Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

“PERSEKUTUAN: PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN


PERUBAHAN KEANGGOTAAN”

Disusun Oleh

NAUFAL FAIZ MAHDI (170301114)

KHAIRUNNISA (170301056)

FAIZAH HARDIYANTI (170301073)

NADILA FIRERA (17031116)

SHCIVO POPY VRISMATIA ( 170301092)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU ( UMRI )
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT


,karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa suatu halangan apapun. Tak lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada junjungan kita nabi muhammad SAW.
Penulis menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampu
penulis. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat,pengetahuan,serta pembelajaran bagi siapa saja yang membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas AKUNTANSI LANJUTAN II yang
berjudul “PERSEKUTUAN: PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN

PERUBAHAN KEANGGOTAAN”. Akhir kata, manusia tidak ada yang


sempurna begitu juga dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun penulis nantikan demi kesempurnaa
makalah ini.

Pekanbaru, 04 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN........................................................................................ 3
1. Pengertian Analisis Regresi Logistik.................................................................. 3
2. Tujuan Menggunakan Analisis Regresi Logistik................................................ 5
3. Bagaimana Model Persamaan Regresi Logistik..................................................7
4. Interprestasi Regresi Logistik dengan SPSS..................................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
Kesimpulan........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

3
BAB I

PEMBAHASAN

Persekutuan: Pendirian, Pengoperasian, dan Perubahan


Keanggotaan
Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi
dari persekutuan untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas
transaksi dalam persekutuan. Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer
karena mudah dalam pendiriannya dan memungkinkan beberapa individu untuk
menggabungkan bakat dan kemampuan mereka, dalam satu usaha tertentu. Selain
itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh
tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perorangan dan
memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.
I. SIFAT ENTITAS PERSEKUTUAN
Bentuk usaha persekutuan memiliki beberapa komponen unik karena
status legal dan akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan krakteristik utama
yang membedakan bentuk persekutuan dari entitas bisnis lain.
A.    Regulasi Hukum Persekutuan
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau
undang-undang terkai dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang
tersebut menjelaskan hak-hak tiap sekutu dan kreditor selama proses
pembentukan, operasi dan likuidasi atas persekutuan. Dalam kitab Undang-
undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD) Indonesia tertera definisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban setiap
sekutu kesekutu lain dan kreditor dalam persekutuan.
B.     Definisi Perskeutuan
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa,
“Persekutuan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk
menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi
diantara mereka”, Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah, yaitu:

4
1.      Gabungan dua orang atau lebih.
2.      Untuk menginvestasikan sesuatu.
3.      Usaha untuk laba.

Pembentukan Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam
pendirian. Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal berikut:
1.      Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2.      Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3.      Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dengan metode di mana
kontribusi modal di masa depan diterapkan.
4.      Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji,
bunga, atas saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba,
dan persentase yang digunakafn untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan
kerugian .
5.      Prosedur yang digunakan dalam perusahaan persekutuan, seperti penambahan
sekutu baru dan berhentinya sebuah sekutu.
6.      Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh sekutu, seperti hak manjemen
dari masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara dan metode akuntansi.

C.    Karakteristik Utama Lain Persekutuan


Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan
pembentukan dan operasi persekutuan, yang terkait dengan penghentian dan
likuidasi persekutuan:
1.      Perjanjian persekutuan.
2.      Persekutuan sebagai entitas terpisah.
3.      Sekutu adalah wakil (agen) persekutuan.
4.      Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama.
5.      Hak dan kewajiban sekutu.
6.      Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan.
7.      Pengunduran sekutu.

5
Jenis-jenis Persekutuan Terbatas
Banyak orang menilai kemungkinan terjadinya kewajiban personal atas
kewajiban persekutuan sebagai kerugian utama bisnis persekutuan. Karena alasan
ini, kadang orang menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa bentuk
persekutuan terbatas. Persekutuan terbatas (Limited Partnership- LP) adalah
bentuk yang berbeda dari persekutuan dengan kewajiban terbatas (Limited
Liability Partnership-LLP) atau persekutuan terbatas dengan kewajiban terbatas
(Limited Liability Partnership – LLLP). Variasi berdasarkan tingkat perlindungan
kewajiban kepada saham.
Persekutuan Terbatas (Limited Partnership –LP)
Dalam Persekutuan Terbatas (LP), terdapat paling sedikit satu sekutu
namun satu atau lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara
pesonal dan atas kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab hanya
sampai dengan kontribusi modal tapi tidak memiliki wewenang manajemen.
Persekutuan Dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-LLP)
Persekutuan dengan kewajiban terbatas adalah dimana tiap sekutu
memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidaka ada sekutu umum
atau sekutu terbatas di LLP; sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban
sebagai sekutu umum, tapi dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP
tidak bertanggungjawab secara personal atas kewajiban persekutuan. Namun,
beberapa negara bagian telah mendefinisikan bahwa tiap sekutu dalam LLP
bertanggungjawab penuh atas kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat tindakan
kelalaian profesional atau malpraktik yang dilakukan sekutu lain.
Persekutuan Terbatas dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Limited
Partnership-LLLP)
Di sebagian besar negara bagian, persekutuan terbatas dapat memilih
persekutuan terbatas dengan kewajiban terbatas. Di LLLP setiap sekutu
bertanggungjawab hanya atas kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak atas
terjadinya malpraktik atau kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam berbisnis
normal perusahaan. Keuntungan LLLP adalah tiap sekutu umum, walau
bertanggungjawab atas manajemen persekutuan, tidak memiliki kewajiban

6
personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan perlindungan kewajiban yang
diberikan di sekutu terbatas. Identifikasi sebagai “LLLP” atau “Persekutuan
terbatas dengan Kewajiban Terbatas” harus tercantum dalam nama atau identitas
entitas.

II.  AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN


Pada saat pendirian persekutuan, sangatlah penting untuk melakukan
penilaian yang tepat terhadap aset-aset selain kas dan kewajiban yang disetorkan
oleh masing-masing sekutu. Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan
persekutuan dan dimiliki secara bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan
secara jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan oleh sekutu
kepada persekutuan. Perjanjian pinjaman haruslah memiliki bukti tertulis atau
dokumen lain yang secara legal dapat membuktikan bahwa terdapat pinjaman dari
salah satu sekutu kepada persekutuan, juga sangat penting memisahkan aset
berwujud yang dimiliki oleh persekutuan dan aset tertentu yang dimiliki oleh
individu sekutu tapi digunakan oleh persekutuan. Pencatatan akuntansi atas aset
berwujud atas persekutuan harus dijaga.
Ilustrasi Akuntansi Pendirian Persekutuan
Ilustrasi berikut digunakan sebagai dasar untuk diskusi selanjutnya dallam
bab ini. Aldi, perusahaan perorangan, telah mengembangkan beberapa peranti
lunak untuk berbagai jenis komputer. Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi
pada tanggal 31 Desember 20X0.

