Anda di halaman 1dari 6

VISUAL SCHEDULE TERHADAP PENURUNAN BEHAVIOR PROBLEM

SAAT AKTIVITAS MAKAN DAN BUANG AIR PADA ANAK AUTIS


(Visual Schedule towards the Decline of Behavioral Problems in Feeding Activities
and Defecation in Children with Autism)

Sandu Siyoto*
*Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri
Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri
Email: siyotos@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Autis merupakan gangguan perkembangan perpasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan
keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku (behavior), komunikasi dan interaksi sosial. Salah satu cara bagi
anak autis yaitu dengan visual schedule. Visual schedule merupakan metode pembelajaran yang berupa informasi dalam
bentuk visual yang mengomunikasikan serangkaian aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh visual
schedule terhadap penurunan behavior problem saat aktivitas makan dan buang air pada anak autis di Yayasan Badan
Pendidikan Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri. Metode: Desain yang di gunakan Pra eksperimental One Group Pre
Post Test Desaign, jumlah populasi 30 responden, menggunakan tehnik Purposive Sampling didapatkan sampel sebanyak
16 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikan p = 0,011 < 0,05 dengan menggunakan uji statistik
wilcoxon, yang berarti ada pengaruh visual schedule terhadap penurunan behavior problem saat aktivitas makan dan
buang air pada anak autis di Yayasan Badan Pendidikan Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri Tahun 2014. Diskusi:
Visual schedule dapat diterapkan sebagai terapi pada anak autis yang memiliki behavior problem, karena teknik tersebut
dapat memberikan pengaruh pada anak autis untuk dapat menurunkan behavior problem.

Kata kunci: visual schedule, penurunan behavior problem, anak autis

ABSTRACT
Introduction: Autism is a pervasive developmental disorder in children that is characterized by the disruption and delays
in cognitive, language, behavior, communication and social interaction. One of the ways for children with autism is the
visual schedule. Visual schedule is a learning method in the form of information in a visual form that communicates a
series of activities. This study aimed to determine the effects of a visual schedule to decrease problem behaviors when
feeding activity and defecation in children with autism in the Foundation Board of Christian Education Wetan Jawi
(YBPK) Kediri. Methods: Research design was One Group Pre Post Test Design, with a population of 30 respondents,
used the purposive sampling technique obtained a sample of 16 respondents. When the reseachon April 16 Until Mei
17, 2014. Results: The results showed obtained Asymp significant p = 0.011 < 0.05 with Wilcoxon statistical test, which
means that HO was rejected and H1 accepted schedule. It means there were visual effects on reducing behavioral problems
in feeding activity and defecation in children with autism in the Foundation Board of Christian Education Wetan Jawi
(YBPK) Kediri in 2014. Discussions: The Visual schedules can be applied in the treatment of autistic children who have
behavior problems, because these techniques can provide influence on autistic children to be able to decrease behavior
problems.

Keywords: Visual Schedule, decline in behavior problems, children with autism

PENDAHULUAN bahkan sama sekali tidak dapat dimengerti.


Anak autis pada umumnya berkelakuan
Aut isme me r upa k a n ga ng g u a n
compulsive (memberontak) dan retualistik
perkembangan perpasif pada anak yang
yang artinya anak autis melakukan tindakan
ditandai dengan adanya gangguan dan
berulang yang kemungkinan besar akibat
keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,
proses perkembangan yang biasanya tampak
perilaku (behavior), komunikasi dan interaksi
jelas sebelum anak mencapai usia 3 tahun
sosial. Autisme merupakan kelainan yang
(Winarno, 2013).
terjadi pada anak yang tidak mengalami
Mayoritas anak autis menunjukkan
perkembangan normal, khususnya dalam
perilaku (behavior) yang tidak pantas.
hubungan dengan orang lain. Anak autis
Istilah alat bantu visual digunakan untuk
menggunakan bahasa lain yang tidak normal,

