Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini kita sering mendengar istilah hemofilia tetapi kadang
kita tidak mengetahui apa itu hemofilia. Hemofilia merupakan keadaan klinis
yang ditandai dengan sukar membekunya sel darah merah karena kekurangan
sejumlah faktor pembekuan darah tertantu.Kondisi disebabkan karena tubuh
kekurangan protein pembekuan darah (faktor pembekuan).Penyakit hemofilia
merupakan penyakit genetik yang diwariskan oleh orang tua.Penyakit ini di
sebabkan oleh kecacatan pada gen pembuatan faktor pembekuan darah. Orang
dengan kondisi ini cenderung mudah mengalami pendarahan dan sulit untuk di
hentikan sehingga darah akan terus mengalir keluar.

Dalam kasus ini sangat jarang terjadi, penyakit ini juga dapat berkembang
setelah lahir.Dalam istilah medis ini dinamakan acquired hemophilia.Penyakit ini
lebih rentang di alami oleh orang dengan sistem imun membentuk anti body yang
menyerang faktor VIII dan XI.

Hemofilia itu sendiri terbagi menjadi hemofilia A dan hemofilia B yang lebih
sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan karena faktor transmisi genetik.
Pasalnya cacat genetik yang menyebabkan. Sekitar 1 dari 5000 bayi laki-laki yang
lahir mengalami hemofilia A. Sekitar 1 dari 30 ribu bayi laki-laki mengalami
hemofilia B. Jadi, penyakit hemofilia A. Sebenarnya lebih umum dari pada
hemofilia B.

Penyakit satu ini tidak bisa disembuhkan.Pengobatan yang ada saat ini
bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi dikemudian
hari.Luka goresan pada siku dan lutut umumnya adalah luka sepele, namun pada
orang dengan penyakit ini bisa sangat berbahaya. Pendarahan yang sering terjadi
akan mengakibatkan luka pada jaringan dan organ. Luka dalam bisa menyebabkan
kerusakan organ dan jaringan bahkan bisa mengancam nyawa.Peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien
hemofilia sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan manusia.Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai.Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi masalah yang
timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan,
melaksanakan dan mengefaluasi tindakan yang telah diberikan apakah sudah
diatasi atau belum, atau perlu dimodifikasi.Untuk itu kami menyusun makalah ini

1
dengan judul “Hemofilia” yang isinya meliputi konsep dari hemofilia asuhan
keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari hemofilia?
2. Apa saja etiologi dari hemofilia?
3. Apa saja manifestasi klinis dari hemofilia?
4. Bagaimana patofisiologi dan WOC dari hemofilia?
5. Apa saja pemeriksaan daiagnostik dari hemofilia?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari hemofilia?
7. Apa saja komplikasi dari hemofilia?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh pengetahuan dan gambaran yang jelas tentang penerapan


asuhan keperawatan pada penderita penyakit hemofilia. Serta diharapkan
mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan tentang penyakit hemofilia.

1.3.2 Tujuan Kusus

Dengan membaca makalah ini mahasiswa atau pembaca mampu:

1. Mengetahui bagaimana konsep dasar dari penyakit hemofilia.


2. Mengetahui bagaimana konsep keperawatan dari penyakit hemofilia.

2
BAB II

TINJAUAN MATERI

2.1 DEFINISI HEMOFILIA

Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah dan kurangnya pembekuan


darah. Seseorang bisa terjadi pendarahan terus menerus pada saat luka karena
kurangnya asupan protein. Protein sendiri dapat membentuk jaringan penahan
disekitar sel darah sehingga dapat mengontrol berhentinya pendarahan. Semakin
sedikit jumlah faktor pembekuan darah semakin parah juga penyakit hemofilia
yang di derita.