Kas                             Rp 3.000.000   Kewajiban                     Rp 10.000.000


Persediaan                        7.000.000   Modal, Aldi                       15.000.000
Peralatan                       20.000.000
Dikurangi, Akum. Peny   (5.000.000)

Total Aset                    Rp 25.000.000 Ttl Kewajiban+Modal  Rp25.000.000

Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk meningkatkan


penjualan dan menawarkan kepada Bayu, pihak yang tertarik pada usahanya untuk

7
bergabung. Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Usaha Aldi di
audit, dan aset bersihnya dinilai ulang. Hasil audit dan penilaian menyatakan
bahwa ada kewajiban senilai Rp1.000.000 yang tidak tercatat, persediaan dinilai
sebesar Rp9.000.000, dan peralatan memiliki nilai wajar Rp19.000.000.
Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan
yang mencakup semua kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan menyetorkan
uang tunai sebesar Rp10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan
AB mengambil alih semua usaha Aldi, termasuk kewajibannya.
Jurnal untuk mencatat penyetoran modal awal pada pembukuan
persekutuan adalah:
1 Januari 20X1
(1)   Kas                              13.000.000
Persediaan                   9.000.000
Peralatan                     19.000.000
            Kewajiban                   11.000.000
            Modal, Aldi                20.000.000
            Modal, Bayu               10.000.000
(Mencatat Persekutuan AB dengan penyetoran modal oleh Aldi dan Bayu)

III.           AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN


Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari
keuntungan. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian
besar persekutuan menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dalam pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku
umum menghasilkan pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode
akuntansi alternatif, seperti basis kas atau pun bisnis kas yang dimodifikasi.
Laporan keuangan persekutuan disusun untuk kepentingan sekutu dan terkadang
kreditor.
Akun Sekutu
Persekutuan bisa memiliki beberapa akun untuk masing-masing sekutu
dalam pencatatan akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah sebagai berikut.
Akun Modal

8
Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi
keuntungan atau kerugian dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun
modal para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya
bersaldo kredit.
Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan
sepanjang tahun sebagai antisipasi atas keuntungan. Contohnya, jurnal berikut di
buat dalam pembukuan persekutun AB untuk penarikan kas sejumlah
Rp3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei 20X1.
1 Mei 20X1
(2)   Prive-Bayu                  3.000.000
Kas                              3.000.000
            (Penarikan Rp3.000.000 oleh Bayu)

Akun Utang Pinjaman


Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada
persekutuan senilai Rp4.000.000 dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
(3)   Kas                                          4.000.000
Utang Pinjaman dari Adit                  4.000.000
            (Mencatat pinjaman dari Adit)

IV.           ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU


Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode
sesuai dengan perjanjian dalam persekutuan. Jika terdapat dalam perjanjian, Bab
VII, Bagian II , Pasal 163 KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh
bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai dengan jumlah yang
dikontribusikan ke dalam persekutuan. Secara tidak langsung, semua persekutuan
memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi.Perjanjian tersebut harus diikuti secara
benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus memastikan bahwa
semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi. Banyak permasalahan dan

9
perdebatan di kemudian hari yang dapat dihindari dengan menentukan secara hati-
hati atas pembagian laba atau rugi di dalam perjanjian perekutuan.
            Terdapat beragam rencana distribusi laba atau rugi(profit distribution
plans) di dunia usaha. Beberap persekutuan memiliki rencana distribusi sederhana,
sedangkan yang lain bersifat kompleks. Menjadi tanggung jawab akuntan untuk
mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas
seberapa sederhana atau kompleks perjanjian tersebut. Distribusi laba hampir
sama dengan dividen pada koperasi : distribusi ini tidak seharusnya termasuk ke
dalam laporan laba rugi, terlepas bagaimana cara laba tersebut didistribusikan.
Distribusi laba dicatat langsung kepada akun modal, bukan beban.
Kebanyakan persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi,
yaitu :
1.      Rasio yang ditetpakan sebelumnya (preselected ratio)
2.      Bunga atas saldo modal (interest on cpital balance)
3.      Gaji kepada sekutu
4.      Bonus kepada sekutu
Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil negoisasi antara
sesama sekutu.Rasio pembagian laba bisa berdasarkan persentase jumlah modal
persekutuan, waktu dan tenaga yang dicurahkan kepada persekutuan, atau
berbagai faktor lainnya.Distribusi laba persekutuan berdasarkan bunga atas saldo
modal mengakui kontribusi dari investasi modal para sekutu kepada kemampuan
menghasilkan laba bagi persekutuan.Bunga atas saldo modal ini bukanlah beban
bagi pesekutuan; tetapi merupakan distribusi laba.Jika satu atau lebih jasa dari
sekutu yang penting bagi persekutuan, perjanjian distribusi laba bisa saja
memberikan gaji atau bonus.

Ilustrasi Alokasi Laba


Selama tahun 20XI, persekutuan AB memperoleh pendapatan
Rp45.000.000, dan beban Rp35.000.000, sehingga menghasilkan laba
Rp10.000.000 pada tahun tersebut. Aldi masih memiliki saldo modal
Rp20.000.000 selama tahun berjalan,tetapi invetasi modal Bayu selama tahun
berjalan berubah-ubah sebagai berikut.

10
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp10.000.000
1 Mei Rp3.000.000 7.000.000
1 September Rp500.000 7.500.000
1 November Rp1.000.000 6.500.000
31 Desember 6.500.000

Nilai debit sebesar Rp3.000.000 dan Rp1.000.000 dicatat dalam akun penarikan
Bayu, sedangkan tambahan investasi dikredit kea kun modalnya.

Rasio Pembagian Laba Secara Arbitrer.


Aldi dan Bayu dapat saja menyetujui pembagian laba denga rasio yang
tidak ada hubungannya dengan saldo modal atau kondisi operasional
persekutuan.Misalnya para sekutu setuju untuk membagi laba atau rugi dengan
rasio 60 persen untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu.Beberapa perjanjian pada
persekutuan menyatakan perbandingan ini sebagai rasio 3:2.Table berikut
menggambarkan bagaimana laba bersih didistribusikan dengan rasio 3:2.
Aldi Bayu Total
Persentasepembagianlaba 60% 40% 100%
Lababersih Rp10.000.000
Alokasi 60:40 Rp6.000.000 Rp4.000.000 (Rp10.000.000)
Total Rp6.000.000 Rp4.000.000 Rp0

Tabel di atas menggambarkan bagaimana laba bersih didistribusikan kea


kun modal para sekutu. Distribusi secara actual diselesaikan dengan menutup
akun ikhtisar laba rugi.Selain itu, akun penarikan ditutup keada akun modal pad
akhir periode.

