Anda di halaman 1dari 35

LAMPIRAN KEPUTUSAN

DIREKTUR RSU. SEMARA RATIH


Nomor : 281/ RSSR/ SK/ IX/ 2019
Tanggal : 04 / 09 / 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi
berfungsi sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang
patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain
efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu
secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan
kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman
bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula
pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan
masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.

Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data


di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
(SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah
sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi

1
Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat
penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit.

Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang


penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem
informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem
informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan
sebagai pengambilan keputusan.

Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis
layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat,
tepat dan akurat.

B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen
di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program
kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Umum Semara
Ratih.

C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan
bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RSU.
Semara Ratih
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-
RS.

2
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan
yang menggunakan aplikasi tersebut.

3. Menitoring Dan Evaluation

SIM-RS RSU. Semara Ratih me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-


maintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan sistem pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang
lebih baik atau unggul.

D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)


1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
lain, dan terpadu.

2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

3
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari
pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan
manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen
untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu
strategi bisnis.

5. Website

Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam


sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide
Web (WWW) di dalam internet.

6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.

E. LANDASAN HUKUM (REFERENSI)


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik
adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,
optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang


Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah
serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi

4
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi Elektronik.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang


Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara
negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.

5
BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA


SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata
manajemen RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting
dari sebuah Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala
aktivitas di Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat
tanggal lahir, dan seterusnya. Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama,
unit kerja, pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus
valid dan konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga
kondisi yang demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi
juga kepada tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan
Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan
profesional.

1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSU. Semara Ratih


bertanggung jawab dalam pengelolaan aplikasi SIM RS, seperti yang
berhubungan dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan
pemasangan SIM pada unit pelayanan terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSU. Semara Ratih
bertanggung jawab pengelolaan dan pengembangan website RSU. Semara
Ratiih. Website merupakan sarana untuk berbagi informasi. Informasi-
informasi yang dibagikan tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.

B. VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi
dalam mendukung pelayanan rumah sakit.

6
C. MISI
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi
rumah sakit.
3. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat pembelajaran
pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.

E. NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIM RS mendukung
penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar,
relevan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi
yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan
dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan
informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit
serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus
mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di
rumah sakit.

F. BUDAYA UNIT
Profesional Ramah Inovative Mampu Amanah’ sebagai tagline dari RSU.
Semara Ratih mendasari budaya unit yang berlaku di SIM RS. Meskipun posisi
SIM RS berada di belakang layar, SIM RS harus memahami bahwa
keberadaannya merupakan salah satu penegak tiang keberhasilan rumah sakit
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, cepat dan tepat
kepada pasien. Di sisi yang lain, SIM RS sebagai pusat informasi dan
manajemen juga menjadi salah satu penentu keberhasilan manajemen rumah
sakit dalam mengelola tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-
lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar
pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul
dan profesional.

7
G. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat
waktu, serta terintegrasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian,
dan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Semara Ratih.

H. STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

8
SISTEM DAN
DAN

Ni Made Puspita Dewi


PENGEMBANGAN SISTEM
APLIKASI
PENGEMBANGAN
Kepala
Kepala Bidang
BidangAdministras
Administras
Sri
SriSartika
SartikaSari, A.Md.Keb
Sari,A.Md. Keb

Ni Wayan Putri Ariasih, S. Kom


KEPALA INSTALASI SIM RS
I Made Sumayasa, S. Kom

KORDINATOR SIM RS
Sub.
Sub.Pencatatan
Pencatatan&
&
2. Struktur Organisasi Bidang Administrasi

Pelaporan
Pelaporan
Ayu
AyuPutu
PutuMega
MegaS.S.A.Md.Keb
A.Md.Keb

9
3. Struktur Organisasi Sim RS
Tim Kerjasama &
Tim Kerjasama & SIMRS
SIMRS
Kemitraan
Kemitraan IIMade Sumayasa,S.Kom
MadeSumayasa, S.Kom

Desak Made Diah antari, S. E


KOMPUTER, OPERASIONAL
Admision/FO
Admision/FO
ostumer
ostumer Care
Care

Sub.Humas
Sub.Humas&
Tim
TimPenanganan

Hevi
HeviYuwita,
PenangananKomplain

Yuwita,S.E
&Marketing
Marketing
I. TUGAS POKOK DAN FUNGSI (Tupoksi) SERTA URAIAN TUGAS

