Anda di halaman 1dari 10

DISTRESS SPIRITUAL

Kelompok 3
Ellsa Nadila
Hana Nabiilah
Iseu Rahmawati
Khofi Indaka
Definisi

 Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan


mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain,
seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya
(Nanda, 2005).
Patofisiologi

Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta
fungsi otak.
Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat dapat
menghindari stres, namun setiap orang diharpakan melakukan penyesuaian terhadap
perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk terjadi.
Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis M, dan kawan-
kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan atau melarikan diri” sebagai suatu
rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang menghadapi
ancaman yaitu stres.
Karakteristik
 Karakteristik Distres Spritual menurut Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
A. Hubungan dengan diri
1.Ungkapan kekurangan
 Harapan
 Arti dan tujuan hidup
 Perdamaian/ketenangan
 Penerimaan
 Cinta
 Memaafkan diri sendiri
 Keberanian
2.Marah
3.Kesalahan
4.Koping yang buruk
Lanjutan
B. Hubungan dengan orang lain
 Menolak berhubungan dengan tokoh agama
 Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
 Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
 Mengungkapkan pengasingan diri
C. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam
 Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan musik, menulis)
 Tidak tertarik dengan alam
 Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
Lanjutan
D. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
 Ketidakmampuan untuk berdo’a
 Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
 Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan
 Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
 Tiba-tiba berubah praktik agama
 Ketidakmampuan untuk introspeksi
 Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderit
Etiologi
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian Fisik Abuse
2. Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan,
makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green,
2002).
3. Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer, 1998).
Etiologi/berhubungan dengan faktor : menjauh dari ikatan agama atau budaya, menentang sistem
kepercayaan.
Penatalaksanaan

1. Terapi medis
2. Terapi keperawatan
Kasus

Seorang Ny. T usia 32 tahun di diagnosa medis menderita kanker serviks. Pasien
tersebut dibawa keluarganya ke RS dalam keadaan lemas, letih, lesu, dan
terlihat sangat kurus. Setelah dilakukan perawatan, pasien menolak untuk makan
dan minum pasien juga sering berdiam diri, menangis bahkan berteriak-teriak.
Setelah dilakukan pengkajian, keluarganya mengatakan bahwa ia sudah menikah
dan belum memiliki anak. Namun, sejak Ny. T sakit, suaminua tidak pernah
datang baik untuk menjenguk ataupun menelepon. Keluarga juga mengatakan
bahwa Ny. T tidak mau berdoa lagi karena pasien berkata bahwa Tuhan sudah
jahat telah memberikan cobaan ini. Pasien tersebut ingin segera meninggal
karena ingin segera bertemu Tuhan untuk protes mengenai masalahnya.
Pengkajian

Diagnosa: Distress Sosial


Intervensi
 Sp. 1-P :         
 Bina hubungan saling percaya dengan pasien
 kaji faktor penyebab distress spiritual pada pasien
 bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap agama yang diyakininya
 bantu klien mengembangkan kemampuan untuk mengatasi perubahan spritual dalam kehidupan.
 Sp. 2-P :
 Fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien,
 fasilitas klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
 bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai