Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN

IBU TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR


ANAK USIA 18-24 BULAN DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KARYA WANITA
KOTA PEKANBARU

Mita Puspitasari*, Yeni Aryani*


* Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau

ABSTRAK

Pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan motorik kasar anak usia


18-24 bulan dapat meningkatkan perkembangan secara optimal pada anak. Di
Indonesia sekitar 16% anak usia dibawah 5 tahun mengalami gangguan
perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat, setiap 2 dari 1000 anak
mengalami gangguan perkembangan motorik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang
stimulasi perkembangan motorik kasar anak usia 18-24 bulan di Kelurahan
Limbungan Baru Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Kota
Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2017. Populasi
pada penelitian ini ialah seluruh ibu yang memiliki anak usia 18-24 bulan, dengan
jumlah sampel sebanyak 45 ibu. Penelitian ini merupakan pre eksperimen dengan
desain pre test dan post test. Teknik sampling yaitu cluster sampling,
menggunakan uji Wilcoxon, pada tingkat kemaknaan 95%. Hasil penelitian yaitu
sebelum diberikan pendidikan kesehatan nilai rata-rata 17,16, setelah diberikan
pendidikan kesehatan nilai rata-rata 23,13, dan ada Pengaruh Pendidikan
Kesehatan terhadap Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 18-24 Bulan dengan nilai p =0,000 (α <0,05). Disarankan
perlunya pendidikan kesehatan untuk ibu tentang stimulasi perkembangan motorik
kasar anak usia 18-24 bulan agar dapat diterapkan dirumah.

Kata kunci : Pengetahuan Ibu, Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar


Anak Usia 18-24 Bulan
Daftar Pustaka : 36 (1995-2016)

PENDAHULUAN mental, kognitif, maupun sosial


Stimulasi merupakan cikal (Adriana, 2013).
bakal proses pembelajaran anak yang Masa bayi dan balita
harus dimulai sejak awal kehidupan merupakan periode paling penting
anak tersebut. Anak yang dalam menentukan kualitas sumber
mendapatkan stimulasi secara daya manusia, pada 5 tahun pertama
optimal akan lebih cepat berkembang proses tumbuh kembang berjalan
dibandingkan anak yang kurang atau dengan cepat. Para ahli mengatakan
tidak mendapatkan stimulasi. Setiap bahwa masa bayi dan balita disebut
keluarga mengharapkan anak yang sebagai masa emas “golden age
mampu tumbuh dan berkembang period” khususnya pada usia 0-2
secara optimal, baik itu secara fisik,