S.E
Komplain
A. Kepala Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSU. Semara

PKRS
PKRS
Ratih

a. Tupoksi

Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS


b. Uraian Tugas
1. Kepala instalasi adalah manajer yang memiliki pengalaman lebih
dibidang teknologi dan informasi.
2. Bertanggung jawab terhadap seluruh hasil kerja tim.
3. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja dari masing-masing anggota
tim sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Mempunyai kemampuan dan pengalaman untuk memimpin dan harus
berperan aktif dalam mengorganisir anggota tim.
5. Menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik dengan manajemen RS,
narasumber lain, dan tim Pengarah.
6. Memelihara dan mengumpulkan, data data dari Tenaga Riset yang
diperoleh dari kunjungan lapangan dan informasi dari hasil diskusi.
7. Memberi masukan dan mengidentifikasi tentang kebijaksanaan
pengembangan dan implementasi sistem dan kinerja sistem
c. Wewenang
1. Bersama manajemen memberikan penilaian dari hasil evaluasi seluruh
kajian dan rancangan sistem.
2. Mengkaji hasil akhir sistem.
3. Merupakan anggota dari tim perancang sistem.
4. Bersama tim pendukung dokumentasi membuat laporan-laporan untuk
kepentingan PPA (Profesional Pemberi Asuhan), manajemen, dan
pihak luar RSU. Semara Ratih
5. Bersama tim pendukung dokumentasi membuat dokumen rancangan
sistem aplikasi laporan buku petunjuk operasional
d. Tanggung jawab
1. Melakukan koleksi kebutuhan proses manajemen pengelolaan SIM

10
2. Melakukan identifikasi, estimasi dan evaluasi terhadap proses
manajemen
3. Merancang kerangka dan proses manajemen pengelolaan SIM secara
makro
4. Membangun flow dan diagram manajemen pengelolaan SIM
5. Membuat laporan hasil kajian dan perancang proses manajemen
dalam kerangka membangun Sistem Informasi Manajemen
6. Bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan flow dan diagram
manajemen
7. Melakukan identifikasi, estimasi dan evaluasi terhadap seluruh
elemen sistem
8. Membuat laporan hasil kajian dan perancang sistem dalam
membangun sistem
9. Merancang kerangka sistem dan makro sistem
10. Membangun sistem flow dan algoritma sistem
11. Bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan program
12. Mengorganisasi kerja dari tim programmer, mengontrol dan
mengawasi kinerja dari programmer.
B. Koordinator SIM-RS RSU. Semara Ratih
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola dan mengembangkan website RSU. Semara Ratih
b. Uraian Tugas
1. Melakukan koordinasi dengan unit-unit yang berkaitan dengan
penggunaan dan pengisian SIMRS
2. Melakukan sosialisasi terhadap pengisian SIMRS
3. Melakukan penyelesaian masalah yang terjadi selama penggunaan
SIMRS terintegrasi oleh unit-unit di RSU. Semara Ratih
4. Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap penggunaan SIMRS
terintegrasi
c. Wewenang

11
1. Mengidentifikasi pegawai dengan wewenang akses terhadap data dan
informasi SIMRS
2. Memberikan id dan password kepada setiap pegawai sesuai dengan
wewenangnya.
3. Memberikan data kepada pengguna SIMRS baik direktur, manajemen,
PPA (Profesional Pemberi Asuhan), kepala ruang, kepala bidang.
d. Tanggung Jawab
1. Terhadap kelancaran proses pengumpulan data oleh unit SIMRS
terintegrasi
2. Bertanggung jawab dalam perlindungan data SIMRS RSU. Semara
Ratih
3. Bertanggung jawab terhadap penggunaan data SIMRS RSU. Semara
Ratih dalam lingkup internal
4. Melakukan pengontrolan terhadap unit-unit yang melakukan pengisian
SIMRS terintegrasi
5. Bertanggung jawab terhadap pemahaman cara dan pengisian SIMRS
terintegrasi

