Anda di halaman 1dari 6

Azrina Nindia

Kimia FMIPA UNMUL

ANALISIS HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIVITAS


ANTINOSISEPTIF SENYAWA FLAVONOID PADA DAUN Muntingia Calabura L.
MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN HARTREE FOCK

Azrina Nindia*, Rahmat Gunawan


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Samarinda
Kalimantan Timur 75123, Indonesia
*Corresponding Author : azrina.nindia@gmail.com

ABSTRACT

Quantitative relationship analysis of the antinosiseptive structure of flavonoid compound on


Muntingia Calabura L. leaf has been done. This research used Hartree Fock and Correlation Analysis
method using QSAR. The inhibition activity of flavonoid compound and dipole moment are independent
variable, while the dependent variable is the active center of the flavonoid compound. The results obtained
from structural relations and antinociceptive activity are very strong with a correlation value of 1,00. Then,
the result can be significantly influenced on C3 atom and dipole moment of drug with QSAR formula that is
A = 2,15 + 0,03 C3 – 0,17 D.

Keywords : Flavonoid, Antinociceptive, Hartree Fock, QSAR

PENDAHULUAN pendahuluan dapat dilakukan secara komputasi


Muntingia calabura banyak dibudidayakan yang mana dapat mengetahui terlebih dahulu
dan menjadi salah satu pohon di Indonesia. Hal ini atom-atom dan momen dipol yang sangat
dikenal secara lokal di Indonesia sebagai 'Kersen. mempengaruhi pusat aktif (site active) suatu
Tanaman Ini adalah asli benua Amerika dan senyawa dan hasil rekapitulasi analisa dapat
secara luas dibudidayakan di daerah Asia yang diketahui melalui metode statistika yaitu analisis
hangat (Chin, 1989). Daun Muntingia calabura, korelasi. Metode yang dilakukan termasuk bagian
khususnya, digunakan untuk mengobati nyeri dari metode kimia kuantum yang sangat penting
akibat sakit kepala, demam dan tukak lambung untuk mengetahui lebih awal sifat-sifat suatu
atau menipiskan pembengkakan kelenjar prostat senyawa.
(Morton, 1987., Verheij dan Corone, 1992). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
Bagian lain dari Muntingia calabura, yaitu akar untuk melihat dan mengetahui QSAR senyawa
dan bunga, juga dianggap memiliki nilai obat di flavonoid tersebut dengan menggunakan
Vietnam dan Filipina dan digunakan sebagai pemodelan kimia komputasi berdasarkan
aborsi, antinosiseptif, antispasmodik, obat yang perhitungan Hartree Fock.
mengeluarkan keringat dan untuk mengobati sakit
kepala, dispepsia dan kejang (Kaneda dkk, 1991). METODOLOGI PENELITIAN
Dalam perkembangannya, kimia komputasi Sebelum menentukan Kerapatan elektron
menawarkan sebuah solusi dalam desain senyawa dan momen dipol dari senyawa flavonoid dan
obat baru. Salah satu metode kimia komputasi turunannya dengan metode perhitungan Hartree
yang populer dalam desain obat adalah QSAR. Fock dengan bantuan komputer agar didapat studi
Setiap suatu senyawa aktif yang diketahui kuantum farmakologi.
perubahan strukturnya dengan perubahan aktivitas
biologinya dinamakan mempelajari hubungan Analisis Struktur Elektronik
Structure-Activity (SAR). Metode-metode yang Sebelum melakukan tahap komputasi
digunakan dalam kimia komputasi antara lain struktur elektron dan perhitungan momen dipol
dengan metode mekanika molekuler, semi terlebih dahulu dilakukan pembuatan perkiraan
empiris, ab-initio, DFT dan Hartree Fock struktur 3D untuk semua kesetimbangan dan
(Mardhiyah, 2009., Wolff, 1994). transisi struktur oksida logam dengan
Dengan demikian, penggunaan metode menggunakan Avogadro. Selanjutnya, struktur 3D
Hartree Fock yang berdasarkan persamaan tersebut dioptimasi dilakukan berupa minimisasi
kuantum farmakologi yaitu ln A = P(i) q(i) + D energi untuk memperoleh konformasi struktur
merupakan langkah awal penentuan uji molekul terstabil dengan menggunakan

222
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2017 ISBN 978-602-50942-0-0
Kimia FMIPA UNMUL

