Anda di halaman 1dari 16

20

[WOC TRAUMA KEPALA]

1
A. Web of Caution (WOC)

Trauma Tajam Cedera kepala Trauma Tumpul

Ekstra Cranial Cranium Intra Cranial

Fraktur
Terputusnya Laserasi/perdarahan
Rupur pembuluh
Terputusnya kontinuitas pada otak
darah vena
jariangan otot, kulit tulang
dan vaskulaer
Robekan arteri
menigia media

Rangsangan
Subdural
Nyeri Akut simpatis
Hematoma
Risiko Infeksi
Hematoma
epidural

Tekanan vaskuler,
Kolaborasi pemberian
Tekanan darang
antibiotic Nyeri Kepala
Bersihkan area lesi
Perubahan
denan Teknik aseptic Sirkulasi CSS
Jauhkan dari risiko
terpaparnya agen
infektan
Mual muntah 2
Tekanan pada
paru meningkat
Peningkatan TIK
Penekanan
Gangguan suplai batang otak
darah ke otak
Peningkatan
Gangguan
tekanan
perfusi jaringan Pemberian
hidrostatik
manitol
Kebocoran kapiler
0,25-1g/KgBB
Herniasi
Hipoksia jaringan
Kaji Status
otak
kesadaran
Pantau TTV
Control
perdarahan dan Udem pulmonal
eudemaIskemia

Cerebral
Hematoma

pH Arterial Cerebral Defisit Neurologi


Disfungsi Batang
Meningkat
Otak

Menstimulus Merangsang
Hipotalamus Hipofisis Gangguan Persepsi
Dilatasi Arteri Sensori
Penggunaan
antikonvulsan: Kerusakan saraf
Fenitoin
ataufosfenitoin pada Pelepasan ACTH motorik
fase akut (1gr dalam Aliran darah ke Streroid adrenalin
kecepatan otak meningkat
50mg/menit)
Deazepan atau Penghentian
lorazepam sekresi anto
Edema serebri Peningkatan asam Gangguan
Anastesi umum jika deuretik
kejang berlanjut lambung Mobilitas Fisik
lebih dari 60 menit
3
Kejang Diabetes Insipidus
Mual Muntah
acceleration-deselaration

Angular force

impact Direct impact

Shock waves(gel.kejut)

Efek Tekanan

Trauma kepala

Kulit kepala Tulang kepala jaringan otak

Hematoma pd. Kulit fr. Linear, fr.comunited, komusio,hematoma,


fr.depresed, fr. basis

B1 B2 B3 B4 B5 B6

ICP meningkat ADH dilepas Meningkatnya Control motorik dan Tubuh perlu energy Rusaknya neuron
Rangsangan simpatis postural konfusi untuk perbaikan motorik pada
menurun medulla spinalis
Rangsang simpatis retensi Na& air
meningkat

4
Meningkatkan output urine kat Control spinkter nutrisi kurang dari Paralisi otot
tahanan vaskuler menurun sistemik&TDmening urinarius eksternal keb. tubuh ekstremitas
Sistemik & TD tah.vaskuler menurun atau hilang

konsentrasi elektrolit Penghancuran Perubahan kekuatan


Sistem pembuluh meningkat System pembuluh Inkontinensia urine protein otot sebagai otot, tonus dan
darah Pulmonal tek. darah pulmonal sumber nitrogen aktivitas reflek
rendah tekanan rendah utama menurun
(00028)resiko (00016)Gangguan
gangguan eliminasi urine
keseimbangan cairan Tekanan hidrostatik
Meningkatkan Nitrogen hilang (00085)Hambatan
& elektrolit meningkat
tek.hidrostatik mobilitas fisik
Kebocoran cairan
kapiler
(00093)kelelahan/
Edema paru kelemahan fisik
Edema cerebral
Peningkatan
hambatan Difusi O2-
CO2 Bertambahnya vol.
intra cranial krna
perdarahan otak

