Anda di halaman 1dari 18

IHSG

Diprediksi Naik Jelang Natal, Saham Perkebunan Bisa Jadi Pilihan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin


(23/12/2019) diprediksi naik melanjutkan tren positifnya sepanjang pekan
sebelumnya yang naik hingga 1,4% ke level 6.284,37. Analis Artha Sekuritas
Indonesia, Dennies Christoper Jordan menilai kenaikan IHSG sepanjang
pekan lalu, didukung oleh volume perdagangan saham yang tinggi. Hal itu
mengindikasikan, investor mulai kembali optimis terhadap pasar saham
domestik sehingga mendongkrak IHSG. Dennies memperkirakan IHSG naik
dengan area resistance di level 6.319 hingga 6.302, dan support pada level
6.249 hingga 6213. "Penguatan diperkirakan didorong oleh window dressing
akhir tahun," katanya menambahkan. Menurut Dennies, beberapa saham
yang bisa diperhatikan oleh investor pada perdagangan hari ini di antaranya
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI),
dan Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama memprediksi IHSG


melanjutkan kenaikannya seperti pada penutupan perdagangan pekan lalu.
"Ada potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG sehingga
berpeluang menuju ke area resistance," katanya. Berdasarkan analisa
teknikalnya, area resistance IHSG berada pada rentang 6.304,05 hingga
6.348,31. Sementara itu, area support pada rentang antara level 6.210,78
hingga 6.167,41. Adapun sejumlah saham yang dapat menjadi pertimbangan
investor, antara lain Elnusa Tbk (ELSA), XL Axiata Tbk (EXCL), Lippo
Cikarang Tbk (LPCK), Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia
Tbk (LSIP), Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan Waskita Beton Precast Tbk
(WSBP).

Berkebalikan dengan dua analis sebelumnya, analis Reliance Sekuritas


Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG sebelum libur Natal terkoreksi.
Apalagi, sepanjang pekan ini, perdagangan hanya dibuka selama tiga hari
saja sehingga dia memprediksi aktivitas di pasar saham akan sepi. "Kami
cenderung pesimis pada perdagangan awal pekan ini dengan tekanan aksi
jual membuat IHSG berpotensi turun," kata Lanjar. Menurutnya, IHSG hari ini
akan bergerak pada area support dan resistance antara level 6.200 hingga
6.300. Menurut Lanjar beberapa saham yang layak diperhatikan oleh investor
menjelang akhir tahun ini di antaranya Perusahaan Perkebunan London
Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Bank Jabar
Tbk (BJBR), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Perusahaan Gas Negara
Tbk (PGAS), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan Surya Esa Perkasa Tbk
(ESSA).

(Diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2019/12/23/ihsg-diprediksi-naik-


jelang-natal-saham-perkebunan-bisa-jadi-pilihan)

|Pernyataan di bawah ini yang PALING SESUAI dengan bacaan adalah ….

ketiga analis memperkirakan IHSG naik

area support diperkirakan akan berada di sekitar level 6.200 dan area
resistance pada level 6.300-an

IHSG turun seminggu sebelum Natal

LSIP, UNVR, BJBR, TLKM, PGAS, BSDE, dan ESSA sahamnya layak
diperhatikan di awal tahun 2020

Elsa adalah nama dari analis Binaartha Sekuritas

Pembahasan: B

Opsi A: salah, ada satu analis yang memperkirakan IHSG akan turun

Opsi B: paling mendekati benar, ketiga analis memperkirakan area support


sekitar 6.200-an dan area resistance di 6.300-an

Opsi C: salah, seminggu sebelum tanggal 23 Desember (hanya dua hari


sebelum Natal) IHSG terus naik

Opsi D: salah, harusnya akhir tahun 2019

Opsi E: salah, ELSA adalah singkatan dari Elnusa Tbk, sementara nama
analis Binaartha Sekuritas adalah M. Nafan Aji Gusta Utama

IHSG Diprediksi Naik Jelang Natal, Saham Perkebunan Bisa Jadi Pilihan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin


(23/12/2019) diprediksi naik melanjutkan tren positifnya sepanjang pekan
sebelumnya yang naik hingga 1,4% ke level 6.284,37. Analis Artha Sekuritas
Indonesia, Dennies Christoper Jordan menilai kenaikan IHSG sepanjang
pekan lalu, didukung oleh volume perdagangan saham yang tinggi. Hal itu
mengindikasikan, investor mulai kembali optimis terhadap pasar saham
domestik sehingga mendongkrak IHSG. Dennies memperkirakan IHSG naik
dengan area resistance di level 6.319 hingga 6.302, dan support pada level
6.249 hingga 6213. "Penguatan diperkirakan didorong oleh window dressing
akhir tahun," katanya menambahkan. Menurut Dennies, beberapa saham
yang bisa diperhatikan oleh investor pada perdagangan hari ini di antaranya
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI),
dan Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama memprediksi IHSG


melanjutkan kenaikannya seperti pada penutupan perdagangan pekan lalu.
"Ada potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG sehingga
berpeluang menuju ke area resistance," katanya. Berdasarkan analisa
teknikalnya, area resistance IHSG berada pada rentang 6.304,05 hingga
6.348,31. Sementara itu, area support pada rentang antara level 6.210,78
hingga 6.167,41. Adapun sejumlah saham yang dapat menjadi pertimbangan
investor, antara lain Elnusa Tbk (ELSA), XL Axiata Tbk (EXCL), Lippo
Cikarang Tbk (LPCK), Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia
Tbk (LSIP), Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan Waskita Beton Precast Tbk
(WSBP).

Berkebalikan dengan dua analis sebelumnya, analis Reliance Sekuritas


Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG sebelum libur Natal terkoreksi.
Apalagi, sepanjang pekan ini, perdagangan hanya dibuka selama tiga hari
saja sehingga dia memprediksi aktivitas di pasar saham akan sepi. "Kami
cenderung pesimis pada perdagangan awal pekan ini dengan tekanan aksi
jual membuat IHSG berpotensi turun," kata Lanjar. Menurutnya, IHSG hari ini
akan bergerak pada area support dan resistance antara level 6.200 hingga
6.300. Menurut Lanjar beberapa saham yang layak diperhatikan oleh investor
menjelang akhir tahun ini di antaranya Perusahaan Perkebunan London
Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Bank Jabar
Tbk (BJBR), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Perusahaan Gas Negara
Tbk (PGAS), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan Surya Esa Perkasa Tbk
(ESSA).

(Diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2019/12/23/ihsg-diprediksi-naik-


jelang-natal-saham-perkebunan-bisa-jadi-pilihan)

window dressing membuat IHSG menguat

Dennies Christoper Jordan menganggap penguatan IHSG didukung oleh


volume perdagangan saham yang sedang tinggi

Lanjar Nafi memperkirakan perdagangan saham akan ramai karena diburu-


buru menjelang liburnya perdagangan di pasar saham

ada perusahaan provider internet yang direkomendasikan sahamnya oleh


analis
IHSG diprediksi akan lanjut menguat mengikuti tren kenaikan pekan
sebelumnya

Pembahasan: C

Opsi A, B, D, dan E benar dan terdapat dalam bacaan, sementara opsi C


salah karena Lanjar Nafi memperkirakan perdagangan saham akan sepi.

Ada dua analis yang merekomendasikan perusahaan perkebunan.

IHSG sedang menguat.

Perdagangan hanya dibuka tiga hari saja selama libur Natal sehingga harus
cepat-cepat membeli saham.

Volume perdagangan saham sedang tinggi.

Bisnis perkebunan sedang berkembang dan merajalela.

Pembahasan: A

Logikanya, karena ada dua analis yang merekomendasikan perusahaan


perkebunan (LSIP), dan perusahaan tersebut adalah perusahaan satu-
satunya yang direkomendasikan oleh dua analis, maka sang Penulis berani
membuat headline dengan menyebut saham perkebunan bisa dijadikan
pilihan. Opsi C tidak benar, sementara opsi B dan D terlalu luas cakupannya
dan tidak bicara tentang saham perkebunan, sementara dalam opsi E, bisnis
perkebunan sama sekali tidak disebutkan sedang berkembang ataupun
merajalela, jadi opsi ini tidak relevan.

PWON

UNVR
EXCL

LSIP

ELSA

Pembahasan: D

LSIP/ Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk disebut


sebanyak dua kali, yaitu oleh analis M. Nafan Aji dan Lanjar Nafi, sementara
perusahaan lain masing-masing hanya disebut sekali.

Pembahasan: A

Sebenarnya ada 2 bank, akan tetapi bank yang merupakan BUMN hanyalah
Bank Nasional Indonesia/ BNI saja. (BUMN skalanya nasional, itu artinya
Bank Jabar tidak termasuk di dalamnya karena dikelola oleh pemerintah
daerah dan skalanya hanya meliputi Jawa Barat saja.)
Keduanya sama-sama memperkirakan IHSG naik.

Keduanya sama-sama memperkirakan IHSG turun.

Keduanya sama-sama memperkirakan area support dan resistance pada


angka yang tepat sama.

Keduanya sama-sama memperkirakan adanya potensi bullish continuation.

Keduanya sama-sama merekomendasikan suatu perusahaan yang sama

Pembahasan: E

Opsi A dan B salah karena Binaartha Sekuritas memperkirakan IHSG naik


sementara Reliance Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG turun. Opsi C
salah karena walau rentangnya sama, angka perkiraan mereka berbeda. Opsi
D salah karena potensi itu hanya diperkirakan oleh Binaartha Sekuritas. Yang
benar adalah opsi E, karena keduanya sama-sama merekomendasikan LSIP.

Binaartha Sekuritas memperkirakan IHSG naik, sedangkan Artha Sekuritas


Indonesia memperkirakan IHSG turun.

Artha Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG naik, sedangkan Binaartha


Sekuritas memperkirakan IHSG turun.

Binaartha Sekuritas memperkirakan area support di rentang 6.249 hingga


6.213, sementara Artha Sekuritas Indonesia memperkirakan area support di
rentang 6.210 hingga 6.167

Artha Sekuritas Indonesia memperkirakan area support di rentang 6.249


hingga 6.213, sementara Binaartha Sekuritas memperkirakan area support di
rentang 6.210 hingga 6.167
Binaartha Sekuritas memperkirakan area resistance di rentang 6.249 hingga
6.213, sementara Artha Sekuritas Indonesia memperkirakan area resistance
di rentang 6.210 hingga 6.167

Pembahasan: D

Opsi A dan B salah karena keduanya memprediksi bahwa IHSG akan naik.
Sementara opsi C dan E salah/ tidak mungkin benar, karena pernyataan yang
benar menurut bacaan adalah opsi D.

Pemberlakuan Tarif Ojol Baru, Begini Hitung-hitungannya

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menerapkan tarif baru


untuk ojek online (ojol) mulai hari ini, Rabu (1/5/2019). Untuk tahap awal, tarif
ini berlaku di lima daerah, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,
dan Makassar. Tarif ini terbagi menjadi tiga zona di mana Jabodetabek masuk
ke zona dua dengan biaya jasa minimal Rp 8.000 hingga Rp 10.000 untuk 4
km pertama. Artinya, dekat-jauh selama tidak melewati 4 km tarifnya
Rp8.000,00 - Rp10.000,00. Setelah itu, berlaku tarif per km yakni batas bawah
Rp2.000,00 dan batas atasnya Rp2.500,00.

Patut diingat, biaya jasa minimal, batas bawah, dan batas atas merupakan
biaya jasa yang sudah mendapat potongan "tidak langsung" berupa
penggunaan aplikasi. Artinya, dengan jasa aplikasi, konsumen harus
merogoh kocek lagi. Pemerintah sendiri telah menetapkan biaya aplikasi
maksimal 20%.

Lantas, seberapa besar perbedaan tarif lama dan tarif ojol yang baru? Pada
25 April 2019 lalu, dengan menggunakan aplikasi Grab dari Kantor Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Pasar Baru, Jakarta Pusat menuju Epicentrum di
Rasuna Said Kuningan, tarifnya sebesar Rp21.000,00. Adapun jarak kedua
titik ialah 8,5 km.

DetikFinance pun melakukan simulasi dengan formula baru dengan jarak


yang sama yakni 8,5 km. Dengan jarak tersebut, maka untuk 4 km pertamanya
konsumen harus membayar Rp8.000,00. Kemudian, dengan tarif per
kilometer Rp2.000,00 maka biaya 4,5 km selanjutnya ialah Rp9.000,00.
Dengan begitu, total untuk 8,5 km ialah Rp17.000,00. Patut diingat, konsumen
juga harus membayar biaya aplikasi sebesar 20%. Artinya, konsumen harus
menambah Rp3.400,00. Dengan begitu, total yang harus dibayar ialah
Rp17.000,00 ditambah Rp3.400,00 yakni Rp20.400,00.

Selanjutnya, mari kita hitung dengan jarak yang sama yakni 8,5 km dengan
menggunakan batas minimal tertinggi dan tarif batas atas. Untuk 4 km
pertama, maka biaya dikeluarkan ialah Rp10.000,00. Kemudian, 4,5 km
selanjutnya dikenakan tarif per km Rp2.500,00 yakni totalnya Rp11.250,00.
Sehingga, untuk 8,5 km yang mesti dibayar ialah Rp21.250,00. Kemudian,
tarif itu ditambah biaya aplikasi 20 sebesar Rp4.250,00. Jadi, konsumen
harus membayar Rp25.500,00.

(Diadaptasi dari: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-


4531862/tarif-baru-ojol-mulai-berlaku-begini-hitung-hitungannya)

|Berdasarkan paragraf pertama, yang PALING MUNGKIN BENAR adalah ….


Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar merupakan 5 zona
tarif ojol

Zona dua meliputi lima daerah

Zona satu adalah Jakarta

Zona satu dipatok minimal Rp8.000,00 hingga Rp10.000,00 untuk 4 km


pertama

4 km selanjutnya dipatok seharga batas bawah Rp2.000,00 dan batas


atasnya Rp2.500,00

Pembahasan: B

Opsi A: Salah, karena hanya ada tiga zona.

Opsi B: Benar; yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Opsi C: yang benar adalah Jakarta berada di zona dua.

Opsi D: itu adalah tarif zona dua.

Opsi E: Salah, seharusnya per kilo, bukan per 4 km.

Pemberlakuan Tarif Ojol Baru, Begini Hitung-hitungannya

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menerapkan tarif baru


untuk ojek online (ojol) mulai hari ini, Rabu (1/5/2019). Untuk tahap awal, tarif
ini berlaku di lima daerah, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,
dan Makassar. Tarif ini terbagi menjadi tiga zona di mana Jabodetabek masuk
ke zona dua dengan biaya jasa minimal Rp 8.000 hingga Rp 10.000 untuk 4
km pertama. Artinya, dekat-jauh selama tidak melewati 4 km tarifnya
Rp8.000,00 - Rp10.000,00. Setelah itu, berlaku tarif per km yakni batas bawah
Rp2.000,00 dan batas atasnya Rp2.500,00.

Patut diingat, biaya jasa minimal, batas bawah, dan batas atas merupakan
biaya jasa yang sudah mendapat potongan "tidak langsung" berupa
penggunaan aplikasi. Artinya, dengan jasa aplikasi, konsumen harus
merogoh kocek lagi. Pemerintah sendiri telah menetapkan biaya aplikasi
maksimal 20%.

Lantas, seberapa besar perbedaan tarif lama dan tarif ojol yang baru? Pada
25 April 2019 lalu, dengan menggunakan aplikasi Grab dari Kantor Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Pasar Baru, Jakarta Pusat menuju Epicentrum di
Rasuna Said Kuningan, tarifnya sebesar Rp21.000,00. Adapun jarak kedua
titik ialah 8,5 km.

DetikFinance pun melakukan simulasi dengan formula baru dengan jarak


yang sama yakni 8,5 km. Dengan jarak tersebut, maka untuk 4 km pertamanya
konsumen harus membayar Rp8.000,00. Kemudian, dengan tarif per
kilometer Rp2.000,00 maka biaya 4,5 km selanjutnya ialah Rp9.000,00.
Dengan begitu, total untuk 8,5 km ialah Rp17.000,00. Patut diingat, konsumen
juga harus membayar biaya aplikasi sebesar 20%. Artinya, konsumen harus
menambah Rp3.400,00. Dengan begitu, total yang harus dibayar ialah
Rp17.000,00 ditambah Rp3.400,00 yakni Rp20.400,00.

Selanjutnya, mari kita hitung dengan jarak yang sama yakni 8,5 km dengan
menggunakan batas minimal tertinggi dan tarif batas atas. Untuk 4 km
pertama, maka biaya dikeluarkan ialah Rp10.000,00. Kemudian, 4,5 km
selanjutnya dikenakan tarif per km Rp2.500,00 yakni totalnya Rp11.250,00.
Sehingga, untuk 8,5 km yang mesti dibayar ialah Rp21.250,00. Kemudian,
tarif itu ditambah biaya aplikasi 20 sebesar Rp4.250,00. Jadi, konsumen
harus membayar Rp25.500,00.

(Diadaptasi dari: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-


4531862/tarif-baru-ojol-mulai-berlaku-begini-hitung-hitungannya)

|Jika Jakarta masuk ke dalam zona dua, maka ….

Bandung masuk ke dalam zona satu

biayanya lebih murah daripada zona satu

penumpang taksi Jakarta kembali meningkat

tidak ada yang relevan

Pembahasan: D

Opsi A: kurang relevan, tidak dijelaskan dalam teks.

Opsi B: kurang relevan.

Opsi C: kurang relevan, tidak ada dalam teks.

Opsi D: Benar, Rp10.000,00 + Rp2.500,00.

Opsi E: Salah, karena opsi D relevan.

Pemberlakuan Tarif Ojol Baru, Begini Hitung-hitungannya


Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menerapkan tarif baru
untuk ojek online (ojol) mulai hari ini, Rabu (1/5/2019). Untuk tahap awal, tarif
ini berlaku di lima daerah, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,
dan Makassar. Tarif ini terbagi menjadi tiga zona di mana Jabodetabek masuk
ke zona dua dengan biaya jasa minimal Rp 8.000 hingga Rp 10.000 untuk 4
km pertama. Artinya, dekat-jauh selama tidak melewati 4 km tarifnya
Rp8.000,00 - Rp10.000,00. Setelah itu, berlaku tarif per km yakni batas bawah
Rp2.000,00 dan batas atasnya Rp2.500,00.

Patut diingat, biaya jasa minimal, batas bawah, dan batas atas merupakan
biaya jasa yang sudah mendapat potongan "tidak langsung" berupa
penggunaan aplikasi. Artinya, dengan jasa aplikasi, konsumen harus
merogoh kocek lagi. Pemerintah sendiri telah menetapkan biaya aplikasi
maksimal 20%.

Lantas, seberapa besar perbedaan tarif lama dan tarif ojol yang baru? Pada
25 April 2019 lalu, dengan menggunakan aplikasi Grab dari Kantor Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Pasar Baru, Jakarta Pusat menuju Epicentrum di
Rasuna Said Kuningan, tarifnya sebesar Rp21.000,00. Adapun jarak kedua
titik ialah 8,5 km.

DetikFinance pun melakukan simulasi dengan formula baru dengan jarak


yang sama yakni 8,5 km. Dengan jarak tersebut, maka untuk 4 km pertamanya
konsumen harus membayar Rp8.000,00. Kemudian, dengan tarif per
kilometer Rp2.000,00 maka biaya 4,5 km selanjutnya ialah Rp9.000,00.
Dengan begitu, total untuk 8,5 km ialah Rp17.000,00. Patut diingat, konsumen
juga harus membayar biaya aplikasi sebesar 20%. Artinya, konsumen harus
menambah Rp3.400,00. Dengan begitu, total yang harus dibayar ialah
Rp17.000,00 ditambah Rp3.400,00 yakni Rp20.400,00.

Selanjutnya, mari kita hitung dengan jarak yang sama yakni 8,5 km dengan
menggunakan batas minimal tertinggi dan tarif batas atas. Untuk 4 km
pertama, maka biaya dikeluarkan ialah Rp10.000,00. Kemudian, 4,5 km
selanjutnya dikenakan tarif per km Rp2.500,00 yakni totalnya Rp11.250,00.
Sehingga, untuk 8,5 km yang mesti dibayar ialah Rp21.250,00. Kemudian,
tarif itu ditambah biaya aplikasi 20 sebesar Rp4.250,00. Jadi, konsumen
harus membayar Rp25.500,00.

(Diadaptasi dari: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-


4531862/tarif-baru-ojol-mulai-berlaku-begini-hitung-hitungannya)

driver mendapatkan maksimal Rp8.000,00 di 4 km pertama dari perusahaan


ojol

penumpang membayar maksimal Rp3.000,00 untuk kilometer ke-lima

penumpang membuat twit #UninstallOjol

Perusahaan mengambil 20% dari pendapatan ojol


20% dari tarif maksimal akan diberikan kembali kepada penumpang

Pembahasan: B

Opsi A: Salah, karena biaya aplikasi diluar tarif dasar

Opsi B: Benar, km kelima seharga maks Rp2500,00 + biaya aplikasi maks


20% × Rp2.500,00 = Rp3.000,00.

Opsi C: Tidak relevan

Opsi D: Tidak relevan

Opsi E: Tidak relevan

Aplikasi Grab dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

detikFinance membayar sebesar Rp8.000,00 untuk 4 km pertamanya

biaya yang dikeluarkan seharusnya Rp20.400,00

biaya Rp21.000,00 tidak sesuai dengan ketentuan tarif

Jika aplikasi menerapkan batas atas, maka harus membayar Rp25.500,00

Pembahasan: E

Opsi A: Salah, aplikasi Grab dari perusahaan Grab.

Opsi B: Salah, itu merupakan tarif minimal, bukan yang dibayar.

Opsi C: Tidak perlu "seharusnya", karena sudah sesuai dengan batas atas
dan bawah.

Opsi D: Sudah sesuai kok :)

Opsi E: Benar, karena ada kata “jika”, sehingga perandaiannya benar. Bukan
kejadian sebenarnya
biaya aplikasi maksimal 20%

tarif 4 kilometer setelah kilometer ke-empat adalah Rp8.000,00

untuk 8,5 km yang harus dibayar ialah Rp17.000,00

detikFinance membayar sebesar Rp21.000,00

penumpang cukup membayar Rp3.400,00 untuk 8.5 km

Pembahasan: B

Opsi A: Tidak sesuai dengan "Jika"

Opsi B: Benar, jika biaya aplikasi sebesar Rp 3.400 untuk 8.5km, maka biaya
per km 2.000. karena 4 km setelah km ke-empat adalah 5-8, maka Rp2.000 x
4 = 8.000