Avogadro-NWCHEM. Pemodelan struktur Konformasi Struktur Terbaik dengan


bertujuan untuk mendapatkan struktur dengan Menggunakan Avogadro
energi minimum sehingga diperoleh keadaan yang Terlebih dahulu di buat struktur senyawa
relatif paling stabil. 3D pada 4 substituen senyawa yang kemudian
Avogadro digunakan untuk membantu dilakukan optimisasi untuk memperoleh
pembuatan berkas *.inp untuk input NWCHEM. konformasi struktur terbaik dengan menggunakan
Menu untuk NWCHEM Input Generator dalam Avogadro, setelah itu dilakukan input optimasi
Avogadro terdapat pada Extensions > NWCHEM dengan menggunakan himpunan basis 3-21G.
> Input Generator. . . dimana dilakukan input Berikut adalah gambar struktur senyawa 3D pada
perhitungan Hartree Fock berdasarkan optimasi 4 substituen senyawa hasil konformasi struktur
geometri dengan himpunan basis B3LYP/3-21G. terbaik dengan menggunakan Avogadro yang
Kemudian berkas input hasil dari generator yang sudah diberi penomoran sesuai dengan rantai yang
terintegrasi dalam Avogadro ini dapat langsung dekat dengan gugus fungsinya.
digunakan untuk melanjutkan ke tahap komputasi
struktur elektron.
Format umum perintah pada terminal untuk
memulai analisa struktur elektronik dengan
NwChem adalah :
$ ~/nwchem flavonoid.nw >& flavonoid1.out
Setelah proses perhitungan energi struktur
molekul pada NWCHEM selesai dilakukan, maka
dilakukan proses pemeriksaan data komputasi .out
yaitu file output dari perhitungan NWCHEM.
Gambar 1. Senyawa 1. Struktur senyawa 3D
Analisis Struktur dengan Metode Korelasi senyawa flavonoid hasil konformasi
Menentukan korelasi pada penelitian ini struktur terbaik dengan
menggunakan program GNU PSPP melalui menggunakan Avogadro
Sistem Operasi LINUX, data yang disajikan
merupakan data senyawa flavonoid variabel tak
bebas serta muatan atom dan perubahan entalpi
dengan Metode Hartree Fock. Perhitungan model
hubungan variabel bebas dengan aktivitas ini
menggunakan beberapa parameter statistik seperti
koefisien korelasi R dengan menggunakan metode
enter, berdasarkan pada persamaan kuantum
farmakologi yang telah dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2. Senyawa 2. Struktur senyawa 3D


Pada penelitian ini digunakan kajian QSAR senyawa flavonoid hasil konformasi
untuk senyawa flavonoid yang mempunyai struktur terbaik dengan
pengaruh kuat terhadap aktivitas antinosiseptif. menggunakan Avogadro
Analisis QSAR pada senyawa ini dilakukan
dengan parameter muatan bersih atom-atom (C1
C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 O1 O2) yang di
peroleh dari perhitungan Geometry Optimization
dilakukan dengan menggunakan metode RHF
(Restricted Hartree Fock). Metode ini dipilih
karena merupakan metode paling baik dalam
predikat sifat senyawa dibandingkan dengan
metode semiempiris maupun mekanika molekul.
Untuk memperoleh sifat struktur setiap Gambar 3. Senyawa 3. Struktur senyawa 3D
molekul maka perlu diketahui muatan bersih dan senyawa flavonoid hasil konformasi
momen dwikutub atom-atom sebagai parameter struktur terbaik dengan
dari 4 molekul senyawa flavonoid. menggunakan Avogadro

223
Azrina Nindia
Kimia FMIPA UNMUL

Optimization nya untuk dapat mengetahui muatan


bersih atom-atom dan momen dipolnya dengan
menggunakan parameter analisis, hasil
perhitungan Geometry Optimization itu disajikan
pada tabel 2 yang telah direkapitulasi pada sistem
statistik sehingga analisa correlation method
dapat langsung dilakukan untuk dapat diprediksi
persamaan kuantum farmakologi terbaiknya
dengan:
Gambar 4. Senyawa 4. Struktur senyawa 3D ln A = P(i) q(i) + D
senyawa flavonoid hasil konformasi Keterangan:
struktur terbaik dengan A = reaktivitas obat
menggunakan Avogadro P(i) = parameter statistic correlation method dan
kerapatan elektron dari atom ke i senyawa
Perhitungan Data di NWChem obat
Setelah perhitungan terinput di NWChem, D = momen dipol senyawa obat
selanjutnya dilakukan perhitungan di NWChem
dengan memasukkan berkas input ke dalam Dengan A adalah reaktifitas obat, P(i)
aplikasi NWChem. Selanjutnya dari hasil parameter statistik correlation method dan
perhitungan di NWChem didapatkan hasil kerapatan elektron dari atom ke i senyawa obat
perhitungannya berupa output dari data di dan D adalah momen dipol senyawa obat. Hasil
NWChem untuk di lakukan perhitungan rekapitulasi struktur elektronik yang berisi muatan
selanjutnya. atom-atom bersihnya dan momen dipolnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Rekapitulasi Struktur Elektronik
Selanjutnya semua molekul yang telah
teroptimasi diatas di hitung Geometry