Hipoksemia,hiperkap
nea Resiko PTIK, CPP
meningkat, MAP
meningkat
(00032)Ketidak
Efektifna Pola napas
(00024)Ganggaun
perpusi jaringan
(00030)Gangguan Cerebral 5
Pertukaran gas
(00132)Nyeri Akut
No. Diagnosa Keperawatan (NANDA) Nursing Outcome Classification (NOC) Nursing Income Classification (NIC)
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Tujuan: Manajemen Sirkulasi
Serebral (00201) 1. Status sirkulasi 1. Pantau nadi perifer
Definisi: penurunan oksigen yang 2. Status perfusi jaringan serebral 2. Catat warna kulit dan temperatur
mengakibatkan kegagalan Status sirkulasi: 3. Cek capilary refil
penerimaan nutrisi ke jaringan a. Tekanan darah dalam batas normal 4. Monitor status cairan, masukan dan keluaran yang
pada tingkat kapiler. b. Kekuatan nadi dalam batas normal sesuai
Batasan Karakteristik: c. Rata-rata tekanan darah dalam batas 5. Monitor lab Hb dan Ht
1. Perubahan status mental normal 6. Monitor perdarahan
2. Perubahan perilaku d. Tekanan vena sentral dalam batas normal 7. Monitor status hemodinamik, neurologis dan tanda vital
3. Kesulitan menelan e. Tidak ada hipotensi ortostatik Monitor Status Neurologi
4. Kelemahan f. Tidak ada bunyi jantung tambahan 8. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan dan reaksi pupil
5. Ketidaknormalan dalam g. Tidak ada angina 9. Monitor tingkat kesadaran
berbicara h. Tidak ada suara napas tambahan 10. Monitor tingkat orientasi
Faktor yang berhubungan: i. AGD dalam batas normal 11. Monitor GCS
1. Gangguan aliran arteri j. Perbedaan O2 arteri dan vena dalam batas 12. Monitor tanda vital
atau vena normal 13. Monitor respon pasien terhadap pengobatan
k. Kekuatan pulsasi perifer
l. Tidak ada pelebaran vena
m. Tidak ada edema perifer
Perfusi jaringan serebral:
a. Pengisian capilary refil
b. Kekuatan pulsasi perifer distal
c. Kekuatan pulsasi perifer proksimal
d. Kesimetrisan pulsasi perifer proksimal
e. Tingkat sensasi normal
f. Warna kulit normal
g. Kekuatan fungsi otot
h. Keutuhan kulit

6
i. Suhu kulit hangat
j. Tidak ada edema perifer
k. Tidak ada nyeri pada ekstremitas
Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
menunjukkan status sirkulasi, yang dibuktikan
dengan:
1. Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam
rentang yang diharapkan
2. Tidak ada ortostatik hipotensi
3. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
4. Klien mampu berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai kemampuan
5. Klien menunjukkan perhatian, konsentrasi,
dan orientasi
6. Klien mampu memproses informasi
7. Klien mampu membuat keputusan dengan
benar
8. Tingkat kesadaran klien membaik
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Tujuan: Airway Management:
Napas (00031) 1. Respiratory status: airway patency 1. Monitor respirasi dan status O2
Definisi: ketidakmampuan untuk Kriteria Hasil: 2. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
membersihkan sekresi atau Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
obstruksi dari saluran napas diharapkan pasien mampu menunjukkan status napas buatan
untuk mempertahankan bersihan pernapasan: kepatenan jalan napas dibuktikan 4. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw
jalan napas dengan: thrust bila perlu
Batasan Karakteristik: 1. Mengeluarkan sekret secara efektif 5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1. Suara napas tambahan 2. Mempunyai irama dan frekuensi dalam 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
seperti ronchi rentang normal 7. Lakukan suction pada mayor

7
2. Kesulitan untuk berbicara 3. Pada pemeriksaan auskultasi suara napas 8. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Faktor yang berhubungan: jernih 9. Berikan bronkodilator bila perlu
1. Spasme jalan napas 4. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien Airway Suction:
tidak merasa tercekik) 10. Pastikan kebutuhan oral.tracheal suctioning
11. Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning
12. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
13. Minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan
14. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untk
memfasilitasi suction nasotrakeal
15. Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
16. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
17. Monitor status oksigen pasien
18. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
19. Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2
Health Education:
20. Anjurkan pasien untuk menghindari posisi telentang
21. Beri dorongan untuk memilih posisi duduk, lateral, tegak
lurus untuk meningkatkan ekspansi paru
22. Anjurkan pasien untuk membuang sputum
menggunakan tisu menjaga personal hygiene ataupun
lingkungan
23. Anjurkan pasien untuk melaporkan jika ada perubahan
pada warna sputum
3. Nyeri Akut (00132) Tujuan: Pain Management:
Definisi: sensori yang tidak 1. Pain level 1. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
menyenangkan dan pengalaman 2. Pain control 2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
emosional yang muncul secara Kriteria Hasil: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala, kualitas dan

