Anda di halaman 1dari 17

3

SEJARAH EKONOMI KERAKYATAN


SEBELUM 1740
• CIRI-CIRI : untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan pokok rumah tangga dan upeti
kepada raja.
• AKTIVITAS : pertanian tradisonal, sedikit
bercocok tanam, berburu dan menangkap.
• JENIS : ekonomi tradisonal, system barter
• SIFAT : cenderung fungsi sosial tidak ada
bisnis.
SEJARAH EKONOMI KERAKYATAN DI INDONESIA
Tahun 1740- 1928
MASA PENJAJAHAN

•CIRI-CIRI : untuk kepentingan pemenuhan


kebutuhan penjajah.
•AKTIVITAS : pertanian tradisonal, dan
Modern (perkebunan kelapa, cengkeh, kopi
dsb) .
•JENIS : Bisnis dengan jual beli (export)
•SIFAT : Tanaman paksa dengan berbagai
macam rempah-rempahan seperti pala, lada,
dsb.
PEREKONOMIAN MASA REVOLUSI
5 1928-1945
• CIRI-CIRI : untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan pokok rumah tangga dan
kepentingan revolusi.
• AKTIVITAS : pertanian tradisonal, pertanian
modern di perkebunan, tanaman rempah dan
industri.
• JENIS : produksi di perkebunan mengalami
penurunan
• SIFAT : terjadi kemandegan ekonomi
PEREKONOMIAN MASA ORDE LAMA
6
(1945-1965)
• Sistim perekonomian tertutup (Inward
orietented).
• Lebih mengedepankan kepentingan
militer ketimbang ekonomi
• Inflasi tinggi mencapai 500 %
• Defisit saldo neraca pembayaran dan
keuangan sangat besar
• Ekonomi sektor pertanian dan industri
terhenti.
7
Analisis Kondisi
• Boeke (1954).
Pendekatan Ekonomi massa orde lama menganut
kaidah DUAL SOCIETES. Memisahkan antara pribumi
dengan non pribumi.
- Mendahulukan pertumbuhan ekonomi pribumi,
sementara orang pribumi belum ada semangat
membangun (malas, belum mengetahui dunia bisnis
dsb).
- Non pribumi sudah menjadi pelaku ekonomi, tapi
tidak diberi kesempatan berbisnis.
Kesimpulan Boeke, pertumbuhan eknomi lambat.
8
lanjutan
• Higgins(1957).
-Kebijakan ekonomi sudah mulai pada prioritas
stabilitas, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
industri.
-kondisi sosial politik dan perekonomian indonesia
saat itu sangat buruk, SDM rendah dan kemampuan
pemerintah rendah.
-kesimpulan Higgins pertumbuhan ekonomi saat itu
menjadi rendah.
9
PEREKONOMIAN RAKYAT MASA
ORDE BARU 1966-1997
• Kebijakan pemerintah ditujukan pada
peningkatan kesejahtraan masyarakat
• Pembangunan ekonomi dan sosial.
• Kerjasama dengan International Monitary
Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB),
Inter Goverment Group on Indonesia (IGGI)
• Pada awal pertumbuhan ekonomi sektor
manufacture mencapai 15,2 % dan pertanian
3,8 %
REPALITA
• PELITA I ( 1 April 1969- 31 Maret 1974)
Program meningkatkan tarap hidup masyarakat,
pembangunan fokus pada ekonomi, terutama
pertanian yakni swasembada pangan.
• PELITA II (1 April 1974- 31 Maret 1979)
Pertumbuhan ekonomi mencapai 7 %, perbaikan
infrastruktur dan menlajutkan program
swasembaga pengan padi, jagung dan kedelai
• PELITA III (1 April 1979- 31 Maret 1984)
Promram Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur
Pemerataan yakni pemerataan hasil pembangunan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.
LANJUTAN
• PELITA IV (1 April 1984- 31 Maret 1989)
Swasembada pangan, industri dengan membuat
mesin pengolah, Program Keluarga Berencana
(KB) dan Perumahan Rakyat.
• PELITA V (1 April 1989- 31 Maret 1994)
Memantafkan sektor pertanian, peternakan,
perikanan dan Industri pengolahan pangan
dan industri manufaktire. Persiapan tinggal
landas pembangunan.
TITIK BALIK
• Dilanda krisis moneter di Asia Tenggara tahun
1997.
• Terjadinya kelompok yang terpinggirkan
(marginalisasi sosial).
• Timbulnya konglomerasi dan KKN menibulkan
ketimpangan ekonomi.
• Pertumbuhan ekonomi tidak dikuti dengan
keterbukaan politik.
10 PEREKONOMIAN MASA REFORMASI (1997-
SEKARANG)
• Pertumbuhan ekonomi terjadi sangat lambat.
• Inflasi sangat tinggi dan tingkat kemampuan
mebayar utang luar negeri rendah.
• Kabijakan ekonomi mendua : liberal dan
sosialis.
• Pengangguran dan ketimpangan ekonomi
tinggi.
• Ekonomi masyarakat meningakat 4 kali tapi
kebutuhan meningkat 8 kali
• Berbagai kebutuhan hidup tersendat,
teurtama kebutuhan pokok
PEMERINTAHAN TRANSISI
• Krisis ekonomi di Asia dan melanda Indonesia
berdampak pada politik, munculnya
ketidakpuasan masyarakat yang terpinggirkan
• Revolusi sosial muncul yang didukung oleh
mahasiswa
• Pemerintahahan Soeharto digantikan oleh
Habibi
• Kegoncangan rupiah terjadi dari nilai tukar Rp.
2.500/dolar menjadi Rp. 2.650/dolar
PEMERINTAHAN REFORMASI
• Presiden Abdurachman Wahid.
1. Ekonomi mulai tumbuh dengan laju
peningkatan 5 %, laju infali dan suku bunga
rendah.
2. Sikap yang tidak konsisten dan membingungkan
para pebisnis
3. Bersikap diktator dan praktek KKN yang semakin
intensif di lingkungannya
4. Perseteruan dengan DPR meghasilkan Memorandum I
dan II mengulingkan presiden
LANJUTAN
• Presiden Megawati.
1. Meminta penundaan utang sebesar 5,8 milyard dolar dan
membayar utang Rp. 116,3 triliyun
2. Privatisasi dengan menjual asset negara ke pihak asing,
ekonomi meningkat 4,1 %
3. Berdrinya KPK karena masyarakat sudah tidak percaya
pada penegak hukum
4. Nilai tukar rupiah membaik
5. Pertumbuhan ekonomi tidak menunjukan perbaikan dan
tidak menunjukan perubahan yang berarti pada bidang-
bidang lain.
LANJUTAN
• Presiden Susilo Bambang Yudoyono
1. Mengurangi subsidi BBM dan dipindahkan ke sektor
pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan
(BLT)
2. Membuka kran untuk investor asing dan kredit untuk
pengusaha kecil di sektor rill .
3. Melunasi utang ke IMF sebasar 3,2 milyard dolar
4. Di kebijakan ekonomi jilid 2 : BI Rate, Nilai tukar,
operasi moneter dan kebijakan makroprudensial
5. Pertumbuhan ekonomi menjadi 17 terbesar dunia
lanjutan
Presiden Jokowi
• Mengutamakan pedekatan hukum dan
pendektan orang cilik.
• Bidang ekonomi kurang berhasil.
• Kebijakan BBM menyebabkan inflasi yang
tinggi dan nilai tukar juga tinggi
• Nilai tukar rupiah sangat rendah selama
pemerintahan reformasi

Anda mungkin juga menyukai