31 Desember 20X1
(4) Modal, Bayu                                              4.000.000
            Penarikan, Bayu                                                          4.000.000
            Menutup penarikan oleh Bayu
(5) Pendapatan                                                45.000.000
            Beban                                                                          35.000.000
            Ikhtisar Laba Rugi                                                      10.000.000
            Menutup pendapatan dan beban

11
(6) Ikhtisar laba rugi                                        10.000.000
            Modal, Aldi                                                                6.000.000
            Modal, Bayu                                                               4.000.000
            Mendistribusikan laba berdasarkan perjanjian

Bunga atas Saldo Modal


Misalnya, rata-rata tertimbang saldo modal Bayu untuk tahun 20X1
dihitung sebagai berikut :
Tanggal Debit Kredit Saldo Jumlah Bulan x Saldo
Bulan
1 Jan Rp10.000.000 4 Rp40.000.000
1 Mei Rp3.000.000 7.000.000 4 28.000.000
1 Sep Rp500.000 7.500.000 2 15.000.000
1 Nov Rp1.000.000 6.500.000 2 13.000.000
Total 12 96.000.000
Rata-rata modal 8.000.000
( 96.0000.000/12)

Jika Aldi dan Bayu setuju mengenakan bunga 15 % atas rata-rata tertimbang saldo
modal dengan sisa laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40, maka
distribusi laba Rp10.000.000 akan dihitung sebagai berikut :
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%
Rata-rata modal Rp20.000.000 Rp8.000.000
Laba bersih Rp10.000.000
Bunga atas modal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
Sisa laba Rp5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Tunggu adit Tunggu adit Rp 0

Gaji
Untuk menghitung gaji para sekutu, misalnya perjanjian persekutuan
menyatakan bawa gaji yang dibayarkan ke Aldi sejumlah Rp2.000.000 dan Bayu
Rp5.000.000. sisanya akan dibagikan dengan dasar distribusi laba/rugi 60:40.
Distribusi laba dihitung sebagai berikut.

12
Aldi Bayu Total
PersentaseLaba 60% 40% 100%
Lababersih Rp10.000.000
Gaji Rp2.000.000 Rp5.000.000 (7.000.000)
Sisalaba Rp3.000.000
Alokasi 60:40 Rp1.800.000 Rp1.200.000 (3.000.000)
Total Rp.1.000.000 Rp. 5.200.000 Rp0

Bonus
Misalnya, bonus sebesar 10% dari laba akan dikredit pada modal Bayu jika laba
melebihi Rp5.000.000 sebelum dibagikan dengan distribusi laba. Dalam kasus 1,
bonus dihitung sebagai persentase dari laba sebelumdikurangi bonus.Dalam kasus
2 bonus dihitung sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus.
Kasus 1 :
                        Bonus              = X% (NI – MIN)
Dimana :          X%                  = persentase bonus
                        NI                    = laba bersih sebelum bonus
                        MIN                = jumlah minimum laba sebelum bonus
                        Bonus              = 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000) = Rp500.000
Kasus 2 :
                        Bonus              = X% (NI – MIN - Bonus)
                                                = 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000 – Bonus)
= 0,10 (Rp5.000.000 – Bonus)
= Rp500.000 – 0,10 Bonus
                        1,10 Bonus      = Rp500.000
                                Bonus      = Rp454,545

Distribusi laba bersih berdasarkan Kasus 2 dihitung sebagai berikut :


Aldi Bayu Total
Persentaselaba 60% 40% 100%
Lababersih Rp10.000.000
Bonus untuksekutu Rp454.545 (454.545)
SisaLaba Rp9.545.454
Alokasi 60:40 Rp5.727.237 3.818.182 (9.545.454)

13
Total Rp5.727.237 Rp4.272.272 Rp0

Basis Berganda Alokasi Laba


Perjanjian persekutuan bisa memuat kombinasi dari beberapa prosedur
alokasi yang akan digunakan untuk distribusi laba. Misalnya, perjanjian laba atau
rugi persekutuan AB menyatakan alokasi dengan metode berikut.
1.       Bunga 15 persen dari rat-rata tertimbang saldo modal.
2.      Gaji sebesar Rp2.000.000 untuk Aldi dan Rp5.000.000 untuk Bayu.
3.      Bonus 10 persen akan dibayarkan kepada Bayu jika laba persekutuan melebihi
Rp5.000.000 sebelum dikurangi bonus, gaji, dan bunga atas saldo modal.
4.      Jika ada sisa akan dialokasikan 60 persen untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu.
Kebanyakan perjanjian menyatakan bahwa seluruh proses harus
diselesaikan dan jika ada sisa dialokasikan sebesar rasio distribusi laba atau rugi
sebagai
mana yang digambarkan dibawah ini.
Metode Alokasi Laba Khusus
Beberapa persekutuan mendistribusikan laba bersih dengan dasar lain.
Misalnya, kebanyakan kantor akuntan public mendistribusikan laba dengan dasar
“unit” persekutuan. Seorang sekutu baru memperoleh sejumlah unit dan tambahan
unit yang ditugaskan oleh komte kompensasi dengan cara memperoleh klien baru,
menyediakan persekutuan dengan keahlian di industry tertentu, bertugas sebagai
managing partner atau menerima berbagai tanggung jawab lainnya.

V.                LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN


Laporan modal para sekutu (statement of partners’ capital) biasanya dibuat
untuk menyajikan perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode. Laporan
modal para sekutu persekutuan AB untuk tahun 20X1 dengan distribusi laba
bertahap seperti digambarkan sebelumnya adalah sebagai berikut

VI.             PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN


Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan
menyebabkan pembubaran secara hukum atas pesekutuan.Banyak persekutuan

14
yang tetap melanjutkan operasi bisnisnya dan persekutuan mungkin saja membeli
kepemilikan sekutu yang berjenti pada harga pembelian. Harga pembelian adalah
nilai estimasi jika  (1) asset dijual pada harga sama dengan atau lebi besar dari
nilai likuidasi atau nilai yang menjadi dasar penjulan seluruh bisnis jika bisnis
tetap berjalan tanpa sekutu yang keluar tersebut (2) persekutuan diakhiri pada saat
tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor persekutuan dan penghentian bisnis.

Konsep-konsep Umum untuk Mencatat Perubahan Keanggotaan dalam


Persekutuan
1.      Persekutuan sebagai sebuah entitas terpisah dari individu-individu sekutu dan
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) – KUHPer
secara jelas mendefinisikan persekutuan sebagai suatu entitas yang terpisah dan
masing-masing individu sekutu. Sebagai contoh, entitas persekutuan tidak
berubah karena penambahan atau pengunduran diri individu sekutu. Ini sama
dengan konsep entitas untuk bentuk bisnis korporasi, dimana korporasi tidak perlu
direvaluasi setiap terjadi perubahan pemegang saham.
2.      Persekutuan sebagai sekumpulan hak kepemilikan sekutu dan penggunaan
akuntansi non-GAAP -            para sekutu dalam perusahaan swasta dapat saja
memilih mengikuti metode akuntansi non-GAAP untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu. Dalam kasus ini perusahaan dapat diaudit oleh auditor
eksternal, tapi opini audit yang menyatakan dengan jelas bahwa prinsip-prinsip
akuntansi non-GAAP digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Persekutuan seperti ini tidak dapat memperoleh opini audit “wajar tanpa
pengecualian”.