8
aktuala tau potensial kerusakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, faktor presipitasi
jaringan atau menggambarkan pasien diharapkan mampu memperlihatkan nyeri 3. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
adanya kerusakan. skala ringan, yang dibuktikan dengan: 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Batasan Karakteristik: 1. Mampu mengontrol nyeri, penyebab nyeri, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
1. Mengekspresikan mampu menggunakan teknik non 5. Pilih dan lakukan penangan nyeri (farmakologi,
perilaku farmakologi untuk mengurangi nyeri, nonfarmakologi dan inter personal)
2. Sikap melindungi area mencari bantuan 6. Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan
nyeri 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang relaksasi, mis. Pemijatan, mengatur posisi, teknik
3. Perubahan posisi untuk dengan menggunakan manajemen nyeri relaksasi
menghindari nyeri 3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 7. Gunakan teknik panas dan dingin sesuai anjuran untuk
4. Sikap tubuh melindungi frekuensi dan tanda nyeri) meminimalkan nyeri
nyeri 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 8. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
Faktor yang berhubungan: berkurang tindakan nyeri tidak berhasil
1. Agen cedera (fisik) 5. Tanda vital dalam rentang normal 9. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
10. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Analgesic Administration
11. Cek riwayat alergi
12. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan
frekuensi
13. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
14. Pilih analgesik uang diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih dari satu
15. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya
nyeri, tentukan rute pemberian, dan dosis optimal
16. Kolaborasi pemberian analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
17. Evaluasi efektibitas analgesik, tanda dan gejala

9
4. Ketidakseimbangan nutrisi Tujuan: Monitor Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh 1. Status nutrisi 1. Monitor BB jika memungkinkan
(00002) 2. Status gizi 2. Monitor adanya gangguan dalam input makanan
Definisi: asupan nutrisi tidak Kriteria Hasil: misalnya adanya mual muntah, perdarahan, bengkak,
mencukupi untuk memenuhi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dsb
kebutuhan metabolik. diharapkan pasien mampu: 3. Monitor respon klien terhadap situasi yang
Batasan Karakteristik: 1. Memperlihatkan status nutrisi pasien mengharuskan klien makan
1. Mual, muntah normal, yang dibuktikan dengan: 4. Monitor intake nutrisi dan kalori
2. Ketidakmampuan a. Intake nutrien normal 5. Monitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan
memakan makanan b. Intake makanan dan cairan normal 6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan
Faktor yang berhubungan: c. Berat badan normal dengan waktu klien makan
1. Ketidakmampuan d. Massa tubuh normal 7. Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order
menelan makanan e. Pengukuran biokimia normal Manajemen Nutrisi
2. Mual, muntah 2. Memperlihatkan status gizi: asupan nutrisi 8. Kaji adanya alergi makanan
dan cairan yang dibuktikan dengan: 9. Kaji makanan yang disukai oleh klien
a. Pasien mampu menjelaskan komponen 10. Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat
diet gizi adekuat untuk mencegah konstipasi
b. Pasien mentoleransi diet yang 11. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
dianjurkan 12. Sajikan makanan dengan tampilan yang menarik
c. Pasien memiliki nilai laboratorium 13. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi TKTP
dalam batas normal dan banyak mengandung vitamin C
d. Pasien melaporkan tingkat energi yang 14. Kolaborasi tim gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP
adekuat 15. Kolaborasi pemberian obat antiemetik
Manajemen Gangguan Makan
16. Yakinkan pasien dan berikan lingkungan yang tenang
selama makan
17. Siapkan kateter pengisap di samping tempat tidur dan
alat pengisap selama makan, bila diperlukan
18. Ubah pasien semi fowler, atau fowler tinggi untuk

