KELOMPOK 1
SORONG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “Askep Lanjut Usia Dengan Gangguan Sistem
Endokrin Pada Kasus Diabetes Melitus”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salahsatu
tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Kami menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dan sumber untuk itu kami menyampaikan rasa hormat kami dan terimakasih
kepada Dosen pengampuh kami Ibu Ns. Novita Mansoben, S.Kep., M.Kep yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang,semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................... 23
B. Saran ...................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada
sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain
sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Pada usia lanjut terjadi perubahan
anatomik-fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada sistem endokrin
khususnya penyakit diabetes mellitus. Perubahan tersebut pada umumnya berpengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi
dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living
(Fatmah, 2010). Usia harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh
status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi yang
semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.
Penyakit DM sering terjadi pada kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia >65
tahun, 8,6 % menderita DM tipe II. Angka ini mencakup 15 % populasi pada panti lansia
(Steele, 2008). Laporan statistik dari International Diabetik Federation menyebutkan, bahwa
sudah ada sekitar 230 juta orang pasien DM. Angka ini terus bertambah hingga 3 % atau
sekitar 7 juta orang tiap tahunnya. Dengan demikian, jumlah pasien DM diperkirakan akan
mencapai 350 juta orang pada tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada di Asia,
terutama India, Cina, Pakistan, dan Indonesia (Tandra, 2007).
1
B. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kperawatan pada lansia secara profesional
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan gerontik dengan Diabetes melitus.
b. Merumuskan diagnosis keperawatan gerontik dengan Diabetes melitus.
c. Menyusun rencana keperawatan gerontik dengan Diabetes melitus.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan Gerontik pada klien dengan Diabetes
Melitussesuai dengan teori yang didapat di bangku kuliah serta menambah wawasan dan
memperluas pengetahuan bagi penulis.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Penyakit Dm secara umu dapat di akibatkan oleh konsumsi makanan yag tidak
terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat-obatan tertentu. Selain itu, DM di
sebabkan oleh tidak cukupnya hormon insulin yang di hasilkan pankreas untuk menetralkan
gula darah dalam tubuh. Adapun faktor resiko seseorang yang menderita DM;
1. Faktor keturunan
3
2. Obesitas ( kegemukan )
Jika asupan kalori perhari seorang berlebihan, maka kalori yang tidak tepakai akan
diubah menjadi lemak. Jadi, kelebihan kalori menyebabkan seseorang menjadi kegemukan.
Kalau berat banda naik 1 kg, itu sama artinya ada kelebihan asupan 8000 kalori yang
diubah menjadi lemah ( 8000 kalori = 1 kg berat badan manusia ).
Semua makanan yang berkarbohidrat pasti mengandung kalori jadi dapat di tarik
kesimpulan, jika seseorang menonsumsi makanan berkalori dapat di pastikan asupan
karbohidrat ke dalam tubuh akan bertambah. Karbohidrat di dalam tubuh akan di ubah
menjadi gula untuk di jadika energi ( tenaga ) . jika jumlah insulin yang di hasilkan
pankreas tidak mencukupi untuk mnegendalikan tingkat kadar gula di dalam tubuh, maka
kelebihan gula tersebut akan menyebabkan gula darah menjadi tinggi
Penyakit hipertensi ( tekanan darah tinggi ) sanagat berbahaya bagi kesehatan dengan
tingginya kadar lemak dalam darah, sensivitas darah terhadap insulin menjadi sanagat
rendah ooleh karena itu, mereka yang menderita tekanan darah tinggi di harapkan untuk
mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, seperti buah dan sayuran, sehingga
mampu menigkatkan sensivitas insulin.
Jika sensivitas insulin meningkat maka kontrol gula akan lebih baik dan kadar lemak
dalam darah menjadi rendah. Rendahnya kadar lemak dalam darah akan menurunkan
kemungkinan timbulnya komplikasi penyakit jantung sehingga ikut menurunkan angka
kematian pada penderita DM
4
4. Level kolestrol yang tinggi
DM adalah dimana keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal.
Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung
meninggkatkan kadar kolestrol dan gliserida dalam tubuh. Kolestrol LDL pada penderita
diabetes lebih ganas, bentuk nya lebih padat dan ukurannya lebih kecil sehingga sangat
mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (atrogenik).
Pada penderita DM, kematian utama disebabkan oleh penyakit kardioserbrovaskular
(penyakit pembuluh darah jantung dan otak ).
Oleh karena itu, pasien DM sangat penting untuk menekan kalestrol khususnya LDL
< 100mg/dL. Hal ini disebabkan karena DM adalah kondisi yang dianggap sama dengan
orang yang terkena penyakit jantung korone. Bahkan, pada diabetes yang sudah terkena
penyakit jantung koroner target LDL nya lebih rendah lagi, yakni >70mg/dL.
DM dapat terjadi jika pankreas – suatu kelenjar dibagian atas perut- tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Biasanya pankreas menghasilkan insulin, yaitu hormon yang
penting untuk penyimpanan glukosa dalam tubuh. Apabila pankreas berhenti menghasilkan
insulin atau hanya sedikit insulin yang diproduksi, penyakit DM pasti akan terjadi
Zaman semakin maju dan terus berkembang. Hal ini membuat manusia semakin
terdorong untuk meraih prestasi setinggi- tinggi nya dan menjadi yang lebih baik. Kondisi
ini sering diwarnai dengan gaya hidup modern yang tidak sehat. Mereka kurang bergerak
karena segala sesuatu menggunakan alat, seperti alat lift, eskalator, dan lain-lain. Mereka
juga demikian sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga secara rutin. Akibatnya
sirkulasi darah didalam tubuh tidak normal karena jantung terganggu sehingga secara
keseluruha kerja tubuh pun tergsnggu termasuk sensitivitas insulin.
5
7. Merokok dan Stres
Merokok adalah musuh terbesar kesehatan. Nikotin yang menyebar didalam darah
akan mempengaruhi seluruh kerja organ tubuh. Darah yang sudah teracuni oleh nikotin
akan menyebabkan sensitivitas insulin terganggu. Apabila kondisi nya sudah demikian,
maka DM siap mengintai
Stres sebenarnya tidak menyebabkan penyakit fisik secara langsung. Namun, karena
pada saat stres hormon-hormon racun diproduksi, maka kondisi stres yang berlangsung
terus menerus menyebabkan terjadi kandungan racun yang melimpah didalam tubuh. Inilah
yang kemudian mengacaukan seluruh metabolisme tubuh. Sensitivitas insulin pun
terganggu dan menyebabkan terjadinya DM.
Gejala-gejala umum yang biasa nya dialami oleh pendrita DM sering dianggap
penyakit ringan dan disepelekan. Padahal, gejala-gejala seperti ini seharusnya disikapi dengan
sangat bijaksana. Penanganaan sejak dini memungkinkan penderita DM mendapatkan
perawatan yang memadai dan menghindarkan dari komplikasi parah. Tanda dan gejala
seseorang yang menderita Diabetes mellitus yaitu seperti;
1. Polyuria
Efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi ginjal sehingga menghasilkan
air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukosa akibatnya, penderita
sering buang airkecil dalam jumlah yang banyak.
2. Polydipsi
Banyak kencing atau polyuria membuat penderita merasakan haus yang berlebihan
sehingga mudah merasa haus dan harus banyak minum. Ini akan berlangsung terus
menerus selama terjadi polyuria.
3. Polyphagia
Sejumlah besar kalori dari diabetisi akan hilang kedalam air kemih. Untuk
mengompensasikan hal ini, penderita DM sering kali merasakan lapar yang luar biasa
6
sehingga banyak makan. Kalau tidak dipenuhi, kondisi tubuh akan semakin parah karena
bisa saja saluran perncernaan menjadi terganggu, misalnya terkena maag.
4. Polyneuropati
Kondisi ini juga disebabkan karena rusaknya urat saraf pada diabetisi. Kandungan gula
darah yang tinggi menyebabkan rusaknya urat saraf. Gangguan inilah yang menyebabkan
terjadinya kesemutan.
5. Penurunan Berat Badan
Karena sejumlah besar kalori hilang kedalam air kemih, penderita mengalami penurunan
berat badan. Apabila tidak diimbangi dengan makan mengikuti pola aturan sehat dan
bergizi, diabetisi akan terus kehilangan berat badannya.
6. Penglihatan Kabur
Apabila kadar glukosa dalam darah tinggi, lensa mata menjadi cembung dan penderita
mengeluh penglihatan kabur. Biasa nya penderita akan sering mengganti kaca mata.
7. Gampang Lelah dan Sering Mengantuk
Kekurangan energi dan terganggunya metabolisme karbohidrat menyebabkan penderita
DM menjadi mudah lelah. Salah satu cara untuk mengembalikan kondisi yang kelelahan
adalah dengan tidur.
7
D. Pemeriksaan Klinis Diabetes Melitus
Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua
jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (
+ ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis
kuman.
8
BAB III
Case Study
Lansia Tn. F umur 70 tahun datang ke klinik diantar oleh anaknya Ny. S umur 40
tahun dengan keluhan kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa. Klien
mengatakan sudah lama mengalami keluhan seperti yang dirasakan saat ini yaitu sejak 3
bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum obat untuk DM dan kolesterol namun tidak
rutin. Klien mengatakan mengetahui menderita penyakit DM dan kolesterol tinggi sejak 5
tahun yang lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat untuk DM dan kolesterol.
