Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN PADA KASUS DIABETES MELITUS

Dosen Pengaampu Ns. Novita Mansoben, S.kep., M.Kep

KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Via Retno Sari (201702086 A)


2. Nita S. Pelu (201702062 A)
3. Nabila Anwar (201702060 A)
4. Wisye S. Marayate (201702088 A)
5. Sutriani (201702080 A)
6. Ade Riko Maulana (201702001 A)
7. Dyah F. Korompot (201702023 A)
8. Everlina R. Salamala (201702027 A)
9. Novince Sumbiaganan (201702065 A)

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA SORONG

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

SORONG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “Askep Lanjut Usia Dengan Gangguan Sistem
Endokrin Pada Kasus Diabetes Melitus”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salahsatu
tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dan sumber untuk itu kami menyampaikan rasa hormat kami dan terimakasih
kepada Dosen pengampuh kami Ibu Ns. Novita Mansoben, S.Kep., M.Kep yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang,semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Sorong, 05 Juni 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................... i

DAFTAR ISI ....................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................... 1


B. Tujuan ....................................... 2
C. Manfaat ...................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Diabetes Melitus ....................................... 3


B. Etiologi Diabetes Melitus ....................................... 3
C. Manifestasi klinis ...................................... 6
D. Pemeriksaan Penunjang ...................................... 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ...................................... 9


A. Pengkajian ...................................... 9
B. Analisa Data ...................................... 17
C. Diagnosa Keperawatan ...................................... 19
D. Intervensi Keperawatan ...................................... 20

BAB IV PENUTUP ...................................... 23

A. Kesimpulan ...................................... 23
B. Saran ...................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ...................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada
sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain
sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Pada usia lanjut terjadi perubahan
anatomik-fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada sistem endokrin
khususnya penyakit diabetes mellitus. Perubahan tersebut pada umumnya berpengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi
dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living
(Fatmah, 2010). Usia harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh
status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi yang
semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat. 

Penyakit DM sering terjadi pada kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia >65
tahun, 8,6 % menderita DM tipe II. Angka ini mencakup 15 % populasi pada panti lansia
(Steele, 2008). Laporan statistik dari International Diabetik Federation menyebutkan, bahwa
sudah ada sekitar 230 juta orang pasien DM. Angka ini terus bertambah hingga 3 % atau
sekitar 7 juta orang tiap tahunnya. Dengan demikian, jumlah pasien DM diperkirakan akan
mencapai 350 juta orang pada tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada di Asia,
terutama India, Cina, Pakistan, dan Indonesia (Tandra, 2007).

1
B. Tujuan Masalah

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kperawatan pada lansia secara profesional
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan gerontik dengan Diabetes melitus.
b. Merumuskan diagnosis keperawatan gerontik dengan Diabetes melitus.
c. Menyusun rencana keperawatan gerontik dengan Diabetes melitus.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan Gerontik pada klien dengan Diabetes
Melitussesuai dengan teori yang didapat di bangku kuliah serta menambah wawasan dan
memperluas pengetahuan bagi penulis.

2. Manfaat Bagi Pembaca


Dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam pembuatan asuhan keperawatan dan
sebagai peningkatan atau pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan terutama dalam
masalah mencegah Diabetes Melitus.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang


dicirikan dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009)

B. Etiologi Diabetes Melitus

Penyakit Dm secara umu dapat di akibatkan oleh konsumsi makanan yag tidak
terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat-obatan tertentu. Selain itu, DM di
sebabkan oleh tidak cukupnya hormon insulin yang di hasilkan pankreas untuk menetralkan
gula darah dalam tubuh. Adapun faktor resiko seseorang yang menderita DM;

1. Faktor keturunan

Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular.


Meski pun demikian bukan berarti penyakit tersebut pasti menurun kepada anak, walau
pun kedua orang tuanya menderita penyakit DM. Apabila di bandingkan dengan kedua
orang tua nya yang normal ( non – DM ). Yang jelas penderita DM lebih cenderung
mempunyai anak yang menderita penyakit DM.

3
2. Obesitas ( kegemukan )

Obesitas ( kegemukan ) termasuk hal yang memnyebabkan terjadinya DM.