Opsi C: yang benar Rp 20.400

Opsi D: bukan akibat dari Jika

Opsi E: salah, itu hanya biaya aplikasi

ojol menjadi lebih mahal untuk rute dekat

Bogor juga turut masuk dalam ketetapan tarif ojol

Rp8.000,00 - Rp10.000,00 untuk 4 km pertama berlaku di zona dua

penumpang cukup membayar paling tidak Rp2.000,00 untuk kilometer ke-


enam saja

biaya terasa lebih murah jika hanya perjalanan 1 km


Pembahasan: E

E salah karena untuk 4 km pertama harganya akan sama saja, jadi tidak ada
bedanya antara 1 km dengan 4 km

Maksimal Rp12.000,00

Rp2.000,00 per kilometer

Maksimal Rp30.000

Maksimal Rp25.500

Rp1 menggunakan GU-PAI

Pembahasan: A

Karena untuk 10 m tetap terkena harga 4 km pertama yaitu 8.000 - 10.000


dengan asumsi akan mendapatkan biaya tambahan sebesar 20% dari
aplikasi, maka minimal yang dibayarkan adalah 8000 + (20%).8000 =
Rp9.600. Sedangkan, batas maksimalnya adalah 10.000 + (20%).10.000 =
Rp12.000.

2, 4, 6, …, 14, 28, ….

8 dan 30

12 dan 56

12 dan 30

8 dan 56
10 dan 32

Pembahasan: C

Pola untuk deret bilangan di atas adalah x2 lalu +2.

Jadi, yang benar adalah:

2(x2)= 4

4(+2)= 6

6(x2)= 12

12(+2)= 14

14(x2)= 28

28(+2)= 30

1783, 3178, 8317, ….

3718

3871

7138

7381

7831

Pembahasan: E

Polanya adalah geser angka ke kanan, untuk angka yang paling kanan, di
pindah menjadi angka paling kiri.

Perhatikan gambar di bawah ini!


Bilangan yang tepat untuk mengisi tanda tanya pada gambar di sebelah
kanan adalah ….

19

15

17

13

21

Pembahasan: C

Sebenarnya angka-angka tersebut adalah bilangan prima, namun hanya


ditulis tiap 2 bilangan.

Jadi, pada gambar di kiri:

2, 3, 5, 7, 11, 13, 17

Maka, pada gambar di kanan seharusnya:

11, 13, (17), 19, 23, 29, 31

Perhatikan tabel dibawah ini

49 64 1

9 ? 36

81 25 16
Berapakah angka yang PALING RELEVAN untuk diisi sehingga membuat
sebuah pola yang urut?

18

57

100

Pembahasan : A

Tabel berisi bilangan kuadrat yang berurut, walaupun 100 merupakan kuadrat
dari 10, namun 4 merupakan hasil kuadrat dari 2, dan akan melengkapi pola
bilangan kuadrat urut dari 1 - 9.

Kuantitas A: 700% -

Kuantitas B: - 10%(Kuantitas A)

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan keduanya tidak dapat ditentukan

Pembahasan: B

Pertama-tama, kita harus menentukan hasil dari kuantitas A terlebih dahulu.


= 7 - 2= 5

Sementara Kuantitas B:

= 6 - 0,5= 5,5

Jadi, Kuantitas B lebih besar.

Kuantitas A: Jumlah rusuk pada alas prisma (notes : alas tidak lingkaran)
Kuantitas B: Jumlah sisi pada kerucut

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan keduanya tidak dapat ditentukan

Pembahasan : A

Karena pengertian prisma adalah “bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi
oleh alas dan tutup identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk
persegi atau persegi panjang”. Dan memiliki batasan alas dan tutupnya bukan
lingkaran, alas yang memungkinkan adalah segitiga keatas, dimana minimal
segitiga memiliki rusuk sebanyak 3. Sedangkan kuantitas B (jumlah sisi
kerucut) pasti berjumlah 2 (alas dan selimut). Jadi kuantitas A pasti lebih
besar dari kuantitas B



Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!

Anda mungkin juga menyukai