Anda di halaman 1dari 13

Cover

KESADARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR


YANG BERMASALAH DAN RENTAN DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah tuhan seluruh alam,yang telah memberikan kita nikmat
iman, islam, jasmani dan rohani sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas kita
sehari-hari. Shalawat beserta salam yang akan selalu tercurahkan kepada nabi kita
nabi besar Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya dan kita semua selaku
umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas yang bertujuan untuk
belajar dan memenuhi syarat kelulusan. Agar bisa menjadi kaum muda yang 
berprestasi dan membawa bangsa ini menjadi lebih maju, tetapi kami jadikan hal ini
sebagai cermin bagi kami untuk bagaimana melangkah kedepannya nanti.

Dan kami sadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang telah kami
lakukan, dikarenakan kami semua masih dalam keadaan belajar, jadi mohon
dimaafkan jika ada kesalahan yang  datang dari kami dan kebenaran hanya datang
dari Allah SWT.

Banyumas, 18 April 2020

 Penulis
 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………

 Latar Belakang……………………………………………………………………..
 Rumusan Masalah………………………………………………………………………
 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………..
 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………..

BAB 2 KAJIAN
PUSTAKA…………………………………………………………………………

 PengertianKendaraanBermotor…………………………………………….
 PengertianSepedaMotor……………………………………………………

BAB 3 

METODE PENELITIAN…………….………………………………………….

3.1 Metode dan teknik penelitian……………………………………………………….

3.1.1Metode penelitian…………………………………………………………………………..

3.1.2 Teknik penelitian……………………………………………………………

3.1.2.1 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………….

3.1.2.2 Teknik Pengolahan Data……………………………………………………….

BAB 4

Hasil penelitian dan pembahasan…………….………………………………………..

BAB 5

Kesimpulan dan saran……………..…………………………………………………..

Daftar pustaka …………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya
mulai dari beroda dua (sepeda motor) dan beroda empat (mobil). Kemajuan teknologi
di bidang transportasi, kini berdampak pada perkembangan lalu lintas dan angkutan
jalan. Sehingga terjadi suatu modernisasi, seperti pada prasarana jalan, sarana
angkutan dan perangkat lalu lintas lainnya. Faktor selain perkembangan teknologi,
ialah pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan pengguna jalan semakin meningkat
intesitas pengguna dan volumenya. Indonesia merupakan negara yang tingkat
pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. Jumlah kendaraan yang tinggi
mengakibatkan terjadinya kepadatan lalu lintas. Sedangkan pengguna kendaraan
bermotor seringkali tidak memiliki pengetahuan lalu lintas dan berkendara secara
memadai. Keterampilan dan pengetahuan pengendara yang rendah menjadi faktor
yang dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah
kecelakaan sepeda motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah. Kecelakaan
lalu lintas menjadi hal yang menakutkan bagi para pengguna jalan, jika tidak berhati-
hati, ada bahaya yang siap mengancam nyawa kapan saja. Bagi pengendara maupun
pembonceng sepeda motor wajib menggunakan helm, dan bagi pengendara mobil
wajib menggunakan sabuk pengaman. Namun, berbagai pelindung tersebut juga
nyatanya tetap harus didukung oleh kewaspadaan yang tinggi dan pengetahuan
tentang faktorfaktor yang umumnya berada dibalik peristiwa kecalakaan lalu lintas itu
sendiri. Kelalaian manusia memang menjadi salah satu faktor utama terjadinya
peningkatan kecelakaan lalu lintas, seperti yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik
pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Kecelakaan di Indonesia.


Tahun Jumlah Korban Luka berat Luka ringan Kerugian
kecelakaan mati materi(Rp)
2010 66488 19873 26196 63809 158259

2011 108696 31195 35285 108945 217435

2012 117949 29544 39704 128312 298627

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia (www.bps.go.id) Permintaan