Penyakit hemofilia biasanya dialami pria dan wanita karir karena terlalu
sering bekerja dan tidak memperhatikan asupan makanan yang sehat. Sampai saat
ini penyakit hemofilia tidak ditemukan obatnya, tetapi seseorang yang menderita
hemofilia dapat hidup normal dan menghindari pemicu akibat pendarahan.
Pendarahan pada penyakit hemofilia biasanya terjadi pada perdarahan internal
(terdapat darah dalam urin dan muntahan). Banyaknya perdarahan tergantung
pada aktivitas faktor penyebab pendarahan, jika aktivitas seseorang yang
terjangkit penyakit hemofilia mencapai 5% atau lebih pendarahan bisa berkaitan
dengan trauma atau tindakan pembedahan.

2.2ETIOLOGI

1. Faktor genetik

Pada keadaan normal bila terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh


darah maka secara otomatis pembuluh darah akan kontriksi,dan trombosit akan
lansung bekerja untuk menutupi perlukaan setelah itu terjadi proses pembekuan
darah dan menutup perdarahan dengan faktor pembekuaan.

Pada seseorang yang terkena hemofilia karena kurangnya faktor VIII dan
IX mengakibatkan proses pembekuan yang lama sehingga fibrin tidak bisa
menutup robaken pembuluh darah sehingga pada saat terluka darah tidak bisa
berhenti mengalir keluar pembuluh darah.

2. Faktor Lainnya: Vitamin K

Pada seseorang yang menderita hemofilia disebabkan karena kekurangan


Vitamin K, jika kekurangan Vitamin K akan menganggu pembentukan faktor
VIII dan XI. Jika terganggu faktor XII dan XI maka akan menganggu proses
koagulasi yang seharusnya faktor VIII dan XI bisa membentuk jaring yang

3
menjadi benteng agar tidak terjadi pendarahan pada saat terluka. Jika proses
koagulasi tidak berjalan dengan normal maka luka tidak bisa menutup dengan
sempurna, sehingga menyebabkan perdarahan yang terus menerus pada saat klien
terluka atau tergores.

KLASIFIKASI

Ada dua jenis hemofilia yang secara klinis identik adalah:

1. Hemofilia klasik atau hemofilia A, di mana aktivitas factor


antihemofilia VIII (protein) kurang atau tidak ada.
2. Penyakit Christmas atau hemofilia B, di mana aktivitas factor IX
(pembekuan darah) kurang atau tidak ada.

2.3 MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis umumnya adalah perdarahan jaringan bagian dalam dan


hematrosis yang bisa timbul kembali oleh trauma. Perdarahan retroperitoneal dan
perdarahan intracranial dapat membahayakan kehidupan. Berikut gejala dan tanda
hemofilia :

Gejaladan tanda hemofilia :

1. pendarahan yang sulit terhenti


2. Memar besar dan meluas
3. Perdarahan di area sekitar sendi
4. Kesemutan dan nyeri ringan pada lutut, siku dan pergelangan kaki
5. Perdarahan intrakranial.
6. Urine berdarah
7. Darah dalam tinja
8. Memar
9. Mimisan
10. Pembengkakan sendi
11. Pendarahan Internal

2.4 PATOFISIOLOGI

Penyakit hemofilia bisa muncul karena faktor gen dan kekurangan vitamin
K (protein). Faktor gen sendiri diturunkan melalui kromosom X (gen hemofilia
(h) dan gen normal (H)), dimana gen hemofilia (h) bersifat resesif pada gen
normal (H). Sehingga dapat memunculkan penyakit hemofilia.

Sedangkan untuk kekurangan vitamin K (protein) terdapat gangguan pada


fibrin akibat kekurangan protein, sehingga tidak dapat membentuk jarring-jaring

4
pada pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa membeku. Sehingga
terjadi pendarahan terus menerus pada saat terluka (hemofilia).

Dampak hemofilia pada tubuh adalah mengakibatkan jaringan sendi


menjadi ngeri, sintesa energi terganggu berakibat mobilitas terganggu. Jika
mobilitas terganggu kita tidak bisa beraktifitas, akibatnya mengalami resiko injuri.
Hemofilia juga bisa mengakibatkan syok, syok sendiri juga bisa mengakibatkan
resiko injuri, kebanyakan penderita hemofilia bisa terjangkit resiko injuri karena
diakibatkan inefektif koping keluarga.