250
Visual Schedule terhadap Penurunan Behavior Problem (Sandu Siyoto)

menggambarkan beragam benda yang mengalami behavior problem saat aktivitas


membantu anak autis agar lebih mudah makan dan buang air.
berkomunikasi dan menjaga perilakunya. Anak autisme mengalami gangguan
Gambar adalah alat bantu visual yang efektif perkembangan yang sangat kompleks, yang
dalam berkomunikasi. Gambar juga membantu disebabkan oleh adanya kerusakan pada
anak untuk mengetahui apa yang ada dalam otak sehingga mengakibatkan gangguan
dunianya ketika dia berupaya memahami dalam bidang perkembangan, perkembangan
rangsangan yang diterimanya (Kidd, 2011). interaksi dua arah, perkembangan interaksi
Hampir semua anak autis mengalami behavior timbal balik, dan perkembangan perilaku
problem, hanya intensitas dan keluasannya (Hasdianah, 2013). Anak autis memiliki
yang berbeda. Bantuan-bantuan atau strategi sensasi yang berbeda tentang tubuhnya. Oleh
visual dapat diterapkan untuk mereduksikan sebab itu anak autis tidak dapat belajar buang
permasalahan perilaku/behavior problem air seperti anak normal. Perbedaan proses
yang biasa terjadi pada anak autis tersebut pengindraan ini juga yang membuat anak
(Winarno, 2013). autis menjadi sosok yang sangat pemilih
Prevalensi autis pada anak berkisar 2–5 dalam hal makanan dan tidak mau buang
penderita dari anak 10.000 anak-anak di bawah air kecil atau besar di toilet. Selain pemilih
12 tahun. Apabila retardasi (keterbelakangan dalam hal makanan anak autis juga tidak
mental) berat dengan beberapa gambaran dapat menjaga perilakunya pada saat makan,
autisme dimasuk kan, maka angkanya misalnya melompat-lompat, naik ke atas meja.
meningkat menjadi 20 penderita dari 10.000 Oleh karena itu mereka membutuhkan alat
anak. Rasio perbandingan 3:1 untuk anak laki- bantu visual untuk menggambarkan beragam
laki dan perempuan. Dengan kata lain, anak benda yang dapat membantu anak autis agar
laki-laki lebih rentan menyandang sindrom lebih mudah berkomunikasi dan menjaga
autisme dibanding anak perempuan. Bahkan perilakunya (Kidd, 2011).
diprediksikan oleh para ahli bahwa kuantitas Visual schedule merupakan suatu
autisme pada tahun 2015 akan mencapai 60% infor masi dalam bent uk visual yang
dari keseluruhan populasi anak di seluruh mengomunikasikan serangkaian aktivitas.
dunia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) Visual schedule dapat membantu meningkatkan
menyatakan perkembangan anak autis semakin perhatian dalam memahami perintah, aturan,
bertambah dari tahun ke tahun. Prevalensi dan kegiatan pada anak autis. Visual schedule
autis berkisar 1–2 per 1000 penduduk dengan sebuah metode yang penting untuk mengatasi,
distribusi pada laki-laki lebih banyak dari mencegah dan mereduksi kecemasan pada
pada wanita (4:1). Hal ini menjadi bukti bahwa anak autis, apabila harapan dan tuntutan
kebutuhan akan layanan anak autis semakin lingkungan sosial tidak dapat mereka mengerti
meningkat bersamaan dengan jumlah anak maka anak autis akan merasakan kecemasan,
autis (Hasdianah, 2013). sehingga dapat memunculkan permasalahan
Berdasarkan studi pendahuluan yang perilaku. Visual schedule dapat membantu
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 anak autis menjadi mandiri dalam melakukan
Oktober 2013 di Yayasan Badan Pendidikan kegiatan sehari-hari, karena mengajarkan pada
Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri, anak untuk mengikuti visual schedule tanpa
dilakukan dengan wawancara kepada instruksi atau bantuan verbal (Yuliana, 2011).
pengajar dan secara observasi kepada anak
autis didapatkan 2 anak mempunyai behavior
BAHAN DAN METODE
problem saat aktivitas buang air dan 1 anak
mempunyai behavior problem saat aktivitas Desain penelitian yang dibuat dalam
makan. Hal ini membuktikan bahwa rata- penelitian ini adalah One Group Pra Post
rata anak autis di Yayasan Badan Pendidikan Test Design. Pada penelitian ini populasinya
Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri adalah seluruh siswa-siswi di Yayasan Badan

