PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keseimbangan tubuh pada lansia tanpa disadari mulai menurun, hal ini sering
berakibat jatuh (Setiabudhi, 2013). Kemampuan keseimbangan tubuh baik saat diam
fungsi propioseptif, kekuatan otot, gangguan pada sistem vestibular dan visual.
tujuan untuk meningkatkan keseimbangan baik statis maupun dinamis melalui stretching
(Kloos & Heiss, 2007). Menurut Jowier, 2012 latihan keseimbangan adalah latihan
khusus untuk membantu meningkatkan kekuatan otot pada anggota gerak bawah dan
aktifitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan cara
keseimbangan tubuh.
mencegah terjadinya jatuh. Latihan keseimbangan ini juga sangat berguna untuk
dampak yang terjadi yang disebabkan karena ketidakmampuannya (Jowir, 2009). Dalam
latihan keseimbangan ini, gerakan-gerakan yang dihasilkan terkoordinasi dari otot-otot
tubuh sehingga diperoleh stabilitas dan fleksibilitas tubuh yang baik dan dapat
keseimbangan sehingga lansia tidak mudah jatuh dan dapat mengurangi risiko jatuh.
Kejadian jatuh yang dialami oleh lansia berdampak pada psikologis, sosiologis
serta emosional lansia itu sendiri.Menurut Stenley (2006), kejadian jatuh pada lansia
secara tidak langsung akan berdampak pada kemandirian lansia sehingga akan
bergantung pada orang lain dalam pemenuhan setiap aktivitasnya. Terdapat banyak
faktor yang berperan untuk terjadinya jatuh pada lansia. Beberapa faktor tersebut
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari
usia, perubahan fungsi kognitif dan riwayat penyakit. Faktor ekstrinsik yaitu faktor dari
degenerasi yang lebih besar daripada proses regenerasi. Dampak yang dihasilkan oleh
proses ini akan mengenai seluruh jaringan tubuh sehingga lansia sangat rentan
menderita suatu penyakit. Proses menjadi tua menimbulkan perubahan struktur dan
fungsi, baik fisik maupun mental yang akan mempengaruhi kemampuan seseorang
kompleks dari masalah fisik maupun psikososial. Salah satunya penurunan fisiologis
sistem muskuloskeletal, yaitu penurunan jumlah dan ukuran serabut otot (Pudjiastuti&
ketahanan, serta terbatasnya range of motion (ROM), akibat menurunnya kekuatan otot
tersebut menyebabkan terhambatnya masalah fisik sehari-hari pada lansia, salah
Jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera pada
populasi lansia. World Health Organization (WHO) tahun 2016 ,mencatat 424.000 orang
meninggal karena jatuh dan 80% berumur 65 tahun keatas. Berdasarkan Riset
Indonesia tahun 2013-2018 pada usia lebih sama dengan 45 tahun terdapat 28,4% pada
tahun 2013 dan mengalami penaikan pada tahun 2018 menjadi 32,1%. Sedangkan Di
NTB terdapat 8,8% pada tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2018
menjadi 8,7%.
didapatkan jumlah lansia sebanyak 83 orang pada bulan Desember 2019. Data penyakit
Risiko Jatuh Pada Lansia Di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB“.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Dalam Menurunkan Risiko Jatuh Pada Lansia Di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika
NTB
D. Manfaat Penelitian
1. Pasien/Responden
Mendapatkan perawatan dan latihan yang optimal dalam menurunkan risiko jatuh
pada lansia
berkaitan dengan latihan keseimbangan dalam menurunkan risiko jatuh pada lansia