1
2 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 82-90

tahun karena perkembangan otak Pada masa balita yaitu usia 18-
mencapai 80%. 24 bulan terjadi kemajuan dalam
Survei yang dilakukan United perkembangan motorik kasar dan
Nations Children’s Fund (UNICEF) motorik halus, tetapi mengalami
menunjukkan bahwa dari 200 juta penurunan dalam kecepatan
anak di bawah usia 5 tahun di pertumbuhan (Kemenkes, 2012).
negara-negara berkembang di dunia, Menurut Juniarti (2016), bahwasanya
lebih dari sepertiganya tidak kemampuan motorik halus
terpenuhi potensinya untuk berkembang setelah kemampuan
perkembangan (UNICEF, 2006). Di motorik kasar berkembang secara
Indonesia sekitar 16% anak usia optimal.
dibawah 5 tahun mengalami Penelitian Yusuf, dkk tahun
gangguan perkembangan saraf dan 2016 menyebutkan bahwa sebelum
otak mulai ringan sampai berat, dilakukan pendidikan kesehatan
setiap 2 dari 1000 bayi mengalami mayoritas pengetahuan kurang yaitu
gangguan perkembangan motorik sebesar 69,7% dan setelah diberikan
(Maria & Andriani, 2009). pendidikan kesehatan mayoritas
Perkembangan bayi dan balita pengetahuan baik yaitu sebesar
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu 81,8%. Hasil penelitian menyebutkan
malnutrisi kronis berat, stimulasi dini adanya pengaruh pendidikan
yang tidak adekuat, defisiensi kesehatan dengan pendekatan
yodium, dan anemia defisiensi besi. modelling terhadap pengetahuan ibu
Salah satu faktor resiko penting dan dalam menstimulasi tumbuh
berhubungan dengan interaksi ibu kembang bayi (Yusuf, 2016).
dan anak adalah pemberian stimulasi Data Dinas Kesehatan Provinsi
dini (Sulistyawati, 2014). Salah satu Riau tahun 2014 menyatakan bahwa
perkembangan pada masa balita cakupan pelayanan balita pada tahun
adalah pada aspek motorik kasar. 2014 di Provinsi Riau sebesar 72,6%
Motorik kasar adalah bagian dari yang mengalami peningkatan
aktivitas motor yang melibatkan otot- dibandingkan tahun 2013 sebesar
otot besar dan salah satunya 65,4%. Indikator ini belum
dipengaruhi oleh interaksi orang tua memenuhi target Renstra pada tahun
terhadap anak utamanya dalam 2014 yang sebesar 90%.
bentuk stimulasi (IDAI, 2012). Berdasarkan survey
Pendidikan kesehatan adalah pendahuluan pada data Dinas
bentuk serangkaian upaya yang Kesehatan Provinsi Riau tahun 2016
ditujukan untuk mempengaruhi pada triwulan I didapatkan hasil
orang lain, mulai dari individu, bahwa dari 4 Puskesmas yang
kelompok, keluarga dan masyarakat melakukan deteksi dini didapatkan
dalam mengatasi masalah data penyimpangan motorik kasar
kesehatannya melalui kegiatan balita yaitu Puskesmas Rawat Inap
pembelajaran agar terlaksananya Karya Wanita dengan persentase
perilaku sehat (Setiawati & 0,58%, Puskesmas Garuda 0,09%,
Dermawan, 2008). Ketidaktahuan Puskesmas Payung Sekaki 0,47%,
ibu tentang stimulasi perkembangan dan Puskesmas Sidomulyo 0,04%.
anak usia 18-24 bulan dapat Dari 4 Puskesmas tersebut, dapat
mengakibatkan ibu sulit memahami dilihat bahwa Puskesmas Rawat Inap
pentingnya stimulasi perkembangan Karya Wanita memiliki persentase
anak usia 18-24 bulan. penyimpangan motorik kasar yang
Mita Puspitasari, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu 3

lebih tinggi dari pada 3 Puskesmas


lainnya. 1. Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan
METODE PENELITIAN Responden Sebelum dan Setelah
Jenis penelitian pre eksperimen diberikan Pendidikan Kesehatan
dengan desain pre-post test design. di Posyandu Kelurahan
Penelitian dilakukan pada bulan Limbungan Baru Wilayah Kerja
September 2016 s/d Juli tahun 2017. Puskesmas Rawat Inap Karya
Populasi pada penelitian ini adalah Wanita Kota Pekanbaru Tahun
seluruh ibu yang memiliki anak usia 2017
18-24 bulan di Posyandu Kelurahan
Limbungan Baru wilayah kerja No Variabel n Mean SD Range Min Maks
Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita 1. Pretest 17,16 3,411 14 9 23
Kota Pekanbaru dan sampel 45
2. Posttest 23,13 1,502 6 19 25
sebanyak 45 orang diambil secara
cluster sampling. Pengolahan data
dilakukan secara komputerisasi
dengan analisa data bivariat
menggunakan uji statistik Wilcoxon.

2. Analisis Bivariat
HASIL PENELITIAN Tabel 3. Pengaruh Pendidikan
Karakteristik Responden Kesehatan terhadap Pengetahuan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu tentang Stimulasi
Karakteristik Responden di Perkembangan Motorik Kasar
Posyandu Kelurahan Limbungan Anak Usia 18-24 Bulan di
Baru Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Limbungan Baru
Rawat Inap Karya Wanita Kota Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Pekanbaru Tahun 2017 Inap Karya Wanita Kota
Pekanbaru
Jumlah Persentase
No Karakteristik
(n) (%)
1. Umur No Variabel n P value
21 46,7
a. 20-30 th 1.
24 53,3 Pretest
b. >30 th 45 0,000
Jumlah 45 100 2. Posttest
2. Pekerjaan
a. Tidak Bekerja 34 75,6 PEMBAHASAN
b. Bekerja 11 24,4 (1) Pengetahuan Ibu Sebelum dan
Jumlah 45 100 Setelah diberikan Pendidikan
3. Pendidikan Kesehatan
a. SD 3 6,7 Dari hasil penelitian
b. SMP 5 11,1
didapatkan bahwa rata-rata
c. SLTA 22 48,9
d. PT 15 33,3
pengetahuan ibu sebelum diberikan
Jumlah 45 100 pendidikan kesehatan adalah 17,16
dengan standar deviasi (SD) 3,411.
4 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 82-90