Tabel 1. Nilai Deskriptor Elektronik Senyawa Flavonoid Hasil Perhitungan Metode Hartree Fock 3-21G
Molekul C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 O1 O2 D
- -
1 0,205 0,169 0,026 0,135 0,113 0,188 0,238 0,211 0,181 0,186
0,238 0,447
-
2 0,023 0,127 0,022 0,135 0,109 0,147 0,238 0,211 0,181 0,238 0,376
0,451
- - - - -
3 0,162 0,204 0,173 0,067 0,190 - 1,303
0,016 0,044 0,014 0,051 0,287
- - -
4 0,163 0,025 0,124 0,071 0,181 0,193 0,029 0,139 0,404
0,005 0,287 0,451

Dari data tabel 1 tersebut yang akan di uji Langkah-langkah mendapatkan QSAR:
statistika correlation method dengan data aktivitas 1. Dibuat model regresi untuk atom-atom yang
dari masing-masing senyawa menjadi parameter mempunyai korelasi cukup kuat dengan A
dipendennya yang di uji dari variabel model- yaitu C9, C7, C5, C10, C4, C3, C2, O1, O2
model yang di duga menjadi model terbaik dan dan D, sehingga diperoleh model:
pusat aktivitas sebagai antinosiseptif. A = βo + β1 C9 + β2 C7 + β3 C5 + β4 C10 + β5
C4 + β6 C3 + β7 C2 + β8 O1 + β9 O2 + β10 D + Ɛ
Analisis Struktur dengan Metode Korelasi , Ɛ ~ N (0,1)
Untuk senyawa flavonoid yang dianalisis 2. Diantara variabel independen atom tersebut,
correlation method berdasarkan keempat model D mempunyai korelasi terbesar yaitu 1. Atom
yang di duga dapat menjadi model terbaik sebagai lain yang berkorelasi kuat dengan D adalah
pusat aktif senyawa sebagai antinosiseptif yang di C7, C10, C2 dan O2. Korelasi terbesar
tampilkan pada tabel 2. terdapat pada D dan C2, sehingga C2 dapat
dikeluarkan dari model, karena D sudah

224
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2017 ISBN 978-602-50942-0-0
Kimia FMIPA UNMUL

mewakili C2. Demikian juga O2, modelnya 4. Selanjutnya, yang memiliki korelasi kuat
menjadi: (dibawah korelasi A dan C10) adalah C3. C3
A = βo + β1 C9 + β2 C7 + β3 C5 + β4 C10 + β5 mempunyai korelasi kuat dengan C4, C10,
C4 + β6 C3 + β8 O1 + β10 D + Ɛ , Ɛ ~ N (0,1) C7 dan kemudian atom-atom ini dikeluarkan
3. Setelah D, atom yang memiliki korelasi kuat dari model, sehingga modelnya menjadi:
dengan A adalah C10. Selanjutnya dilihat A = βo + β1 C9 + β3 C5 + β6 C3 + β8 O1 + β10 D
atom lain yang berkorelasi kuat dengan C10 + Ɛ , Ɛ ~ N (0,1)
yaitu O2, C9, C7. Dengan demikian atom C7 Karena jumlah data eksperimen yang tersedia
dikeluarkan juga dari model, modelnya hanya 4 aktivitas, maka parameter pada
menjadi: model harus < 4
A = βo + β1 C9 + β3 C5 + β4 C10 + β5 C3 + β6
C3 + β8 O1 + β10 D + Ɛ , Ɛ ~ N (0,1)

Tabel 2. Korelasi Antar Atom


ATOM

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 O1 O2 D A
- - - - - - -
C1 1.00 0.31 0.79 0.25 0.32 0.64
0.29 0.45 0.55 0.44 0.68 0.75 0.77
- - - - -
C2 1.00 0.96 0.43 0.43 0.34 0.07 0.42 0.26
0.29 0.12 0.42 0.25 0.23
- - - - - - - - -
C3 1.00 0.00 0.84 0.88
0.45 0.12 0.95 0.80 0.94 0.97 0.92 0.56 0.89
- - - -
C4 0.96 0.00 1.00 0.31 0.33 0.23 0.22 0.54 0.43
0.55 0.58 0.38 0.40
- - -
C5 0.31 0.43 0.31 1.00 0.59 1.00 0.99 0.76 0.53 0.74
0.95 0.63 0.72
- - - - -
C6 0.79 0.59 1.00 0.56 0.64 0.96 0.18 0.98
0.42 0.80 0.58 0.99 0.98
ATOM