Sekutu Membeli Kepentingan


Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku.Nilai buku
persekutuan adalah jumlah modal, yang juga merupakan selisih antara jumlah
asset dan kewajiban. Contoh pada kasus ini misalnya setelah beroperasi selama
tahun 20X1 dan 20X2, persekutuan AB memiliki nilai buku Rp30.000.000 dan
persentase laba tanggal 1 Jan 20X3 adalah :
Saldo Modal PersentaseLaba
Aldi Rp20.000.000 60

15
Bayu 10.000.000 40
Total 30.000.000 100

Berikut informasi seputar kasus ini:


1.      Tanggal 1 Januari 20X3, Aldi dan Bayu mengundang Citra menjadi sekutu dalam
bisnis mereka. Persekutuan yang dihasilkan disebut persekutuan ABC.
2.      Citra membeli seperempat kepemilikan modal persekutuan langsung dari Aldi
dan Bayu dengan jumlah perolehan Rp9.000.000.
3.      Citra akan diberikan 25 persen dalam bagian dalam pembagian laba atau rugi
persekutuan . sisa 75 persen akan di bagi antara Aldi dan Bayu pada rasio laba
mereka sebelumnnya 60 : 40 persen . Hasil dari persentase laba atau rugi setelah
masuknya Citra adalah :
Sekutu                                    
Persentase Laba :
Aldi                             45 (75 % dari 60 %)
Bayu                            30 (75 % dari 40%)
Citra                            25
Total                            100
Dalam contoh ini,25 persen bagian Citra dalam laba atau rugi persekutuan adalah
sama dengan seperempat nilai modalnya. Kedua nilai persentase tersebut tidak
harus selalu sama seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini.

Transaksi antara Citra dan sekutu lain secara individu tidak tercermin dalam
pembukuan persekutuan . satu- satunyapencatatan adalah reklasifikasi modal
persekutuan. Aldi dan Bayu memberikan seperempat dari modal kepada Citra ,
sebagai berikut.
1 januari 20X3
(7)        Modal, Aldi                            5.000.000
            Modal, Bayu                           2.500.000
                        Modal Citra                                         7.500.000

16
                        Reklasifikasi modal kepada sekutu baru.
                        Dari Aldi : Rp 5.000.000 = Rp 20.000.000 x 0,25
                        Dari Bayu : Rp 2.500.000 = Rp 10.000.000 x 0,25

Dalam kasus ini modal yang dikredit kepada citra hanya Rp 7.500.000,
sekalipun Rp 9.000.000 yang dibayarkan untuk seperempat kepemilikan .
pembayaaran Rp 9.000.000 mencerminkan bahwa nilai wajar persekutuan adalahh
Rp 36.000.000, dihitung sebagai berikut :
                        Rp 9.000.000 =nilai wajar x 0,25
                        Rp 36.000.000            = nilai wajar
Nilai buku persekutuan adalah Rp 30.000.000 sebelum investasi dari Citra.
Pembayaran Rp 9.000.000 dilakukan secara langsung kepada individu sekutu ,
dan tidak akan menjadi bagian dari asset ppersekutuan . Selisih Rp 6.000.000
antara nilai wajar dengan nilai buku yang baru bisa berupa asset yang dinilai
terlalu rendah atau adanya goodwill yang belum dicatat.
Aldi dan bayu bisa menggunakan akuisisi yang dilakukan citra untuk
merevaluasi asset persekutuan dan mencerminkan sepenuhnya perubahan nilai
yang terjadi sebelum masuknya Citra. Jika tidak, maka dapat menyebabkan bagian
citra akan meningkat secara proposional ketia peninngkatan nilai dilakukan.
Misalnya , jika persekutuan meiliki tanah yang nilainya kurang sebesar RP
6.000.000 yang dijual setelah Citra masuk dalam persekutuan , Citra akan
mendapatkan bagian keuntungan atas penjualan berdasarkan rasio pembagian
laba. Untuk mengghindari masalahh ini, beberapa persekutuaan melakukan
revaluasi atas asset pada saat masuknya sekutu baru walaupun sekutu baru
tersebut membeli kepemilikan secara langsung dari salah ssatu sekutu lama.
Dalam kasus ini Aldi dan Bayu dapat mengakui peningkatan nilai tanah
secepatnya sebelum masuknya Citra dan mengalokasikan kenaikan tersebut secara
proporsional terhadap saldo modal masing – masing dengan rasio pembagian 60 ;
40 sebagai berikut.
(8)        Tanah                                      Rp 6.000.000
                        Modal, Aldi                            Rp 3.600.000
                        Modal, Bayu                           Rp 2.400.000

17
            Revaluasi nilai tanah sebelum masuknya sekutu baru :
            Untuk Aldi : Rp 3.600.000 = Rp 6.000.000 x 0,60
            Untuk Bayu : Rp 2.400.000 = Rp 6.000.000 x 0,40
Perlu dicatat bahwa nilai modal persekutuan keseluruhan adalah Rp 36.000.000
(Rp 30.000.000 ditambah revaluasi Rp 6.000.000 ) pemindahan seperempat modal
kepada cittra dicatat sebagai berikut .
(9)        Modal, Aldi                            5.900.000
            Modal, Bayu                           3.100.000
                        Modal Citra                                         9.000.000
                        Reklasifikasi modal kepada sekutu baru:
                        Rp 5.900.000 = Rp 23.600.000 x 0,25
                        Rp 3.100.000 = Rp 12.400.000 x 0,25
                        Rp 9.000.000 = Rp 36.000.000 x 0,25

Sekutu Baru Melakukan Investasi di Persekutuan


Seorang sekutu , baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan caraa
melakukan investasi ke dalam persekutuan. Dalam kasus ini , persekutuan
menerima kas atau asset lain. Tiga kondisi dapat terjadi jika sekutu baru
melakukan investasi di persutuan,yaitu :
Kasus  1:  investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhadap nilai
buku persekutuan
Kasus 2: Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekut baru terhadap nilai
buku persekutuan.
Kasus 3 : Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap
nilai buku persekutuan. Hal ini mengindikasi bahwa nilai asset bersih persekutuan
sebelumnya terlalu tinggi di pembukuan atas sekutubaru memberikan kontribusi
goodwill sebagai tambahan asset lain.
Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung masuknya
sekutu baru adalah dengan menghitung  proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan  ( new partner’s proportion of the partneship’s book velue ) sebagai
berikut .
Proporsisekutu

18
Baruterhadap            = (Modal sekutusebelumnya + investasisekutubaru ) x persentase modal
atassekutubaru
Nilaibuku
persekutuan

Persekutuan AB  yang  digambarkan sebelumnya masih digunakan dalam


tiga kasus berikut. Informasi   yang terkait dalam ketiga kasus adalah sebagai
berikut :
1.         Tanggal 1 januari 20X3 , modal dari persekutuan AB adalah Rp 30.000.000 .
Modal Aldi senilai senilai Rp 20.000.000 dan bayu sebesar Rp 10.000.000 . rasio
pembagian laba antara Aldi dan Bayu adalah 60 : 40
2.         Citra di minta menjadi sekutu baru . Citra akan mendapatkan seperempat
kepemilikan modal dan 25 persen pembagian laba. Aldi dan Bayu akan membagi
75 persen sisa laba dengan rasio 60 : 40 , menghasilkan pembagian laba 45 persen
untuk Aldi dan 30 persen untu Bayu.
Kasus 1 . Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Total nilai buku sebelum penerimaan sekutu baru adalah Rp 30.000.000 dan
sekutu baru , Citra membeli seperempat kepemilikan modal senilai Rp 10.000.000
.Besarnya investasi sekutu baru sering kali merupakan hasil negoisasi antara
sekutu lama dengan calon sekutu baru . seperti halnya akuisisi atau investasi ,
investor harus menentukan nilai pasarnya. Dalam kasus ini , scalon sekutu
berusaha untuk memastikan nilai pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas
asset bersih persekutuan . dalam kasus ini , Citra harus percaya bahwa investasi
senilai Rp 10.000.000 adalah harga yang wajar untuk seperempat kepemilikan di
persekutuan , atau dia tidak melakukan investasi sama sekali.