5
WOC

Faktor Gen Ke Vit-K (protein)

Diturunkan melalui Gangguan pada fibrin


kromosom X (gen H & akibat kekurangan
Gen h) protein

Gen hemofilia (h) Tidak dapat membentuk


bersifat resesif pada gen jaring-jaring
normal (H)

Darah tidak bisa


membeku

Perdarahan

Hemofilia

Jaringan sendi Sintesa energi


terganggu

Nyeri Mobilitas terganggu

Syok Resiko injuri

Inefektif koping
keluarga

6
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. Pemeksiaan Diagnostik
- Uji skrinning untuk koagulasi darah.
 Jumlah trombosit (normal)
 Masa protrombin (normal)
 Masa thromboplastin parsial (meningkat, mengukur
keadekuatan faktor koagulasi intrinsic)
 Masa perdarahan (normal, pengkaji pembentukkan sumbatan
trombosit dalam kapiler)
 Assys fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan
diagnosis)
 Masa pembekuan thrombin.
- Biobsi hati digunakan untuk memperoleh jaringan untuk memperoleh
jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur.
- Uji fungsi hati digunakan untuk mendeteksi adannya penyakit hati.
Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SPGT), Serum Glutamic
Oxaloacetic Transminase (SGOT), Fosfatase alkali, bilirubin.
- Venogram (menunjukkan sisi actual dari thrombus).
- Ultrasonograph doplees / plesmografi (menandakan aliran darah
lambat melalui pembuluh darah).

B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut : Hitam,tidak ada ketombe,distribusi merata,tidak rontok
Wajah :Simetris, tidak ada fingerprint maupun kelainan
kulit,menyeringal menahan nyeri
Mata : Konjungtiva merah muda,skelera putih,terdapat gambaran
halus pembuluh darah.
Hidung : Pernafasan spontan, tidak ada polip maupun sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada carries.
Telinga : Bersih tidak terdapat serumen.
2. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid maupun
bendungan vena jugularis.
3. Thorax
I : Tidak terdapat kelainan kulit, gerakan dada
simetris,bentuk dada bulat datar, tidak terdapat tarikan intra
costae.
P : Vokal fremitus sama kanan dan kiri.
P : Suara jantung pekak, suara paru sonor.

7
A : Suara nafas lapang paru vesikular, tidak terdengar suara
nafas tambahan, suara jantung lup dup S1 S2 tunggal.

4. Abdomen
I : Tidak terdapat kelainan kulit, bulat datar.
A : Peristaltik usus +16x/menit.
P : Hepar tidak teraba, tidak terdapat pembesaran Lien.
P : Suara abdomen tympani.

5.Ekstremitas
 Atas
-Tangan Kanan : Pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem

-Tangan Kiri : Pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem,


terpasang fenflon

 Bawah

-Kaki Kanan : Pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem,


nyeri pada lutut, lutut tidak bisa ditekuk sejak
2tahun yang lalu

-Kaki kiri : Pergerakan bebas, akral hangat,tidak ada odem.

C. Genetalia : Tidak dikaji

2.6 PENATALAKSANAAN

Penanganan masalah ini sangat sulit dengan tidak berhasil, tetapi


penatalaksanaan biasanya dapat dilakukan dengan penangganan sebagai berikut :

1. Pemberian konsentrat faktor VIII dan IX


Satu-satu penanganan untuk penyakit hemofilia adalah dengan
plasma segar beku, yang jumlahnya harus sangat besar agar klien
mengalami kelebihan cairan. Cara ini diberikan kepada klien saat
mengalami pendarahan aktif atau pada saat klien sebelum melakukan
pencabutan gigi atau pembedahan.
2. Asam Tranexamic
Asam Tranexamic adalah penghambat enzim fibrinolitik (enzim
untuk mencegah pemebentukan gumpalan atau pembekuan darah pada
area yang tidak terluka). Obat ini dapat memperlambat kelarutan bekuan
darah yang sudah terbentuk, dan dapat digunakan setelah pembedahan
mulut klien dengan hemofilia.

