modern yang ke-32 yang ditulis oleh Agus Mustofa dan diterbitkan oleh Padma Press, Surabaya tahun 2011. Buku ini terdiri dari 256 halaman dan tiga bab yaitu Antara Hipnosis, Kamera Aura, EEG & ECG; Korelasi Alam Sadar & Bawah Sadar; Mereprogram Alam Bawah Sadar.
Agus Mustofa adalah lulusan Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Nuklir, Universitas Gadjahmada Yogyakarta. Ia juga mantan wartawan Koran Jawa Pos. Tipikal pemikiran yang unik pada dirinya, yang disebutnya sebagai ‘Tasawuf Modern’ merupakan perpaduan antara ilmu tasawuf dan sains. Menurut saya ini adalah salah satu bentuk tafsir kekinian untuk memahami Al-Quran.
Buku ini membawa kita pada cara pandang
yang baru tentang alam bawah sadar atau lebih tepatnya pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar yang dimaksud sifatnya hampir senada dengan isi buku yang berjudul ‘Kecerdasan Emosi’ karya Daniel Goleman. Ternyata pikiran bawah sadar memiliki kelebihan yang luar biasa tapi kebanyakan orang karena ketidaktahuannya, mengabaikan kelebihan tersebut. Timbullah pertanyaan mendasar, bagaimana cara kerja alam bawah sadar itu?
Pendahuluan
Manusia bukanlah sekedar onggokan
benda mati berupa daging, darah dan tulang. Melainkan organisme yang tersusun dari triliunan sel hidup dan bioplasma yang memancarkan energi secara dinamis. Ketika tubuh manusia dan jiwanya dipahami secara energial itulah kita lantas bisa melakukan pengukuran-pengukuran terhadap besar kuantitas maupun kualitasnya. Hasilnya sangat berguna untuk beragam kepentingan, mulai dari informasi kesehatan, kejiwaan, sampai kualitas spiritual seseorang.
Dalam buku ini, untuk mengukur atau
menganalisis alam bawah sadar memanfaatkan tiga buah alat yakni ECG (Electro Cardio Graph), EEG (Electro Encephalo Graph), dan Kamera Aura. ECG adalah alat perekam gelombang jantung yang bekerja secara elektromagnetik. Pada orang normal, jantung berdenyut sekitar 60- 80 denyut per menit, dengan tekanan 120/80 mmHg. EEG adalah alat untuk mengukur gelombang yang dipancarkan otak. Kamera aura menangkap getaran energi dari telapak tangan yang ditempelkan ke dua sensor logan di kanan kiri. Secara kesadaran, manusia menempati tiga wilayah alam yang berlapis-lapis. Yang paling ‘kelihatan adalah alam sadar. Yang ‘samar-samar’ adalah alam bawah sadar. Sedangkan yang ‘tersembunyi’ adalah alam tak sadar. Alam sadar adalah alam di mana kita bisa menyadari segala peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Alam bawah sadar adalah suatu kondisi di mana pikiran kita tidak bekerja secara sadar sepenuhnya atau hanya bekerja ‘setengah sadar’ contohnya kerja nafas dan jantung. Alam tak sadar adalah alam yang peranannya jauh lebih kuat lagi dibandingkan dua alam sebelumnya.
Jika pemetaan dilakukan secara biologis,
alam sadar di sebagian kecil fungsi organik sedangkan alam bawah sadar di sebagian besar fungsi organik. Namun, alam tak sadar levelnya sudah menyentuh tingkat seluler. Lebih dalam lagi ke inti sel, DNA, molekul, atom, dan quark. Perlu dibedakan antara istilah ‘pikiran sadar dan bawah sadar’ dan ‘alam sadar dan bawah sadar’. ‘Pikiran sadar dan bawah sadar’ hanya mengacu kepada kerja otak, sedangkan ‘alam sadar dan bawah sadar’ itu lebih luas termasuk mekanisme berpikir dengan menggunakan otak, ditambah dengan mekanisme kecerdasan universal yang mengatur sel-sel otak, molekul-molekul, atom-atom, dan quark sebagai partikel dasar penyusun tubuh manusia maupun alam semesta.
Sistem Limbik dan Pikiran Bawah Sadar
Di dalam otak manusia ada bagian yang
disebut sebagai sistem limbik. Yaitu, bagian yang merangkum komponen-komponen penting otak dalam satu fungsi integral: Thalamus, Hipothalamus, Hipocampus, Amygdala, dan bagian yang terhubung secara tidak langsung, yaitu Prefrontal Cortex. Lokasi sistem limbik ini berada di tengah-tengah otak.