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian bahwasanya dari 45 responden


besar responden belum memahami terdapat 18 responden yang
dengan benar tentang stimulasi jawabannya masih salah.
perkembangan motorik kasar anak Menurut Widayatun TR
usia 18-24 bulan. Menurut (1999:23) menyatakan bahwa setiap
Notoatmodjo (2007), pengetahuan orang memiliki cara-cara tertentu
merupakan domain yang sangat dalam menyerap informasi dari luar
penting dalam membentuk tindakan kedalam memorinya. Sebagian orang
atau prilaku seseorang. Setelah mudah menyerap informasi dengan
diberikan pendidikan kesehatan rata- mendengarkan. Mereka belajar
rata pengetahuan ibu adalah 23,13 dengan menggunakan pendengaran.
dengan standar deviasi (SD) 1,502. Selain itu ada juga yang lebih mudah
Terlihat perbedaan nilai mean memahami sesuatu dengan
sebelum dan setelah diberikan melakukan atau mempraktikkannya.
pendidikan kesehatan adalah 5,97. Informasi bisa didapat dengan
Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang berbagai cara seperti pendidikan
telah diberikan pendidikan kesehatan kesehatan, pelatihan, konseling,
tentang stimulasi perkembangan majalah. Maka dapat dilihat bahwa
motorik kasar anak usia 18-24 bulan peningkatan jawaban benar
telah memahami dengan baik dan responden sesuai dengan pernyataan
diharapkan dapat menerapkan Widayatun,bahwasanya pengetahuan
dirumah. akan meningkat dengan cara
Dari hasil penelitian yang menyerap informasi dari luar.
dapat dilihat pada tabel lampiran Pada pretest didapatkan hasil
didapatkan sebelum diberikan bahwasanya dari 25 pernyataan,
pendidikan kesehatan jawaban benar terdapat 1 pernyataan yang sebagian
responden tertinggi ialah 18 dengan besar responden tidak mengetahui
jumlah 11 orang, dan setelah hal tersebut, yaitu terletak pada
diberikan pendidikan kesehatan pernyataan 16 yang berbunyi “
jawaban benar responden tertinggi memantau perkembangan balita
ialah 24 dengan jumlah 13 orang. dilihat dari keaktifan yang berlebih
Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang pada balita”. Dapat dilihat dari
telah diberikan pendidikan kesehatan pernyataan tersebut, bahwasanya
tentang stimulasi perkembangan keaktifan yang berlebih pada anak
motorik kasar anak usia 18-24 bulan termasuk kedalam kategori yang
telah memahami apa yang telah tidak baik. Menurut Kemenkes
disampaikan pada saat penyampaian (2012), gangguan pemusatan
materi dan demonstrasi yang telah perhatian dan hyperaktif (GPHH)
dilakukan. Meskipun demikian, merupakan gangguan dimana anak
setelah diberikan pendidikan mengalami kesulitan untuk
kesehatan masih ada responden yang memusatkan perhatian yang
jawabannya salah. Hal ini merupakan seringkali disertai dengan
keterbatasan dari penelitian ini, hiperaktivitas. Hal ini merupakan
bahwasanya pengetahuan seseorang salah satu bentuk ketidaktahuan ibu
tidak akan meningkat sepenuhnya terhadap perkembangan anak yang
dengan satu kali pemberian optimal. Salah satu faktor yang
pendidikan kesehatan saja. Hal ini mempengaruhi ialah kurangnya
dapat dilihat khususnya pada informasi yang didapat oleh ibu.
pernyataan 15, terlihat pada master Maka dari itu, pendidikan kesehatan
tabel yang dicantumkan dilampiran sangat diperlukan untuk mencegah
Mita Puspitasari, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu 5

