Anda di halaman 1dari 18

Makalah

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA


MASA REMAJA
Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan Remaja

Oleh:
Aigia Dwi Mayasari (0303192081)
Deby Elystiadi Dalimunthe (0303192101)
Khofifah Tanjung (0303192085)
Nuraida (0303192150)
Siti Komariah (0303192094)

Dosen Pengampu:
Syafdina Ismie Hayati, M. Psi

Prodi: Bimbingan Konseling Islam


Semester II/BKI-3

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur Alhamdulillah dipersembahkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan nikmat, taufik, dan hidayah-Nya untuk semua manusia.
Sehingga apapun yang dilakukan dan diperbuat atas izin-Nya akan menjadi suatu
ibadah. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang
senantiasa menjadi uswatan husanah dalam setiap aspek kehidupan serta tekah
meletakkn dasar-dasar keilmuan sehingga kita sampai kepada kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.
Makalah dengan judul “Masa Remaja” dibuat sebaik mungkin. Makalah
ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Psikologi Perkembangan
Remaja.
Akhirul kalam, semoga dengan dibuatnya makalah ini mendatangkan
manfaat yang baik bagi pembacanya. Adapun makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga masih banyak kekurangan. Untuk memperbaiki kekurangannya
penyusun membutuhkan saran, dengan harapan segala harapan segala saran akan
membantu penyusun memperbaikinya.

Medan, 19 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Keadaan Emosi Selama Masa Remaja 3
B. Beberapa Minat Masa Remaja 4
C. Hubungan Keluarga 10

BAB III PENUTUP


A. Simpulan 14
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan
anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis
ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks
sekunder sedangkan secara psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan,
keinginan dan emosi yang labil atau tidak menentu. Hurlock (1990)
membagi fase remaja menjadi masa remaja awal dengan usia antara 13-17
tahun dan masa remaja akhir usia antara 17-18 tahun. Masa remaja awal
dan akhir menurut Hurlock memiliki karakteristik yang berbeda
dikarenakan pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati dewasa.
Masa peralihan perkembangan dan pertumbuhan yang dihadapi
oleh remaja akibat berbagai perubahan fisik, sosial, emosional yang
semuanya itu akan menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan.
Akibatnya masa ini disebut juga sebagai masa yang penuh dengan badai
dan tekanan, karena remaja harus belajar beradaptasi dan menerima semua
perubahan yang sering kali menyebabkan pergolakan emosi didalamnya.
Oleh sebab itu maka penulis berasumsi bahwa individu yang berada dalam
masa remaja khususnya remaja awal diperlukan penyesuaian terhadap
perubahan tugas dan peran tersebut sehingga remaja merasa dirinya
diterima oleh lingkungan dan bisa menyesuaikan diri dengan situasi,
ekspektasi lingkungan dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keadaan emosi selama masa remaja?
2. Apa saja minat masa remaja?
3. Bagaimana hubungan keluarga di masa remaja?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan emosi selama masa remaja.
2. Untuk mengetahui apa saja minat di masa remaja.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan keluarga di masa remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEADAAN EMOSI SELAMA MASA REMAJA


Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai
dan tekanan”, suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai
akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada tahun-tahun
awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat.
Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah
terbentuk pada masa puber. Oleh karena itu, perlu dicari keterangan lain
yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas pada usia ini.
Penjelasan diperoleh dari kondisi sosial yang mengelilingi remaja
masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan
perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru,
sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk
menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun
benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari
waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian dari pada
pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Misalnya, masalah yang
berhubungan dengan percintaan merupakan masalah yang pelik pada
periode ini. Bila kisah cinta berjalan dengan lancar. Demikian pula,
menjelang berakhirnya masa sekolah para remaja mulai menghawatirkan
masa depan mereka.
Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali dan
tampaknya irasional, tetapi pada umumnya dari tuhan ke tahun terjadi
perbaikan perilaku emosional. Menurut Gesell dan kawan-kawan, remaja
empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan
emosinya cendrung “meledak”, tidak berusaha mengendalikan
perasananya. Sebaliknya remaja enam belas tahun mengatakan bahwa
mereka “tidak punyakeprihatinan” jadi adanya badai dan tekanan dalam
periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja.