Kebutuhan kalori perhari unutk setiap orang berbeda satu dengan yang lainnya. Seorang
laki-laki dewasa membutuhkan antara 2000-2500 kalori / hari, sedangkan perempuan
dewasa membutuhkan 1600 – 2000 kalori / hari.

Jika asupan kalori perhari seorang berlebihan, maka kalori yang tidak tepakai akan
diubah menjadi lemak. Jadi, kelebihan kalori menyebabkan seseorang menjadi kegemukan.
Kalau berat banda naik 1 kg, itu sama artinya ada kelebihan asupan 8000 kalori yang
diubah menjadi lemah ( 8000 kalori = 1 kg berat badan manusia ).

Semua makanan yang berkarbohidrat pasti mengandung kalori jadi dapat di tarik
kesimpulan, jika seseorang menonsumsi makanan berkalori dapat di pastikan asupan
karbohidrat ke dalam tubuh akan bertambah. Karbohidrat di dalam tubuh akan di ubah
menjadi gula untuk di jadika energi ( tenaga ) . jika jumlah insulin yang di hasilkan
pankreas tidak mencukupi untuk mnegendalikan tingkat kadar gula di dalam tubuh, maka
kelebihan gula tersebut akan menyebabkan gula darah menjadi tinggi

3. Hipertensi ( tekanan darah tinggi )

Penyakit hipertensi ( tekanan darah tinggi ) sanagat berbahaya bagi kesehatan dengan
tingginya kadar lemak dalam darah, sensivitas darah terhadap insulin menjadi sanagat
rendah ooleh karena itu, mereka yang menderita tekanan darah tinggi di harapkan untuk
mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, seperti buah dan sayuran, sehingga
mampu menigkatkan sensivitas insulin.

Jika sensivitas insulin meningkat maka kontrol gula akan lebih baik dan kadar lemak
dalam darah menjadi rendah. Rendahnya kadar lemak dalam darah akan menurunkan
kemungkinan timbulnya komplikasi penyakit jantung sehingga ikut menurunkan angka
kematian pada penderita DM

4
4. Level kolestrol yang tinggi

DM adalah dimana keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal.
Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung
meninggkatkan kadar kolestrol dan gliserida dalam tubuh. Kolestrol LDL pada penderita
diabetes lebih ganas, bentuk nya lebih padat dan ukurannya lebih kecil sehingga sangat
mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (atrogenik).
Pada penderita DM, kematian utama disebabkan oleh penyakit kardioserbrovaskular
(penyakit pembuluh darah jantung dan otak ).

Oleh karena itu, pasien DM sangat penting untuk menekan kalestrol khususnya LDL
< 100mg/dL. Hal ini disebabkan karena DM adalah kondisi yang dianggap sama dengan
orang yang terkena penyakit jantung korone. Bahkan, pada diabetes yang sudah terkena
penyakit jantung koroner target LDL nya lebih rendah lagi, yakni >70mg/dL.

5. Kerusakan pada Sel Pankreas

DM dapat terjadi jika pankreas – suatu kelenjar dibagian atas perut- tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Biasanya pankreas menghasilkan insulin, yaitu hormon yang
penting untuk penyimpanan glukosa dalam tubuh. Apabila pankreas berhenti menghasilkan
insulin atau hanya sedikit insulin yang diproduksi, penyakit DM pasti akan terjadi

6. Mengonsumsi makanan instan.

Zaman semakin maju dan terus berkembang. Hal ini membuat manusia semakin
terdorong untuk meraih prestasi setinggi- tinggi nya dan menjadi yang lebih baik. Kondisi
ini sering diwarnai dengan gaya hidup modern yang tidak sehat. Mereka kurang bergerak
karena segala sesuatu menggunakan alat, seperti alat lift, eskalator, dan lain-lain. Mereka
juga demikian sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga secara rutin. Akibatnya
sirkulasi darah didalam tubuh tidak normal karena jantung terganggu sehingga secara
keseluruha kerja tubuh pun tergsnggu termasuk sensitivitas insulin.