10
memudahkan menelan, biarkan pasien pada posisi ini
selama 30 menit setelah makan untuk mencegah
aspirasi
19. Letakkan makanan pada bagian mulut yang tidak
bermasalah untuk memudahkan menelan
Monitoring Cairan
20. Tentukan riwayat jumlah dan tipe cairan dan kebiasaan
eliminasi
21. Tentukan kemungkinan faktor resiko ketidakseimbangan
cairan
22. Monitor serum albumin dan kadar protein total
23. Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan rasa haus
24. Monitor warna, kuantitas, dan BJ urin
25. Monitor distensi vena leher, krakles pada paru-paru,
edema perifer dan peningkatan BB
26. Monitor tanda dan gejala asites
Manajemen Cairan
27. Monitor hasil lab yang relevan dengan retensi cairan
28. Monitor adanya indikasi retensi cairan
29. Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
30. Berikan makanan ringan
31. Batasi intake cairan pada kondisi delusional hiponatremi
dengan Na serum dibawah 130 mEq/L
32. Konsulkan dengan dokter jika tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit meningkat atau
memburuk
33. Menata keberadaan produk darah untuk tranfusi
34. Siapkan pemberian produk darah
35. Berikan produk darah

11
Manajemen Berat Badan
36. Diskusikan dengan pasien kondisi medis yang
mempengarhi berat badan
37. Tentukan berat badan ideal pasien
38. Dorong pasien untuk membuat grafik berat badan setiap
minggu, jika sesuai
39. Informasikan pasien adanya dukungan yang bisa
membantunya
40. Bantu pasien untuk membuat perencanaan makanan
yang seimbang dan konsisten dengan tingkat
penggunaan energinya.
Manajemen Elektrolit
41. Monitor elektrolit serum abnormal, jika ada
42. Monitor manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit
43. Monitor respon pasien untuk menentukan therapi
elektrolit
44. Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit
45. Monitor secara ketat tingkat potassium serum pasien
yang mendapatkan obat digitasli dan diuretic
46. Pertahankan pencatatan intake-output cairan secara
akurat
47. Pertahankan kandungan elektrolit larutan IV dengan laju
aliran yang konstan, secara tepat
48. Berikan suplemen elektrolit sesuai dengen resep, jika
diperlukan.
49. Berikan zat pengikat elektrolit sesuai dengan yang
diresepkan.
50. Lakukan pengiriman spesimen untuk analisis tingkat
elektrolit di laboratorium

12
51. Lakukan tindakan untuk mengontrol kahilangan cairan
elektrolit yang berlebih secara tepat
52. Berikan diit yang tepat bagi pasien dengan
ketidakseimbangan elektrolit
53. Sediakan lingkungan yang aman bagi pasien dengan
gangguan neurologis atau neuromuskular sebagai
manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit
54. Konsultasiken dengan dokter jika tanda dan gejala
ketidakseimbangan elektrolit meningkat atau
memburuk.
55. Konsultasikan dengan dokter untuk pemberian
electrolyt-sparing medication secara tepat.
Manajemen Elektrolit: Hipokalsemia
56. Hindari pengobatan yang meurunkan kalsium serum
terionisasi
57. Hindari pemberian garam kalsium dengan bikarbonat
untuk mencegah presipitasi
58. Berikan intake vit D yang adekuat
Manajemen Elektrolit: Hiperpospathemia
59. Berikan pengikat phospat dan obat diuretik yang
diresepkan dengan makanan yang menurunkan absorbsi
phospat
60. Berikan kalsium dan vit D yang diresepkan untuk
mengurangi tingkat phospat.
Health Education:
61. Ajari keluarga mengenai jenis, penyebab dan
pengobatan ketidakseimbangan elektrolit
62. Anjurkan untuk mengkonsumsi kalsium
63. Hindari makanan kaya dengan phospat