3
1. Pola Emosi pada Masa Remaja
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi
masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang
membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya pada
pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Misalnya, perlakuan sebagai "anak kecil" atau secara "tidak adil"
membuat remaja sangat marah dibandingkan dengan hal lain.
Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dan dengan
cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan
menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras
mengritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja juga iri
hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak. Ia tidak
mengeluh dan menyesali diri sendiri, seperti yang dilakukan anak-
anak. Remaja suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang
untuk membeli barang yang diinginkan atau bila perlu berhenti
sekolah untuk mendapatkannya.
2. Kematangan Emosi
Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai
kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak
"meledakkan" emosinya di hadapan orang lain melainkan
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan
emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk
kematangan emosi yang lain adalah bahwa individu menilai situasi
secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak
lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau
oang yang tidak matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan
banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan
emosi. Akhirnya, remaja yang emosinya matang memberikan
reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi
atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam periode
sebelumnya.

4
B. BEBERAPA MINAT MASA REMAJA
Dalam kebudayaan Amerika saat ini tidak ada minat remaja yang
bersifat universal. Adapun sifatnya adalah minat remaja bergantung pada
seks, intelijensi, lingkungan dimana dia hidup, kesempatan untuk
mengembangkan minat teman sebaya status dalam kelompok sosial,
kemampuan bawaan, minat keluarga, dan banyak faktor lain. Karena anak
perempuan diharapkan berperilaku feminim dan anak laki-laki diharapkan
maskulin, tidaklah mengherankan bahwa minat anak perempuan sangat
berbeda dari minat anak laki-laki selama masa remaja.
Dalam masa remaja, minat yang dibawa dari masa kanak-kanak
cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang. Juga
karena tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul oleh remaja
yang lebih tua yang berkurangnya waktu yang dapt digunakan sesuka hati,
maka remaja yang lebih besar terpaksa harus membatasi minatnya,
terutama di bidang rekreasi.
Disamping itu, berdasarkan pengalaman, kebanyakan remaja
memperoleh nilai yang berbeda dan yang lebih matang. Ini tercermin
dalam beralihnya penekanan pada minat yang berbeda. Minat yang pada
awal masa remaja dianggap sangat penting, seperti minat pada pakaian dan
penampilan, sekarang menjadi kurang penting, sementara sekarang remaja
lebih berminat pada masalah karir. Pengalaman juga membantu remaja
yang lebih besar untuk menilai minatnya secara lebih kritis dan untuk
mengetahui mana yang benar-benar penting.
Meskipun terdapat banyak ragam minat namun ada minat tertentu
yang hampir universal dalam kebudayan Amerika masa kini sekalipun
terdapat perbedaan satu bagian daerah ke bagian lain dan perbedaan kelas
sosial di dalam tiap-tiap bidang minat. Semua remaja muda sedikit banyak
memiliki minat-minat khusus tertentu terdiri dari berbagai kategori yang
terpenting diantaranya adalah minat rekreasi, minat sosial, pada simbol
status.
1. Minat Rekreasi