5
7. Merokok dan Stres

Merokok adalah musuh terbesar kesehatan. Nikotin yang menyebar didalam darah
akan mempengaruhi seluruh kerja organ tubuh. Darah yang sudah teracuni oleh nikotin
akan menyebabkan sensitivitas insulin terganggu. Apabila kondisi nya sudah demikian,
maka DM siap mengintai

Stres sebenarnya tidak menyebabkan penyakit fisik secara langsung. Namun, karena
pada saat stres hormon-hormon racun diproduksi, maka kondisi stres yang berlangsung
terus menerus menyebabkan terjadi kandungan racun yang melimpah didalam tubuh. Inilah
yang kemudian mengacaukan seluruh metabolisme tubuh. Sensitivitas insulin pun
terganggu dan menyebabkan terjadinya DM.

C. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Gejala-gejala umum yang biasa nya dialami oleh pendrita DM sering dianggap
penyakit ringan dan disepelekan. Padahal, gejala-gejala seperti ini seharusnya disikapi dengan
sangat bijaksana. Penanganaan sejak dini memungkinkan penderita DM mendapatkan
perawatan yang memadai dan menghindarkan dari komplikasi parah. Tanda dan gejala
seseorang yang menderita Diabetes mellitus yaitu seperti;

1. Polyuria
Efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi ginjal sehingga menghasilkan
air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukosa akibatnya, penderita
sering buang airkecil dalam jumlah yang banyak.
2. Polydipsi
Banyak kencing atau polyuria membuat penderita merasakan haus yang berlebihan
sehingga mudah merasa haus dan harus banyak minum. Ini akan berlangsung terus
menerus selama terjadi polyuria.
3. Polyphagia
Sejumlah besar kalori dari diabetisi akan hilang kedalam air kemih. Untuk
mengompensasikan hal ini, penderita DM sering kali merasakan lapar yang luar biasa

6
sehingga banyak makan. Kalau tidak dipenuhi, kondisi tubuh akan semakin parah karena
bisa saja saluran perncernaan menjadi terganggu, misalnya terkena maag.
4. Polyneuropati
Kondisi ini juga disebabkan karena rusaknya urat saraf pada diabetisi. Kandungan gula
darah yang tinggi menyebabkan rusaknya urat saraf. Gangguan inilah yang menyebabkan
terjadinya kesemutan.
5. Penurunan Berat Badan
Karena sejumlah besar kalori hilang kedalam air kemih, penderita mengalami penurunan
berat badan. Apabila tidak diimbangi dengan makan mengikuti pola aturan sehat dan
bergizi, diabetisi akan terus kehilangan berat badannya.
6. Penglihatan Kabur
Apabila kadar glukosa dalam darah tinggi, lensa mata menjadi cembung dan penderita
mengeluh penglihatan kabur. Biasa nya penderita akan sering mengganti kaca mata.
7. Gampang Lelah dan Sering Mengantuk
Kekurangan energi dan terganggunya metabolisme karbohidrat menyebabkan penderita
DM menjadi mudah lelah. Salah satu cara untuk mengembalikan kondisi yang kelelahan
adalah dengan tidur.

7
D. Pemeriksaan Klinis Diabetes Melitus

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua
jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (
+ ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis
kuman.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA DENGAN GANGGUAN ENDORIN PADA

KASUS DIABETES MELITUS

Case Study

Lansia Tn. F umur 70 tahun datang ke klinik diantar oleh anaknya Ny. S umur 40
tahun dengan keluhan kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa. Klien
mengatakan sudah lama mengalami keluhan seperti yang dirasakan saat ini yaitu sejak 3
bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum obat untuk DM dan kolesterol namun tidak
rutin. Klien mengatakan mengetahui menderita penyakit DM dan kolesterol tinggi sejak 5
tahun yang lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat untuk DM dan kolesterol.
Klien rutin datang ke Posbindu setiap satu bulan sekali. Kontrol terakhir hasil GDS = 251
mg/dl, kolesterol = 386 mg/dl. Obat yang diminum Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10
mg 1x1. Klien mengatakan masih suka makan gorengan dan makanan bersantan dan minum
yang manis. Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu mempunyai keluhan cepat merasa
lelah saat beraktivitas. Hasil observasi didapatkan; TD: 130/80 mmHg, RR: 23x/mnt, S:
36,5°c, N: 82x/mnt