terjadinya penyimpangan Berdasarkan hasil penelitian


perkembangan akibat ketidaktahuan yang telah dilakukan dapat dilihat
ibu tentang perkembangan. bahwa ada pengaruh pendidikan
Menurut Saragih (2010), salah kesehatan terhadap pengetahuan ibu
satu faktor yang juga dapat tentang stimulasi perkembangan
mempengaruhi pengetahuan ialah motorik kasar anak usia 18-24 bulan
tingkat pendidikan. Pendidikan di Kelurahan Limbungan Baru
mempengaruhi seseorang dalam Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
menerima informasi yang baru, maka Inap Karya Wanita Kota Pekanbaru.
dapat dikatakan semakin tinggi Rata-rata pengetahuan ibu sebelum
tingkat pendidikan semakin mudah diberikan pendidikan kesehatan
seseorang menerima informasi yang adalah 17,16 dengan standar deviasi
diberikan. Pada penelitian ini (SD) 3,411. Setelah diberikan
didapatkan hasil bahwa sebagian pendidikan kesehatan rata-rata
besar responden berpendidikan tinggi pengetahuan ibu adalah 23,13
SLTA yaitu sebanyak 22 orang dengan standar deviasi (SD) 1,502.
(48,9%) dengan tingkat pengetahuan Terlihat perbedaan nilai mean
yang baik terhadap pengetahuan sebelum dan setelah diberikan
tentang stimulasi perkembangan pendidikan kesehatan adalah 5,97.
motorik kasar anak usia 18-24 bulan Berdasarkan hasil analisa
setelah diberikan pendidikan menggunakan uji Wilcoxon pada
kesehatan. tingkat kemaknaan 95% diperoleh
Berdasarkan penelitian nilai p=0,000 (p<0,05). Dengan
sebelumnya yaitu penelitian demikian ada pengaruh pendidikan
Munawarah A, dkk (2015) kesehatan terhadap pengetahuan ibu
menyatakan bahwa tingkat tentang stimulasi perkembangan
pendidikan juga mempengaruhi motorik kasar anak usia 18-24 bulan
pengetahuan ibu tentang stimulasi di Kelurahan Limbungan Baru
yang kemudian akan mempengaruhi Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
prilaku ibu dalam pemberian Inap Karya Wanita Kota Pekanbaru.
stimulasi pada anak, cara mendidik Menurut Widayatun TR
dan cara mengasuh anak, serta (1999:23) menyatakan bahwa setiap
bagaimana cara memecahkan orang memili}ki cara-cara tertentu
masalah. Hasil penelitiannya dalam menyerap informasi dari luar
menunjukkan bahwa ada hubungan kedalam memorinya. Sebagian orang
tingkat pengetahuan ibu tentang mudah menyerap informasi dengan
perkembangan bayi dengan mendengarkan. Mereka belajar
pemberian stimulasi perkembangan dengan menggunakan pendengaran.
bayi usia 6-9 bulan di Wilayah Kerja Selain itu ada juga yang lebih mudah
Puskesmas Dharmarini Kabupaten memahami sesuatu dengan
Temanggung Tahun 2014 dengan melakukan atau mempraktikkannya.
menggunakan derajat kesalahan 5% Informasi bisa didapat dengan
diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05). berbagai cara seperti pendidikan
kesehatan, pelatihan, konseling,
(2) Pengaruh Pendidikan majalah.
Kesehatan terhadap Pengetahuan Hasil penelitian ini sesuai
Ibu tentang Stimulasi dengan penelitian yang dilakukan
Perkembangan Motorik Kasar oleh Yusuf, dkk (2016) bahwa
Anak Usia 18-24 Bulan pendidikan kesehatan pada ibu akan
meningkatkan pengetahuan ibu
6 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 82-90