Figur 15-1
Gambaran umum Akuntansi Penerimaan Sekutu Baru
Langkah 1: Langkah 2: metode ObservasiKunci
MembandingkanPr alternative
oporsiniaibukudani untukmencatatPenerimaan
nvestasisekutubaru SekutuBaru

19
Biayaperolehaninv 1. Revaluasi asset    Sekutu lama menerimapeningkatannilaiasset ,
estasi › bersihmenujunilaipasardan goodwill atau bonus
nilaibukukasus 2 alokasikepadasekutu lama. sebesarkelebihanbiayaperolehaninvestasissekutu
2. Catat goodwill yang baruatasnilaibuku
belumdiakuidanalokasikan    Mencatatpeningkatannilai asset
kepadasekutu lama ataugoowillkepadasekutu lama yang
3. Alokasikan bonus meningkatkan modal persekutuan.
kepadasekutu lama
   Tidakadaalokasilebihlanjut yang
diperlukankarenasekutubaruakanmenerimabagian
modal sebandingdenganinvestasinya.

1. Tidakadarevolusi, bonus,    Jumlahh modal akhirpersekutuansamadengan


Biayaperolahaninv atau goodwill modal sebelumnya di tambahinvestasisekutubaru.
estasi = Nilaibuku
(kasus 1)   Sekutu lama memperolehalokasipenurunannilai
asset yang
terjadisebelumpenerimaanssekutubaru.
Atausekutu baru mendapatkan goodwill atau
bonus sebagai insentif.

  Mencatat penuruhan nilai asset yang


menghasilkan penurunan , modal, sedangkan
mencatat goodwill sekutu baru menghasilkan
1. Revaluasi asset peningkatan modal.
bersihmenujunilaipasardan
Biaya nalokasikankepadasekutu
perolehaninvestasi lama.
‹nilaibuku (kasus
3) 2. Mengakui goodwill yang
di bawasekutubaru

20
3. Alokasikan bonus
kepadasekutubaru.

Setelah nilai investasi disetujui , barulah ungkin untuk menghitung


proporsi nilai buku sekutu baru,. Untuk investasi Rp 10.000.000, citra akan
mendapatkan seperempat kepemilikan pada persekutuan , sebagai berikut .
 

Investasi ada persekutuan                                                       Rp 10.000.000


Proporsi nilai buku sekutu baru        
                                                  
(Rp 30.000.000 + Rp 10.000.000 ) x 0.25                           (10.000.000)
Selisi
h ( Investasi = nilai buku )                                                          Rp -0-

Karena nilai investasi 9Ro 10.000.000) sama dengan 25 persen proporssi


nilai buku sekutu baru( Rp10.000.000= Rp 40.000.000x 0,25),mengimplikasikan
bahwa asset bersih telah dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan
modal awal (Rp 30.000.000) ditambah investasi sekutu baru (Rp10.000.000).
perlu dicatat bahwa modal yang dialokasikan kepada sekutu baru adalah
bagiannya atas modal persekutuan setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru .
Jurnal yang dicatat alam pembukuan persekutuan aadalah :
1 januari 20X3
(10)      Kas                                                                  10.000.000
                        Modal Citra                                                     10.000.000
                        Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan atas
                        Investasinya sebesar Rp 10.000.000
Berikut Skedul yang menyajikan konsep kunci dalam kasus 1.                    
Modal Investasi Proporsi Nilai Total Modal Bagian sekutu
Sebelumnya Sekutu Baru buku yang baru atas total
Persekutuan dihasilkan modal yang
Sekutu Baru dihasilkan

21
(25 %) (25 %)
Kasus 1
Investasi
ssekutu
baru sama Rp30.000.000 Rp10.000.000 Rp10.000.000
dengan
proporsi
nilai buku
Rp40.000.000 Rp40.000.000
Tidak
adanya
Revaluasi ,
bonus, atau
goodwill

Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebbih Besa dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Dalam beberapa kasus  seorang sekutu dapat melakukan investasi lebih
besar dari porsi kepemilikannya atas nilai buku persekutuan . Hal ini bearti ,
sekutu tersebut menghargai nilai lebih pada persekutuan yang tidak tercermin
dalam pembukuan.
Misalnya , diasumsikan Citra menginvestasikan RPp11.000.000 untuk
seperempat kepemilikan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya , sebagai
berikut .

 
Investasi pada persekutuan                             Rp 11.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru                                  
(Rp 30.000.000 + RP 11.000.000 )x0,25 = Rp 10.250.000
Selisih (investasi = nilai buku Rp    750.000

22
 
Citra telah menginvestasikan Rp 11.000.000 untuk kepemilikan dengan
nilai buku Rp 10.250.000, sehingga membayar lebih tiggi sebesar Rp750.000 atas
nilai buku saat ini.
Umumnya , kelebihan investasi atas nilai buku persekutuan
mengindikasikan ahwa nialai asset bersih sebelumnya kerendahan atau
persekutuan memiliki goodwill yang tidak dicatat. Tiga alternative perlakukan
akuntansi dalam kasus ini adalah :
1.   Revaluasi nilai asset. Pada alternative ini adalah :
a. Nilai buku asset dinaikkan ke nilai paasarnya
b. Modal sekutu lama di naikkan sebanding dengan kenaikan peningkatan nilai
buku asset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan ssaldo awal ditambah nilai
revaluasi asset ditambah nilai revaluasi asset ditambbah investasi sekkutu baru. 

2.   Mengakui goodwill yang tidak tercatat . Dengan metode ini adalah :
      a. Goodwill yang tidak tercatat diakui
      b. Modal sekutu  lama dinaikkan sebanding dengan nilai goodwill
c. Modal persekutuanyang dihasilkan sama dengan saldo awal ditambah nilai
goodwill ditambah investasi sekutu baru .
3.   Menggunakan metode bonus. Pada dasarnya , metode bonus adalah perpndahan
saldo modal antara sesame sekutu tidak menginginkan penyesuaian pada nilai
asset atau mengakui goodwill. Dengan metode ini adalah :
      a. Modal sekutu lama dinaikkan sebanding dengan nilai bonus yang dibayarkan
sekutu baru.
      b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan ssaldo modal awal ditaambah
investasi sekuutu baru.
Ilustrasi Pendekatan atas Revaluasi Aset.
Misalkan Citra membayar kelebihan sejumlah Rp 750,000 (Rp 11.000.000-Rp
10.250.000) terhadap proporsi nilai buku karena persekutuan memiliki tanah

23
dengan nilai buku Rp 4.000.000 tetapi penilaian terkini mengindikasikan tanah
tersebut memiliki nilai pasar Rp7.000.000 . Para sekutu lama memutuskan untuk
menggunakan penerimaan sekutu baru sebagai pegakuan peningkatan niai tanah
dan mengalokasikan peningkatan ini kepada masing –masing saldo modal sekutu
lama . Peningkatan nilai tanah dialokasikan kepada saldo modal para sekutu
dengan menggunakan rasio laba dan rugi yang ada pada saat terjadinya
peningkatan . Modal aldi meningkat sebesar Rp 1.200.000 (40 persen dari Rp
3.000.000) . Persekutuan akan mencatat jurnal berikut unuk revaluasi tanah.
(11)               Tanah                                                                 3.000.000
                                    Modal Aldi                                                     1.800.000
                                    Modal ,Bayu                                                   1.200.000
Investasi Citra sebesar Rp 11.000.000 menjadikan modal persekutuan bernilai
Rp44.000.000, sebagai berikut.
                    
