Anda di halaman 1dari 7

A.

    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 


1.      Pengertian Pertumbuhan
           Mudjiran,dkk(2007) pertumbuhan adalah perubahan pada diri individu yang
bersifat fisik, dan dapat diukur secara kuantitatif, seperti perubahan tinggi badan yang
dapat diukur dengan meter, perubahan berat badan yang dapat diukur dengan
kilogram.
Marlow (1988) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu ukuran
peningkatan ukuran tubuh yangdapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk
tinggi badan dan klilogram ataui gram untuk berat badan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat
dalam peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses
transisi dari konstitusi fisik (keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses
aktif secara berkesinambungan. Hasil pertumbuhan antara lain adalah perubahan-
perubahan pada struktur jasmaniah dan dan perubahan-perubahan sistem persyarafan.
Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan pula sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.
2.      Pengertian Perkembangan
J.P. Chaplin,( 2004) perkembangan adalah kedewasaan atau kemunculan pola-
pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Bijou dan Baer (dalam Sunarto dan B. Agung Hartono, 2002:39)


mengemukakan perkembangan adalah perubahan progresif yang menemukan cara
organisme bertingkah laku dan berinterkasi dengan lingkungan.

           Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang


bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental – psikologis
manusia, ”seperti halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek
pengatahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan
sebagainya, sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah
banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral,
keyakinan agama dan sebagainya
               Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh
faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju
kedewasaan. Perkembangan bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang
menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.
           Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu
adalah proses pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik)  karena hasil dari
pematangan yang disebabkan, baik karena lingkungan atau karena belajar.
Perkembangan itu bisa dirincikan  sebagai berikut :
a)      Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang
b)      Seorang anak  berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya
c)      Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


1)      Faktor yang mempengaruhi Perkembangan
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran – aliran yang berhubungan
dengan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa.
a)      Aliran Nativisme
     Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa–apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka
anak–anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan
melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan dan bakat
orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya.
b)     Aliran Empirisisme
     Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah
bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank
tablet). Doktrin tabula  rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan
pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada
lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak
lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisime
menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya
kemampuan dan bakat apa–apa.
     Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari
ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki
pengalaman belajar dibidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun
orang tuanya seorang pemusik sejati. Memang amat sukar dipungkiri bahwa
lingkungan memiliki pengaruh yang  besar terhadap proses perkembangan dan masa
depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar
telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan masa depan siswa.
c)      Aliran Konvergensi
     Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkuanga sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor
pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan
tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
     Sebagai contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri
tegak diatas kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan
masyarakat manusia, misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal
bersama hewan, maka bakat yang ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu,
akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia
akan berjalan diatas kedua tangan dan kakinya. Dia akan merangkak seperti serigala
pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila
lingkuangan atau pengalaman tidak mengembangkannya.
2)      Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
a.       Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya: peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu dan
janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena
infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera, Typhus,
gondok, sakit gula dan lain-lain.
b.      Faktor ketika lahir, contohnya: pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan
oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada
susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tangan.
c.       Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala,
kepala bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami
serangan sinar matahari, infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit
cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dan
lain-lain. Kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi.
d.      Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak dititipkan
dalam satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi,
dan lain lain). Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan
kasih sayang.

C.    Prinsip/Hukum Perkembangan
     Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum
dalam  dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini
berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik,
hukum perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan
kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum
perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat terjadinya
peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
1.      Hukum konvergensi
           Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan
Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur
lingkungan  dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari
duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia
bukan hanya dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya
diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah
makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu
yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam
pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua
pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter  individu.
2.      Hukum perkembangan dan pengembangan diri
           Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau
teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang
yang ada disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi
usaha untuk mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain
memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di
sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –anak biasanya tampak keingintahuannya
terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya
insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan
mengembangkan diri di muka bumi ini.
3.      Hukum masa peka
           Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka
adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-
fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan
untuk menulis, dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan
cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa
belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, materi
pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system memorinya.
Contoh:
           Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama.
Misalnya untuk menjelaskan proses
kemerdekaan siswa diajak untuk memahami kronologinya dengan drama. Setiapsiswa
diberikan peran seseuai dengan pelaku proklamasi dan disesuaikan dengan
kebutuhan. Apabila siswa yang diberi peran mengetahui siapa tokoh yang
dia perankan, sang
siswa tidak akan mengalami kesusahan dalam memahami karakternya. Berbeda
dengan siswa yang tidak mengetahui siapa tokoh yang diperankannya, dia akan
mengalami kesusahan dalam praktek dan hal itu menandai sang siswa tidak
mengalami masa peka mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia
4.      Hukum Keperluan belajar
           Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-
fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya
secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan
akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun
sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias
berjalan sendiri itu.
5.      Hukum kesatuan anggota badan
           Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa
diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan
perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan
panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar,
melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak
terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan.
6.      Hukum Tempo Perkembangan
           Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan
orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-
masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori :
cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu
lambat biasanya menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
7.      Hukum Irama Perkembangan
           Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau
naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap,
terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami
perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan
yang menggoncangkan.
8.      Hukum Rekapitulasi
           Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi
doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu
manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan
evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat
yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek
psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).

Anda mungkin juga menyukai