C. Pengembangan Sistem dan Aplikasi


a. Tupoksi
b. Uraian Tugas
1. Melaksanakan pengawasan terhadap sistem yang di implementasikan
dan memastikan sistem yang digunakan dapat beroperasi dengan baik
2. Melakukan kegiatan perawatan/maintenance /pemeliharaan baik secara
berkala, rutin atau sesuai kesepakatan dengan pihak pengembangan
3. Membina dan menjaga hubungan kerja serta mengatasi dan
menganalisa permasalahan, permintaan, modifikasi, komplain dari
user/pengguna dan mendiskusikan serta memecahkan masalah tersebut
4. Memberi masukan dan laporan kondisi sistem secara berkala kepada
direktur, serta bertanggungjawab atas pengembangan sistem untuk
dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan

12
5. Membuat perencanaan, mengatur pelaksanaan, koordinasi dan
membuat pelaporan kondisi sistem yang di implementasikan kepada
direktur
c. Wewenang
1. Membuat dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan kebutuhan
pengguna (manajemen, PPA, dan kepala bidang)
2. Melakukan evaluasi terhadap aplikasi dan sistem
d. Tanggung Jawab
1. Memahami setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh user/pengguna
SIMRS RSU. Semara Ratih
2. Membuat keputusan dalam penanganan permasalahan dan
pengambilan langkahlangkah strategis dalam lingkup kegiatan SIMRS
RSU. Semara Ratih

D. Komputer, Operasional
1. Tupoksi
2. Uraian Tugas
1. Memberi masukan kepada tim perancang hal-hal yang berhubungan
dengan teknologi networking dan keamanan sistem.
2. Memimpin dan mengkoordinasi
3. Merupakan anggota dari network enginer/technision dalam mengelola
modul-modul yang berhubungan networking tim perancang sistem.
4. Melakukan setup operating system untuk optimalisasi network dan
networking security.
5. Melakukan uji modul aplikasi dalam hal optimalisasi network
3. Wewenang
1. Memperoleh akses terhadap computer komputer yang ada di rumah
sakit
2. Membuat jaringan internet untuk wifi di RSU. Semara Ratih yang
digunakan untuk kepentingan manajerial, pendidikan, dan riset yang
mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen dan peningkatan
asuhan oleh PPA

13
4. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab atas pembangunan aplikasi interface network baik
local maupun internet.
2. Bekerjasama dengan ahli sistem analis dan ahli manajemen kualitas
dalam menggali dan merancang sistem agar memenuhi kaidah-kaidah
Software Engineering.
3. Merancang jaringan komunikasi data, interface dan logical network
dengan berbagai solusi agar mencapai efisiensi kerja dan mudah di
terapkan.
4. Membagi tugas pelaksanaan instalasi, konfigurasi dan uji kepada ahli
jaringan, keamanan sistem dan sistem operasi.

J. TATA HUBUNGAN KERJA


a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu
organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian
tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang
cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus
diatur dengan tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama
untuk tugas-tugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan
peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata


hubungan kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-
benar memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-
masing unit.

14
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-
unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi
tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat
berupa kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi
dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai
fungsi yang sama.

2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya


dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.

15
K. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU
1. KPI UNIT
A. INDIKATOR INPUT
1. Ketersediaan SOP Unit SIM RS
Judul Ketersediaan SOP Unit Kerja SIM
Dimensi mutu Efektivitas, Efisiensi Pelayanan
Tersedianya Standard Operational Prosedure (SOP)
Tujuan
unit SIM
Standa Operasional Prosedur (SPO) Adalah standar
Definisi Operasional prosedur yang seharusnya ada untu optimalisasi
pelayanan rumah sakit
Frekuensi pengumpulan data 1 tahun
Periode analisis 1 tahun
Numerator Jumlah SOP unit Sim RS
Denominator Jumlah SPO yang Seharusnya ada sesuai Standar
Sumber data Sub komite penjamin mutu dan Patient Safety
standar 100 %
Penanggung jawab Kepala unit kerja SIM RS

