pada bulan Mei tahun 1942 oleh Freedom Press. Buku yang berjudul ABC Anarkisme karya Alexander Berkman yang ditulis menggunakan sudut pandang Anarkis- komunis ini memberikan gambaran kepada kita bagaimana paham anarkisme dijadikan sebuah landasan untuk menuju penghapusan segala bentuk ketidakadilan juga penindasan yang selama ini masih terus menghantui kehidupan kita bahkan mengejar sampai ke alam mimpi. Sebuah pengantar kepada kita mengenai anarkisme yang selama ini sebagian besar masyarakat menganggap bawah anarkisme adalah hal yang buruk kemudian mengarah pada tindak kekerasan dan sebuah ketidakteraturan. Namun, anarkisme sesungguhnya bukan itu. Anarkisme bukan bom, ketidakteraturan atau kekacauan, anarkisme bukan perampokan dan pembunuhan, anarkisme bukan perang antara sedikit melawan banyak, anarkisme bukan berarti kembali ke barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia, anarkisme kebalikan dari itu semua (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 4).
Bahwa ternyata anarkisme memiliki arti
bahwa anda harus bebas, mungkin terkesan sangat liberal, namun itulah anarki. Benarkah anarkisme itu kekersan seperti yang kita dengar selama ini? Ternyata, jika kita melihat beberapa peristiwa kekerasan dan pembunuhan yang terjadi dengan sangat tersistematis dan sangat terencana, ada campur tangan negara di dalamnya, sekalipun kita menganggap sebuah kekerasan murni dilakukan oleh masyarakat, tentu kita harus tahu dulu apa sebabnya. Tanpa kita sadari bahwa desain kekacauan di masyarakat berakar pada negara. Mengapa demikian? Karena otoritas dan legalitas kekerasan yang dianut dalam sistem bernegara membuatnya lebih leluasa bertindak dan membuat kita terkungkung dalam ketakutan untuk melakukan hal yang kita inginkan karena ancaman hukuman.
Jika anda menyadari bahwa ternyata
selama ini anda dan beberapa orang di lingkungan anda masih berada dalam lingkaran yang membatasi ruang gerak untuk mencapai kebebasan sesuai dengan apa yang anda inginkan, maka mari kita lihat apa yang telah menjajah dan memaksa anda untuk hidup berbeda dengan apa yang telah menjadi pilihanmu sendiri. Dia adalah "PEMERINTAH". Ya, pemerintahlah yang menjajah anda dan merampas keinginan anda untuk hidup bebas. Bagaimana mungkin pemerintah? Dengan kekuasaan yang dimiliki dan aturan dalam bentuk undang-undang yang mereka ciptakan, anda akan takut untuk berbuat lebih bebas karena anda akan mendapatkan hukuman. Namun bagaimana dengan pencuri, perampok dan kejahatan lainnya jika undang-undang tidak ada? Silahkan renungi, apa yang menyebabkan dia menjadi seperti itu. Intinya adalah tanpa adanya pemerintah orang-orang akan sibuk mengurusi kehidupannya masing-masing, dengan demikian orang miskin akan menolak untuk tetap miskin dan yang lain bergelimang harta (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 31).
Petani akan mengurangi menyetor
produksinya kepada pabrik, dan juga tak ada lagi kepemilikan tanah atas nama pribadi itu artinya bahwa menghancurkan pemerintah juga akan menghancurkan kapitalisme. Inilah cita-cita anarkisme komunis, berbeda dengan partai konunis Uni Soviet-Rusia, di mana pemerintah mereka memaksa rakyat hidup dalam komunisme, tetapi anarkisme komunis muncul dari kemerdekaan memilih.
Sebuah pertanyaan kemudian muncul,
apakah anarki akan benar terwujud atau itu hanya sebuah konsep kebebasan yang berlebihan? Masyarakat pada dasarnya adalah mahluk yang mempunyai kemampuan bersosial tinggi, tentu akan saling mendukung dan saling membantu antar satu dengan yang lainnya secara sukarela tanpa harus diatur dan dikendalikan. Sebab kriminalisasi adalah hasil dari kondisi ekonomi, ketidakadilan sosial, kemungkaran dan kejahatan yang orang tuanya adalah pemerintah dan memonopoli (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 41).