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 05 Juni 2020
Nama Pengkaji : Kelompok 8
Waktu pengkajian : 08.30 WIT

1. Identitas Klien 2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. F Nama : Ny. S
Umur : 70 thn Umur : 40 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Hubungan dengan pasien : Keluaga
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

9
3. Keluhan Utama : Klien mengeluh kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa

4. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan sudah lama mengalami keluhan seperti

yang dirasakan saat ini yaitu sejak 3 bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum

obat untuk DM dan kolesterol namun tidak rutin. Klien rutin datang ke Posbindu setiap

satu bulan sekali. Kontrol terakhir hasil GDS = 251 mg/dl, kolesterol = 386 mg/dl. Obat

yang diminum Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10 mg 1x1. Klien mengatakan masih

suka makan gorengan dan makanan bersantan dan minum yang manis. Klien mengatakan

sejak 3 bulan yang lalu mempunyai keluhan cepat merasa lelah saat beraktivitas

5. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengatakan mengetahui menderita penyakit DM dan

kolesterol tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat

untuk DM dan kolesterol

6. Pemeriksaan Fisik : head to toe

1 Keadaan Umum : Baik

a Tekanan darah : 130/80 mmHg

b Nadi : 82 x/menit

c RR : 23 x/menit

d Suhu : 36,5 C

2 Kulit dan kuku

Inspeksi

a Warna kulit : Coklat

Warna kuku tampak kecoklatan, tampak menebal dan


mengeras

b Lesi : tidak ada lesi

c Pigmentasi berlebih : tidak ada pigmentasi berlebih

10
d Jaringan parut : tidak ada jaringan parut

e Distribusi rambut : rambut tipis, beruban

f Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek, rapi dan bersih

g Kelainan pada kuku : tidak ada kelainan pada kuku

h Bulla (lepuh) : tidak terdapat bulla (lepuh)

i Ulkus : tidak terdapat ulkus

Palpasi

a Tekstur : tekstur kulit keriput

b Turgor : turgor kulit kering, akral dingin

c Pitting edema : tidak terdapat pitting edema

d Capilarry refill time : 4 detik

3 Kepala

Inspeksi

a Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal

b Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kotoran

c Warna rambut : Putih beruban

d Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe, tidak


terdapat lesi.

e Distribusi rambut : Merata

f Kerontokan rambut : Tidak ada

g Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala

h Temuan/keluhan lain : Tidak ada

Palpasi

a Nyeri kepala : Tidak ada nyeri kepala

b Temuan/keluhan lain : Tidak ada

4 Mata

11
Inspeksi

a Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak mata bagian


atas.

b Iris : Warna kecoklatan

c Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis

d Sklera : Sklera tidak ikterik

e Kornea : Kornea jernih

f Pupil : Isokor

g Peradangan : Tidak ada peradangan

h Katarak : Tidak ada katarak

j Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris

k Alat bantu penglihatan : Klien menggunakan kaca mata baca

Palpasi

a Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak


mata, tidak terdapat kantung mata

5 Telinga

Inspeksi

a Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris

b Lesi : Tidak terdapat lesi

c Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada


telinga

d Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih

e Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit serumen pada kedua


telinga

f Membran timpani : Membran timpani utuh

g Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran mulai menurun, klien


sudah tidak mampu mendengar suara yang
pelan

Palpasi

12
a Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri
tekan pada daun telinga

6 Hidung dan sinus

Inspeksi

a Bentuk : Bentuk hidung simetris

b Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien dapat


membedakan bau

Palpasi

a Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis

b Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung

7 Mulut dan tenggorokan

Inspeksi

b Mukosa : Mukosa bibir lembab

c Bibir pecah-pecah : Tidak ada

d Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih

e Gigi berlubang : Tidak ada

f Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada gusi

g Kebersihan lidah : Lidah tampak kotor

h Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya pembesaran tonsil

i Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada kesulitan


menelan makanan, namun klien
mempunyai kesulitan untuk mengunyah
makanan karena sudah banyak gigi
yang tanggal

