Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Untuk mejawab pertanyaan point 1 dilakukan pengujian normalitas data.


o Perumusan Hipotesis
H0 : Sampel data umur (berat badan, tinggi badan, jumlah anak, lama menjadi kader, skor
pretest, skor posttest, skor motivasi) peserta pelatihan kader kesehatan di Desa
Babakan
Ciparay berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : Sampel data umur (berat badan, tinggi badan, jumlah anak, lama menjadi kader, skor
pretest, skor posttest, skor motivasi) peserta pelatihan kader kesehatan di Desa
Babakan
Ciparay tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
o Output SPSS
o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Pada hasil output di
atas tertulis asymp. Sig (2-tailed) hal ini berarti pengujian dilakukan dengan uji dua pihak.
Demikian sehingga karena uji dua pihak, maka nilai pembandingnya menjadi 0.05 /2=0.025.
Berdasarkan output SPSS tersebut di atas diketahui bahwa untuk variabel umur, variabel skor
motivasi mempunyai nilai Asymp. Sig lebih dari 0,025 dengan demikian untuk kedua variabel
tersebut H0 diterima. Sedangkan untuk variabel lainnya diketahui nilai Asymp. Sig kurang dari
0.025 dengan demikian untuk variabel lainnya H0 ditolak.
o Kesimpulan
Sampel data umur dan sampel data skor motivasi peserta pelatihan kader kesehatan di Desa
Babakan Ciparay berasal dari populasi berdistribusi normal.
Sedangkan sampel data berat badan, sampel data tinggi badan, sampel data jumlah anak,
sampel data lama menjadi kader, sampel data skor pretest, dan sampel data skor posttest
peserta pelatihan kader kesehatan di Desa Babakan Ciparay tidak berasal dari populasi
berdistribusi normal.

2. Pengecekan keberadaan hubungan antara umur dengan motivasi kader untuk mengikuti pelatihan
o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur peserta kader dengan motivasi
kader mengikuti pelatihan.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara umur peserta kader dengan motivasi
kader mengikuti pelatihan.
Atau
H0 : ρ XY =0
H1 : ρ XY ≠ 0
o Output SPSS
o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Pada hasil output di
atas tertulis asymp. Sig (2-tailed) hal ini berarti pengujian dilakukan dengan uji dua pihak.
Demikian sehingga karena uji dua pihak, maka nilai pembandingnya menjadi 0.05 /2=0.025.
Berdasarkan output SPSS tersebut di atas diketahui bahwa nilai Sig untuk koefisien pearson
lebih dari 0,025 dengan demikian H 0 diterima.
o Kesimpulan
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur peserta kader dengan motivasi kader
mengikuti pelatihan.

3. Pengecekan keberadaan hubungan antara lama menjadi kader dengan motivasi kader untuk
mengikuti pelatihan
o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama menjadi kader dengan motivasi
kader untuk mengikuti pelatihan.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara lama menjadi kader dengan motivasi kader
untuk mengikuti pelatihan.
Atau
H0 : ρ XY =0
H1 : ρ XY ≠ 0
o Output SPSS

o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Pada hasil output di
atas tertulis asymp. Sig (2-tailed) hal ini berarti pengujian dilakukan dengan uji dua pihak.
Demikian sehingga karena uji dua pihak, maka nilai pembandingnya menjadi 0.05 /2=0.025.
Berdasarkan output SPSS tersebut di atas diketahui bahwa nilai Sig untuk koefisien pearson
lebih dari 0,025 dengan demikian H 0 diterima.
o Kesimpulan
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama menjadi kader dengan motivasi kader
untuk mengikuti pelatihan.