Untuk menghapuskan itu semua langkah
yang harus dilakukan adalah menghapuskan sebab-sebabnya, dan hidup dalam kondisi di mana anda dan orang lain tidak mengalami tekanan karena harus dituntut tetap bekerja untuk makan jika anda adalah buruh, dan tertekan persaingan karena takut bangkrut jika anda adalah sang kapitalis. Itulah anarki yang sesungguhnya, sebuah tatanan sosial yang adil, semua akan bekerja sesuai dengan kebutuhan hidup masing-masing, tak ada eksploitasi akibat keserakahan. Sebuah tindakan melawan terhadap siapa saja yang mencoba untuk berlaku tidak adil adalah sebuah tindakan yang muncul bukan hanya karena persoalan ekonomi, lebih dari itu tindakan melawan jika kita merasa telah diperlakukan tidak adil timbul secara alamiah dalam diri individu maupun kolektif jika berada di masyarakat. Itu artinya masyarakat secara sadar menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam diri dan kelompoknya.
Selama anda dan kita semua hidup di
bawah pemerintah dan eksploitasi, tidak akan ada persamaan kebebasan dan kesempatan. Tindakan diskriminasi yang sering dilakukan oleh pemerintah terhadap seseorang, akan membuat samakin menyulutnya api kekacauan karena merasa dibedakan dan membuat seseorang merasa benci akan hal itu. Jika kita benturkan pada dunia kerja, seseorang akan tidak efisien dalam bekerja dibawah tekanan, atau terpaksa menjalankan sebuah pekerjaan karena dituntut oleh faktor ekonomi. Anda tidak bisa memilih menjadi dokter hanya karena orang tua anda adalah buruh yang tidak mampu membiayai studi anda, sehingga secara tidak langsung anda harus bekerja menjadi petani untuk bisa mendapatkan upah meskipun anda tidak menyukai pekerjaan itu, dan hasilnya adalah ketidakefisienan dan kemalasan.
Di bawah anarkisme, seseorang akan
mendapatkan pekerjaan yang disukainya sesuai dengan bakat dan kemampuan alamiahnya, anda akan menentukan sendiri pekerjaan yang anda sukai, menjalankannya, dan anda merasa bahagia dengan pekerjaan itu, maka hasilnya adalah sebuah kemajuan yang luar biasa akibat pekerjaan yang dilajukan dengan senang hati, anda pun akan bebas mencari makanan sesuai dengan kebutuhan anda setiap harinya.
Sedikit menjelaskan bahwa ternyata selain
anarkisme komunis ada juga anarkisme nonkomunis yang di mana sistem anarkisme nonkomunis tidak mempercayai revolusi sosial sebagai solusi untuk menghapuskan sistem pemerintahan. Mereka justru berpandangan bahwa masyarakat yang sekarang akan berkembang secara bertahap dari kondisi berpemerintahan menuju ke kondisi di mana tidak ada pemerintah (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 89).
Anarkisme nonkomunis juga percaya
bahwa ada kepemilikan pribadi atas apa yang menjadi hasil kerja keras seseorang, berbanding terbalik dengan anarkisme komunis yang menganggap kepemilikan pribadi adalah sebagai salah satu sumber ketidakadilan dan ketidakmerataan. Karena anarkisme komunis meyakini bahwa setiap pekerjaan tidak bisa dilakukan secara individual namun secara kolektif. Namun, anarkisme komunis dan anarkisme nonkomunis bersepakat bahwa pemerintah memilili arti ketidakadilan dan penindasan, bersifat menjajah, memperbudak dan sebuah rintangan bagi perkembangan manusia.
Pada bagian di atas secara singkat telah
dijelaskan apa tujuan dari anarkisme, dan sekarang akan dijelaskan bagaimna cara mencapai tujuan itu. Sejak zaman dahulu manusia telah belajar bahwa hidup secara individual akan sangat berat, bahkan untuk mencari makan sekalipun, dengan sebuah kesadaran bahwa tolong-menolong dan kerjasama secara bertahap akan menggandakan kekuatan manusia untuk berburu dan melawan hewan-hewan buas. Pada masa penjajahan, manusia semakin sadar akan sifat saling membantu untuk sebuah kemajuan dan perubahan sosial. Kemerdekaan suatu negara dari penjajahan negara lain adalah hasil dari kerja bersama untuk berjuang mengusir penjajah.