8 Leher

Inspeksi : kesimetrisan leher : Leher tampak simetris

Palpasi

a Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

13
b Pembesaran  kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
tyroid

9 Dada  dan tulang belakang

Inspeksi

a Bentuk dada : Bentuk dada simetris

b Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk dada

c Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang belakang

10 Pernafasan

Inspeksi

a Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris

b Pernafasan : Irama nafas teratur

c Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta

d Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung

Palpasi

a Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil fremitus


kiri

b Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris

Perkusi : Perkusi sonor

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler

a Suara tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan seperti


wheezing, ronchi  dan krekles    

b Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri tekan


pada area dada

11 Kardiovaskuler

Inspeksi : Ictus cordis tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada IC V


midclavicula sinistra

14
a Iktus kordis : Tidak tampak

b Nadi radialis : 82 x/menit teraba teratur

Perkusi : Redup

Auskultasi

a Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni. Tidak


terdengar suara tambahan

12 Gastrointestinal

Inspeksi : Bentuk abdomen datar

Auskultasi : Peristaltik usus 10x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri


tekan pada abdomen.

14 Perkemihan

a Warna urin : Warna urin kuning

b Jumlah urin : ± 1500 cc/hari

c Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK

d Hematuria : Tidak ada hematuria

e Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat BAK

f Perasaan tidak lampias : Tidak ada


(anyang-anyangan)

g Mengompol : Tidak ada

h Tidak bisa BAK : Tidak ada

15 Muskuloskeletal

Inspeksi

a Lesi kulit : Tidak ada

b Tremor : Ada

Klien jarang memakai alas kaki

15
Palpasi

a Tonus otot ekstremitas : Baik


atas

b Tonus otot ekstremitas : Baik


bawah

c Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)

d Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)


bawah

e Rentang gerak : Klien mampu bergerak dengan bebas

f Edema kaki : Tidak terdapat edema

g Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)

h Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)

I Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)

J Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)

k Deformitas sendi : Tidak ada

l Nyeri ekstremitas : Kesemutan pada kedua kaki

16 Sistem Endokrin

a Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid

b Terdapat riwayat penyakit metabolik


Riwayat penyakit metabolik :
seperti DM

17 Genetalia dan anal

a Kebersihan : Bersih

b Haemoroid : Tidak ada haemoroid

c Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau tidak


enak

16
7. Program Terapi

No Nama obat Dosis

1 Metformin 500 mg 3 x 1

2 Simvastatin 10 mg 1x1

B. Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Hiperglikemia (DM) Ketidakefektifan

- Klien mengeluh kedua Komplikasi Vaskuler Perfusi Jaringan perifer

kakinya terasa Mikro vaskuler

kesemutan namun Neuropati

tidak mati rasa Parestesia

- Klien mengatakan

sudah lama mengalami

keluhan kesemutan

seperti yang dirasakan

saat ini yaitu sejak 3

bulan yang lalu

DO :

- CRT 4 detik

- Turgor kulit kering,

akral dingin

2. DS : Hiperglikemia (DM) Keletihan

17
- Klien mengatakan seak Glukosa Intrasel menurun

3 bulan yang lalu Proses pembentukan

mempunyai keluhan ATP/energy terganggu

cepat merasa lelah saat kelesuan fisiologis

beraktifitas keletihan

DO :

- TD : 130/80 mmHg

- N: 82x/menit

- RR : 23x/menit

3. DS : Kurangnya informasi Ketidakefektifan

- Klien mengatakan tentang penyakit manaemen Kesehatan

masih suka makan kurang pengetahuan

gorengan dan makanan tentang program

bersantan dan minum Teraupeutik

yang manis

- Klien mengatakan

mengetahui menderita

penyakit DM dan

kolesterol tinggi sejak

5 tahun yang lalu.