terhadap perawatan anak dan akan kesehatannya melalui kegiatan


mengurangi kesalahan ibu dalam pembelajaran agar terlaksananya
merawat dan akan meningkatkan perilaku sehat.
perkembangan yang positif. Dengan Dengan demikian, hasil
hasil penelitian yaitu sebelum penelitian dapat disimpulkan bahwa
dilakukan pendidikan kesehatan ada pengaruh pendidikan kesehatan
mayoritas pengetahuan kurang yaitu terhadap pengetahuan ibu tentang
sebesar 69,7% dan setelah diberikan stimulasi perkembangan motorik
pendidikan kesehatan mayoritas kasar anak usia 18-24 bulan di
pengetahuan baik yaitu sebesar Kelurahan Limbungan Baru Wilayah
81,8% dengan uji statistik didapatkan Kerja Puskesmas Rawat Inap Karya
nilai p=0,000. Wanita Kota Pekanbaru.
Tahap berikut dari pendidikan
kesehatan adalah tahap reproduksi, KESIMPULAN
yaitu terjadinya pengaktifan kembali 1. Mayoritas ibu berusia >30 tahun
hal-hal yang telah dicamkan yaitu sebanyak 24 orang (53,3%),
sebelumnya. Pada tahap ini terjadi mayoritas responden tidak bekerja
proses mengingat kembali dan dapat yaitu sebanyak 34 orang (75,6%),
menginterpretasikan materi yang dan mayoritas responden dengan
telah disampaikan pada saat pendidikan SLTA yaitu sebanyak
pendidikan kesehatan. Menurut 22 orang (48,9%).
Notoatmodjo (2010) sebagian besar 2. Sebelum diberikan pendidikan
pengetahuan seseorang dipengaruhi kesehatan adalah nilai rata-rata
oleh panca indera telinga dan mata. responden 17,16 dengan standar
Pada waktu pengindraan dengan deviasi (SD) 3,411.
sendirinya menghasilkan 3. Setelah diberikan pendidikan
pengetahuan yang dipengaruhi oleh kesehatan adalah nilai rata-rata
intensitas perhatian dan persepsi responden 23,13 dengan standar
terhadap objek, begitu pula pada deviasi (SD) 1,502.
penelitian ini para ibu yang telah 4. Dilihat dari hasil uji Wilcoxon
memahami dengan baik materi yang didapatkan bahwa ada pengaruh
disampaikan, dari hasil penelitian pendidikan kesehatan terhadap
terlihat memiliki pengetahuan yang pengetahuan ibu tentang stimulasi
meningkat dari sebelum diberikan perkembangan motorik kasar anak
pendidikan kesehatan. usia 18-24 bulan di Kelurahan
Ibu yang mendapatkan Limbungan Baru Wilayah Kerja
pendidikan kesehatan tentang Puskesmas Rawat Inap Karya
stimulasi perkembangan motorik Wanita Kota Pekanbaru dengan
kasar anak usia 18-24 bulan nilai p value=0,000 (α <0,05).
mengalami peningkatan pengetahuan
tentang stimulasi perkembangan SARAN
motorik kasar anak usia 18-24 bulan. 1. Teoritis
Hal ini sesuai dengan pendapat Disarankan bagi peneliti
menurut Setiawati & Dermawan selanjutnya agar dapat menjadikan
(2008) bahwa pendidikan kesehatan hasil penelitian ini sebagai bahan
adalah bentuk serangkaian upaya tambahan informasi untuk
yang ditujukan untuk mempengaruhi mengembangkan penelitian
orang lain, mulai dari individu, selanjutnya tentang pengaruh
kelompok, keluarga dan masyarakat pendidikan kesehatan terhadap
dalam mengatasi masalah pengetahuan ibu tentang stimulasi
Mita Puspitasari, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu 7

perkembangan motorik kasar anak Edelman, C. L., & Mandle, C. L.


usia 18-24 bulan. 2006. Health Promotion
2. Aplikatif Throughout The Life Span, sixt
Bagi ibu yang memiliki edition. Sr. Loius, Missoury:
anak usia 18-24 bulan diharapkan Mosby
selalu memberikan stimulasi Effendy. N. (2007). Dasar- dasar
perkembangan motorik kasar Keperawatan Kesehatan
kepada anaknya, agar anak dapat Masyarakat. Edisi II. Jakarta:
berkembang secara optimal. Bagi EGC.
petugas kesehatan di Puskesmas Hartinger, S. M., et al (2016).
Rawat Inap Karya Wanita Kota Impact of a Child Stimulation
Pekanbaru diharapkan dapat Intervention On Early Child
memberikan bantuan Alat Development In Rural Peru.
Permainan Edukatif (APE) ke Published on September 9,
posyandu untuk membantu dalam 2016.
proses stimulasi balita, sehingga Hidayat, A. A. A. 2014. Metode
orang tua dapat menangani sejak Penelitian Kebidanan dan
dini dan bagi pendidikan agar Teknik Analisis Data. Jakarta:
dapat menggunakan laporan akhir Salemba Medika.
ini sebagai bahan bacaan serta IDAI. 2002. Tumbuh Kembang Anak
referensi bagi para peneliti yang dan Remaja. Sagung Seto,
lain dan dapat dijadikan sebagai Jakarta.
bahan penunjang penelitian lebih , 2012. Tumbuh
lanjut. Kembang Anak dan Remaja.
Sagung Seto, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Juniarti, F. (2016). Perkembangan
Adriana. D. (2013). Tumbuh Anak Usia Dini dan Cara
Kembang dan Terapi Bermain Praktis Peningkatannya.
pada Anak. Jakarta: Salemba Kemenkes. (2012). Pedoman
Medika. Pelaksanaan Stimulasi,
Andriani, Merryana, Maria, F. N., Deteksi dan Intervensi Dini
2009. Hubungan Pola Asuh, Tumbuh Kembang Anak di
Asih, Asah dengan Tumbuh Tingkat Pelayanan Kesehatan
Kembang Balita Usia 1-3 Dasar.
Tahun. The Indonesian Machfoedz I., Suryani E. 2006.
Journal Of Public Health. Vol. Pendidikan Kesehatan Bagian
6. No. 1. Juli 2009:24- Dari Promosi Kesehatan. F
29.Dikutip tanggal 10 April Tranaya: Yogyakarta.
2016 Munawarah A, dkk. 2015.
Bararah, T dan Jauhar, M. 2010. Hubungan Tingkat
Asuhan Keperawatan Panduan Pengetahuan Ibu Tentang
Lengkap Menjadi Perawat Perkembangan Bayi Dengan
Profesional. Jakarta: Prestasi Pemberian Stimulasi
Pustakaraya. Perkembangan Bayi Usia 6-9
Dewi. (2014). Perkembangan Anak Bulan Di Wilayah Kerja
Balita. Surabaya Puskesmas Dharmarini
Dinkes Prov. Riau, 2014. Profil Kabupaten Temanggung
Kesehatan Provinsi Riau. Tahun 2014. Vol 4. No. 8.
Dinkes Prov. Riau, 2016. April 2015: ISSN 2089-7669.
Dikutip tanggal 10 April 2016
8 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 82-90

