Anda di halaman 1dari 13

Energi Dzikir Alam

Bawah Sadar
Fiqram Iqra Pradana April 01, 2019

Buku ini adalah serial diskusi tasawuf


modern yang ke-32 yang ditulis oleh Agus
Mustofa dan diterbitkan oleh Padma Press,
Surabaya tahun 2011. Buku ini terdiri dari
256 halaman dan tiga bab yaitu Antara
Hipnosis, Kamera Aura, EEG & ECG;
Korelasi Alam Sadar & Bawah Sadar;
Mereprogram Alam Bawah Sadar.

Agus Mustofa adalah lulusan Fakultas


Teknik, Jurusan Teknik Nuklir, Universitas
Gadjahmada Yogyakarta. Ia juga mantan
wartawan Koran Jawa Pos. Tipikal
pemikiran yang unik pada dirinya, yang
disebutnya sebagai ‘Tasawuf Modern’
merupakan perpaduan antara ilmu tasawuf
dan sains. Menurut saya ini adalah salah
satu bentuk tafsir kekinian untuk memahami
Al-Quran.

Buku ini membawa kita pada cara pandang


yang baru tentang alam bawah sadar atau
lebih tepatnya pikiran bawah sadar. Pikiran
bawah sadar yang dimaksud sifatnya
hampir senada dengan isi buku yang
berjudul ‘Kecerdasan Emosi’ karya Daniel
Goleman. Ternyata pikiran bawah sadar
memiliki kelebihan yang luar biasa tapi
kebanyakan orang karena
ketidaktahuannya, mengabaikan kelebihan
tersebut. Timbullah pertanyaan mendasar,
bagaimana cara kerja alam bawah sadar
itu? 

Pendahuluan 

Manusia bukanlah sekedar onggokan


benda mati berupa daging, darah dan
tulang. Melainkan organisme yang tersusun
dari triliunan sel hidup dan bioplasma yang
memancarkan energi secara dinamis.
Ketika tubuh manusia dan jiwanya dipahami
secara energial itulah kita lantas bisa
melakukan pengukuran-pengukuran
terhadap besar kuantitas maupun
kualitasnya. Hasilnya sangat berguna untuk
beragam kepentingan, mulai dari informasi
kesehatan, kejiwaan, sampai kualitas
spiritual seseorang.

Dalam buku ini, untuk mengukur atau


menganalisis alam bawah sadar
memanfaatkan tiga buah alat yakni ECG
(Electro Cardio Graph), EEG (Electro
Encephalo Graph), dan Kamera Aura. ECG
adalah alat perekam gelombang jantung
yang bekerja secara elektromagnetik. Pada
orang normal, jantung berdenyut sekitar 60-
80 denyut per menit, dengan tekanan
120/80 mmHg. EEG adalah alat untuk
mengukur gelombang yang dipancarkan
otak. Kamera aura menangkap getaran
energi dari telapak tangan yang
ditempelkan ke dua sensor logan di kanan
kiri.
Secara kesadaran, manusia menempati
tiga wilayah alam yang berlapis-lapis. Yang
paling ‘kelihatan adalah alam sadar. Yang
‘samar-samar’ adalah alam bawah sadar.
Sedangkan yang ‘tersembunyi’ adalah alam
tak sadar. Alam sadar adalah alam di mana
kita bisa menyadari segala peristiwa yang
terjadi di sekitar kita. Alam bawah sadar
adalah suatu kondisi di mana pikiran kita
tidak bekerja secara sadar sepenuhnya
atau hanya bekerja ‘setengah sadar’
contohnya kerja nafas dan jantung. Alam
tak sadar adalah alam yang peranannya
jauh lebih kuat lagi dibandingkan dua alam
sebelumnya.

Jika pemetaan dilakukan secara biologis,


alam sadar di sebagian kecil fungsi organik
sedangkan alam bawah sadar di sebagian
besar fungsi organik. Namun, alam tak
sadar levelnya sudah menyentuh tingkat
seluler. Lebih dalam lagi ke inti sel, DNA,
molekul, atom, dan quark. Perlu dibedakan
antara istilah ‘pikiran sadar dan bawah
sadar’ dan ‘alam sadar dan bawah sadar’.
‘Pikiran sadar dan bawah sadar’ hanya
mengacu kepada kerja otak, sedangkan
‘alam sadar dan bawah sadar’ itu lebih luas
termasuk mekanisme berpikir dengan
menggunakan otak, ditambah dengan
mekanisme kecerdasan universal yang
mengatur sel-sel otak, molekul-molekul,
atom-atom, dan quark sebagai partikel
dasar penyusun tubuh manusia maupun
alam semesta.

Sistem Limbik dan Pikiran Bawah Sadar

Di dalam otak manusia ada bagian yang


disebut sebagai sistem limbik. Yaitu, bagian
yang merangkum komponen-komponen
penting otak dalam satu fungsi integral:
Thalamus, Hipothalamus, Hipocampus,
Amygdala, dan bagian yang terhubung
secara tidak langsung, yaitu Prefrontal
Cortex. Lokasi sistem limbik ini berada di
tengah-tengah otak.