5
Selama masa-masa remaja cenderung menghentikan
aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga dan
berhenti dari perkembangan kesukaan akan rekreasi yang di
dalamnya ia bertindak sebagai pengamat yang pasif. Pada awal
masa remaja, aktivitas permainan dari tahun-tahun sebelumnya
beralih dan diganti dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih
matang. Berangsur-angsur bentuk permainan yang kekanak-
kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja pola
rekreasi individual hampir sama dengan pola akhir masa remaja
dan awal masa dewasa.
Karena banyaknya tekanan yang berasal dari tugas-tugas
sekolah, tugas-tugas rumah, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan
pekerjaan sesudah sekolah atau pekerjaan-pekerjaan pada akhir
pekan, sebagian besar remaja tidak mempunyai banyak waktu lagi
untuk rekreasi seperti ketika mereka masih muda. Oleh karena itu,
mereka memilih jenis-jenis kegiatan yang paling mereka sukai atau
yang mereka kuasai benar. Hal ini membatasi jumlah kegiatan
mereka.
Banyaknya rekreasi yang diikuti remaja juga sangat
dipengaruhi oleh derajat kepopulerannya. Karena banyak jenis
rekreasi yang memerlukan partisipasi kelompok sebaya, maka
remaja yang tidak mempunyai klik dan yang mempunyai sedikit
teman terpaksa memusatkan perhatian pada bentuk rekreasi yang
bisa dilakukan sendiri saja.
2. Minat Sosial
Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan
yang diperoleh remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan
pada kepopulerannya dalam kelompok. Seorang remaja yang status
sosioekonomis keluarganya rendah, misalnya, mempunyai sedikit
kesempatan untuk mengembangkan minat pada pesta-pesta dan
dansa dibandingkan dengan remaja dengan latar belakang keluarga
yang lebih baik. Begitu pula, remaja yang tidak populer akan

6
mempunyai minat sosial yang terbatas. Namun demikian, ada
beberapa minat sosial tertentu yang hampir bersifat universal di
antara remaja Amerika saat ini.
3. Minat-minat Pribadi
Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di
kalangan kawula muda. Adapun sebab nya adalah bahwa mereka
sadar bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh
penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai
dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian,
sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang
dibelanjakan. Ini adalah "simbol status" yang mengangkat wibawa
remaja diantara teman-teman sebaya dan memperbesar kesempatan
untuk memperoleh dukungan sosial yang lebih besar, seperti:
Minat pada Penampilan Diri, Minat pada Pakaian, Minat pada
Prestasi, Minat pada Kemandirian, Minat pada Uang.
4. Minat Pendidikan
Pada umumnya remaja muda suka mengeluh tentang
sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru-guru dan cara guru
mengajar. Ini sudah merupakan “mode”. Remaja muda yang ingin
menjadi populer diantara teman-teman sebaya harus menghindari
kesan bahwa ia “pandai”. Hal ini terutama berlaku bagi remaja
perempuan karena hanya sedikit wibawa yang dihubungkan
dengan prestasi akademik dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Meskipun demikian, sebagian besar remaja muda dapat
menyesuaikan diri dengan baik di sekolah, baik dengan masalah-
masalah akademik maupun sosial dan diam-diam mereka
menyukianya.
Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat
dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja
mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan yang tinggi
maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya
remaja lebih menaruh pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan

7
berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Seperti remaja
muda, remaja yang lebih tua memandang keberhasilan dalam
olahraga dan kehidupan sosial pentingnya dengan keberhasilan
dalam tugas-tugas sekolah dan merupakan batu loncatan bagi
keberhasilan masa depan.
Ada tiga macam remaja yang tidak berminat pada
pendidikan dan biasanya membenci sekolah. Pertama, remaja yang
orang tuanya memiliki cita-cita tinggi yang tidak realistik terhadap
prestasi akademik, atletik atau prestasi sosial yang terus menerus
mendesak untuk mencapai sasaran yang dikehendaki. Jenis kedua
adalah remaja yang kurang diterima oleh teman-teman sekelas,
yang merasa tidak mengalami kegembiraan sebagaimana dialami
teman sekelas dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Ketiga
adalah remaja yang matang lebih awal yang merasa fisiknya jauh
lebih besar dibandingkan teman-teman sekelasnya dan karena
penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya, seringkali
diharapkan berprestasi lebih baik diatas kemapuannya.
Para remaja yang kurang berminat pada pendidikan
biasanya menunjukkan ketidaksenangan ini dalam cara-cara
berikut. Mereka menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja
dibawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam
mata pelajaran yang tidak ia sukai. Ada yang membolos dan
berusaha memperoleh izin dari orang tua untuk berhenti sekolah
setelah duduk di kelas terakhir tanpa merasa perlu untuk
memperoleh ijazah. Hal ini terutama sering terjadi pada remaja
yang matang lebih awal, yang tidak hanya memandang tetapi juga
sebagai pengalaman yang merendahkan.
5. Minat pada Pekerjaan
Pada masa ini anak laki-laki maupun perempuan mulai
untuk memikirkan secara lebih serius tentang masa depan mereka.
Anak laki-laki lebih perhatian terhadap pekerjaan di masa depan
dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih mengharapkan