kendaraan juga sangat tinggi, hal ini menambah potensi kecelakaan yang terjadi, salah
satunya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dari beritajogja.co.id yang menyatakan bahwa :
Sepanjang tahun 2012 penjualan motor baru di Daerah Istimewa Yogyakarta
mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Pengelolaan dan Pendapatan
Aset Kas Daerah (DPPKAD) Yogyakarta, penjualan motor mencapai 113.350 unit.
Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2011 dengan angka penjualan sebesar 104.653
unit. Dari data tersebut diketahui bahwa Kabupaten Sleman menjadi wilayah dengan
penjualan motor tertinggi sebesar 42.362 unit. Jumlah ini juga meningkat dari tahun
2011 3 dengan angka penjualan sebesar 40.889 motor. Kabupaten Bantul berada di
tempat kedua dengan 28.912 unit, yang diikuti Kota Jogja 18.815 unit, Gunungkidul
12.593, dan Kulonprogo dengan 10.666 unit.
(http://oto.detik.com/read/2012/02/07/183049/1836681/1208/penj
ualan-motor-meningkat-di-awal-2012?hlutama).
Permintaan masyarakat yang tinggi akan kendaraan bermotor tersebut berimbas pada
kepadatan lalu lintas yang terjadi saat ini. Semakin banyak kendaraan semakin tinggi
pula penggunaan kendaraan tersebut oleh masyarakat. Hal ini diperkuat oleh
kemudahan yang banyak diberikan oleh badan usaha perkreditan untuk masyarakat
yang ingin membeli kendaraan bermotor. Sehingga hampir semua lapisan masyarakat
dapat dengan mudah memiliki kendaraan sendiri untuk kepentingannya. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat jumlah kendaraan di Yogyakarta pada tahun 2012,
sebagaimana yang di gambarkan dengan tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Kendaraan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012.

Jenis Bukan umum/ Umum pemerintah jumlah


kendaraan perorangan perusahaan
Mobil 145.918 3.273 2.987 152.178
penumpang
Sepeda motor 1.531.006 374 6.154 1.537.534

Sumber : Kantor Ditlantas Polda D.I. Yogyakarta (www.bps.go.id) Banyak faktor


yang menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi, antara lain tingkat
kepatuhan para pengendara sepeda motor yang sangat lemah dan kurangnya
pengetahuan yang dimiliki para pengguna sepeda motor tentang peraturan atau
kebijakan yang di buat oleh pemerintah 4 dalam mengatur tata tertib yang harus di
patuhi oleh pengendara sepeda motor di jalan raya. Hal ini dapat terjadi mungkin
karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pengendara sepeda motor itu
sendiri. Seperti data yang didapat dari kepolisian, jumlah pelanggaran pada tahun
2012 yang tidak menggunakan helm atau tidak standar 6.202 kasus, kelengkapan
kendraan 8. 670 kasus, surat-surat kendraan 41.068 kasus, bonceng sepeda motor
lebih dari 1 orang 599 kasus, marka rambu 22.434 kasus, dan melawan arus 1.901.
Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara institusi yang berwenang dengan masyarakat
untuk menciptakan lalu lintas yang aman, nyaman, dan tertib. Korps Lalu Lintas
Polisi Republik Indonesia (Korlantas Polri) melakukan program Gerakan Nasional
Keselamatan Berkendara sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2013
tentang Program Aksi Keselamatan Jalan di Indonesia. Gerakan ini dilakukan
pemerintah karena keprihatinan pemerintah akan tingginya tingkat kecelakaan lalu
lintas yang terjadi. Kemudian untuk pelaksanaanya program tersebut dilaksanakan
oleh pihak kepolisian yang berada di setiap daerah-daerah. Dalam hal ini institusi
yang berwenang adalah Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Ditlantas Polda DIY). Ditlantas Polda adalah Badan Staf dan pelaksanaan di tingkat
Polda yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi Lalu Lintas Kepolisian
yang mendukung pelaksanaan Operasi Kepolisian tingkat Kewilayahan. Ditlantas
Polda DIY sangat berperan penting dalam usaha menertibkan lalu lintas yang padat di
Yogyakarta. 5 Ditlantas memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar yaitu mengatasi
jumlah kecelakaan lalu lintas yang tinggi di jalan raya dan untuk dapat memberikan
kontribusi dalam pengaturan lalu lintas. Sehingga dapat memberikan kenyamanan
bagi para pengendara kendaraan lain dalam berkendara di jalan raya. Namun, pada
pelaksanaannya belum terlihat jelas realita yang dilakukan dan berdampak langsung
terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa. Masih banyak masyarakat pengguna
jalan raya yang masih melanggar serta tidak memiliki kelengkapan syarat berkendara
di jalan raya. Berbagai wujud pertanggung jawaban tugas Kepolisian dalam
memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, Direktorat
lalu lintas Polda DIY berupaya meningkatkan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat khususnya bagi pengguna jalan di Yogyakarta melalui
pengembangan Traffic Management Centre (TMC) dengan pemberdayaan teknologi
komunikasi dan informasi berupa Web Site, Internet Protocol (IP) Camera,
Geographic Information System (GIS), Global Positioning System (GPS), Traffic
Information Maps, Transportation system, Short Message Service (SMS) Gateway,
Call Centre, Interactive response, Database Searching System, Dynamic Traffic
Application (News update), serta Police Information Services (Info Kendaraan
Bermotor (Ranmor), Hilang temu ranmor, Surat Ijin Mengemudi (SIM) Keliling, SIM
Corner, kegiatan Kepolisian lainnya). Tugas dan fungsi polri semakin berat, sehingga
diperlukan profesionalitas yang tinggi dari 6 masing-masing aparat agar memberikan
pengaruh yang baik terhadap tingkat kepercayaan masyarakat. Dari beberapa
permasalahan tersebut, peneliti ingin mengangkat gerakan yang dicanangkan oleh
Korlantas Polri dan dilaksanakan oleh Ditlantas Polda DIY yaitu Gerakan Nasional
Pelopor Keselamatan Berlalulintas. Arus lalu lintas yang padat dan banyak para
pengguna sepeda motor yang masih belum mematuhi peraturan yang telah di buat
oleh pemerintah menyebabkan ketidak nyamanan pengendara kendaraan bermotor
yang lain. Selain itu belum efektifnya pelaksanaan program oleh Ditlantas Polda DIY
dalam menertibkan lalu lintas sehingga menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di Daerah Istimewa
Yogyakarta karena saat ini jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya
masih tinggi, walaupun program Gerakan Pelopor Keselamatan Berlalulintas
sudahdilakukan. Dengan pertimbangan tersebut, menggugah keinginan peneliti untuk
dapat mengangkat permasalahan dengan judul “Efektivitas Implementasi Program
Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas di Daerah Istimewa
Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dari


peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas di Daerah Istimewa Yogyakarta ?
2. Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung dari efektivitas
implementasi program yang dilakukan Direktorat Lalu Lintas Polisi 8 Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:


a. Mengetahui efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah
Istimewa Yogyakarta,
b. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung program Gerakan
Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh Direktorat Lalu
Lintas Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam efektivitas program
Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh
Ditlantas Polda DIY.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan bahan untuk dijadikan
referensi untuk penelitian lainnya terkait efektivitas implementasi program
Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh
Ditlantas Polda DIY.

2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir
dan memperoleh gelar sarjana program studi Ilmu Adminitrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Bagi Pemerintah atau Institusi


Terkait Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
instansi dalam upayanya untuk menekan jumlah kecelakaan dan pelanggaran
tata tertib lalu lintas.

c. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam
mengetahui efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh Ditlantas khususnya Polda DIY
dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kesadaran
dalam berkendara di jalan raya.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

 Pengertian Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknik untuk
penggerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Kendaraan bermotor
memiliki roda dan biasanya berjalan diatas jalanan. Jenis-jenis kendaran bermotor
dapat bermacam macam mulai dari mobil, bus, sepeda motor, kendaran ofroad, truk
ringan, sampai truk berat. Berdasarkan UUD No. 14 tahun 1992 yang dimaksud
perralatan teknik dapat berupa impor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah satu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor
yang bersangkutan.

 Pengertian Sepeda Motor

Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakan oleh sebuah mesin. Letak
kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda tetap stabil disebabkn oleh
gaya giroskopik, sedangkan pada kecepatan rendah kestabilan atau  keseimbangan
sepeda motor bergantung pada pengaturan stang oleh pengendara penggunaan sepeda
motor. Di Indonesia sangat popular karena harganya yang relatif murah,  terjangkau
untuk sebagian besar kalangan dan penggunaan bahan bakarnya serta biaya
operasionalnya cukup hemat.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan teknik penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Seperti halnya model pembelajaran, dalam penelitian pendidikan juga dikenal suatu


model atau metode penelitin yang digunakan. Dalam penelitian ini kami
menggunakan metode kuntitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk
dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variable dan indikator. Tujuan utama dati metodologi ini ialah
menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu
kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di
perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu

3.1.2 Teknik Penelitian

3.1.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan cara
mengumpulkan data dari sumber yang ada di internet yang disimpulkan dalam bentuk
kualitatif.