Selama 5 tahun klien

18
tidak rutin minum obat

untuk DM dan

kolesterol

DO :

- GDS = 251 mg/dl,

kolesterol = 386 mg/d

C. DIAGNOSA

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan diabetes melitus


2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
program terapeutik

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi keperawatan

19
Keperawatan

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Domain II : Fisiologis


Kompleks
perfusi jaringan keperawatan selama…x…
berhubungan dengan diharapkan perfusi jaringan Kelas : Manajemen Perfusi
Jaringan
diabetes melitus pada pasien adekuat dengan
Intervensi : Pencegahan
kriteria hasil :
Sirkulasi (4070)

1. Tanda-tanda vital dalam 1. Lakukan penilaian


batas normal (TD 120/80 sirkulasi perifer (nadi
mmHg, N: 60-100x/mnt, perifer) secara
RR: 16-20x/mnt, S: 36- komprehensif.
37,5oC). 2. Monitor panas,
2. warna kulit tidak pucat, kemerahan, nyeri,
3. peningkatan kekuatan parestesia pada
dan fungsi otot ekstremitas.
4. suhu kulit hangat, 3. Ajarkan klien cara
perawatan kaki dan
kuku.
        
4. Ajarkan senam kaki
  
diabetik.
5. Anjurkan klien
menggunakan pelembab
pada kulit kaki yang
kering.

2. Keletihan Setelah dilakukan tindakan Domain I : Fisiologis


Dasar
berhubungan dengan keperawatan selama…x…
kelesuan fisiologis diharapkan pasien tidak Kelas : Manajemen

20
merasa keletihan dengan Aktivitas dan Latihan
kriteria hasil : Outcomes : Manajemen
Energi (0180)
1. Memonitor usaha
1. Diskusikan dengan klien
bernapas dalam respon
jenis dan banyaknya
aktivitas
aktivitas yang bisa
2. Tanda-tanda vital dalam
dilakukan.
batas normal (TD 120/80
2. Anjurkan klien menjaga
mmHg, N: 60-100x/mnt,
asupan nutrisi adekuat.
RR: 16-20x/mnt, S: 36-
3. Monitor sistem
37,5oC).
kardiorespirasi klien
3. Melaporkan aktivitas
(TD, nadi, RR).
harian
4. Lakukan ROM
aktif/pasif untuk
mengurangi ketegangan
otot.
5. Anjurkan tidur siang.

3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Domain III : Perilaku


manajemen keperawatan selama…x… Kelas : Pendidikan Pasien
kesehatan diharapkan manajemen
Outcomes : Pengajaran :

21
berhubungan dengan kesehatan pasien adekuat Proses Penyakit (5602)
kurang pengetahuan dengan kriteria hasil : 1. Kaji tingkat pengetahuan
tentang program klien tentang proses
1. Melakukan tindakan
terapeutik penyakit.
pencegahan dengan
2. Berikan penyuluhan
perawatan kaki
tentang penyakit klien
2. Menjalani aturan
(Diabetes Mellitus).
pengobatan sesuai resep
3. Jelaskan tentang
3. Memantau glukosa darah
program terapi.
4. Mengikuti diet yang
4. Diskusikan tentang
direkomendasikan
perubahan gaya hidup.
5. Berpartisipasi dalam
5. Ajarkan teknik relaksasi
olahraga yang
otot progresif.
direkomendasikan
6. Melakukan kebiasaan
hidup sehat secara rutin

BAB IV

PENUTUP

22
A. Kesimpulan

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Pada usia lanjut terjadi perubahan anatomik-fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-
penyakit pada sistem endokrin khususnya penyakit diabetes mellitus. Perubahan tersebut
pada umumnya berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan
berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010). Usia harapan hidup lansia di
Indonesia semakin meningkat karena pengaruh status kesehatan, status gizi, tingkat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi yang semakin meningkat sehingga
populasi lansia pun meningkat. 

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada.
Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang menyebabkan
kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan lain
sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo, T, 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Balai Penerbit

23
FKUI, Jakarta

Baradero, Mary, 2009. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta : EGC

Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

H, Rumahorbo, 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Endokrin. Jakarta : EGC

Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.

Stanley dan Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta, EGC.

Suyono, Slamet. 2007. Patofisiologi diabetes mellitus dalam : Waspadi, S.,


Sukardji, K., Octariana, M. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC, 2015-2017. Edisi 10, Penerbit
buku Kedokteran EGC

24

Anda mungkin juga menyukai