Notoadmojo. S, 2010. Ilmu Prilaku Setiawati, S., & Dermawan, A. C.


Kesehatan. Jakarta: Rineka (2008). Proses Pembelajaran
Cipta. dalam Pendidikan Kesehatan.
, 2003. Pendidikan Jakarta: Trans Info Media.
dan Perilaku Kesehatan. Soetjiningsih. 2002. Tumbuh
Jakarta: Rineka Cipta. Kembang Anak. FK
Universitas Udayana. Bali:
, 2010. Metodologi EGC. Bab Penelitian
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pertumbuhan dan
Rineka Cipta. Perkembangan.
, 2005. Promosi Sugiarto, 2003. Teknik Sampling.
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Utama.
, 2012. Promosi Sulistyawati, A. 2014. Deteksi
Kesehatan dan Prilaku Tumbuh Kembang Anak.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Jakarta: Salemba Medika.
Cipta. Susilaningrum. R, dkk. 2013.
Papalia, D. E. & Olds, S. W (1995). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Human Development (sixth Anak. Jakarta: Salemba
ed.). New York: McGraw-Hill, Medika.
Inc. UNICEF. 2006. Programming
Rankin, S., & Stallings, K., (2001). Experiences in Early Child
Patient Education. Principles Development. New York: Early
and Practice. 4 th edition. Child Development Unit Press.
Philadelphia. : Lippincott Wahyuni. (2014). Dampak Program
Wilkams and Wilkins. Bina Keluarga (BKB) terhadap
Rehman. A. U , Kazmi. S. F, Munir, Tumbuh Kembang Anak Balita
F. 2016. Mothers’ Knowladge 6-24 Bulan.
about Child Development. 40 Widayatun, T. R. Ilmu Perilaku
(3): 176-81. Dikutip tanggal 2 Untuk Perawat. Bandung:
Januari 2017 Sagung Seto, 1999.
Riyadi, S & Sukarmin, 2009. Asuhan Yusuf, Y., Rompas, S., & Babakal,
Keperawatan pada Anak. A. (2016). Pengaruh
Yogyakarta: Graha Ilmu. Pendidikan Kesehatan Dengan
Riyanto A, SKM. M. Kes. 2011. Pendekatan Dengan Metode
Pengolahan dan Analisis Data Modelling Terhadap
Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Pengetahuan Ibu Dalam
Medika Menstimulasi Tumbuh
Saragih, FS. 2010. Pengaruh Kembang Bayi 0-6 Bulan Di
Penyuluhan terhadap Posyandu Wilayah Kerja
Pengetahuan dan Sikap Ibu Puskesmas Tomalou Kota
tentang Makanan Sehat dan Tidore Kepulauan. Ejournal
Gizi Seimbang di Desa Merek Keperawatan, 4(1). Dikutip
Jaya Kecamatan Raya tanggal 10 April 2016
Kabupaten Simalungun.
Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Dikutip tanggal 10 April 2016
Mita Puspitasari, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu 9

Anda mungkin juga menyukai