Jika dikelompokkan secara global, sistem
limbik ini mencakup dua wilayah yang berbeda secara fungsi, yaitu wilayah kulit otak yang rasional, dan bagian bawah kulit otak yang emosional. Prefrontal cortex, thalamus, hypothalamus, dan hippocampus adalah bagian otak yang mewarisi wilayah rasional itu sedangkan amygdala mewarisi wilayah emosional. Wilayah kulit otak sering disebut mewakili mekanisme pikiran sadar, dengan proses ilmiah: logis, rasional, dan analitis. Sedangkan bagian dalam otak disebut-sebut mewakili mekanisme pikiran bawah sadar. Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa mekanisme bawah sadar adalah hasil perpaduan antara mekanisme sadar di kulit otak, dengan mekanisme emosional di bawah permukaan kulit otak. Hasilnya akan permanen, setelah kejadian yang sama berulang-ulang terjadi. Saat itu, hasil olahan sistem limbik yang sifatnya jangka pendek akan dipancarkan ke seluruh penjuru otak untuk dimasukkan ke dalam memori jangka panjang. Menjadi kebiasaan menjadi kepribadian,, dan kemudian bekerja secara otomatis sebagai mekanisme pikiran bawah sadar.
Sistem limbik memiliki sistem axis ke
bagian tubuh lain. Ada yang disebut axis Heart-Brain yang mengatur hubungan jantung dengan sistem limbik. Dan ada pula axis HPA (Hipothalamic-Pituitary-Adrenal) yang mengatur hubungan sistem limbik dengan kelenjar adrenalin di ginjal. Khusus axis Heart-Brain, sistem limbik meneruskan getaran khas. Terjadi proses penguatan dari getaran limbik menjadi getaran jantung sampai ratusan kali lipat sehingga terasa menggetarkan rongga dada. Inilah yang oleh orang awam disebut sebagai perasaan. Sebenarnya getaran itu bersumber di otak tengah yaitu sistem limbik sebagai hasil perpaduan antara rasionalitas dan emosi. Akan tetapi agar dirasakan sensasinya maka dialirkan ke jantung sebagai getaran perasaan.
Poros otak-jantung inilah yang menjadi
penjelas, kenapa di dalam Al-Quran disebutkan qalbu itu berada di dalam dada, bukan di otak. Karena secara awam, memang getaran itu terasa di rongga dada. Istilah ‘Hati’ di dalam Al-Quran bukan hanya qalbu melainkan juga fu-aad. Jika qalbu merujuk ke dalam dada, maka fu-aad merujuk kepada kecerdasan hati yang ada di otak. Yakni, di sistem limbik.
Informasi dan Aliran Energi Makna
Dalam konsep Fisika Einstein, alam
semesta disebut terbentuk dari materi, energi, ruang dan waktu. Tapi dalam perkembangan Fisika Kuantum kita lantas menyadari bahwa itu tidak cukup. Harus ada variabel kelima yaitu informasi. Tanpa ada informasi, alam ini tidak akan terbentuk seperti sekarang. Materi ada hanya untuk menjadi media menjalarnya informasi. Energi ada hanya untuk menggerakkan informasi. Ruang ada hanya untuk mewadahi informasi. Dan waktu ada hanya untuk memandu pergerakan informasi. Informasi itulah yang terus bergerak dinamis melintasi seluruh penjuru mikrokosmos dan makrokosmos dalam kendali ‘kecerdasan’ yang ada di baliknya.
Alam semesta tak lebih dan tak kurang
adalah informasi di dalam informasi, di dalam informasi, di dalam informasi, berulang-ulang, mulai dari mikrokosmos sampai makrokosmos. Sehingga, jika diteruskan kita akan bertemu dengan informasi tunggal yang mengatur seluruh alam semesta. Inilah yang disebut oleh Stephen Hawking sebagai Grand Formula. Kun Fayakun, ‘jadilah’ lalu jadilah ia.
Semua pola interaksi kesadaran berbasis
pada arus informasi antara sistem di dalam diri kita dengan sistem yang ada di alam semesta. Pola hubungan yang terjadi adalah interaksi gelombang elektromagnetik. Atau lebih halus lagi yang menjurus kepada aliran energi makna yang lebih substansial. Secara umum, tersambungnya hubungan itu bergantung pada kecocokan frekuensi antara pemancar dan penerimanya.
Dalam khazanah spiritual Islam, fase sadar
akan membawa seseorang memperoleh energi makna ‘Jasadiyah’. Fase bawah sadar memperoleh energi makna “Nafsiyah’. Dan pada fase tak sadar akan memperoleh energi makna ‘Ruhiyah’. Seseorang yang bisa menyerap energi makna ilmiah, permukaan otaknya akan membentuk sirkuit-sirkuit salafi yang semakin luas dan kompleks. Itu menandakan meningkatnya kecerdasan rasionalnya. Pada orang yang bisa menyerap energi ‘rasa’ ia akan memperoleh pengaruh pada kepekaan radar jiwa yang berporos di Otak-Jantung. Sedangkan pada fase delta, seseorang akan menyerap energi makna alam semesta. Ada ‘informasi’ yang mengalir yang berasal kecerdasan semesta itu bersifat menyembuhkan dan me-recovery ketidakseimbangan dalam diri kita yang bersifat sadar maupun bawah sadar. []