- - -
C7 0.25 0.43 0.33 1.00 0.56 1.00 0.99 0.75 0.58 0.71
0.94 0.61 0.69
- - -
C8 0.32 0.34 0.23 0.99 0.64 0.99 1.00 0.81 0.58 0.78
0.97 0.69 0.76
- - - - -
C9 0.64 0.76 0.96 0.75 0.81 1.00 0.42 0.98
0.25 0.92 0.38 0.98 0.99
- - - -
O1 0.07 0.22 0.53 0.18 0.58 0.58 0.42 1.00 0.24
0.44 0.56 0.34 0.26
- - - - - - - -
O2 0.42 0.84 0.54 1.00 0.98
0.68 0.63 0.99 0.61 0.69 0.98 0.34 0.97
- - - - - - -
D 0.26 0.88 0.43 0.98 1.00 1.00
0.75 0.72 0.98 0.69 0.76 0.99 0.26
- - - - -
A 0.77 0.74 0.98 0.71 0.78 0.98 0.24 1.00
0.23 0.89 0.40 0.97 1.00

5. Dari model di atas yang memiliki korelasi 6. Dengan demikian, atom karbon 3 dan momen
terbesar dengan A adalah D dan C3, sehingga dipol secara simultan mempengaruhi
diperoleh model akhir: aktivitas, tetapi secara parsial atom karbon 3
A = βo + β6 C3 + β10 D + Ɛ , Ɛ ~ N (0,1) dengan nilai sig = 0,677 tidak mempengaruhi
Diperoleh nilai QSAR sebagai berikut: aktivitas. Momen dipol mempengaruhi
A = 2,15 + 0.03 C3 – 0.17 D aktivitas secara parsial.
Dari output diperoleh nilai sig = 0,041, 7. Jika diasumsikan tidak ada pengaruh atom
dimana kecil dari nilai α = 0.05 karbon 3 dan momen dipol, maka besarnya
aktivitas adalah 2,15. Jika diasumsikan tidak