Modal Persekutuan AB sebelumnya                  Rp30.000.000
Revaluasi tanah menjadi nilai pasar                   Rp  3.000.000
                     Investasi Citra                                                    Rp 11.000.000
Modal Persekutuan ABC                                   Rp 44.000.000
Citra mengakuisisi seperempat kepemilikan pada modal yang dihasilkan dalam
pembentukan persekutuan ABC. Saldo modal Citra setelah revaluasi tanah ,
dihitung sebagai berikut.
Bagaian sekutu baru atas Modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp
30.000.000 + Rp 11.000.000 )x 0,25 = Rp 11.000.000
Jurnal untu mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan adalah :
(12)      Kas                                                                              11.000.000
                  Modal , Citra                                                                     11.000.000
                  Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan modal di persekutuan
Ketika tanah ternyata harus dijual, Citra akan berpartisipasiterhadap keuntungan
atau kerugian dengan dasar nilai buku  yang baru sebesar Rp7.000.000 yang
merupakan nilai pasar tanah pada saat penerimaannya dalam persekutuan . seluruh
kenaikan pada nilai tanah sebelum penerimaan Ciitra adalah milik para sekutu
lama.

24
Ilustrasi Pengakuan Goodwill. Sebuah sekutu yang masik mungkin membayar
lebih karena adanya goodwill yang tidak tercatat, diindikasikan dengan tingginya
profitabilitas persekutuan . Beberapa persekutuan menggunakan perubahan
keanggotaan sebagai peluang untuk mengakui goodwill yang dihasilkan sekutu
lama.
                  Pada umumnya, jumlah goodwill ditentukan berdasarkan negosiasi
antara sekutu lama dan baru, dan berdasarkan estimasi laba di masa datang .
misalnya , sekutu lama dan baru setuju bahwa disebabkan karena upaya sekutu
lama, persekutuan memiliki potensi menghasilkan laba, dan goodwill seniali
3.000.000 harus diakui berdasarkan akta tersebut. Nilai biaya perolehan investasi
yang dinegosiasikan oleh sekutu bau akan didasarkan sebagian kepada potensi
menghasilkan laba tersebut . Alternatifnya , goodwill bisa di estimasikan
berdasarkan jumlah investasi sekutu baru . Misalnya dalam kasus ini , Citra
melakukan investasi Rp 11.000.000 untuk seperempat hak kepemilikan , maka dia
harus percaya bahwa jumlah modal persekutuan yang dihasilkan bernilai Rp
44.000.000 (Rp 11.000.000 x 4). Perkiraan goodwill adalah Rp 3.000.000 , yaitu :

Langkah 1
25 % dari estimasi odal yang dihasilkan                                           Rp 11.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp 11.000.000 : 0,25 )        Rp44.000.000
Langkah 2
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan                                             Rp 44.000.000
Jumlah asset bersih tidak termasuk goodwill
(Rp 30.000.000 ditambah Rp 11.000.000 investasi dari Citra )         (41.000.000)
Estimasi Goodwill                                                                            Rp     3.000.000

 
Ilustrasi Metode Bonus
Beberapa persekutuan menolak mengakui goodwill dan revaluasi asset
ketka diterimanya sekutu baru. Sebaliknya , mereka mengakui bagian dari
investasi sekutu baru sebagai bonus kepada sekutu lama untuk menyelaraskan

25
saldo modal pada saat penerimaan sekutu baru . dalam kasus ini , nila Rp 750.000
yang dibayarkan lebih oleh Citra adalah bonus yang dialokasikan kepada sekutu
lama pada rasio laba atau rugi mereka , yaitu 60 % kepada aldi dan 40 % kepada
Bayu. Persekutuan ABC menghasilkan saldo modal senilai Rp 30.000.000 di awal
, ditambah RP 11.000.000 investasi dari Citra . Tidak ada modal tambahan yang
diakui melalui revaluasi asset. Nilai modal yang diakui oleh sekutu baru adalah :
Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp 30.000.000 +
11.000.000 ) x 0,25 = Rp 10.250.000
Jurnal yang dicatat dalam rangka penerimaan Citra sebagai sekutu baru adalah :
(15 )     Kas                                                                  Rp 11.000.000
                        Modal , aldi                                                             450.000
                        Modal , bayu                                                           300.000
                        Modal ,Citra                                                       10.250.000              
Penerimaan Citra dengan Bonus kepada Aldi dan Bayu.
            Citra mungkin tidak menyukai metode bonus, karena saldo modalnya lebih
rendah Rp750.000 daripada investasinya di persekutuan. Hal ini merupakan
kelemahan dari metode bonus.
            Berikut adalah skedul yang menggambarkan konsep kunci untuk Kasus 2.

Kasus 3. Nilai Investasi Baru Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai
Buku Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa seorang sekutu baru membayar lebih kecil dari
proporsi kepemilikannya atas nilai buku persekutuan. Misalnya, Citra melakukan
investasi Rp8.000.000 untuk seperempat kepemiikan modal di Persekutuan ABC.
Langkah pertama adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi
nilai buku sekutu baru, sebagai berikut.
Investasi pada persekutuan  Rp8.000.000
Proposal nilai buku sejutu baru :
      (Rp30.000.000+Rp8.000.000)x0,25     (9.500.000)

Selisih (Investasi<Nilai buku) Rp(1.500.000)

26
Fakta bahwa nilai investasi Citra lebih rendah dari nilai buku atas
seperempat kepemilikan pada persekutuan mengindikasikan persekutuan memiliki
aset yang nilainya terlalu tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Citra memiliki 
kontribusi nilai dalam bentuk pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan
persekutuan. Dalam kasus ini, Citra telah menginvestasikan Rp8.000.000 dalam
bentuk kas dan sejumlah nilai tambah yang dianggap sebagai goodwill.
            Seperti Kasus 2, dalam hal nilai investasi melebihi nilai buku yang
diperoleh, terdapat tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika
investasi lebih rendah dari nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendapat tersebut
adalah :
1.      Revaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini adalah :
a.       Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya.
b.      Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai buku
aset.
c.       Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal ditambah
nilai aset yang diturunkan ditambah inevestasi sekutu baru.

2.      Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a.       Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukkan
ke dalam saldo modal sekutu baru.
b.      Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.
c.       Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
nilai goodwill yan dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu baru.
3.      Menggunakan metode bonus. Dengan metodeini adalah:
a.       Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan
bagian bonus mereka yang nantinya akan dibayarkan pada sekutu baru.
b.      Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan modal awal ditambah investasi
sekutu baru.