Klien rutin datang ke Posbindu setiap satu bulan sekali. Kontrol terakhir hasil GDS = 251
mg/dl, kolesterol = 386 mg/dl. Obat yang diminum Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10
mg 1x1. Klien mengatakan masih suka makan gorengan dan makanan bersantan dan minum
yang manis. Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu mempunyai keluhan cepat merasa
lelah saat beraktivitas. Hasil observasi didapatkan; TD: 130/80 mmHg, RR: 23x/mnt, S:
36,5°c, N: 82x/mnt
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 05 Juni 2020
Nama Pengkaji : Kelompok 8
Waktu pengkajian : 08.30 WIT
9
3. Keluhan Utama : Klien mengeluh kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa
yang dirasakan saat ini yaitu sejak 3 bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum
obat untuk DM dan kolesterol namun tidak rutin. Klien rutin datang ke Posbindu setiap
satu bulan sekali. Kontrol terakhir hasil GDS = 251 mg/dl, kolesterol = 386 mg/dl. Obat
yang diminum Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10 mg 1x1. Klien mengatakan masih
suka makan gorengan dan makanan bersantan dan minum yang manis. Klien mengatakan
sejak 3 bulan yang lalu mempunyai keluhan cepat merasa lelah saat beraktivitas
kolesterol tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat
b Nadi : 82 x/menit
c RR : 23 x/menit
d Suhu : 36,5 C
Inspeksi
10
d Jaringan parut : tidak ada jaringan parut
Palpasi
3 Kepala
Inspeksi
Palpasi
4 Mata
11
Inspeksi
f Pupil : Isokor
Palpasi
5 Telinga
Inspeksi
Palpasi
12
a Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri
tekan pada daun telinga
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
8 Leher
Palpasi
13
b Pembesaran kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
tyroid
Inspeksi
10 Pernafasan
Inspeksi
Palpasi
11 Kardiovaskuler
14
a Iktus kordis : Tidak tampak
Perkusi : Redup
Auskultasi
12 Gastrointestinal
Perkusi : Timpani
14 Perkemihan
e Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat BAK
15 Muskuloskeletal
Inspeksi
b Tremor : Ada
15
Palpasi
16 Sistem Endokrin
a Kebersihan : Bersih
16
7. Program Terapi
2 Simvastatin 10 mg 1x1
B. Analisa Data
- Klien mengatakan
keluhan kesemutan
DO :
- CRT 4 detik
akral dingin
17
- Klien mengatakan seak Glukosa Intrasel menurun
beraktifitas keletihan
DO :
- TD : 130/80 mmHg
- N: 82x/menit
- RR : 23x/menit
yang manis
- Klien mengatakan
mengetahui menderita
penyakit DM dan
18
tidak rutin minum obat
untuk DM dan
kolesterol
DO :
C. DIAGNOSA
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
19
Keperawatan
20
merasa keletihan dengan Aktivitas dan Latihan
kriteria hasil : Outcomes : Manajemen
Energi (0180)
1. Memonitor usaha
1. Diskusikan dengan klien
bernapas dalam respon
jenis dan banyaknya
aktivitas
aktivitas yang bisa
2. Tanda-tanda vital dalam
dilakukan.
batas normal (TD 120/80
2. Anjurkan klien menjaga
mmHg, N: 60-100x/mnt,
asupan nutrisi adekuat.
RR: 16-20x/mnt, S: 36-
3. Monitor sistem
37,5oC).
kardiorespirasi klien
3. Melaporkan aktivitas
(TD, nadi, RR).
harian
4. Lakukan ROM
aktif/pasif untuk
mengurangi ketegangan
otot.
5. Anjurkan tidur siang.
21
berhubungan dengan kesehatan pasien adekuat Proses Penyakit (5602)
kurang pengetahuan dengan kriteria hasil : 1. Kaji tingkat pengetahuan
tentang program klien tentang proses
1. Melakukan tindakan
terapeutik penyakit.
pencegahan dengan
2. Berikan penyuluhan
perawatan kaki
tentang penyakit klien
2. Menjalani aturan
(Diabetes Mellitus).
pengobatan sesuai resep
3. Jelaskan tentang
3. Memantau glukosa darah
program terapi.
4. Mengikuti diet yang
4. Diskusikan tentang
direkomendasikan
perubahan gaya hidup.
5. Berpartisipasi dalam
5. Ajarkan teknik relaksasi
olahraga yang
otot progresif.
direkomendasikan
6. Melakukan kebiasaan
hidup sehat secara rutin
BAB IV
PENUTUP
22
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Pada usia lanjut terjadi perubahan anatomik-fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-
penyakit pada sistem endokrin khususnya penyakit diabetes mellitus. Perubahan tersebut
pada umumnya berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan
berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010). Usia harapan hidup lansia di
Indonesia semakin meningkat karena pengaruh status kesehatan, status gizi, tingkat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi yang semakin meningkat sehingga
populasi lansia pun meningkat.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada.
Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang menyebabkan
kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan lain
sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
23
FKUI, Jakarta
Stanley dan Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta, EGC.
24