Disusun Oleh:
Kelas N
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak
lupa sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
karena atas rahmat dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan.Tugas ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah program
studi S1 Keperawatan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
makalah ini. Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, semua kritik dan saran
senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih
baik
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Osteomyelitis adalah infeksi serta ruksanya sebagian tulang tertentu.
Penyakit ini timbul mungkin karena kuman, terutama kuman
staphylococcus. Biasanya tulang yang rusak itu retak serta
mengeluarkan nanah. Tulang itu sendiri sama seperti bagian lain dari
tubuh, membutuhkan zat-zat organis atau yang hidup. Tanpa zat-zat
organis sel-sel tulang lemah, kotoran didalamnya menumpuk bahkan
tulang rusak.
Osteomyelitis adalah infeksi yang disebabkan oleh kontaminasi
staphylococcus aereus pada fraktur tulang pada luka terbuka, luka
penetrasi, luka prosedur pembedahan yang panjang.
2.2 Etiologi
Bisa disebabkan oleh bakteri, antara lain :
Staphylococcus aureus sebanyakan 90%
Haemophylus influenza 50%
Streptococcus hemolitikus
Pseudomonas aurenginosa
Escherechia coli
Clastridium perfringen
Neisseria gonorhoeae
Salmonella thyposa
Adapun bagian tulang bisa mengalami infeksi melalui 3 cara, yaitu :
a. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang
lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan
lengan ( pada anak-anak ) , dan ditulang belakang ( pada dewasa ).
b. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah
tulang terbuka, selama pembedahan tulang dari benda yang
tercemar yang menembus tulang. Infeksi ada sendi buatan,
biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke tulang
di dekatnya.
c. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke
tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak
bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera,
terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan
oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes ( kencing manis ). Suatu
infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang
tengkorak.
2.3 Klasifikasi
2.4 Patofisiologi
2.7 Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit osteomielitis berisiko
menimbulkan komplikasi. Di antaranya:
Septic arthritis, atau menyebarnya infeksi dari dalam tulang ke
sendi terdekat.
Osteonekrosis atau kematian tulang akibat terhalangnya sirkulasi
darah di dalam tulang.
Pertumbuhan tulang secara abnormal pada anak-anak.
Kanker kulit. Kondisi ini terjadi saat luka terbuka mengeluarkan
nanah, sehingga kulit di sekitarnya berisiko tinggi mengalami
kanker jenis sel skuamosa.
2.8 Asuhan keperawatan teori dan kasus
2.8.1 Teori
A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asusransi, golongan darah, nomor register, tanggal masuk
rumahsakit, dan diagnosa medis. Pada umumnya, keluhan utama
pada kasus osteomelitis adalah nyeri hebat. Untuk memperoleh
pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST:
2. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa keperawatan
1. DX 1: Nyeri b.d inflamasi dan pembengkakan
2. DX 2: Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat imobilisasi
dan keterbatasan menahan beban berat badan.
3. DX 3: Resiko terhadap perluasan infeksi b.d pembentukan
abses tulang
4. DX 4: Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi
penyakit dan pengobatan.
C. Intervensi keperawatan
No.Dx Tujuan Intervensi Rasionl
1. Tujuan: Setelah Mandiri
diberikan tindakan — Untuk mengetahui
— Mengkaji karakteristik
keperawatan tingkat rasa nyeri
diharapkan nyeri nyeri : lokasi, durasi, sehingga dapat
dapat berkurang atau intensitas nyeri dengan menentukan jenis
terkontrol dan rasa menggunakan skala tindakannya.
nyaman meningkat. nyeri (0-10) — Mencegah pergeseran
— Mempertahankan im-
tulang dan penekanan
Kriteria hasil: mobilisasi (back slab) pada jaringan yang luka.
Tidak terjadi — Peningkatan vena
nyeri — Berikan sokongan
return, menurunkan
Napsu makan (support) pada edem, dan mengurangi
menjadi normal, ektremitas yang luka nyeri
ekspresi wajah — Untuk mengetahui
rileks dan — Amati perubahan suhu
penyimpangan –
suhu tubuh setiap 4 jam penyimpangan yang
normal terjadi
— Mengurangi rasa nyeri
— Kompres air hangat
dan memberikan rasa
Koaborasi nyaman
— Mengurangi rasa nyeri
— Pemberian obat-
obatan analgesik
C. Diagnosa Keperawatan
1. DX 1: Nyeri b.d inflamasi dan pembengkakan
2. DX 2: Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.
3. DX 3: Resiko terhadap perluasan infeksi b.d pembentukan abses tulang
D. Intervensi Keperawatan
PENUTUP
3.1 Simpulan
Osteomyelitis adalah infeksi serta ruksanya sebagian tulang tertentu.
Penyakit ini timbul mungkin karena kuman, terutama kuman
staphylococcus. Biasanya tulang yang rusak itu retak serta mengeluarkan
nanah. Tulang itu sendiri sama seperti bagian lain dari tubuh,
membutuhkan zat-zat organis atau yang hidup. Tanpa zat-zat organis sel-
sel tulang lemah, kotoran didalamnya menumpuk bahkan tulang rusak.
Tulang panjang merupakan tulang yang paling sering mengalami infeksi
pada anak-anak, sedangkan pada dewasa, tulang vertebrae menjadi tulang
yang paling seringmengalami infeksi. Osteomielitis dapat didiagnosis
secara klinis. Namun,osteomielitis terkenal sebagai “great pretender”
karena sulitnya untuk menegakkan diagnosis. karena manifestasi klinisnya
yang dapat mirip dengan berbagai penyakit lain, perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya, termasuk pencitraan radiologis. Diagnosis
definitif osteomielitis membutuhkan biopsitulang untuk pemeriksaan
kultur dan histologis jaringan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
EGC: Jakarta
Maria, ana. 2008. Bertahan hidup dengan terapi jus. Yogyakarta: pustaka
anggrek