251
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 250–255

Pendidikan Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota bahwa sebagian besar responden berusia <10
Kediri, Sampel yang memenuhi kriteria inklusi. tahun yaitu sebanyak 8 responden (50%).
Teknik sampling yang digunakan adalah Diketahui bahwa sebagian besar berjenis
purposive sampling. Instrumen pengumpulan kelamin laki-laki yaitu sebanyak 11 responden
data pada penelitian ini menggunakan lembar (69%), sebagian besar responden kelas III yaitu
observasi. Prosedur Pengolahan Data dengan sebanyak 4 responden (25%) dan kelas IV
cara Editing, Coding, Skoring, dan Tabulating. yaitu sebanyak 4 responden (25%), behavior
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian problem pada saat aktivitas makan dan buang
ini adalah uji wilcoxon. air kriteria baik sebesar (6,2%) dan kriteria
cukup sebesar (43,8%) sedangkan kriteria
kurang sebesar (50%). Behavior problem
HASIL
sesudah pemberian visual schedule pada saat
aktivitas makan dan buang air kriteria baik
sebesar (12,5%) dan kriteria cukup sebesar
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
(81,2%) sedangkan kriteria kurang sebesar
Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
(6,2%).
Kelas, Frekuensi Behavior Problem
Sebelum Pemberian Visual dan Distribusi hasil analisis pengaruh
Frekuensi Behavior Problem Setelah visual schedule terhadap penurunan behavior
Pemberian Visual problem saat aktivitas makan dan buang air
pada anak autis di Yayasan Badan Pendidikan
No Karakteristik N % Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri
1 Usia
Tahun 2014 didapatkan behavior problem
Umur 6–10 th 8 50
Umur 10–12 th 5 31 post test < behavior problem pre test yaitu
Umur 13 th 3 19 sebanyak 9 responden dan behavior problem
Total 16 100 post test > behavior problem pre test yaitu
2 Jenis Kelamin sebanyak 1 responden, sedangkan behavior
Laki-laki 11 69 problem post test = behavior problem pre test
Perempuan 5 31 yaitu sebanyak 6 responden.
Total 16 100
Dari hasil uji statistik wilcoxon untuk
3 Kelas
Kelas 1 2 12 mengetahui pengar uh visual schedule
Kelas 2 2 13 terhadap penurunan behavior problem saat
Kelas 3 4 25 aktivitas makan dan buang air pada anak
Kelas 4 4 25 autis di Yayasan Badan Pendidikan Kristen
Kelas 5 3 19 Jawi Wetan Kota Kediri Tahun 2014 didapat
Kelas 6 1 6
nilai signifikan Asymp. Sig (2-tailed) atau
Total 16 100
p = 0,011 < 0,05 yang H0 ditolak dan H1
4 Frekuensi Behavior Problem
Sebelum Pemberian Visual diterima artinya ada pengaruh visual schedule
Schedule 1 6,2 terhadap penurunan behavior problem saat
Baik 7 43,8 aktivitas makan dan buang air pada anak autis
Cukup 8 50 di Yayasan Badan Pendidikan Kristen Jawi
Kurang 16 100 Wetan Kota Kediri Tahun 2014.
Total
5 Frekuensi Behavior Problem
Sebelum Pemberian Visual PEMBAHASAN
Schedule 2 12,5
Baik 13 81,2 Behavior Problem Saat Aktivitas
Cukup 1 6,2 Makan dan Buang Air pada Anak Autis
Kurang 16 100 Sebelum Diberikan Visual Schedule
Total
Berdasarkan dari data yang didapat
Sumber: Data primer, Tahun 2014. selama penelitian bahwa dari 16 responden
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui didapatkan responden behavior problem

252
Visual Schedule terhadap Penurunan Behavior Problem (Sandu Siyoto)

saat aktivitas makan dan buang air sebelum timbul yaitu seperti rasa marah, gembira,
diberikan visual schedule kriteria baik bahagia, takut dan benci. Sebagian besar
sebesar (6%) dan kriteria cukup sebesar (44%) responden berusia kurang dari 10 tahun, akan
sedangkan kriteria kurang sebesar (50%). tetapi dapat ditemukan pula penyandang autis
Aut isme me r upa k a n ga ng g u a n pada tahap pendidikan taman kanak-kanak.
perkembangan perpasif pada anak yang Hal ini menunjukkan bahwa gangguan autis
ditandai dengan adanya gangguan dan bisa terjadi saat usia di bawah 4 tahun bahkan
keterlambatan dalam bidang kognitif, sebelum usia 2,5 tahun.
bahasa, perilaku (behavior), komunikasi
dan interaksi sosial (Winarno, 2013). Anak Behavior Problem saat Aktivitas Makan
autisme mengalami gangguan perkembangan dan Buang Air pada Anak Autis Sesudah
Diberikan Visual
yang sangat kompleks, termasuk gangguan
pada perilakunya (behavior) yang disebabkan Berdasarkan dari data yang didapat
oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga selama penelitian bahwa dari 16 responden
mengakibatkan gangguan dalam bidang didapatkan responden yang mengalami
perkembangan, perkembangan interaksi dua behavior problem saat aktivitas makan dan
arah, perkembangan interaksi timbal balik buang air sesudah terapi visual schedule
(Hasdiana, 2013). Anak autis memiliki sensasi kriteria baik sebesar (12,5%) dan kriteria
yang berbeda tentang tubuhnya. Oleh sebab cukup sebesar (81,2%) sedangkan kriteria
itu anak autis tidak dapat belajar buang kurang sebesar (6,2%).
air seperti anak normal. Perbedaan proses Autisme merupakan jenis gangguan
pengindraan ini juga yang membuat anak yang berkelanjutan dan paling umum terjadi
autis menjadi sosok yang sangat pemilih dalam prevalensi dari setiap 10.000 anak dan
dalam hal makanan dan tidak mau buang terjadi 2-4 kali lebih sering pada anak laki-laki
air kecil atau besar di toilet. Selain pemilih dibandingkan perempuan. Autisme berbeda
dalam hal makanan anak autis juga tidak dari mental retardation, meskipun banyak
dapat menjaga perilakunya pada saat makan, anak autis juga mengalaminya (Winarno,
misalnya melompat-lompat, naik ke atas meja. 2013). Visual shedule adalah suatu informasi
Oleh karena itu mereka membutuhkan alat dalam bentuk visual yang mengomunikasikan
bantu visual untuk menggambarkan beragam serangkaian aktivitas yang akan datang. Visual
benda yang dapat membantu anak autis agar schedule dapat membantu meningkatkan
lebih mudah berkomunikasi dan menjaga perhatian dalam memahami perintah, aturan,
perilakunya (Kidd, 2011). dan kegiatan pada anak autis. Visual schedule
Dari uraian di atas, peneliti berpendapat sebuah metode yang penting untuk mengatasi,
bahwa sebelum diberikan visual schedule, mencegah dan mereduksi kecemasan pada anak
sebagian besar dari anak autis yang ada di autis, apabila harapan dan tuntutan lingkungan
Yayasan Badan Pendidikan Kristen Jawi sosial tidak dapat mereka mengerti maka anak
Wetan (YBPK) Kota Kediri memiliki behavior autis akan merasakan kecemasan, sehingga
problem saat aktivitas makan dan buang air dapat memunculkan permasalahan perilaku
yang kurang. Yang artinya sebagian besar (Yuliana, 2011). Pada penelitian Yuliana (2011)
anak autis mengalami masalah dalam perilaku mengatakan bahwa permasalahan perilaku
(behavior problem). Faktor yang memengaruhi anak autis dapat direduksikan yang awalnya
behavior problem anak autis yang sebagian memiliki persentase 76% menjadi 61%.
besar adalah kurang di Yayasan Badan Berdasarkan uraian di atas, peneliti
Pendidikan Kristen Jawi Wetan (YBPK) berpendapat bahwa behavior problem anak
Kota Kediri yaitu karena faktor emosi, yang autis setelah diberikan visual schedule
ditunjukkan dengan perubahan perilaku sebagian besar adalah cukup. Hal ini sama
dalam beraktivitas sehari hari, salah satunya dengan sebelum pemberian visual schedule,
ditunjukkan pada saat aktivitas makan dan akan tetapi setelah pemberian visual schedule
buang air. Beberapa perubahan perilaku yang ini terdapat penurunan behavior problem di

253
Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 250–255

mana sebelum pemberian visual schedule pada anak autis di Yayasan Badan Pendidikan
behavior problem pada anak autis yang kurang Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri
sebanyak 8 responden, setelah visual schedule Tahun 2014 didapat nilai signifikan Asymp.
menjadi 1 responden, dan behavior problem Sig (2-tailed) atau p = 0,011 < 0,05 yang berarti
baik sebelum visual schedule 1 responden, H0 di tolak dan H1 artinya ada pengaruh
setelah visual schedule menjadi 2 responden. visual schedule terhadap penurunan behavior
hal ini membuktikan bahwa visual schedule problem saat aktivitas makan dan buang air
efektif untuk menangani behavior problem pada anak autis di Yayasan Badan Pendidikan
saat aktivitas makan dan buang air pada anak Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Kediri
autis. Dengan visual schedule akan membantu Tahun 2014.
mengatasi, mencegah dan mereduksi Hasil penelitian tersebut sesuai
kecemasan pada anak autis. Apabila suatu dengan penemuan para peneliti bahwa visual
harapan tidak dapat dimengerti oleh anak schedule dapat membantu dalam memahami
autis maka akan menyebabkan munculnya adanya peralihan-peralihan atau perubahan
suatu kecemasan. Dari hasil penelitian aktivitas. Anak autis diberikan pengertian
ditemukan 6 orang anak autis yang mengalami melalui visual schedule dengan tujuan untuk
behavior problem tetap dan 1 orang anak autis mengomunikasikan bahwa akan ada perubahan
mengalami peningkatan behavior problem. atau peralihan aktivitas yang memungkinkan
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh derajat dapat mengatasi permasalahan-permasalahan
kerusakan saraf atau derajat autisme anak perilaku tersebut. Demikian juga bahwa
tersebut lebih parah. Kemungkinan penyebab kemampuan belajar anak autis dapat
yang lain adalah kurangnya peran serta orang ditingkatkan dengan menggunakan visual
tua dalam pemberian visual schedule dan schedule, karena anak dengan gangguan
pencegahan timbulnya behavior problem autisme lebih mampu berpikir secara visual,
ketika berada di rumah sehingga pemberian sehingga anak lebih mudah mengerti apa yang
visual schedule ketika berada di sekolah tidak dilihat daripada apa yang didengar, oleh karena
memberikan pengaruh dalam penurunan itu visual schedule dipilih agar anak autis lebih
behavior problem pada beberapa anak autis mudah memahami berbagai hal yang ingin
tersebut. disampaikan (Yuliana, 2011).
Berdasarkan uraian di atas peneliti
Analisis Pengaruh Visual Schedule terhadap berpendapat bahwa terdapat penurunan
Penurunan Behavior Problem Saat Aktivitas behavior problem saat aktivitas makan dan
Makan dan Buang Air
buang air pada anak autis melalui visual
Behavior problem saat aktivitas makan schedule, di mana terdapat 8 responden yang
dan buang air pre test dengan behavior problem sebelum diberikan visual schedule memiliki
saat aktivitas makan dan buang air post test behavior problem yang kurang dan sesudah
dari 16 responden post test menunjukkan diberikan visual schedule memiliki behavior
behavior problem pre test pada anak autis problem yang cukup, serta 7 responden yang
kriteria baik sebanyak 1 responden (6,2%), sebelum diberikan visual schedule memiliki
kriteria cukup sebanyak 7 responden (43,8%) behavior problem yang cukup dan sesudah
dan kriteria kurang sebanyak 8 responden diberikan visual schedule memiliki behavior
(50%). Behavior problem saat aktivitas makan problem yang baik.
dan buang air pada anak autis kriteria baik
sebanyak 2 responden (12,5%), kriteria cukup
SIMPULAN DAN SARAN
sebanyak 13 responden (81,2%), kriteria
kurang sebanyak 1 responden (6,2%). Simpulan
Hasil uji statistik wilcoxon, pengaruh Visual schedule dapat menurunkan
visual schedule terhadap penurunan behavior behavior problem saat aktivitas makan dan
problem saat aktivitas makan dan buang air buang air pada anak autis di Yayasan Badan

254
Visual Schedule terhadap Penurunan Behavior Problem (Sandu Siyoto)

Pendidikan Kristen Jawi Wetan (YBPK) Kota Hasdianah. 2013. Autis Pada Anak Pencegahan,
Kediri. Pe r a w a t a n , d a n Pe n g o b a t a n .
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saran Kidd, Susan Larson. 2011. Anakku Autis, Aku
Harus Bagaimana?. Jakarta: PT Bhuana
Diharapkan orang tua juga menerapkan
Ilmu Populer.
visual schedule saat aktivitas makan dan
Winarno, 2013. Autisme dan Peran Pangan.
buang air di rumah secara kontinyu untuk Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
membantu mengurangi behavior problem Yuliana, Elisa. 2011. Visual Schedule Untuk
pada anaknya. Sebagai salah satu pedoman Menurunkan Behavior Problem Pada
bagi tenaga profesional kesehatan yang Autis. Tesis. Semarang: Universitas
memberikan asuhan pelayanan kesehatan pada Katolik Soegijapranata.
penderita autis, terutama dalam hal melakukan
intervensi keperawatan terapi visual schedule
sebagai salah satu alternatif terapi yang dapat
membantu penurunan behavior problem anak
autis.

KEPUSTAKAAN

255

Anda mungkin juga menyukai