4. Pengujian perbedaan pengetahuan kader sebelum pelatihan (pretest) dan setelah pelatihan
(posttest)
o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan kader sebelum
pelatihan
(pretest) dan pengetahuan kader setelah pelatihan (posttest)
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan
(pretest) dan pengetahuan kader setelah pelatihan (posttest).
Atau
H0 : μ X =μY
H1 : μ X ≠ μY
o Output SPSS
Karena kedua data sampel skor pretest dan skor posttest tidak berdistribusi normal maka
digunakan analisis statistika nonparametrik
o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai Asymp. Sig (p-value) ≤ α. Pada hasil
output di atas tertulis Asymp. Sig (2-tailed) hal ini berarti pengujian dilakukan dengan uji dua
pihak. Demikian sehingga karena uji dua pihak, maka nilai pembandingnya menjadi
0.05 /2=0.025.
Berdasarkan output SPSS tersebut di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig kurang dari 0,025
dengan demikian H0 ditolak.
o Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan (pretest)
dan pengetahuan kader setelah pelatihan (posttest). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
keberadaab pelatihan kader ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan kader.

5. Pembentukan variabel IMT (IMT berdasarkan data BB dan TB)


Terlampir pada file spss dengan menggunakan Transform klik Compute Variable
6. Pengecekan keberadaan hubungan antara kebiasaan olah raga dengan IMT.
Karena data kebiasaan olah raga dan IMT merupakan data dengan skala nominal maka pengecekan
hubungannya menggunakan Contingency Coefficient.
o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan olah raga dengan IMT
kader mengikuti pelatihan.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan olah raga dengan IMT
kader mengikuti pelatihan.
o Output SPSS

o
Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Berdasarkan output
SPSS tersebut di atas diketahui bahwa nilai Approximate Significance lebih dari 0,05 dengan
demikian H0 diterima.
o Kesimpulan
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara antara kebiasaan olah raga dengan IMT
kader yang mengikuti pelatihan.

7. Pengujian perbedaan motivasi kader berdasarkan tingkat pendidikannya.


Dengan mengasumsikan bahwa semua asumsi normalitas, dan homogenitas terpenuhi maka
dilakukan analisis varians satu arah.
o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan motivasi kader dari berbagai tingkat pendidikan yang
signifikan untuk mengikuti pelatihan.
H1 : Terdapat perbedaan motivasi kader dari berbagai tingkat pendidikan yang signifikan
untuk mengikuti pelatihan.
o Output SPSS

o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Berdasarkan output
SPSS tersebut di atas diketahui bahwa nilai Sig lebih dari 0,05 dengan demikian H 0 diterima.
o Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan motivasi kader dari berbagai tingkat pendidikan yang signifikan
untuk
mengikuti pelatihan.
8. Pengujian perbedaan motivasi kader berdasarkan pekerjaan kader.
Dengan mengasumsikan bahwa semua asumsi normalitas, dan homogenitas terpenuhi maka
dilakukan analisis perbedaan rata-rata dua populasi dependent.
o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata motivasi kader yang bekerja
dengan rata-rata motivasi kader yang tidak bekerja.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata motivasi kader yang bekerja
dengan rata-rata motivasi kader yang tidak bekerja.
o Output SPSS

o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Pada hasil output di
atas tertulis Sig (2-tailed) hal ini berarti pengujian dilakukan dengan uji dua pihak. Demikian
sehingga karena uji dua pihak, maka nilai pembandingnya menjadi 0.05 /2=0.025.
Berdasarkan output SPSS tersebut di atas diketahui bahwa untuk variabel umur, variabel skor
motivasi mempunyai nilai Sig kurang dari 0,025 dengan demikian H 0 ditolak.

o Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata motivasi kader yang bekerja dengan rata-
rata motivasi kader yang tidak bekerja..

9. Pengecekan keberadaan hubungan antara status perkawinan dengan motivasi kader.


o Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan motivasi
kader mengikuti pelatihan.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan motivasi
kader mengikuti pelatihan.
o Output SPSS
o Kriteria Pengujian
Dengan taraf signifikansi α = 5%, H0 ditolak apabila nilai sig (p-value) ≤ α. Pada hasil output di
atas tertulis Sig (2-tailed) hal ini berarti pengujian dilakukan dengan uji dua pihak. Demikian
sehingga karena uji dua pihak, maka nilai pembandingnya menjadi 0.05 /2=0.025.
Berdasarkan output SPSS tersebut di atas diketahui bahwa untuk variabel umur, variabel skor
motivasi mempunyai nilai Sig lebih dari 0,025 dengan demikian H 0 diterima.
o Kesimpulan
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan motivasi kader
mengikuti pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai