Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Nestori Lestari Klau

NIM : 33119068
FAKULTAS/PRODI : Ekonomika Dan Bisnis/Akuntansi
SEMESTER/KELAS : II/B
TUGAS 9 : Ekonomi Koperasi

“ PERKEMBANGAN KOPERASI DALAM MENGHADAPI MEA”

Di Negara berkembang seperti Indonesia harusnya koperasi dapat berkembang untuk melawan
ketidak pastian dan kejamnya dunia ekonomi pada saat ini. Karena koperasi merupakan salah
satu lemabaga ekonomi rakyat yang menggerakan perekonomian rakyat dalam memacu
kesejahteraan sosial masyarakat.

MEA adalah sebuah revolusi ekonomi ASEAN dimana menjadikan sebuah wilayah regional
yang tidak memiliki batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa serta tenaga kerja yang
didukung oleh modal baik domestik maupun asing. Indonesia sebagai negara anggota ASEAN
yang ikut mensetujui pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus menghadapi
berbagai tantangan dibidang ekonomi khususnya domestik. Kesiapan Indonesia untuk membuka
pasar ekonomi bebas di tingkat regional mau tidak mau memberikan perhatian serius bagi pihak
pemerintah sebagai aktor negara dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya atau aktor non negara yaitu
pengusaha dan organisasi ekonomi. Dengan terciptanya integrasi kawasan dalam bentuk
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) selain merupakan suatu tantangan yang akan dihadapi
negara di kawasan tersebut, perlu diperhatikan masalah-masalah yang akan ditimbulkan.
Masalah tersebut lebih kepada kesiapan negara anggota khususnya,Indonesia untuk menghadapi
persaingan ekonomi global yang bersifat terbuka dan represif. Indonesia perlu segera
memperhatikan faktor-faktor pendukung, baik internal maupun eksternal agar dampak yang
ditimbulkan di kemudian hari akibat arus barang dan jasa yang bebas, memberikan dampak dan
pengaruh yang positif.

Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing
kawasan dalam perekonomian global melalui empat kerangka strategis yang meliputi pasar
tunggal dan basis produksi internasional, kawasan ekonomi yang saling memiliki daya saing
tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN,
mengurangi tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dan
hubungan kerjasama ekonomi yang erat dengan organisasi global lainnya. Hal ini tentunya akan
memberikan manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN yang
mayoritas merupakan negara berkembang.

Untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, sebagian masyarakat melibatkan diri
dalam berbagai usaha yang berproduktif adapula yang bergabung dalam wadah yang memiliki
legalitas seperti koperasi. Koperasi menciptakan peluang bagi masyarakat untuk membantu
dirinya sendiri. Lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia sudah menjadi anggota koperasi.
Meskipun koperasi lebih memberi fokus untuk memenuhi kebutuhan lokal para anggotannya,
mereka juga bekerjasama dan terkait. Mereka sama-sama mendukung dan mempraktekan nilai
maupun prinsip yang terkandung didalam ICIS (Pernyataan Internasional tentang jatidiri
Koperasi). Basis demokrasi dan kombinasi tujuan sosial ekonomi yang unik menempatkan
koperasi sebagai lembaga ideal yang berperan untuk meningkatkan kelayakan globalisasi. Dalam
banyak hal koperasi adalah cermin dan lebih menampakan wajah kemanusiaan dari globalisasi
yang mementingkan uang dan modal semata-mata. Bukan tidak mungkin untuk menghadapi
persaingan pasar bebas pengembangan peran masyarakat melalui koperasi akan menjadi salah
satu titik yang menjadikan globalisasi sebagai pembukaan kesempatan bagi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah untuk menunjukan sejauhmana potensi dan apa yang akan dilakukan koperasi
agar bertahan dalam globalisasi yang diwarnai oleh persaingan efisiensi dan profesionalisme
pelaku bisnis dan apa yang sesungguhnya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
koperasi dalam memberdayakan masyarakat dalam potensi ekonomi.