225
Azrina Nindia
Kimia FMIPA UNMUL

ada pengaruh momen dipol, maka setiap [2] Chin, W.Y. (1989), “A Guide to The
kenaikan 1 atom karbon 3 akan menaikkan Wayside Trees of Singapore”, BP
nilai aktivitas sebesar 0,03. Jika diasumsikan Singapore Science Centre p. 145
tidak ada pengaruh atom karbon 3, maka [3] E. W. M. Verheij and R. E. Coronel, Plant
setiap kenaikan 1 momen dipol akan Resources of South East Asia: Edible Fruits
mengurangi aktivitas sebesar 0,17. and Nuts, PROSEA, Bogor, Indonesia,
2nd edition, 1992.
Oleh karena itu, dari hasil analisa keempat [4] Gnu-pspp. 2012. PSPP. Creative Commons
data eksperimen senyawa flavonoid, maka Attribution-No Derivs 3.0 United States
struktur molekul 1 adalah yang terbaik untuk License.
merancang obat baru karena momen dipolnya [5] Gordon, M. S dan Pople, J. A. 1968.
paling kecil dengan nilai 0,186 seperti pada Approximate Self-Consistent Molecular-
gambar 5 Setelah mendapatkan struktur terbaik Orbital Theory VI. INDO Calculated
untuk rancangan obat terbaru, kemudian bisa Equilibrium Geometries. The Journal of
dicari gugus molekul baru pada posisi C3 tersebut Chemical Physics 49 (10): 4643-4650.
dengan memutusnya pada posisi C3 yang [6] Hanum, M., 2003, Analisis Hubungan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan muatan Kuantitatif Antara Struktur dan Aktivitas
elektron C3 yang lebih besar yang dipengaruhi Fungisida Turunan 1,2,4-Thiadiazolin
oleh momen dipol (D). Struktur terbaik juga Berdasarkan Perhitungan Muatan Bersih
dipengaruhi oleh momen dipol karena semakin Atom, Skripsi S1 FMIPA, Universitas
kecil momen dipolnya, maka semakin besar Gadjah Mada, Yogyakarta.
aktivitasnya. [7] Hanwell, M. D., 2012. Avogadro: A
Framework for Quantum Chemistry
Calculation and Visualization.
http://blog.cryos.net/upload/MDHanwell-
ACS-Avo-Poster.pdf.
[8] Jensen, F. 2007. Introduction to
Computational Chemistry. John Willey &
Sons Ltd: Chichester.
[9] J. F. Morton, “Jamaica cherry,” in Fruits of
Warm Climates, J. F. Morton, Ed., pp. 65–
69, J.F. Morton, Miami, Fla, USA, 1987
[10] Jum'an, Arif., 2005. Analisis in Silico Sifat
respon Optik Nonliniear Beberapa
Gambar 5. Daerah Pusat Aktif Senyawa Senyawa Kromofor Organik Menggunakan
Flavonoid sebagai obat Metode Semiempirik, Skripsi S1, UGM,
antinosiseptif Yogyakarta.
[11] Kaneda N., Pezzuto, J.M., Soejarto, D.D.,
KESIMPULAN Kinghorn, A.D., Farnwort, N.R., Santisuk,
Dari hasil analisa yang di lakukan, maka T., Tuchinda, P., Udchachon, J. &
dapat disimpulkan bahwa: Reutrakul, V., 1991. “Plant Anticancer
1. Hubungan kuantitatif struktur senyawa Agents, XLVII. New Cytotoxic Flavanoids
flavonoid sebagai obat antinosiseptif from Muntingia calabura Roots”, J. Nat.
menunjukkan adanya hubungan kuantitatif Prod. 54, 196-206.
struktur yang nyata terhadap aktivitas atom- [12] Kubinyi, H., 1993. QSAR: Hansch Analysis
atom pada senyawa flavonoid dengan and Related Approach, VCH
persamaan A = 2,15 + 0.03 C3 – 0.17 D. Verlaggessellschaft, Weinheim.
2. Daerah pusat aktif senyawa flavonoid sebagai [13] Mariana, Lilik dkk. 2013. Analisis Senyawa
obat antinosiseptif terdapat pada C3 yang Flavonoid Hasil Fraksinasi Ekstrak
dipengaruhi oleh momen dipolnya. Diklorometana Daun Keluwih (Artocapus
camansi). [Chem. Prog. Vol. 6, No.2.
DAFTAR PUSTAKA November 2013].
[1] Bohm, H. J. & G. Klebe. 1996. Angew. [14] Markham, K.R. 1988. Cara Mengientifikasi
Chem. Int. Ed.35, 2589. Flavonoid. Penerjemah: Padmawinata, K.
Bandung : Penerbit ITB.

226
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2017 ISBN 978-602-50942-0-0
Kimia FMIPA UNMUL

[15] M. H. Mohd. Sani, Z. A. Zakaria, T. Balan, [18] N. Kaneda, J. M. Pezzuto, D. D. Soejarto et


L. K. Teh, and M. Z. Salleh, al., “Plant anticancer agents, XLVIII. New
“Antinociceptive activity of methanol cytotoxic flavonoids from Muntingia
extract of Muntingia calabura leaves and calabura roots,” Journal of Natural
the mechanisms of action involved,” Products, vol. 54, no. 1, pp. 196–206, 1991.
Evidence-Based Complementary and [19] Nshimo C.M., Pezzuto, J.M., Kinghorn,
Alternative Medicine, vol. 2012, Article ID A.D. & Farnsworth, N.R. (1993),
890361, 10 pages, 2012. “Cytotoxic Constituents of
[16] M. I. Mohd Yusof, M. Z. Salleh, L. K. Teh, Muntingia calabura Leaves and Stems
Norizan Ahmat, N. F. Nik Azmin, Z. A. Collected in Thailand”, Int. J. Pharmacol.
Zakaria, “Activity-Guided Isolation of 31, 77-81.
Bioactive Constituents with [20] Ohno, Koichi. 2004. Quantum Chemistry,
Antinociceptive Activity from Muntingia iwani Publishing Company. Tokyo.
calabura L. Leaves Using the Formalin [21] Pranowo, Harno Dwi, 2011. Pengantar
Test,” Evidence-Based Complementary and Kimia Komputasi. Bandung : Penerbit
Alternative Medicine, vol. 2013, Article ID Lubuk Agung.
715074, 9 pages. 2013.
[17] M. Jensen, “Trees commonly cultivated in
South East Asia: an illustrated field guide,”
in FAO Corporate Document Repository,
Craftsman Press, Bangkok, Thailand, 2nd
edition, 1999.

227

Anda mungkin juga menyukai