Pada era sekarang, diperlukan
pemberontakan dan revolusi untuk menghapuskan feodalisme dan perbudakan, penindasan yang dilakukan oleh negara dan kapitalisme adalah sebuah tantangan untuk menghancurkannya secara bersama-sama dalam jangka waktu yang mungkin cukup lama, mengingat bahwa kapitalisme dan pemerintah tidak akan membiarkan kekuasaan dan kepemilikannya terganggu. Kita pasti akan diperhadapkan dengan tangan-tangan besi yang siap untuk melindungi mereka. Beberapa revolusi hanya mengganti bentuk pemerintahan dengan cara menempatkan serangkaian penguasa baru sebagai ganti dari yang lama, hal ini adalah revolusi politik dan sebagai revolusi politik mereka sering berhadapan dengan perlawanan yang kecil (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 103). Sebuah revolusi yang mengubah segala sistem yang ada di masyarakat, menghapuskan perbudakan dan penjajahan sampai pada akarnya disebut sebagai revolusi sosial.
Alasan orang-orang masih percaya
terhadap negara karena mereka meyakini bahwa pemerintah dapat melindunginya secera penuh, masyarakat percaya bahwa negara baik dan berguna. Pemerintah dan kapitalisme di bangun atas dasar ide-ide yang menjadi pondasinya dan institusi adalah rumah yang dibangun di atasnya, sebuah tatanan sosial baru harus didasari oleh ide-ide baru sebagai pondasinya, walaupun anda bisa merubah bentuk dari sebuah institusi, tetapi sifat-sifat dan maknanya akan tetap sama dengan fondasi di atas mana ia dibangun (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 106).
Itu artinya bahwa sifat dasarnya yang sejati
akan tetap sama, dan pengaruhnya juga tetap sama ia selalu berarti otoritas dan kepatuhan. Jadi, hilangkan ide dan kepercayaan anda terhadap pemerintah, maka dengan sendirinya ia akan hilang. Ide-ide baru tumbuh secara perlahan dan bertahap. Jadi revolusi sosial tidak akan terjadi secara tiba-tiba dia akan melewati fase bertumbuh secara perlahan olehnya itu revolusi sosial adalah sebuah hasil dari sejauh mana orang-orang mengikuti ide-ide baru dan menerapkannya.
Rusia, pada revolusi februari telah
melakukam hal itu. Para petani telah merampas hak kepemilikan pribadi atas pabrik, namun karena hanya dibekali gerakan revolusi dan tidak yang lainnya maka partai politik mulai masuk dan membunuh api revolusi yang telah menyala besar, dikarenakan rendahnya pengetahuan para buruh dalam menjalankan sistem pabrik dan tidak mengetahui kemana arah tujuan selanjutnya. Mengambil pengalaman dari Rusia tentunya untuk mewujudkan kembali revolusi sosial harus ada persiapan yang lebih agar dapat berhasil dan berjalan dengan baik.
Sebuah persiapan untuk revolusi sosial
bukan mempersiapkan kelompok bersenjata dan pemimpin perjuangan, bukan itu apabila revolusi sosial hanya bermakna barikade dan pertempuran di jalan, maka persiapan yang anda pikirkan itu adalah persiapan teknis. Tetapi revolusi sosial tidak hanya berarti seperti itu; setidaknya fase pertempuran hanyalah bagian yang paling kecil dan paling tidak penting dari revolusi (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 119).
Revolusi sosial lebih dari itu, ia melibatkan
reorganisasi keseluruhan hidup masyarakat, alat rekonstruksi yang dimiliki pemerintah dan kapitalis adalah alat yang akan digunakan untuk mempertahankan kekuasaannya, pertempuran juga akan di gunakan namun bukan itu poinnya. Ia hanya sebuah pengantar untuk revolusi sosial, pertempuran juga bukan berarti menghancurkan semuanya tapi menghancurkan otoritas dan kepatuhan. Tujuan dari revolusi sosial bukan menghancurkan barang-barang yang sudah ada, namun merekonstruksi dan membangun kembali. Jadi semua elemen dari lapisan masyarakat berperan penting dalam mewujudkannya. Revolusi sosial tidak akan berhasil tanpa kerja sama yang kompak, untuk itu semua lapisan harus menyadari tujuan revolusi sosial itu dulu, jika tidak maka revolusi akan gagal.
