Psikologi Perkembangan Remaja Kel 3
Psikologi Perkembangan Remaja Kel 3
MASA REMAJA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan Remaja
Dosen Pengampu: Syafdina Ismie Hayati, M.Psi
Oleh:
Masdura Siregar(0303192093)
Stariah(0303192097)
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat dan rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan tugas tentang masa
remaja. kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada segala pihak yang telah
membantu secara materil dan kerjasamanya.
Tentunya dimakalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan kata,kalimat
maupun dari sistematis pengerjaannya.itu semua karena masih kurangnya
pengetahuan kami dan pengalaman kami. Untuk itu,kritik dan saran sangatlah
diperlukan.
Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih atas segala perhatiannya. Mohon
maaf atas segala kekurangannya.
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1. LATAR BELAKANG.........................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH....................................................................1
3. TUJUAN..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
BAB II PENUTUP.............................................................................................11
1. KESIMPULAN.......................................................................................11
2. SARAN....................................................................................................11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja
adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari pdanya dan
kemudian mau memebntuk perilakukan agar sesuai dengan harapan sosial
tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti
yang dialami waktu anak-anak. Rema diharapkan mengganti konsep-
konsep moral yang berlaku khusus dimasa anak-anak dengan prinsip moral
yang berlaku umum dan merumuskannya dalam kode moral yang akan
berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya. Tidak kalah pentingnya,
sekarang remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang
sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan moral pada masa remaja?
2. Bagaimana perubahan kepribadian pada masa remaja?
3. Bagaimana bahaya pada masa remaja?
4. Bagaimana kebahagiaan pada masa remaja?
C. TUJUAN
1. Mengetahui perubahan moral pda masa remaja
2. Mengetahui perubahan kepribadian pada masa remaja
3. Mengetahui bahaya pada masa remaja
4. Mengetahui kebahagiaan pada masa remaja
BAB II
PEMBAHASAN
MASA REMAJA
1. PERUBAHAN MORAL
Moral adalah aspek perkembangan individu yang mengalami
perubahan. Kemampuan pengambilan keputusan moral remaja selalu
berkembang selaras dengan perubahan rentan usianya (Perry, C, M., &
McIntire, W, G, 1995). Perkembangan moral adalah kemmapuan manusia
dalam hal merenungkan mana yang benar dan mana yang salah sehingga
manusia itu mampu untuk berpikir, bersikap, dan bertingkah laku dengan
manggunakan sumber emosional dan intelektual, perkembangan remaja itu
sendiri dan diditerminasi oleh lingkungan di mana manusia itu
berkembang1.
Mitchell telah meringkas lima perubahan dasar dalam moral yang
harus dilakukan oleh remaja yaitu2:
Pandangan moral individu makin lama makin lebih abstrak da
kurang konkret.
Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang salah. Keadilan
muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.
Penilaian moral menjadi semakin kognitif, ini mendorong remaja
lebih berani menganalisis kode sosial dan kode pribadi, daripada
masa kanak-kanak dan berani mengambil keputusan terbagai
pelbagai masalah moral yang dihadapinya.
Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti
bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan
ketegangan psikologis.
1
Yenni Rizal, “Level Keputusan Moral Remaja Berdasarkan Etnis”, Jurnal Psikolog
Pendidikan &Konseling Vol. 03 No. 02, 2017, hal 64
2
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1991) hlm 225
pandang dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor
sebagai dasar pertimbangan.
2. PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Para remaja sadar akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan
sosial dan oleh karenanya terdorong untuk memperbaiki kepribadian
mereka. Banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk
pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri. Beberapa di
antaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak, tetapi banyak
yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik psikologi yang
terjadi selama masa remaja, berikut ini kondisi-kondisi yang
mempengaruhi konsep diri remaja3:
a. Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang
yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Remaja yang matang terlambat, yang diperlukan seperti anak-anak,
merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik, sehingga
cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
b. Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap
cacat fisik merupakan sumberyang memalukan yang
mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik
menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri
kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1991) hlm 235
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, menat, dan perilaku
membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan
seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberikan akibat
buruk pada perilakunya.
d. Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompoknya
menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan
yang bernada comoohan.
e. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang memiliki hubungan yang erat dengan seorang
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini
dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh
ini sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan
konsep drii yang layak untuk jenis seksnya.
f. Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja
dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan
dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya. Kedua,
ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri
kepribadian yang diakui oleh kelompok.
g. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan
perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang
baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaa yang sejakawal masa
kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui
akan kuang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
h. Cita-cita
Bila rema mempunyai cita-cita yang tidak realistis. Ia akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak
mampu dan reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemempuannya lebih
banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan
menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar
yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
Menurut Atwater(dalam Desmita,2011) disebut dengan konsep diri.
Dengan kata lain konsep diri terdiri dari bagaimana cara individu melihat diri
snediri sebagai pribadi, bagaimana individu merasakan tenatng diri sendiri,
dan bagaimana individu menginginkan diri sendiri menjadi manusia
sebagimana yang diharapkan oleh dirinya4
4
Khoirul Bariyyah dan M Farid, “Konsep diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Diri
Pada Remaja”Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 5 No. 2, 2016, hlm 139
5
Khoirul Bariyyah dan M Farid, “Konsep diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Diri
Pada Remaja”Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 5 No. 2, 2016, hlm 139
6
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1991) hlm 236
Kecanggungan dan kekauan lebih serius dalam masa remaja
dibandingkan dengan periode-periode lain dalam rentang
kehidupan.
Bentuk tubuh yang tidak esuai dengan seksnya, jauh lebih
menggangu remaja daripada nak kecil, adapun sebabnya, pertama,
remaja lebih dinilai melalui penampilan diri yang sesuai dengan
kelompok seksnya dibandingkan dengan anak-anaka, dan bentuk
tubuh yang tidak patut. Kedua, remaja menyadari kenyataan bahwa
bila pertumbuhan hampir berakhir, seprti halnya bila masa remaja
menjelang berakhir, maka bentuk badn telah menetap untuk selama
hidup.
Kesederhanaan, bagi remaja yang sangat sadar akan penampilan,
mungkin ini menjadi bahaya fisik yang paling serius.
b. Bahaya psikologis7
Bahaya psikologis yaitu bersekitar kegagalan menjalani peralihan
psikologis ke arah kematangan yang merupakan tugas
perkembangan masa remaja yang penting.
Perilaku sosial, dibidang perilaku soail ketidaknyamanan
ditunjukkan dalam perilaku lebih pola kelompok dan kegiatan
sosial.
Perilaku seksual, ketidakmatangan sangat tampak dalam bidang
perilaku seksual. Hal ini disebbkan karena penyesuain dari sikap
bermusuhan dengan lawan jenis, yang merupakan ciri daria khir
masa kanak-kanak dan masa puber, menjadi sikap menaruh minat
dan mengembangkan kasih sayang kepada mereka, merupakan
penyesuaian yang radikal.
Perilaku moral, dalam beberapa bidang, ketidakmatangan lebih
berbahaya untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang
baik daripada moral. Remaja yang meletakkan standar perilaku
yang tidak realistik bagi diri sneidri merasa bersalah bila perilaku
mereka tidak bisa mengkitu standar-standar ini.
Hubungan keluarga, ketidakmatangan dalam hubungan keluarga
seperti yang ditujukan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-
anggota keluarga, terus menerus mengkritik atau membuat
komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau
perilaku anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal
masa remaja, pada saat ini hubungan-hubungan keluarga biasanya
berada pada titik rendah.
4. Kebahagiaan Pada Masa Remaja
Rusyidi (2007) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan
sekumpulan perasaan yang dapat dirasakan berupa perasaan yang dapat
dirasakan berupa perasaan senang, tentram, dan memiliki kedamaian8
7
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1991) hlm 237-238
Remaja dan konsep kebahagiaan, merupakan dua aspek yang cukup
menarik perhatian penulis, mengingat maraknya fenomena sosial yang
disinalir merupakan dampak dari perilaku menyimpang para remaja saat
ini. Fenomena yang berkembang di masyarakat kerap menggiring pola
pikir remaja pada pola pikir yang mengarah pada munculnya deprivasi
relatif9.
