ),
terbuka. Ambil sebarang ∈ ( ), maka | ( )| → ∞. Dengan demikian terda-
pat ∈ ℕ sedemikian sehingga | ( )| > max{| |, 2}. Fungsi merupakan fungsi
kontinu, maka dapat dicari > 0 sedemikian sehingga untuk | − |< berlaku
0 < | ( ) − ( )| < . Dengan ketaksamaan segitiga
| ( )| − | ( )| ≤ | ( )− ( )|
| ( )| − | ( )| ≤ | ( )− ( )|
| ( )| ≥ | ( )| − | ( )− ( )| > max{| |, 2}
Dengan Korolari 4.1.2, maka | ( )| → ∞. Jadi ∈ ( ). Dengan demikian terda-
pat ( )⊂ ( ). Jadi ( ) terbuka. Karena ( ) terbuka, maka ( ) tertu-
tup. ∎
Korolari 4.1.4
Himpunan Julia ( ) tertutup dan ( ) ⊂ ( ).
Bukti:
Karena ( ) = ( ), maka dengan Lema 3.1.1 ( ) tertutup. Selanjutnya, karena
( ) bersifat tertutup, maka semua titik limit ( ) berada di ( ). Akan dibukti-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Teorema 4.1.3
Himpunan Julia ( ) bersifat kompak.
Bukti:
Ambil sebarang ∈ ( ), maka ∈ ( ) sehingga lim → ≠ ∞. Dipilih
= max{| |, 2} sehingga dengan Korolari 4.1.1 berlaku jika lim → ≠ ∞, maka
| | ≤ . Jadi untuk sebarang ∈ ( ), ∈ (0). Jadi ( ) ⊂ (0). Terbukti
bahwa ( ) terbatas. Selanjutnya dengan Korolari 4.1.4, ( ) tertutup. Dengan
demikian ( ) kompak. ∎
Teorema 4.1.4
Diberikan = { || | < | |}. Jika ( ) ( )={ | ( ) ∈ }, yaitu prapeta dari
oleh pemetaan , maka ( ) = ⋂ ( ) ( ).
Bukti:
Jika ∉⋂ ∈ℕ( ) ( ), maka ( )∉ untuk suatu ∈ ℕ, yaitu | ( )| ≥ | |.
Dengan Korolari 4.1.2 maka orbit dari tidak terbatas. Jadi ∉ ( ).
Sebaliknya, jika ∈⋂ ∈ℕ( ) ( ), maka ( )∈ untuk setiap ∈ ℕ. Jadi
( ) terbatas, sehingga ∈ ( ).
Dengan demikian terbukti ( ) = ⋂ ( ). ∎
Definisi 4.1.5
Himpunan dikatakan invarian maju terhadap pemetaan bila ( ) ⊆ .
Himpunan dikatakan invarian mundur terhadap pemetaan bila ( )⊆ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Teorema 4.1.5
Himpunan Julia ( ) bersifat invarian lengkap terhadap .
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa ( ) ⊆ ( ) dan ( ) ⊆ ( ).
Ambil sebarang ∈ ( ), maka ∈ ( ). Maka lim → ( ) < ∞. Karena
merupakan titik batas maka ada ∈ ( )sedemikian sehingga lim → =
dan lim → ( ) = ∞. Karena kontinu, maka dapat dicari sedemikian se-
hingga untuk | − |< berlaku | ( )− ( )| < untuk setiap > 0 yang
diberi. Jadi ( ) ∈ ( ) untuk semua ∈ ( ). Dengan demikian terbukti bahwa
( ) ⊆ ( ).
Selanjutnya, ambil sebarang ∈ ( ) dan seperti di atas. Ambil sebarang
∈ ( ) sehingga ( ) = . Untuk ∈ ( ) dapat dicari ∈ ( ) sedemi-
kian sehingga lim → = dan ( )= . Maka ( )= ( ) =
( ) dan lim → ( ) = ∞. Karena ( )= ∈ ( ), maka ( )=
( ) = ( ) dan lim → ( ) ≠ ∞. Maka ∈ ( ). Jadi untuk
( )= ∈ ( ) diperoleh bahwa ∈ ( ). Terbukti bahwa ( ) ⊆ ( ).
Dengan demikian terbukti bahwa ( ) bersifat invarian lengkap. ∎
69
| ( )− ( )| = ( − ) −( − )
( − ) −( − ) ( − ) +( − )
=
( − ) +( − )
| − − + |
=
( − ) +( − )
| − |
=
( − ) +( − )
| | − |2 | ≤ | | − | | ≤ | − | ≤ | | + | | ≤ | | + |2 |
| | − |2 | ≤| − | ≤ | | + |2 | .
| | − |2 | + | | − |2 | < ( − ) +( − ) < | | + |2 | + | | + |2 |
2 | | − |2 | < ( − ) +( − ) < 2 | | + |2 |
1 1 1
< <
( − ) +( − )
2 | | + |2 | 2 | | − |2 |
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1 | ( )− ( )| 1
< <
| − |
2 | | + |2 | 2 | | − |2 |
| − | | − |
<| ( )− ( )| <
2 | | + |2 | 2 | | − |2 |
1 1
| | + |2 | | − |<| ( )− ( )| < | | − |2 | | − |
2 2
1
| | − |2 | <1
2
2 | | − |2 | >1
1
| | − |2 | >
2
1
| | − |2 | >
4
1
| | − |2 | − > 0.