27
Ilustrasi Pendekatan Revaluasi Aset. Asumsikan Citra hanya membayar
Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan pada persekutuan. Persediaan yang
saat ini dicatat pada nilai buku sebesar Rp14.000.000 memiliki nilai wajar hanya
Rp8.000.000 karena beberapa mengalami kerusakan. Para sekutu setuju untuk
menurunkan nilai persediaan menjadi nilai wajar sebelum masuknya sekutu baru.
Penurunan nilai dialokasiakan kepada sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi
pada saat terjadinya penurunan nilai yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen
kepada Bayu. Penurunan nilai dicatat sebagai berikut.
16 Modal, Aldy 3.600.000
Modal, Bayu 2.400.000
                       Persediaan 6.000.000
     Revaluasi persediaan menjadi nilai
wajar

Perhatikan bahwa jumlah nilai modal persekutuan sekarang telah diturunkan dari
Rp30.000.000 menjadi Rp24.000.000 sebagai hasil dari penurunan nilai
Rp6.000.000. bagian Citra atas modal yang dihasilkan dari persekutuan ABC,
setelah penurunan nilai, dapat dihitung sebagai berikut.
Bagian sekutu baru = (Rp24.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp8.000.000
atas total
Modal yang
dihasilkan

Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam Persekutuan
ABC adalah:
17 Kas 8.000.000
       Modal, Citra 8.000.000
    Penerimaan Citra ke dalam
persekutuan

            Nilai kredit modal terkait milik Citra sama dengan investasinya karena
jumlah nilai modal persekutuan adalah Rp32.000.000 (24.000.000+Rp8.000.000)
yang sekarang mencerminkan nilai wajar persekutuan.
Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru, Misalnya Aldi, Bayu, dan
Citra setuju bahwa kemampuan Citra akan menghasilkan laba. Mereka setuju

28
bahwa Citra layak mendapatkan Rp2.000.000 goodwill ketika bergabung sebagai
antisipasi laba yang dihasilkan Citra dikemudian hari. Goodwill hasil operasi
diakui dan ditambahkan ke dalam investasinya untuk menentukan jumlah modal
yang akan dikredit. 
            Alternatif lain, nilai goodwill yang dibawa oleh sekutu baru bisa
diperkirakan dari jumlah modal yang ditahan oleh sekutu lama. Dalam kasus ini,
sekutu lama menahan 75 persen kepemilikan pada persekutuan dan memberikan 5
persen kepada  sekutu baru. Nilai dari 75 persen kepemilikan sekutu lama adalah
Rp30.000.000. ivestasi Citra sebesar Rp8.000.000 ditambah goodwil setara 5
persen sisanya. Nilai goodwill yangdibawa oleh Citra dapat dihitung sebagai
berikut.
Perhatikan bahwa nilai goodwill yang diestimasikan untuk sekutu baru
dihitung menggunakan informasi dari kepemilikan sekutu lama. Dalam Kasus 2,
estimasi goodwill kepada sekutu lama dibuat menggunakan informasi dari
investasi sekutu baru. Alasan perbedaan ini karena untuk mengestimaasi nilai
goodwill haruslah menggunakan informasi terbaik yang tersedia. Jika akan
mengestimasi goodwill sekutu baru, tidaklah logis menggunakan investasi
berwujud sekutu baru untuk mengestimasikan total investasi sekutu baru,
termasuk goodwill. Hal ini disebabkan karena nilai goodwill terdapat dalam
investasi itu sendiri. Demikian pula ketika goodwill dialokasikan kepada sekutu
lama, tidaklah logis menggunakan modal sekutu sekutu lama untuk
mengestimasikan nilai goodwill mereka. Kalimat yang paling mudah untuk
mengingat bagaimana mengestimasikan goodwill adalah menggunakan informasi
dari sekutu pihak lawan, yaitu :
            Gunakan sekutu baru untuk mengestimasikan goodwill kepada sekutu
lama; gunakan sekutu lama untuk mengestimasikan goodwill sekutu baru.
            Jurnal yang dicatat untuk perenimaan Citra sebagai sekutu baru di
Persekutuan ABC adalah :
18 Kas 8.000.000
Goodwill 2.000.000
       Modal, Citra 10.000.000
    Penerimaan Citra sebagai sekutu
baru

29
Jumlah modal yang dihasilkan dari peentukan Persekutuan ABC adalah
Rp40.000, dengan Aldi dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra 25
persen.
Ilustrasi Metode Bonus, Penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan
seperempat kepemilikan pada Persekutuan ABC dengan investasi hanya
Rp8.000.000 dapat juga diperlakukan sebagai bonus kepada Citra dari sekutu
lama. Bonus senilai Rp1.500.000 adalah selisih antara nilai buku sekutu baru
senilai Rp9.500.000 dengan investasinya senilai Rp8.000.000. Modal sekutu lama
berkurang Rp1.500.000 secara proposionalberdasarkan rasio laba atau rugi yaitu
60 persen dari Aldi dan 40 persen dari Bayu, dan akun modal Citra akan dikredit
senilai Rp9.500.000, sebagai berikut.

18 Kas 8.000.000
Modal, Aldi    900.000
Modal, Bayu     600.000
       Modal, Citra 9.500.000
    Penerimaan Citra dalam
persekutuan.

Jumlah yang dikredit kepada modal sekutu baru adalah bagian kepemilikannya
terhadap total modal yang dihasilkan, yaitu:
Bagian sekutu baru = (Rp30.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp9.500.000
atas total
Modal yang
dihasilkan

Berikut adalah skedul yang menggambarkan konsep kunci Kasus 3

Ikhtisar dan Perbandingan atas Akuntansi Investasi Sekutu Baru


Figur 15-5 menyajikanjurnal yang dicatat untuk ketiga kasus yang dibahas. Selain
itu, saldo modal dari ketiga sekutu masing-masing setelah penerimaan Citra
disajikan di sebelah kanan jurnal
            Berikut ikhtisar ketiga alternatif metode akuntansi untuk investasi dari
sekutu baru.

30
Kasus 1. Investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1.      Modal sekutu baru yang dikredit sama dengan investasinya
2.      Dalam kasus ini tidak ada goodwill atau bonus yang diakui

Kasus 2. investasi sekutu baru lebih besar dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1.      Revaluasi aset atau pengakuan goodwill meningkatkan modal persekutuan yang
dihasilkan peningkatan tersebut dialokasikan kepada sekutu lama dengan rasio
laba atau rugi masing-masing.
2.      Setelah pengakuan revaluasi aset atau goodwill tidak tercatat, modal sekutu baru
akan sama dengan nilai investasinya dan persentasenya pada total modal
persekutuan yang dihasilkan.
3.      Dengan menggunakan metode bonus, modal persekutuan yang dihasilkan akan
sama dengan jumlah modal sekutu lama ditambah investasi dari sekutu baru.
Modal yang dikredit kepada sekutu baru lebih rendah dari investasinya tetapi
sama dengn persentasenya terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.