3.1.2.2 Teknik Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data dengan metode pengumpulan data, akhirnya data  tersebut
di dianalisis untuk mendapatkan informasi dan hasil.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Para orang tua yang peduli akan pendidikan sang anak, sudah pasti akan
melakukan apapun demi berlangsungnya proses belajar sianak. Orang tuapun sudah
tentu rela melakukan apapun untuk memfasilitasinya. Sampai-sampai orang tua yang
kurang paham, memfasilitasi anaknya yang di bawah umur dengan kendaraan
bermotor. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena salah satu syarat bagi
pengemudi kendaraan harus dilengkapi dengan Surat Izin Mengemudi (SIM), dan usia
mereka sendiri belum mencukupi untuk memiliki SIM tersebut, apalagi ini
bertentangan dengan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pada dasarnya kendaraan bermotor khususnya sepeda motor sangat berguna bagi
pelajar karena sepeda motor dapat menunjang proses belajar siswa. Bila ditanyakan
kepada orangtua,  alasannya agar lebih efektif dan efisiensi waktu.

Kecelakaan lalu lintas menjadi hal yang menakutkan bagi para pengguna jalan,
jika tidak berhati-hati, ada bahaya yang siap mengancam nyawa kapan saja. Bagi
pengendara maupun pembonceng sepeda motor wajib menggunakan helm, dan bagi
pengendara mobil wajib menggunakan sabuk pengaman. Namun, berbagai pelindung
tersebut juga nyatanya tetap harus didukung oleh kewaspadaan yang tinggi dan
pengetahuan tentang faktorfaktor yang umumnya berada dibalik peristiwa kecalakaan
lalu lintas itu sendiri. Kelalaian manusia memang menjadi salah satu faktor utama
terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas

Permintaan masyarakat yang tinggi akan kendaraan bermotor tersebut berimbas


pada kepadatan lalu lintas yang terjadi saat ini. Semakin banyak kendaraan semakin
tinggi pula penggunaan kendaraan tersebut oleh masyarakat. Hal ini diperkuat oleh
kemudahan yang banyak diberikan oleh badan usaha perkreditan untuk masyarakat
yang ingin membeli kendaraan bermotor. Sehingga hampir semua lapisan masyarakat
dapat dengan mudah memiliki kendaraan sendiri untuk kepentingannya.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada dasarnya kendaraan bermotor sangatlah berguna khususnya membantu


kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi pelajar juga tentunya sangat membantu
terutama ketika ada kegiatan sekolah seperti bimbingan belajar,  ekstra kulikuler, dan
kegiatan sekolah lainnya. Tetapi pada praktiknya, tetap masih ada saja  pelajar yang
menyalahgunakan fungsi dari pada kendaraan bermotor khususnya sepeda bermotor.
Pada intinya perhatian orang tualah yang sangat dibutuhkan ketika sang anak berada
pada masa transisi ini.

5.2 Saran

Kami banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan
sarannya yang dapat membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami pada khususnya dan kita semua pada
umumnya. Berkendara hendaknya pengendara sepeda motor melengkapi kendarannya
dengan kelengkapan kendaraan yang seharusnya, seperti menggunakan 2 kaca spion
yaitu sebelah kiri dan kanan. Sebagai seorang pengendara sepeda motor hendaknya
meiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Selain itu pengendara hendaknya selalu
memperhatikan kecepatan dalam berkendara dan selalu berkendara dengan kecepatan
normal yaitu 60 KM/Jam sesuai dengan UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan
angkutan jalan. Dalam berkendara hendaknya selalu memperhatikan kelengkapan
berkendara seperti menggunakan helm yang berstandar SNI, melengkapai surat-surat
kendaraan. Pihak Kepolisian, agar tercipta ketertiban dan kelancaran dalam berlalu
lintas perlu dilakukan pengawasan yang lebih di jalan raya oleh pihak kepolisian,
sehingga tidak akan ada pengendara yang berani melakukan pelanggaran seperti
menerobos lampu merah, disaat ada maupun tidak ada polisi yang mengawasi.
Memberikan pendidikan lalu lintas kepada masyarakat seperti memberikan informasi
tentang rambu lalu lintas dan bahaya yang dapat ditimbulakan jika melakukan
pelanggaran lalu lintas.
Daftar Pustaka

http://www.seocontoh.blogspot.com

http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/09/26/perlukah-pelajar-membawa-
kendaraan-pribadi-ke-sekolah-496926.html

http://www.bimbingan.org/pengertian-kendaraan-bermotor-menurut-para-ahli.htm

http://www.bennythegreat.files.wordpress.com

http://2.bp.blogspot.com

http://eprints.ums.ac.id/27622/19/02._NASKAH_PU BLIKASI.pdf 22 februari 2013

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/download/5 939/4427/

Anda mungkin juga menyukai