8
2.7 KOMPLIKASI

Komplikasi hemofilia meliputi hal-hal berikut :

1. Perdarahan dengan menurunnya perfusi


2. Kekauan sendi akibat perdarahan
3. Perdarahan gastrointestinal

9
BAB III

ASUHAN KEPERAAWATAN PADA PASIEN HEMOFILIA

3.1 KASUS

An. A. usia 7 tahun dengan jenis kelamin perempuan, datang dibawa


ibunya dengan keluhan nyeri dan perdarahan pada kaki kanan bagian lutut sejak 1
hari yang lalusaat jatuh dan lutut tidak bisa ditekuk. Nyeri dirasakan hilang timbul
seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah bila dibuat berjalan dan berkurang bila
dibuat istirahat. Pernah masuk Rumah sakit saat berumur 5 tahun dengan
penyakit yang sama. Saat itu klien cabut gigi pendarahan terus menerus tidak
berhenti,di diagnosa hemofilia sejak umur 2 tahun. Data yang didapat dari hasil
pemeriksaanKesadaran : Komposmetis, GCS: 4,5,6 , TD : 110/60 mmhg, Nadi :
96 x/ menit, S : 37◦C, RR : 20 X/menit.

3.2 PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama Pasian : An.Ayang Aila
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : WNI
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Jaya Rt 007 / 06 no . 60j mekarsari –cimanggis
depok
Penanggung jawab : Ny.s
Ruang : Anak
No.Reg : 10.6304 70
Diagnosa Medis : Hemofilia
Tanggal MRS : 07/12/2017
Tanggal Pengkajian : 08 Agustus 2018

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri.P : Saat berjalan nyeri, Q : sangat nyeri, R : kaki
kanan, S : 9, T : saat beraktivita

10
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu klien mengatakan klien nyeri dan perdarahan pada kaki kanan
bagian lutut sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul
seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah bila dibuat berjalan dan
berkurang bila dibuat istirahat.
3. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
Pernah masuk Rumah sakit saat berumur 5 tahun dengan penyakit
yang sama. Saat itu klien cabut gigi pendarahan terus menerus
tidak berhenti,di diagnosa hemofilia sejak umur 2 tahun.

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Menurut pengakuan keluarga mengatakan tidak tahu apakah
bapaknya menderita hemofilia

C. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmetis
GCS :4,5,6
TD : 110/60 mmhg
Nadi :96 x/ menit
S : 37◦C
RR : 20 X/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Rambut : hitam, tidak ada ketombe, distribusi merata, tidak
rontok.
Wajah     : simetris, tidak ada finger print maupun kelainan
kulit, menyeringai menahan nyeri.
Mata        : konjungtiva merah muda,sklera putih, terdapat
gambaran halus pembuluh darah.
Hidung    : pernafasan spontan, tidak ada polip maupun sekret.
Mulut      : bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
carries.
Telinga    : bersih tidak terdapat serumen.
2. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid maupun
bendungan vena jugularis.
3. Thorax
I : tidak terdapat kelainan kulit, gerakan dada simetris,
bentuk dada bulat datar.tidak terdapat tarikan intra costae.

11
P   : vokal fremitus sama kanan dan kiri.
P     : suara jantung pekak, suara paru sonor.
A    : suara nafas lapang paru vesikular, tidak terdengar suara
nafas tambahan, suara jantung lup dup S1 S2tunggal.
4. Abdomen
I     : tidak terdapat kelainan kulit,  bulat datar.
A    : peristaltik usus + 16 x/mnt.
P     : hepar tidak teraba, tidak terdapat pembesaran Lien
P     : suara abdomen timpani.
5. Ekstremitas
Atas:
Kanan : pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem.
       Kiri   : pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem,
                  terpasang fenflon
Bawah:
Kanan : pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem,
        Nyeri dan pendarahan pada lutut, lutut tidak bisa ditekuk.
Kiri    : pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem
6. Genetalia
tidak dikaji.

c. Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan laboratorium (8 – 8 - 2018)


·    DL:      Hb                   : 13,9 g/dl
                 Hct                  : 37,1 %
                 GDA               : 100%
                 Eritrosit           : 3.400/000
                 Leokosit          : 8600
                 Glukosa acak   : 72 mg/dl        (<120 mg/dl)
                 Urea N             : 8,2 mg/dl       (10-20 mg/dl)

