Oleh
Arum Dwi Puspita
NIM. 201701023
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing
Reflek enteric
Peningkatan asam lambung dinding lambung
Hipovolemia
Penurunan
suplay O2 ke
jaringan
Intoleransi
Kelemahan Fisik Aktivitas
A. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya Anemia.
b. Pemeriksaan serum vit B12, bertujuan untuk mengetahui adanya
defisiensi Vitamin B12.
c. Analisis feses, untuk mengetahui adanya darah dalam feses
d. Analisis gaster untuk mengetahui kandungan HCl lambung.
e. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan jika ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
(Suratun, 2010)
B. Penatalaksanaan
Menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol dan makan
jangan terlalu cepat sampai gejala berkurang.
Berikan antikoagulasi bila terdapat pendarahan pada lambung
Berikan Antasida pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit
diberikan intravena. Jika tidak parah berikan antasida dan
dilanjutkan istirahat
Histonin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
Sulcralfate diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan
cara menyelaputinya, untuk mencegah disfusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi.
(Ikatan Apoteker Indonesia, 2010)
C. Komplikasi
a. Gastritis Akut
Komplikasi yang ditimbulkan adalah perdarahan saluran
pencernaan bagian atas berupa haematomesis dan melena, dapat
berakhir dengan syok hemoragik.
b. Gastritis Kronis
Perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas, ulkus, ferporasi
dan anemia karena gangguan absorbs vitamin b12.
(Hardi & Huda Amin, 2015)
D. Konsep Lansia
1. Definisi lansia
Menurut WHO (World Healt Organization) lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari kehidupanya.
2. Teori Proses Menua
Menurut Depkes RI 2016 tentang proses menua, yaitu :
Teori Biologi :
a. Teori genetic dan mutasi
Menurut teori ini menua itu telah terprogram secara genetic
untuk spesies-spesis tertentu. Menua terjadi akibat sebagai
akibat dari perubahan biokimia yang diprogramkan oleh
molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi seingga terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (rusak).
c. Reaksi dan kekebalan sendiri
Di proses metabolisme tubuh akan diproduksi zat tertentu,
ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori immunology slow virus
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.
e. Teori Stress
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh
lelah terpakai.
f. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan
ikatan yang kuat, khususnya kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
3. Batasan Lanjut Usia
Menurut World Health Organization (WHO), ada 4 tahapan lanjut
usia:
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun.
4. Karakteristik Lansia
Lansia memiliki karakteristik yang berusia lebih dari 60 tahun,
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, kebutuhan biopsikososial dan spiritual, kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptive (Maryam, 2008).
5. Ciri-ciri Lansia
Menurut Depkes RI (2016), ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
a. Lansia merupakan periode kemunduran
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas
c. Menua membutuhkan perubahan peran
d. Penyesuaian yang buruk terhadap lansia
E. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, alamat, no register.
Riwayat kesehatan
Adalah riwayat penyakit yang pernah dialami dulu,
misalnya hipertensi, maag, dll.
Pola makan
Lansia biasanya mengalami penurunan pola makan, terlebih
lagi saat sakit, yang mulanya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari
karena mulut akan terasa pahit.
Pola aktivitas
Pola aktivitas lansia tentu saja tidak sebanyak anak-anak dan
orang dewasa. Karena organ tubuh lansia biasanya mengalami
penurunan kemampuan. Dan saat sakit lansia cenderung sering
tiduran dan jarang beraktivitas.
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum
Pasien biasanya merasa lemah, lesu, terlihat menahan sakit,
terjadi perubahan berat badan.
- TTV (tanda-tanda vital)
Pasien maag biasanya akan mengalami peningkatan suhu,
walau tidak terlalu tinggi.
- Pemeriksaan fisik
Sistem pernafasan, takhipnea.
Sistem kardiovaskuler, takikardi, hipotensi, nadi perifer
lemah, kulit pucat.
Sistem persarafan, sakit kepala, nyeri epigastrium,
disorientasi .
Sistem perkemihan
Gangguan keseimbangan cairan.
Sistem pencernaan
Didapatkan makan tidak habis, perubahan nafsu makan,
anoreksia, nausea, nyeri ulu hati.
Sistem musculoskeletal
Kelelahan, kelemahan..
2. Diagnosa keperawatan
Nyeri Akut b.d inflamasi mukosa lambung.
Hipovolemia b.d intake yang tidak adekuat.
Deficit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan.
Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan.
3. Rencana keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
1. Nyeri akut b.d Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
inflamasi mukosa Kriteria hasil : Tindakan
lambung Keluhan nyeri Observasi :
menurun Identifikasi lokasi,
Gelisah menurun karakteristik, durasi,
Tekanan darah frekuensi, kualitas,
membaik intensitas dan skala
Meringis nyeri
menurun Identifikasi factor
Skala nyeri yang memperberat
menurun dan memperingan
nyeri
Terapeurik:
Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri
Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
Edukasi :
Jelaskan penyebab
dan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian analgetik
2. hipovolemi b.d Status Cairan Manajemen
intake yang tidak Kriteria hasil : hipovolemia
adekuat Turgor kulit Tindakan
meningkat Observasi :
Intake cairan Periksa tanda dan
membaik gejala hipovolemia
Suhu tubuh turun Monitor intake dan
Keluhan haus output
menurun
Output urine Terapeutik :
meningkat Hitung kebutuhan
cairan
Berikan asupan
cairan oral
Edukasi :
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian IV NaCl,
RL, dll
4. Deficit Nutrisi b.d Status Nutrisi Manajemen nutrisi
ketidakmampuan Kriteria hasil : Tindakan
mencerna makanan Porsi makan Observasi :
yang dihabiskan Identifikasi status
meningkat nutrisi
Perasaan cepat Identifikasi
kenyang makanan yang
menurun disukai
BB membaik Monitor asupan
IMT membaik makanan
Nafsu makan Monitor berat badan
membaik Monitor hasil
Frakuensi makan pemeriksaan
membaik laboratorium
Terapeurik:
Lakukan oral
hygiene sebelum
makan jika perlu
Sajikan makanan
yang menarik dan
suhu yang sesuai
Edukasi
Anjurkan posisi
duduk jika perlu
Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan.
5. Intoleran aktivitas Toleransi Manajemen Energi
b.d kelemahan Aktivitas Tindakan
Kriteria Hasil : Observasi :
Saturasi oksigen Identifikasi
meningkat gangguan fungsi
Kemudahan tubuh yang
melakukan mengakibatkan
aktivitas sehari kelelahan
hari meningkat Monitor kelelahan
Kecepatan fisik dan emosional
berjalan
meningkat Terapeurik:
Kekuatan tubuh Lakukan latihan
meningkat gerak pasif dan aktif
Keluhan lelah Berikan aktivitas
menurun distraksi yang
Perasaan lemah menenangkan
menurun Fasilitas duduk
disisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala tidak
berkurang
Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan gizi
DAFTAR PUSTAKA
Dwipayana, I Made Pande., Wirawan. I Made Suma. 2018. Tanya Jawab Seputar
Kencing Manis (Diabetes Melitus) dan Sakit Maag (Gastritis). Ponorogo :
Uwais Inspirasi Indonesia.
(Kuntoadi, Gama Bagus. 2019. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
APIKES semester 1. Bandung : Panca Terra Firma.
Diktat Gastroenterohepatologi. 2020. Edisi 1.
Lewis, Heitkemper, Bucher. 2016. Medical Surgical Nursing Edisi 10. Colombia :
Mosby.
Hardi, K & Huda Amin, N. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC edisi 2. Jakarta : Mediaction.
Suratun Lusianah. 2010. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media.
Dermawan & Rahayuningsih. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publising.
Tim Pokja. SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
definisi dan indikator diagnosis Edisi 1. Jakarta; DPP PPNI.
Tim Pokja. SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
definisi dan tindakan keperawatan Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta; DPP PPNI.
Tim Pokja. SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
definisi dan kriteria hasil keperawatan Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta; DPP
PPNI.