8
pekerjaan yang lebih mewah, menarik dan memiliki gengsi yang
tinggi, sedangkan perempuan lebih memilih pekerjan yang lebih
aman dan tidak menyita waktu.
Selanjutnya, remaja yang lebih tua mulai menyadari betapa
besar dan tingginya biaya hidup dan betapa kecilnya penghasilan
seseorang yang baru selesai sekolah. Oleh karena itu, remaja
berusaha mendekati masalah karier dengan sikap yang lebih praktis
dan lebih realistic dibandingkan dengan ketika ia masih lebih
muda.
6. Minat pada Agama
Para remaja sekarang ini tertarik pada agama dan merasa
bahwa hal tersebut memiliki peran yang penting dalam kehidupan
mereka. Minat pada agama antara lain tampak dengan membahas
masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah
dan perguruan tinggi, mengunjungi gereja dan mengikuti berbagai
upacara agama.
Banyak anak mulai menggunakan konsep dan keyakinan
akan religiusnya pada masa kanak-kanak dan oleh karena itu
periode remaja disebut sebagai periode sebagai periode keraguan
religious. Namun, Wagner berpendapat bahwa apa yang sering
ditafsirkan sebagai “keraguan religious” kenyataan merupakan
Tanya-jawab religious menurut Wanger.
7. Minat pada Simbol Status
Simbol status merupakan simbol perstise yang
menunjukkan bahwa orang yang memilikinya lebih tinggi atau
mempunyai status yang lebih tinggi dalam kelompok. Selama masa
remaja simbol status mempunyai empat fungsi: menunjukkan pada
orang-orang lain bahwa remaja mempunyai status sosial ekonomi
yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok;
bahwa remaja bergabung dengan kelompok dan merupakan
anggota yang diterima kelompok karena penampilan dan perbuatan

9
anggota kelompok yang lain; dan bahwa remaja mempunyai status
hampir dewasa di dalam masyarakat.
Kalau misalnya, remaja memiliki mobil sendiri segera
setelah memperoleh tanda resmi untuk mengendarai mobil; kalau
keluarga memiliki rumah yang besar dalam lingkungan yang elite
dan kalau dapat membelanjakan uang tanpa harus bekerja hal-hal
ini dapat menyatakan status sosial ekonomi yang tinggi. Anak laki-
laki yang tergabung dalam tim sekolah, dalam olah raga yang
bergengsi seperti baseball atau sepak bola, menyatakan bahwa
dirinya termasuk orang yang penting dalam kelompok sekolah.
Karena berkembang atau hampir menjadi dewasa
mempunyai arti yang besar bagi semua remaja Amerika saat ini,
maka setiap jenis simbol status yang baru populer diantara mereka.
Ini dikenal sebagai melibatkan diri dalam kenikmatan-kenikmatan
tabu, yaitu bentuk-bentuk reaksi yang dianggap simbolik orang
dewasa, orang tua, dan guru-guru melarang remaja melibatkan diri
dalam kegiatan ini karena mereka masih “terlalu muda”.
Kenikmatan tabu yang paling umum dilakukan remaja Amerika
untuk melambangkan status hampir dewasa dan untuk
mengidentifikasi diri dengan kelompok sebaya adalah hubungan
seks sebelum menikah, merokok, minum minuman keras, dan
pengunaan berbagai macam obat-obatan.