3.3 ANALISA DATA dan DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Analisa Data
Nama : An “A” Ruang : Anak
Usia : 7 tahun No.Reg : 10.6304 70

No. Tanda dan Gejala Etiologi Masalah


1. DS : Ibu klien Kekakuan sendi 1.Nyeri akut
mengatakan klien nyeri akibat pendarahan.
dan perdarahan pada
kaki kanan bagian lutut
sejak 1 hari yang lalu
saat jatuh dan lutut tidak

12
bisa ditekuk. Nyeri
dirasakan hilang timbul
seperti tertusuk-tusuk,

DO :
P : Saat berjalan nyeri
Q : sangat nyeri
R : kaki kanan
S:9
T : saat beraktivitas

2. DS : Nyeri bertambah Kesulitan 2.Resiko tinggi


bila dibuat berjalan dan menerima kondisi trauma dengan
berkurang bila dibuat akibat nyeri. hambatan
istirahat. mobilitas fisik.

DO : wajah menyeringai
sakit, jalan pincang

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : An “A” Ruang : Anak
Usia : 7 tahun No.Reg : 10.6304 70

No. Tgl / waktu Diagnosa Keperawatan TTD


1. 8 Agustus 2018 Nyeri akut yang berhubungan
12.00 WIB. dengan cidera tabrakan
2. 8 Agustus 2018 Resiko tinggi trauma dengan
12.00 WIB. hambatan mobilitas fisik.

13
3.4 INTERVENSI

Nama : An “A” Ruang : Anak

Usia : 7 tahun No.Reg : 10.6304 70

N Tgl Diagnosa Noc Nic Ttd


o /waktu Keperawatan
1. 8 Nyeri akut Tujuan : 1.Catat karakteristik
Agustus yang Dalam waktu 3X24 nyeri, lokasi,
2018. berhubungan jam terdapat intensitas, serta lama
13.00 dengan penurunan respon dan penyebarannya
cidera nyeri dada. 2. Lakukan
tabrakan. Kriteria : menejemen nyeri
1.Secara subjektif keperawatan :
klien menyatakan a. istirahatkan klien.
penurunan rasa 3. menejemen
nyeri. lingkungan:
2. Secara objektif lingkungan yang
didapatkan tanda- tenang.
tanda vital dalam 4.kolaborasi
batas normal, wajah pemberian terapi :
rileks. analgesic

2. 8 Resiko Tujuan : 1.Kaji kemampuan


Agustus tinggi Dalam waktu 2X24 mobilisasi catat
2018. trauma jam resiko trauma faktor yang dapat
19.00 dengan tidak terjadi . meningkatkan cidera.
hambatan Kriteria : 2. Evaluasi
mobilitas 1. Klien dan tanda/gejala
fisik. keluarga mau perluasan cedera
berpartisipasi jaringan
terhadap 3. Ajarkan
pencegahan menejemen aktivitas .
trauma  Klien di
2. Mengenal dorong untuk
faktor yang bergerak
berpotensi perlahan dan
meningkatka mencegah
resiko stres pada
trauma. sendi yang
Mengenal terkena.
menenjemen  Pemberian

14
aktivitas . alat bantu
 Hindari
kompres
panas untuk
menghindari
pendarahan
lebih lanjut.

3.5. IMPLEMESTASI

Nama : An “A” Ruang : Anak

Usia : 7 tahun No.Reg : 10.6304 70

No Tgl / Diagnosa Implementasi TTD


. waktu Keperawatan
1. 8 Agustus Nyeri akut yang - Karakteristik Nyeri :
2018 berhubungan dengan P : Saat berjalan nyeri
14.00 cidera tabrakan. Q : sangat nyeri
R : kaki kanan
S:9
T : saat beraktivitas
-Menganjurkan klien untuk
istirahat cukup
-Anjurkan keluarga untuk
membatasi pengunjung dan
menjaga lingkungan agar
tetap tenang.
-Memberi kompres es
-Melakukan kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian analgesic.