4
Jadi ( ) dan ( ) merupakan kontraksi jika | | > 2.47 atau 0 ≤ | | < 0.25.
Himpunan Julia yang akan dihitung adalah himpunan Julia dengan | | > 2.47 atau
0 ≤ | | < 0.25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Karena dan merupakan konstanta kontraksi, maka adalah dimensi dari himpu-
nan Julia jika memenuhi ∑ = 1.
Maka
1
= | | + |2 |
2
1
1=2 | | + |2 |
2
1 1
= | | + |2 |
2 2
1 1
log = log | | + |2 |
2 2
1 1
log = log + log | | + |2 |
2 2
1 1
log = log − log | | + |2 |
2 2 2
1 1 1
log = log − log | | + |2 |
2 2 2
1
log 2
=
1 1
log 2 − 2 log | | + |2 |
− log 2
=
1
−log 2− 2 log | | + |2 |
4 log 2
=
4log 2+2 log | | + |2 |
2 log 2
=
2log 2+ log | | + |2 |
2 log 2
=
log 4 | | + |2 |
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimensi fraktal adalah ukuran sebuah himpunan yang digunakan untuk meng-
gambarkan struktur suatu fraktal serta untuk membandingkan kompleksitas fraktal
yang satu dengan yang lain. Dimensi dari suatu fraktal didekati dengan menggunakan
himpunan-himpunan yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Dimensi
Hausdorff dan dimensi kotak sering digunakan untuk mengukur suatu fraktal.
Dimensi Hausdorff bergantung pada ukuran Hausdorff berdimensi , yaitu .
Bilangan adalah dimensi Hausdorff dari suatu himpunan bila adalah
123
)) * +,- atau
. )) /
+0, !" !# 8
.
123456))7))9 :;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. Saran
Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas dimensi fraktal yang mengarah
pada dimensi takbulat dan digunakan untuk menghitung dimensi himpunan Julia yang
dibangun dari fungsi , untuk )) * +,- atau
. )) /
+0. Skripsi ini
masih bisa dikembangkan dengan membahas dimensi himpunan Julia dengan fungsi
pembentuknya berderajat < * +. Selain dimensi Hausdorff dan dimensi kotak, masih
terdapat dimensi lain yang digunakan untuk menghitung dimensi fraktal, misalnya
dimensi Minkowski, dimensi kompas, dimensi Lyapunov, dimensi Renyi dan lain-
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arora, Savita dan Malik, S.C. (1992). Mathematical Analysis: (Second Edition). New
Delhi: New Age International(P) Limited Publisher.
Barnsley, M. (1988). Fractals Everywhere. Boston: Academic Press, Inc.
Devaney, Robert L. (1989). An Introduction to Chaotic Dynamical System. (Second
Editon). New York: Addison – Wesley.
________________. (1990). Chaos, Fractals, and Dynamics, Computer Experiments
in Mathematics. New York: Addison – Wesley.
________________.The Complex Dynamics of Quadratic Polynomials.
http://www.math.uic.edu/~demarco/math546/Devaney_quadratic.pdf. Diakses
tanggal 7 Juni 2010.
________________. (1992). A First Course in Chaotic Dynamical System: Theory
and Experiment. New York: Addison – Wesley.
Edgar, Gerald. (2008). Measure, Topology, and Fractal Geometry. (Second Edition).
New York: Springer.
Falconer, K. (1990). Fractal Geometry: Mathematical Foundations and Applications.
New York: John Wiley&Sons.
_________.(2003). Fractal Geometry: Mathematical Foundations and Applications
Second Edition. New York: John Wiley&Sons.
Fraser, Jonathan. An Introduction to Julia Sets. http://www.neiu.edu/~mgidea/Jul-
ia.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2010.
Gamelin, Theodore W. (2000). Complex Analysis. New York: Springer.
Helmberg, Gilbert. (2007).Getting Acquainted with Fractals. Berlin: Walter de Gruy-
ter.
Jaya, Andi Kresna. Analisis Orbit Fraktal Pada Himpunan Julia. http://akademik.un-
has.ac.id/proxylib/public_html/files/akresna/Analisis%20orbit%20fractal_Kresn
a.pdf. Diakses tanggal 15 Mei 2010.
76