2. Tersedianya Dokumen Pelaporan Kinerja Triwulan Unit Kerja SIM RS


Judul Ketersediaan Laporan Operasional SIM
Dimensi mutu Akuntabilitas
Tujuan Mengetahui kinerja dari unit kerja SIM
Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan yang
Definisi Operasional
berisi tentang kinerja unit SIM setiap triwulannya
Frekuensi pengumpulan data 3 Bulan
Periode analisis 2 Minggu
Numerator Unit Kerja SIM
Denominator 1
Sumber data 1
standar Tersedianya Laporan Triwulan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

B. INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan Yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM RS
Judul Persentase pengumpulan laporan
Dimensi mutu Ketepatan

16
Mengetahui persentase pengumpulan laporan setiap
Tujuan
unit kerja secara tepat waktu.
Laporan yang berisi tingkat perkembangan
Definisi Operasional ketepatan penyelesaian laporan triwulan selama satu
tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 tahun
Periode analisis 2 tahun
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu selama
Numerator
1 tahun pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya
Denominator
terkumpul (4 buah)
Sumber data Unit Kerja SIM
standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

4. Persentase ketidak puasan Staff RS Semara Ratih Dalam mengoperasikan


Absensi Fingerfrint
Judul Ketidakpatuhan mengoperasikan absensi fingerprint
Dimensi mutu Efektivitas
Mengoptimalkan data absensi pegawai RS Unhas baik
Tujuan
dari segi informasi kehadiran maupun penggunaannya

Definisi Operasional Ketidakpatuhan adalah ketidaktaatan pada peraturan

Frekuensi pengumpulan data Tiap Bulan


Periode analisis Tiap Bulan
Jumlah Staff Dan Karyawan RS yang tidak patuh
terhadap penggunaan absensi fingerprint yang tidak
Numerator
melakukan Scan – in / scan out pada saat dating dan
pulang kerja dalam waktu 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh staff dan karyawan
Sumber data Unit Kerja SIM
standar ≤ 10%
Penanggung jawab Kepala Instalasi SDM

5. Waktu Tanggap Penanganan keluhan Penginputan Sim RS


Judul Penanganan Keluhan penginputan SIM
Dimensi mutu Kenyamanan

17
Terselenggaranya penanganan keluhan dalam
Tujuan
penginputan SIM yang tepat waktu.
Waktu tanggap penangan adalah waktu yang
diperlukan dalam menangani keluhan pengimputan
Definisi Operasional
SIM RS, Sejak diterima keluhan sampai keluhan
selesai
Frekuensi pengumpulan data Tiap Bulan
Periode analisis 1 minggu
Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan keluhan
Numerator
sejak diterima keluhan sampai keluhan terselesaikan
Denominator Jumlah seluruh keluhan yang masuk
Sumber data Sim
standar < 15 menit
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

6. Memperbaharui konten website Rumah Sakit Umum Semara Ratih


Judul Konten website Rumah Sakit Umum Semara Ratih
Dimensi mutu Ketepatan
Memberikan informasi terkini mengenai Rumah
Tujuan
Sakit Umum Semara Ratih
Pembaharuan konten website adalah memperbaharui
Definisi Operasional konten- konten di dalam website dalam jangka waktu
tertentu
Frekuensi pengumpulan data 2 kali sepekan
Periode analisis 1 bulan

Numerator Jumlah konten yang terupdate

Denominator Konten terupdate 2 kali sepekan


Sumber data Daris setiap instalasi / unit kerja RS
standar Minimal 2 konten artikel sepekan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

C. INDIKATOR OUTPUT
7. Kepuasan Penguna SIM RS
Judul Kepuasan Pengguna SIM

18
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penggunaan SIM RS yang
Tujuan
mampu memberikan kepuasan pelanggan
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh
Definisi Operasional
pengguna terhadap SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pengguna
Numerator
SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Sumber data Survei
standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Rumah Sakit Umum Semara Ratih mengembangkan manajemen sumber daya
manusia yang baik, agar terwujud kuantitas dan kualitas pegawai yang mampu
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu tahapan
manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RSU. Semara Ratih adalah
program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini dapat
dilakukan manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak. Orientasi
umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara non teknis,
terutama memahami company profile dan team work building. Kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian Diklat dan Instalasi
Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan dan adaptasi
lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru

19
tersebut ditempatkan. Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan
dengan struktur organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya
organisasi RSU. Semara Ratih

Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman


tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan prinsip-prinsip kerjasama
tim.

M. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL)


Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang
untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIMRS RSU. Semara Ratih, rapat internal
dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf
SIMRS. Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang
terjadi selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal
tersebut dihadiri oleh kepala unit kerja SIM-RS , staf SIM-RS, maupun staf dari unit
terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.

N. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN)


Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan,
pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis
dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan
tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka. Pelaporan yang ada
di unit SIM-RS RSU. Semara Ratih yakni pelaporan bulanan. Pelaporan bulanan ini
berupa laporan triwulan KPI (Key Performance Indikator). Laporan KPI merupakan
laporan yang berisi pencapaian indikator-indikator kinerja dari unit kerja SIM-RS ini.
Laporan ini memperlihatkan jumlah persentase pencapaian tiap indikator per
bulannya.

20
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan computer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan
bahwa jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS RSU. Semara Ratih dan tugas-tugas yang dilakukan oleh
petugas SIM- RS.

C. JADWAL KERJA/SHIFT

Kepala : Senin – Sabtu, 08.00 – 16.00 Wita

Staff : 3 Shift

21
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. Standar Ruangan Dan Denah Ruangan Operator


a. Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi SIM RS di seluruh area Rumah Sakit yang
menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS selain memonitoring,
juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi
yang telah diuraikan sebelumnya. Karena di ruangan ini terdapat data-data
penting dan rahasia bagi Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak
berdekatan dengan area publik yang bisa diakses dengan mudah oleh siapa saja,
bahkan bagi yang tidak berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS berdekatan
dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.

karena ruangan ini harus terus berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu
berarti seharusnya pegawai SIM RS bertugas 24 jam penuh dalam sistem shift.
Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM RS harus memiliki kenyamanan dan
fasilitas yang memadai.

b. Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh
data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM
RS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu,
di dalam ruangan server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24
jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas,
ruangan harus tertutup dan dingin.

22
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut
ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu
disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik
juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses
atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem
itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal hal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

23
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS


Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai RSU. Semara Ratih secara
keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi. Sebelum mulai
bekerja, pegawai RSU. Semara Ratih yang baru wajib mengikuti orientasi
selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal
mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan
staf rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis
pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi standar
yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit, seperti
pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.

24
BAB VI
LOGISTIK

Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak
dihargai, meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah sakit.
Studi menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran
rumah sakit didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit tidak
hanya layanan yang berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga
mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien.

A. Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari
instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada
waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

B. Tujuan

Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar


tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu
agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.

Logistik SIM RSU. Semara Ratih


1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer

25
dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu
disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik
juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses
atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor
yang standar.

26
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

27
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan
baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis,
penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di
fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak- hak pasien yang masuk kedalam
program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber
“best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC),
the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah
petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC),
41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat
kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor
industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di
Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury
(63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja
di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk
mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi
dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.

A. Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS


Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan
utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan
tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut

28
memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi
psikologis.

 Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja


a. Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya
kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
b. Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan
staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa
tahun yang akan datang.
c. Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi
penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.

 Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja


Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf.
Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.

29
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM RSU. Semara Ratih akan mengarah pada
keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdapat
dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan
seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja,
pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.

A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi
pemakai informasi, sulit mengukurnya.

2. Sifat luas dan lengkapnya


Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini
sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya
.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan

4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah

30
yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran
kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini
harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.

6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak
jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

7. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

8. Tidak ada prasangka


Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

9. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya
sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup
pembicaraan kita.

31
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk
memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata”
akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan
mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak
memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B.


Davis, adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas
kemungkinan- kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah
yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui


prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
a. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
b. Pemeriksaan intern dan extern

32
c. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
d. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

33
BAB X
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-RS RSU. Semara Ratih


diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja
SIM-RS sehingga dapat meningkatkan kinerja dari unit ini.

Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman
ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana
kebijakan dan program di lingkungan RSU. Semara Ratih.

34
BAB XI
DAFTAR PUSTAKA

Pin.net 2007. Proposal hospital information system,


Suhardiman. Basuki. 2008. Pengembangan sistem informasi

35

Anda mungkin juga menyukai