C. HUBUNGAN KELUARGA
Bila hubungan remaja muda dengan anggota-anggota keluarga
tidak harmonis selama masa remaja, biasanya kesalahan terletak pada
kedua belah pihak. Sering kali orang tua tidak menolak untuk
memperbaiki konsep mereka tentang kemampuan anak mereka setelah
anak-anak menjadi lebih besar. Akibatnya, mereka memperlakukan anak
remaja mereka seperti ketika anak-anak itu masih kecil. Sekalipun
demikian mereka mengharapkan anak "bertindak sesuai dengan usia”,
terlebih bila berhubungan dengan masalah tanggung jawab.

10
Masalah yang lebih penting lagi adalah apa yang disebut
"kesenjangan generasi" antara remaja dengan orang tua mereka.
Kesenjangan ini sebagian disebabkan karena adanya perubahan radikal
dalam nilai dan standar perilaku yang biasanya terjadi dalam setiap
perubahan budaya yang pesat, dan sebagian disebabkan karena kenyataan
bahwa kawula muda sekarang memiliki banyak kesempatan untuk
pendidikan, sosial dan budaya yang lebih besar daripada masa remaja
orang tua mereka. Jadi sesungguhnya ini merupakan "kesenjangan
budaya," sepenuhnya bukan karena perbedaan dalam usia kronologis.
Kesenjangan generasi yang paling menonjol terjadi di bidang
norma-norma sosial, seperti telah ditunjukkan sebelumnya, perilaku
seksual yang sekarang dilakukan oleh para remaja adalah perilaku yang
sangat terlarang oleh orang tua pada usia yang sama.
Orang tua tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan sehubungan
dengan pertentangan yang berkembang antara mereka dan anak remaja
mereka. Kecuali anak-anak praremaja, remaja muda adalah anak yang
paling tidak bertanggung jawab, paling sulit dihadapi, paling tidak dapat
diramal dan paling menjengkelkan. Ketidakmampuan atau ketidakmauan
untuk berkomunikasi dengan orang tua semakin memperbesar kesenjangan
antara mereka.
Orang tua sulit menerima keengganan remaja untuk mengikuti
larangan-larangan yang dipandang penting; dan mereka tidak sabar
menghadapi kegagalan remaja memikul tanggung jawab yang sesuai
dengan usia remaja. Sumber-sumber kejengkelan ini biasanya mencapai
puncaknya antara usia empat belas dan lima belas tahun, setelah itu
biasanya hubungan orang tua anak mulai membaik.
Sama pentingnya, banyak remaja merasa bahwa orang tua tidak
"mengerti mereka" dan bahwa standar perilaku orang tua dianggap kuno.
Hal ini lebih disebabkan karena kesenjangan budaya, seperti sudah
dijelaskan, dan bukan karena perbedaan dalam usia.
Meskipun ada banyak sumber pertentangan antara remaja dan
anggota-anggota keluarga, tetapi ada sebab-sebab tertentu yang hampir

