c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama
klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini merupakan suatu
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat
diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan
demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
lanjut usia di Panti Werda.
d. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam kedaan sakit atau mendeteksi kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, Dr. Tony setyobudi mengemukakan bahwa maut sering kali menggugah rasa takut.
Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidakpastian akan
pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi dengan kelurga dan
lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi
hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga perawat
harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih ada
orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut
usia.
Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang
merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu
untuk melapangkan dada klien lanjut usia.
Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik
saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama
mereka.
Pemeriksaan fisik :
a) Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk
mengetahui perubahan sistem tubuh.
b) Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu : Head to toe dan Sistem
tubuh
2) Psikologis
a) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
b) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
c) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
d) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
f) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
g) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
h) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.
3) Sosial ekonomi
a) Darimana sumber keuangan lanjut usia
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
c) Dengan siapa dia tinggal.
d) Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
g) Siapa saja yang bisa mengunjungi.
h) Seberapa besar ketergantungannya.
i) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada
4) Spiritual
a) Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya
pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
d) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
b. Psikososial
1) Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
2) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
3) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
4) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
5) Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat
secara tepat.
6) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
c. Spiritual
1) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
2) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi
kematian.
3) Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
4) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat
2.6.3 Perencanaan
Dalam perencanaan keperawatan, hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:
a. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
b. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
c. Tentukan prioritas :
1) Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
2) Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
3) Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
d. Cegah timbulnya masalah-masalah.
e. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
f. Tulis semua rencana dan jadwal
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar
lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan sosial dengan tidak tergantung
pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar
antara lain :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Meningkatnya keamanan dan keselamatan.
c. Memelihara kebersihan diri.
d. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif.
2.6.4 Implementasi
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lansia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Berbicara dengan lembut dan sopan.
b. Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulan kali,
jika perlu dengan gambar.
c. Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya.
2.6.5 Evaluasi
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai baik verbal maupun non
verbal untuk mengetahui sejauh mana lansia atau keluarga mampu melakukan apa yang telah
dianjurkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan
bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara
individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun
Puskesmas, yang diberikan oleh perawat.
Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social maupun
spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan (helth promotion),
pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan
kesehatan yang umum.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan
memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan
evaluasi yang diharapkan.