2. 8 Agustus Resiko tinggi trauma -Mengkaji kemampuan


2018 dengan hambatan gerak klien
20.00 mobilitas fisik. -Mengajarkan klien untuk
latihan gerak yang tidak
berlebihan.
-Memeriksa pasien apakah
ada nyeri pada daerah lain.

15
3.6 EVALUASI

Nama : An “A” Ruang : Anak

Usia : 7 tahun No.Reg : 10.6304 70

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1 Nyeri akut yang S = Klien menyatakan masih nyeri, dan
berhubungan dengan cidera sedikit perdarahan
tabrakan. O = P : saat berjalan nyeri
Q : sangat nyeri
R: kaki kanan
S:9
T: saat digunakan beraktifitas
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi dilanjutkan
2. Resiko tinggi trauma S = Klien mengatakan masih takut untuk
dengan hambatan mobilitas berjalan karena merasa sakit.
fisik O = Klien meringai kesakitan
A = Masalah belum teratasi.
P = Intervensi dilanjutkan

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hemofilia merupakan penyakit yang sistem perdarahan atau tidak bisa


mengontrol pendarahan pada saat kita terluka.Hemofilia disebabkan karena
kurangnya vitamin K yang mana vitamin K tersebut menghasilkan protombilin
yang berguna untuk mengontrol pendarahan saat kita terluka maupun tergores.

Etiologi hemofilia bisa terjadi karena dua faktor yaitu faktor genetik dan
faktor lain nya (vitamin K). Tanda yang paling umum terjadi adalah kekurangan
vitamin K.

Masalah keperawatan pemeriksaan diagnostik yang dapat di gunakan untuk


mendiagnosis atau mengetahui tentang hemofilia adalah uji screning untuk
koagulasi darah,biopsi hati (kadang-kadang) dan uji fungsi faal hati.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien hemofilia adalah terapi
suportif,mengganti faktor pembekuan,terapi gen,transplantasi hati,pemberian
vitamin K,menghindari aspirin,asamsalisilat,pemberian rekombinan faktor VIII
dan pada pembedahan (dengan dosis kg/bb).

4.2 Saran
Bagi penderita hemofilia dan keluarga diharapkan dapat salin menguatkan
dalam proses pengobatan dan menyadari bahwa hemofilia tidak dapat di
sembuhkan sehingga dengan memberikan asuhan keperawatan dapat mengurangi
rasa khawatir yang dirasakan klien.
Diharapkan dalam hal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menjadi
refrensi bagi mahasiswa keperawatan dalam pembuatan asuhan keperwatan
tentang hemofilia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin,Arif.2009. Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Handayani, Wiwik dan Hariwibowo, Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawa


pada Klien dengan Gangguan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Ns. Tarwoto,S.Kep & Dra. Wartonah,Ns,S.Kep.2008. Keperawatan Medikal


Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Trans Info Media.

A.Price Sylvia & M.Wilson Lorraine.1994.Patofisiologi Konsep Klinis Prose


proses Penyakit.Jakarta.Buku Kedokteran EGC

https://www.alodokter.com/hemofilia

https://id.wikipedia.org/wiki/Hemofilia

18
Lampiran Lembar Keaslian Makalah

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak .makalah ini adalah hasil karya kami sendiri
dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah ditulis dalam referensi ,
serta tidak ada seorangpun yang membuat makalah ini untuk kami. Jika
dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik , kami bersedia
mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Pare, 08 September 2018

Nama NIM Tanda Tangan Mahasiswa


1. Adhek nisac aprilianti 201701003
2. Agus eko wicaksono 201701008
3. Anggi meybela 201701015
4. Anjun alifonda R. 201701020
5. Basuki pratama P. 201701027
6. Dewi puji rahayu 201701033
7. Dila sepnawati 201701038
8. Erlin Eka ayuningsih 201701045
9. Fenny aprilia H. 201701051
10. Gunawan ega pratama 201701056
11. Ina rizka suryani 201701062
12. Holifatur Rosida 201601051

19

Anda mungkin juga menyukai