Teori yang tepat untuk menggambarkan dinamika prestasi dan
kebahagiaan adalah activity theory dimana individu akan merasakan
kebahagiaan jika ia telah mengerahkan usaha terbaiknya untuk mengatasi
tantangan. Prestasi mempersyaratkan usaha-usaha yang harus dilakukan
indivisu. Mulai dari proses pencapaian sampai akhirnya terpenuhi seluruh
persyaratan tersebut, individu akan selalu merasakan kebahagiaan, jika
sasaran yang dituju tidak dapat teraih, maka individu akan mengalami
kekecewaan10.
Kebahagiaan yang lebih besar, yang merupakan ciri akhir masa remaja,
sebagian disebabkan karena remaja yang lebih banyak dalam usaha
mempertahankan tingkat perkembangannya dibandingkan ketika pada
awal masa remaja. Kalau remaja realistik tenatng derajat penerimaan yang
dapat mereka capai, dan merasa puas pada orang-orang yang menerima
mereka dan menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut,
kemungkinan untuk merasa bahagia akan meningkat.
Penting disadari bahwa memenuhi kebutuhan remaja aakan
dukungan/penerimaan, kasih sayang dan prestasi-ketiga unsur kebahagian-
bergantung pada lingkungan atau pada remaja sendiri. Hal ini berlaku bagi
semua usia, tetapi terutama bagi masa kanak-kanak dan masa remaja, pada
saat individu bergantung pada keluarganya dan tidak dapat mengendalikan
lingkungan seperti yang akan dapat dilakukan bila mencapai masa dewasa.
Kalau pengendalian yang diberikan oleh lingkungan sedemikian rupa
sehingga memperbolehkan remaja memuaskan kebutuhannya, ia akan
bahagia sepanjang kebutuhannya bersifat realistik dalam arti sesuai dengan
kemmapuannya untuk memenuhinya. Sebagian besar remaja menjadi lebih
realistik dengan berjalannya masa remaja, hal ini dapat menjelaskan
mengapa ia cenderung berbahagia dan merasa lebih puas dengan
kebutuhannya dibandingkan ketika masih berada dlam periode tidak
realitik dalam awal masa remaja11.
8
Ika Rusdiana, “Konsep Authentic Happiness pada Reja dalam Perspektif Teori Myers”,
Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 2 No !, 2017, hlm 38
9
Ika Rusdiana, “Konsep Authentic Happiness pada Reja dalam Perspektif Teori Myers”,
Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 2 No !, 2017, hlm 37
10
Niken Hartati, “Makna dan Sumber Kebahagiaan Remaja Suku Minagkabau”, Jurnal
Konseling dan Pendidikan, Vol 5 No 2, 2017, hlm 82
11
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1991) hlm 239-240
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Remaja merupakan perkembangan transisi dari masa kanak-kanak maka dari
itu perlu bimbingan baik dari orang tua maupun guru, agar perilaku dan kerpibadian
remaja dapat diarahkan ke yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Level Keputusan Moral Remaja Berdasarkan Etnis, Jurnal Psikologi Pendidikan &
Konseling, Yenni Rizal (2017) Vol. 3 No. 2 Halaman 63-70.
Konsep Diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Diri pada Remaja, Jurnal Psikologi
Indonesia, Khoirul Bariyyah Hidayati, dan M Farid (2016) Vol. 5 No. 02 Halaman 137-
144
Konsep Authentic Happiness pada Remaja dalam Perspektif Teori Myers, Jurnal
Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, Ika Rusdiana (2017) Vol. 2 No. 1 Halaman 35-
44
Makna dan Sumber Kebahagiaan Remaja Suku Minangkabau, Jurnal Konseling dan
Pendidikan, Niken Hartati (2017) Vol. 5 No. 2 Halaman 80-84