Kasus 3. Investasi sekutu lebih kecil dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1.      Dengan menggunakan pendekatan revaluai aset, penurunan nilai aset akan
mengurangi modal sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi masing-masing.
Modal sekutu baru dikredit sebesar nilai investasinya.
2.      Dengan metode goodwill, goodwill dialokasikan kepada sekutu baru, dan modal
persekutuan yang dihasilkan meningkat. Modal sekutu baru akan dikredit sebesar
persentase kepemilikan terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.

Figur 15-2
Ikhtisar Akuntansi untuk Investasi Sekutu Baru : Jurnal dan Saldo Modal
setelah Penerimaan Sekutu Baru.
3.      Metode bonus menghasilkan transfer modal dari sekutu lama kepada sekutu baru.
Modal persekutuan yang dihasilkan akan sama dengan jumlah modal sekutu lama

31
ditambah investasi dari sekutu baru. Modal yang dikredit kepada sekutu baru lebih
besar investasinya tetapi sama dengan persentasenya terhadap modal persekutuan
yang dihasilkan.
Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru
            Asumsikan bahwa sekutu lama, Aldi dan Bayu, menyetujui bahwa aset
persekutuan harus direvaluasi sehingga bertambah sebesar Rp3.000.000 untuk
mengakui peningkatan nilai tanah yang dimiliki persekutuan. Pertanyaannya
adalah berapah investasi yang harus dikontribusikan Citra sebagai sekutu baru
untuk seperempat hak kepemilikan.
            Ketika menentukan biaya investasi sekutu baru, sangatlah penting untuk
mencatat total modal persekutuan yang dihasilkan dan persentse kepemilikan yang
masih dalam sekutu lama. Dalam contoh ini, sekutu lama mempertahankan ¾ 
kepemilikan pada persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen kepemilikan
modal sebesar Rp33.000.000, di mana Rp33.000.000 berasal dari modal lama
ditambah Rp3.000.000 dari revaluasi tanah, sebagai berikut.
75% total modal yang dihasilkan  Rp33.000.000

Total modal yang dihasilkan (100%)  Rp44.000.000


Dikurangi modal sekutu lama      (33.000.000)   

Kontribusi kas yang dibutuhkan bagi  Rp11.000.000


sekutu baru

Perhitungan diatas adalah cara mudah lainnya untuk mengevaluasi proses


penerimaan sekutu baru seperti yang telah didiskusikan pada ilustrasi revaluasi
aset pada kasus 2
            Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelum penentuan
kontribusi kas yang dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan bahwa
Aldi dan Bayu setuju untuk memberikan Citra bonus senilai Rp1.500.000 untuk
bergabung dengan persekutuan.
Skedul berikut menentukan jumlah investasi kas yang harus dibayarkan Citra
sebagai sekutu baru.

32
Berhentinya Seorang Sekutu dari Persekutuan
Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan,
maka persekutuan secara tidak langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya
mungkin masih berkeinginan melanjutkan operasi usaha. Dalam sebagian besar
kasus, persekutuan membeli semua kepemilikan sekutu yang berhenti sebesar
harga pembelian (buyout price). Harga pembelian adalah jumlah estimasi jika, (1)
aset persekutuan dijual pada harga sama dengan atau lebih besar dari nilai likudasi
atau nilai yang yang menjadi dasar harga penjualan keseluruhan bisnis yang terus
berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan diakhiri pada saat
itu, dan seluruh kewajiban persekutuan diselesaikan. Perhatikan bahwa goodwill
dapat termasuk dalam penilaian. Persekutuan harus membayar bunga kepada
sekutu yang berhenti sejak tanggal berhenti sampai dengan tanggal pebayaran.
1.      Harga Pembelian Sama Dengan Saldo Kredit Modal Sekutu
Misalnya, Aldi mengundurkan diri dari Persekutuan ABC pada saat saldo
modalnya Rp55.000.000 setelah mencatat peningkatan pada aset persekutuan
termasuk pangukuan laba sampai tanggal pengunduran diri. Jurnal yang dicatat
oleh persekutuan ABC adalah :
20 Kas 55.000.000
       Modal, Citra 55.000.000
    Mundurnya Aldi dari Persekutuan

2.      Harga Pembelian Lebih Besar Dari Saldo Kredit Modal Sekutu
Misalnya, Aldi memiliki saldo modal Rp55.000.000 dan seluruh sekutu setuju
membayar Aldi sejumlah Rp65.000.000. Sebagian besar persekutuan akan
mencatat Rp10.000.000 kelebihan pembayaran diatas saldo modal Aldi
(Rp65.000.000-Rp55.000.000) sebagai bonus penyesuaian modal kepada Aldi
dari sekutu yang bertahan. Dalam kasus ini, Rp10.000.000 akan mengurangi
modal Bayu dan Citra sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu memiliki
30 persen bagian dan Citra memiliki 25 persen bagian pada laba persekutuan.
Jumlah dari bagian keduanya adalah 55 persen (30 persen+25 persen), dan
persentase laba diantara keduanya, setelah dibulatkan, adalah 55 persen untuk
Bayu dan 45 persen untuk Citra, dihitung sebagai berikut:

33
Persentase Laba Persentase Laba
Lama Sisa
Aldi 45 0
Bayu 30 55(35/55)
Citra 25 45(25/55
Total 100 100

Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah :


21 Modal, Aldi 55.000.000
Modal, Bayu    5.500.000
Modal, Citra    4.500.000
       Kas 65.000.000
    Mundurnya Aldi dari
persekutuan.

Adakalanya, persekutuan menggunakan pengunduran diri sekutu dan


dibubarkannya persekutuan untuk mencatat goodwill. Dalam kasus ini,
persekutuan dapat mencatat bagian sekutu lama saja, atau menghitung
keseluruhan goodwill berdasarkan persentase laba sekutu yang berhenti.
Misalnya, jika Rp65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya goodwill
milik Aldi yang akan dicatat, maka persekutuan akan memuat jurnal pada saat
mundurnya Aldi sebagai berikut.
22 Goodwiil 10.000.000
       Modal, Aldi 10.000.000
    Mencatat goodwill untuk Aldi

23 Modal, Aldi 65.000.000


       Kas 65.000.000
    Mundurnya Aldi dari Persekutuan

3.      Harga pembelian Lebih Besar Dari Saldo Kredit Modal Sekutu
Kadangkala, harga pembelian kurang dari saldo kredit modal sekutu. Hal ini dapat
terjadi jika nilai likuidasi aset bersih lebih kecil dari nilai bukunya atau karena
sekutu yang berhenti berniat meninggalkan perekutuan dengan cukup menerima
lebih kecil dari saldo modalnya. Misal, Aldi setuju menerima Rp50.000.000
sebagai harga pembelian kepemlikannya di persekutuan. Persekutuan harus
mengevaluasi aset bersihnya untuk menentukan jika terjadi penurunan nilai yang

34
diakui. Jika tidak diperlukan revaluasi aset bersih, perbedaan Rp5.000.000
(Rp55.000.000-Rp50.000.000) dialokasikan sebagai penyesuaian modal Bayu dan
Citra berdasarkan rasio laba rugi.

35
DAFTAR PUSTAKA

E. Baker, Richard, dkk. Akuntansi Keungan Lanjutan. Buku 2. 2010. Jakarta:


Salemba Empat.

36

Anda mungkin juga menyukai