Peluang dengan adanya MEA 2015, antara lain :

–        Terbentuknya pasar untuk produk ekspor di Asean

–        Memudahkan untuk bisa mengakses modal investasi antar Negara Asean

–        Memudahkan memperoleh barang/jasa yang diproduksi diluar Negara kita

Tantangan yang dihadapi dengan adanya MEA 2015, antara lain :

–        Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing karena harga dan kualitas
produk kita kalah dibanding Negara lain di Asean

–        Semakin banyaknya produk impor di pasaran dalam negeri yang akan mematikan usaha di
Negara kita, contohnya saja Koperasi yang semakin harus dapat bersaing

–        Masuknya SDM dari Negara lain yang mungkin lebih berkualitas, yang akan menggusur
tenaga keja dalam negeri.

 
Dengan semakin tingginya peluang Koperasi yang semakin banyak dan berjalan dengan baik di
Indonesia. Banyak pula masalah/tantangan yang dihadapi oleh Koperasi di Indonesia memang
masih belum terselesaikan, apalagi dengan munculnya MEA 2015 ini. Seperti diantaranya :

–        Lemahnya kelembagaan koperasi

–        Lemahnya modal internal koperasi

–        Kurangnya inovasi dalam bisnis koperasi dan lambannya pemanfaatan IT

–        Lemahnya kualitas SDM dan kurangnya profesionalisme di Koperasi

Setelah dilihat diatas, dengan semakin banyaknya masalah yang dihadapi oleh koperasi, maka
koperasi harus melakukan peningkatan daya saing untukn menghadapi MEA 2015, yaitu dari
segi organisasi koperasi itu sendiri, bisnis koperasinya, dan juga Sumber Daya Manusianya.

Jika dilihat dari Organisasi Koperasi itu bisa dilakukan diantaranya :

1. Memperkuat idiologisasi koperasi pada anggota


2. Penguatan kelembagaan koperasi sebagai entitas bisnis modern
3. Membangun kultur kreatif, inovatif dan nilai tambah damlam kerangka meningkatkan
daya saing koperasi
4. Memperkuat jaringan kemitraan koperasi dengan stake holder
 

Jika dilihat dari segi Bisnis Koperasinya, diantaranya :

1. Peningkatan modal sendiri berdasar skala ekonomi yang layak


2. Penerapan IT
3. Kemitraan dengan pelaku bisnis lain
 

Jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia nya,antaralain :

1. Peningkatan kualitas SDM koperasi


2. Pengembangan system kompensasi yang menarik
3. Profesionalisasi manajemen
4. Pengukuran kinerja SDM yang unggul
 

MEA adalah sebuah revolusi ekonomi ASEAN dimana menjadikan sebuah wilayah regional
yang tidak memiliki batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa serta tenaga kerja yang
didukung oleh modal baik domestik maupun asing. Indonesia sebagai negara anggota ASEAN
yang ikut mensetujui pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus menghadapi
berbagai tantangan dibidang ekonomi khususnya domestik. Kesiapan Indonesia untuk membuka
pasar ekonomi bebas di tingkat regional mau tidak mau memberikan perhatian serius bagi pihak
pemerintah sebagai aktor negara dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya atau aktor non negara yaitu
pengusaha dan organisasi ekonomi. Dengan terciptanya integrasi kawasan dalam bentuk
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) selain merupakan suatu tantangan yang akan dihadapi
negara di kawasan tersebut, perlu diperhatikan masalah-masalah yang akan ditimbulkan.
Masalah tersebut lebih kepada kesiapan negara anggota khususnya,Indonesia untuk menghadapi
persaingan ekonomi global yang bersifat terbuka dan represif. Indonesia perlu segera
memperhatikan faktor-faktor pendukung, baik internal maupun eksternal agar dampak yang
ditimbulkan di kemudian hari akibat arus barang dan jasa yang bebas, memberikan dampak dan
pengaruh yang positif.

Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing
kawasan dalam perekonomian global melalui empat kerangka strategis yang meliputi pasar
tunggal dan basis produksi internasional, kawasan ekonomi yang saling memiliki daya saing
tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN,
mengurangi tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dan
hubungan kerjasama ekonomi yang erat dengan organisasi global lainnya. Hal ini tentunya akan
memberikan manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN yang
mayoritas merupakan negara berkembang.

Untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, sebagian masyarakat melibatkan diri
dalam berbagai usaha yang berproduktif adapula yang bergabung dalam wadah yang memiliki
legalitas seperti koperasi. Koperasi menciptakan peluang bagi masyarakat untuk membantu
dirinya sendiri. Lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia sudah menjadi anggota koperasi.
Meskipun koperasi lebih memberi fokus untuk memenuhi kebutuhan lokal para anggotannya,
mereka juga bekerjasama dan terkait. Mereka sama-sama mendukung dan mempraktekan nilai
maupun prinsip yang terkandung didalam ICIS (Pernyataan Internasional tentang jatidiri
Koperasi). Basis demokrasi dan kombinasi tujuan sosial ekonomi yang unik menempatkan
koperasi sebagai lembaga ideal yang berperan untuk meningkatkan kelayakan globalisasi. Dalam
banyak hal koperasi adalah cermin dan lebih menampakan wajah kemanusiaan dari globalisasi
yang mementingkan uang dan modal semata-mata. Bukan tidak mungkin untuk menghadapi
persaingan pasar bebas pengembangan peran masyarakat melalui koperasi akan menjadi salah
satu titik yang menjadikan globalisasi sebagai pembukaan kesempatan bagi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah untuk menunjukan sejauhmana potensi dan apa yang akan dilakukan koperasi
agar bertahan dalam globalisasi yang diwarnai oleh persaingan efisiensi dan profesionalisme
pelaku bisnis dan apa yang sesungguhnya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
koperasi dalam memberdayakan masyarakat dalam potensi ekonomi.
 

Peran pemerintah dalam melakukan pembinaan pada koperasi juga berperan penting agar
menciptakan koperasi yang bisa semakin berkembang dalam MEA 2015. Pemerintah merupakan
aktor utama bagi perkembangan koperasi, karena kebijakan-kebijakan yang dilakukan harus pro
rakyat dan demi kesejahteraan rakyat Indonesia semata jangan menguntungkan bagi bangsa lain.
Disamping itu pemerintah juga harus membantu dana dalam mengembangkan koperasi, tetapi
tidak hanya memberikan dana saja, pemerintah harus mengontrol pengguanaan dana tersebut.

Selain cara-cara diatasakan menjadi lebih baik & efektif lagi bila diadakan program penelitian
dan pengembangan koperasi.

1. Peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan, yang meliputi seluruh aspek


pengembangan perkoperasian melalui pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral yang
terkoordinasi dan terintegrasi.
2. Pengkajian dan perumusan pengetahuan perkoperasian dalam rangka penyusunan
keilmuan koperasi, sebagai bahan pengajaran ilmu koperasi dalam pendidikan formal.
3. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan perkoperasian untuk memberikan
masukan yang diperlukan bagi penyusunan pola pengembangan koperasi serta persiapan
langkah-langkah bagi usaha membangun koperasi.
4. Mengembangkan berbagai pola dan perangkat pembangunan koperasi baik perangkat
lunak maupun perangkat keras, yang meliputi aspek-aspek manajemen personil, permodalan
dan perkreditan, produksi serta pemasaran.
5. Mengkaji proyek rintisan/percontohan dalam rangka memperoleh sistem dan peralatan
teknis yang belum dijadikan pola atau sistem operasional.
6. Mengembangkan pusat dokumentasi ilmiah dan informasi perkoperasian yang didukung
oleh sistem dan jaringan informasi yang menyeluruh dan terpadu, guna memonitor dan
mengevaluasi berbagai perkembangan pembangunan koperasi serta dampak sosial ekonomi
yang ditimbulkannya.
7. Meningkatkan kerjasama koperasi dengan lembaga-lembaga pendidikan, penelitian,
pengembangan dan pengkajian baik di lingkungan pemerintah maupun swasta.

Anda mungkin juga menyukai