13
5. Kerusakan Integritas Kulit Tujuan: Pengawasan kulit
(00046) 1. Integritas kulit 1. Observasi ekstremitas untuk warna, keringat, nadi,
Definisi: perubahan/gangguan Kriteria Hasil: tekstur, edema dan luka
epidermis dan/ atau dermis. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2. Inspeksi kulit dan membran mukosa untuk kemerahan,
Batasan Karakteristik: 3x24 jam diharapkan pasien menunjukkan panas, drainase
1. Kerusakan lapisan kulit integritas jaringan kulit, yang dibuktikan dengan: 3. Monitor kulit pada daerah kemerahan
2. Gangguan permukaan 1. Suhu, elastisitas, dehidrasi dan sensasi 4. Monitor penyebab tekanan
kulit 2. Perfusi jaringan 5. Monitor adanya infeksi
Faktor yang berhubungan: 3. Keutuhan kulit 6. Monitor warna kulit
Eksternal: 7. Monitor temperatur kulit
1. Faktor mekanik 8. Catat perubahan kulit dan membran
Internal: 9. Monitor kulit area kemerahan
1. Perubahan turgor Manajemen Tekanan
2. Perubahan sirkulasi 10. Elevasi ekstremitas yang terluka
11. Monitor status nutrisi pasien
12. Monitor sumber tekanan
13. Monitor mobilitas dan aktivitas pasien
14. Mobilisasi pasien minimal setiap 2 jam sekali
15. Ajarkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar.
6. Resiko Infeksi (00004) Tujuan: Kontrol Infeksi
Definisi: peningkatakan resiko 1. Meningkatkan status kekebalan pasien 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
masuknya organisme patogen. 2. Mengontrol infeksi 2. Pertahankan tehnik isolasi
Faktor yang berhubungan: Kriteria Hasil: 3. Batasi pengunjung bila perlu
1. Prosedur invasif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat
2. Ketidakcukupan 3x24 jam diharapkan: berkunjung dan setelah berkunjung
pengetahuan untuk 1. Status kekebalan pasien meningkat, yang 5. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan
menghindari paparan dibuktikan dengan kriteria hasil: 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
patogen trauma a. Tidak didapatkan infeksi berulang keperawatan

14
3. Kerusakan jaringan dan b. Tidak didapatkan tumor 7. Gunakan universal precaution dan gunakan sarung
peningkatan paparan c. Status respirasi sesuai yang diharapkan tangan selma kontak dengan kulit yang tidak utuh
lingkungan d. Temperatur badan sesuai yang 8. Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
4. Ruptur membran amnion diharapkan 9. Berikan terapi antibiotik bila perlu
5. Agen farmasi e. Integritas kulit 10. Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti
6. Malnutrisi f. Integritas mukosa kemerahan, panas, nyeri, tumor
7. Peningkatan paparan g. Tidak didapatkan fatigue kronis 11. Kaji temperatur tiap 4 jam
lingkungan patogen h. Reaksi skintes sesuai paparan 12. Catat dan laporkan hasil laboratorium, WBC
8. Imunosupresi 2. Mengontrol infeksi dengan kriteria hasil 13. Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial
9. Ketidakadekuatan imun a. Mendeskripsikan proses penularan 14. Istirahat yang adekuat
buatan penyakit 15. Kaji warna kulit, turgor dan tekstur, cuci kulit dengan
10. Tidak adekuat b. Mendeskripsikan faktor yang hati-hati
pertahanan sekunder mempengaruhi terhadap proses 16. Ganti IV line sesuai aturan yang berlaku
11. Tidakk adekuat penularan penyakit 17. Pastikan perawatan aseptik pada IV line
pertahanan tubuh primer c. Mendeskripsikan tindakan yang dapat 18. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
dilakukan untuk pencegahan proses 19. Berikan antibiotik sesuai autran
penularan penyakit 20. Ajari pasien dan keluarga tanda dan gejal infeksi dan
d. Mendeskripsian tanda dan gejala kalau terjadi melaporkan pada perawa
infeksi 21. Ajarkan klien dan anggota keluarga bagaimana
e. Mendeskripsikan penatalaksanaan mencegah infeksi
yang tepat untuk infeksi Proteksi Infeksi
22. Monitor tanda dan gejala infeksi
23. Monitor hitung granulosit, WBC
24. Monitor kerentanan terhadap infeks
25. Batasi pengunjung
26. Saring pengunjung terhadap penyakit menular

15
16

Anda mungkin juga menyukai