11
bersifat universal dalam keluarga-keluarga Amerika saat ini. Sebab-sebab
ini lebih banyak terjadi pada masa awal masa remaja dibandingkan dengan
akhir masa remaja dengan anak laki-laki.
1. Hubungan Keluarga yang Membaik
Dengan berjalannya masa remaja, pertentangan dengan
anggota-anggota keluarga lambat laun berkurang dan hubungan
menjadi lebih menyenangkan dan lebih penuh kasih sayang. Hal ini
berlaku dalam hubungan dengan semua anggota keluarga.
Hubungan remaja orang tua yang membaik bermula ketika
orang tua mulai menyadari bahwa anak-anak mereka bukan anak
kecil lagi. Mereka memberi lebih banyak keistimewaan dan
sekaligus mengharapkan tanggung jawab yang lebih besar serta
prestasi kerja yang lebih baik. Selanjutnya hubungan orang tua
anak lebih menyenangkan pada saat orang tua berusaha untuk
mengerti remaja dan nilai-nilai budaya baru dari kelompok remaja,
meskipun tidak sepenuhnya menyetujui, dan menyadari bahwa
remaja masa kini hidup dalam dunia yang berbeda dengan dunia
ketika ia dibesarkan dulu. Bila orang tua mengadakan penyesuaian.
maka pada umumnya hubungan orang tua remaja menjadi lebih
santai dan rumah menjadi tempat yang lebih menyenangkan.
Pola yang sama terjadi dalam hubunganremaja dengan
saudara-saudara kandung, dengan kakek nenek dan sanak keluarga
yang lain. Pada awal masaremaja hubungan penuh dengan
pertentangan. Kemudian remaja yang lebih tua mulai dapat
menerima saudara-saudaranya yang tadinya dianggap
menjengkelkan, dengan cara yang lebih tenang dan lebih filosofis.
Ia dapat lebih mengerti perilaku adik-adiknya dan adanya
kepercayaan diri yang lebih besar membuatnya tidak cepat marah
terhadap perilaku adik-adik. Kalau remaja mengakui bahwa
saudara-saudaranya berbeda dengan dirinya, maka hal ini akan
mengurangi persaingan antar saudara dan mengurangi
pertentangan.

12
Seringkali remaja yang lebih tua mengembangkan sikap
seperti orang tua terhadap adik-adik dan hal ini mengurangi
pertentangan. Kakak diperlakukan secara lebih santai dan tidak
banyak rasa iri hati.
Perbedaan sikap ini disebabkan karena konsep yang lebih
matang mengenai usia tua, meskipun kemungkinan besar lebih
disebabkan karena kakek-nenek dan keluarga-keluarga yang lain
sekarang memperlakukannya seperti orang yang sudah dewasa. Di
samping itu mereka tidak lagi memberikan kritik terhadap perilaku
dan penampilan remaja.
2. Perbedaan Seks dalam Hubungan Keluarga
Pada umumnya, hubungan remaja dengan anggota keluarga
yang wanita kurang baik dibandingkan dengan hubungan dengan
anggota keluarga yang pria. Meskipun benar bahwa ibu cenderung
lebih lunak terhadap anak laki-lakinya, namun ini merupakan salah
satu perkecualian. Karena anak perempuan lebih dibatasi oleh ibu
dibandingkan dengan ayah, maka pertentangan antara ibu-anak
gadis lebih kuat, setidaknya sampai bagian akhir masa remaja.
Kakek dan keluarga pria yang lain kurang mengawasi
perilaku remaja karena hal ini dianggap tanggung jawab orang tua,
Sebaliknya nenek dan anak keluarga wanita lainnya cenderung
lebih ter- buka dalam mengungkapkan kritik. Juga baik anak laki-
laki maupun anak perempuan pada masa remaja lebih mempunyai
hubungan yang kurang baik dengan ibu tiri dibandingkan dengan
ayah tiri.
Hubungan yang ramah dengan saudara kandung sejenis
sepanjang masa kanak-kanak sering kali berubah menjadi
hubungan yang kurang baik dalam masa remaja; misalnya kakak
perempuan cenderung mengritik penampilan dan perilaku adik
perempuannya, dan saudara-saudara yang lebih muda tidak
menyukai keistimewaan yang diberikan kepada saudara-saudara
yang lebih tua.

13
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dengan demikian beradasarkan paparan diatas keadaan emosi
semasa remaja masih dalam proses pendewasaan dan selalu berubah-ubah,
dan minat di masa remaja yang paling menonjol itu ialah minat pada
simbol status yang merujuk kepada uang. Pada masa remaja ini akan selalu
memprioritaskan uang dan bahkan memiliki semangat kerja untuk
mendapatkan uang tersebut.

B. SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu
diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B.1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.


Hidayati, Khoirul Bariyyah dan Farid, M. "Konsep Diri, Adversity Quotient dan
Penyesuaian Diri pada Remaja. Diambil pada Tanggal 19 Maret 2020.
Dari https://jurnal.untag-sby.ac.id, 2016.

15

Anda mungkin juga menyukai