Jika dikelompokkan secara global, sistem


limbik ini mencakup dua wilayah yang
berbeda secara fungsi, yaitu wilayah kulit
otak yang rasional, dan bagian bawah kulit
otak yang emosional. Prefrontal cortex,
thalamus, hypothalamus, dan hippocampus
adalah bagian otak yang mewarisi wilayah
rasional itu sedangkan amygdala mewarisi
wilayah emosional. Wilayah kulit otak sering
disebut mewakili mekanisme pikiran sadar,
dengan proses ilmiah: logis, rasional, dan
analitis. Sedangkan bagian dalam otak
disebut-sebut mewakili mekanisme pikiran
bawah sadar.
Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa
mekanisme bawah sadar adalah hasil
perpaduan antara mekanisme sadar di kulit
otak, dengan mekanisme emosional di
bawah permukaan kulit otak. Hasilnya akan
permanen, setelah kejadian yang sama
berulang-ulang terjadi. Saat itu, hasil olahan
sistem limbik yang sifatnya jangka pendek
akan dipancarkan ke seluruh penjuru otak
untuk dimasukkan ke dalam memori jangka
panjang. Menjadi kebiasaan menjadi
kepribadian,, dan kemudian bekerja secara
otomatis sebagai mekanisme pikiran bawah
sadar.

Sistem limbik memiliki sistem axis ke


bagian tubuh lain. Ada yang disebut axis
Heart-Brain yang mengatur hubungan
jantung dengan sistem limbik. Dan ada pula
axis HPA (Hipothalamic-Pituitary-Adrenal)
yang mengatur hubungan sistem limbik
dengan kelenjar adrenalin di ginjal. Khusus
axis Heart-Brain, sistem limbik meneruskan
getaran khas. Terjadi proses penguatan
dari getaran limbik menjadi getaran jantung
sampai ratusan kali lipat sehingga terasa
menggetarkan rongga dada. Inilah yang
oleh orang awam disebut sebagai
perasaan. Sebenarnya getaran itu
bersumber di otak tengah yaitu sistem
limbik sebagai hasil perpaduan antara
rasionalitas dan emosi. Akan tetapi agar
dirasakan sensasinya maka dialirkan ke
jantung sebagai getaran perasaan.

Poros otak-jantung inilah yang menjadi


penjelas, kenapa di dalam Al-Quran
disebutkan qalbu itu berada di dalam dada,
bukan di otak. Karena secara awam,
memang getaran itu terasa di rongga dada.
Istilah ‘Hati’ di dalam Al-Quran bukan hanya
qalbu melainkan juga fu-aad. Jika qalbu
merujuk ke dalam dada, maka fu-aad
merujuk kepada kecerdasan hati yang ada
di otak. Yakni, di sistem limbik.

Informasi dan Aliran Energi Makna

Dalam konsep Fisika Einstein, alam


semesta disebut terbentuk dari materi,
energi, ruang dan waktu. Tapi dalam
perkembangan Fisika Kuantum kita lantas
menyadari bahwa itu tidak cukup. Harus
ada variabel kelima yaitu informasi. Tanpa
ada informasi, alam ini tidak akan terbentuk
seperti sekarang. Materi ada hanya untuk
menjadi media menjalarnya informasi.
Energi ada hanya untuk menggerakkan
informasi. Ruang ada hanya untuk
mewadahi informasi. Dan waktu ada hanya
untuk memandu pergerakan informasi.
Informasi itulah yang terus bergerak
dinamis melintasi seluruh penjuru
mikrokosmos dan makrokosmos dalam
kendali ‘kecerdasan’ yang ada di baliknya.

Alam semesta tak lebih dan tak kurang


adalah informasi di dalam informasi, di
dalam informasi, di dalam informasi,
berulang-ulang, mulai dari mikrokosmos
sampai makrokosmos. Sehingga, jika
diteruskan kita akan bertemu dengan
informasi tunggal yang mengatur seluruh
alam semesta. Inilah yang disebut oleh
Stephen Hawking sebagai Grand Formula.
Kun Fayakun, ‘jadilah’ lalu jadilah ia. 

Semua pola interaksi kesadaran berbasis


pada arus informasi antara sistem di dalam
diri kita dengan sistem yang ada di alam
semesta. Pola hubungan yang terjadi
adalah interaksi gelombang
elektromagnetik. Atau lebih halus lagi yang
menjurus kepada aliran energi makna yang
lebih substansial. Secara umum,
tersambungnya hubungan itu bergantung
pada kecocokan frekuensi antara pemancar
dan penerimanya.

Dalam khazanah spiritual Islam, fase sadar


akan membawa seseorang memperoleh
energi makna ‘Jasadiyah’. Fase bawah
sadar memperoleh energi makna
“Nafsiyah’. Dan pada fase tak sadar akan
memperoleh energi makna ‘Ruhiyah’.
Seseorang yang bisa menyerap energi
makna ilmiah, permukaan otaknya akan
membentuk sirkuit-sirkuit salafi yang
semakin luas dan kompleks. Itu
menandakan meningkatnya kecerdasan
rasionalnya. Pada orang yang bisa
menyerap energi ‘rasa’ ia akan memperoleh
pengaruh pada kepekaan radar jiwa yang
berporos di Otak-Jantung. Sedangkan pada
fase delta, seseorang akan menyerap
energi makna alam semesta. Ada
‘informasi’ yang mengalir yang berasal
kecerdasan semesta itu bersifat
menyembuhkan dan me-recovery
ketidakseimbangan dalam diri kita yang
bersifat sadar maupun bawah sadar. []

Anda mungkin juga menyukai