Nim : 1814201039
Kelas : keperawatan 4A
3. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa
definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika
dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.
B. KEPERAWATAN JIWA DEWASA (18-)
1. Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa Muda
Perkembangan psikososial dewasa muda (18-33 tahun) adalah tahapan perkembangan
individu mampu melakukan interaksi yang akrab dengan orang lain, terutama lawan jenis dan
mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini, individu mencoba untuk mandiri dan mencukupi
kebutuhannya dengan bekerja. Interaksi yang dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan
dan mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat. Kegagalan dalam
berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu menjauhi
pergaulan dan merasa kesepian kemudian menyendiri (Keliat dkk, 2011).
Tugas perkembangan kognitif pada tahap intimacy adalah mengungkapkan adanya
orang lain yang dekat dengan dirinya dan mampu belajar membuat keputusan keputusan
(Wade dan Tavris, 2007). Pada masa dewasa juga disertai dengan berkembangnya intelegensi
yang mempengaruhi keyakinan dan kepercayaan yang mendasar dalam kehidupannya.
Pada tahap ini fisik dan ego harus mampu menguasai mekanisme reaksi somatis dan
berbagai konflik internal lainnya dalam upaya mengatasi ketakutan terhadap kehilangan ego
sehingga timbul situasi dari kenyataan (self abandon). Pencegahan timbulnya situasi ini akan
mengembangkan keterbukaan dan kepuasan diri (self absorption). Intimacy vs isolation ini
segera dimulai saat tahap masih mengandung konflik tahap ke 5 yang memberi nuansa
dewasa muda masih ingin menggabungkan identitas dirinya dengan kelompok. Mereka ingin
diterima dan diakui dalam kelompok sebayanya. Kecenderungan ini berlanjut terus sampai
masa dewasa bahkan sampai masa tua.
Namun dalam tahap ini, individu harus siap untuk memahami intimacy (hubungan
antarpersonal yang sangat dekat), dan juga isolation (kenyataan bahwa kita adalah kita, dia
adalah dia, sendirian dan terpisah dari yang lain). Kemampuan untuk menyeimbangkan
intimacy vs isolation adalah prasyarat cinta pada
pasangan hidup (Keliat dkk, 2011).