Negara-negara di dunia memiliki kondisi
khususnya masing-masing, namun pada dasarnya negara sama dalam ciri sosial yang dibangun atas otoritas yang menjajah, monopoli dan penindasan buruh. Maka penghapusan pemerintah dan kesenjangan ekonomi, serta sosialisasi alat produksi dan distribusi menjadi tujuan utama. Seperti yang kita ketahui, revolusi sosial diawali dengan kerusuhan di jalan-jalan, menuntut kebebasan dari otoritas pemerintah. Buruh, akan menjadi kontributor paling berpengaruh dalam sebuah revolusi, jika ia di perhadapkan dengan tangan-tangan besi pemerintah dan kapitalis dengan senjata lengkap tentu ia akan kalah.
Namun kekuatan sesungguhnya dari buruh
ada di perusahaan dan tidak ada yang bisa mengalahkannya bahkan tangan besi pemerintah sekalipun. Itu adalah pemogokan kerja secara bersamaan oleh seluruh buruh, menghentikan segala bentuk pekerjaan di pabrik dan untuk menjalankan itu para buruh harus terorganisir. Karena untuk mengfungsikan organ-organ yang berbeda ia perlu terorganisir dengan baik.
Kaum anarkis meyakini bahwa organisasi
buruh yang dibangun atas dasar sukarela dan tiap anggotanya merdeka juga setara adalah perserikatan yang sehat dan baik. Tujuannya adalah agar pemogokan bisa dilakukan secara serempak di berbagai tempat, sebab jika tidak begitu pabrik A akan tetap berjalan meski buruhnya mogok karena dia masih punya pabrik B di tempat lain yang masih berjalan. Namun setelah pabrik jatuh ke tangan buruh dan akan mengelolanya secara bersama tentu para buruh akan kesulitan jika tidak mempunyai pengetahuan mengelola pabrik. Untuk itu buruh juga harus dipersiapkan dan diberi pelatihan agar dapat mengelola pabrik secara bersama.
Tujuan utama revolusi sosial adalah
perbaikan massa secara cepat, yang pada prakteknya pengorganisasian produksi dan hasilnya harus memberi dampak nyata pada masyarakat jika ingin terus berlanjut. Sebagaimana tujuan revolusi sosial adalah memungkinkan massa dengan usaha mereka sendiri untuk mewujudkan kondisi meterial dan kesejahteraan sosial, untuk naik ke tingkat spiritual dan moral yang lebih tinggi (Alexander Berkman, ABC Anarkisme, hal 190).
Pada aspek ini ditekankan sebuah
kebebasan atau kemerdekaan dalam hal politik dan ekonomi sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dan hubungan antara pabrik yang satu dengan pabrik yang lain harus saling berkaitan mulai dari pabrik di daerah-daerah sampai ke seluruh penjuru negeri. Lebih mendalam lagi, hal ini bertujuan untuk memakmurkan segenap lapisan masyarakat bukan pada tataran beberapa orang saja atau orang dengan kelas atas, tapi seluruh elemen masyarakat. Kekonsistenan juga dibutuhkan pada hal ini, artinya meskipun dalam keadaan paling buruk seperti kelaparan misalnya, tidak boleh membuat orang yang berjuang menjadi kontra revolusi, agar tujuan utama dari revolusi sosial yaitu memakmurkan seluruh masyarakat tanpa terkecuali bisa tercapai.
Alexander Berkman juga menjelaskan
tentang pembagian hasil untuk pra-revolusi terutama saat massa sudah dapat memproduksi sendiri barang-barangnya yaitu pembagian yang merata kepada seluruh masyarakat, karena pada prinsipnya tidak ada kepemilikan pribadi dalam hal yang sifatnya umum seperti pabrik, tanah dan sebagainya, dan untuk bisa mendapatkan kebutuhan pokok yang lain orang akan menukarkan hasil kerjanya dengan hasil kerja orang lain. Contohnya nelayan akan senang hati memberikan tangkapan ikannya kepada petani agar ia bisa mendapatkan beras, maka secara otomatis pula nilai uang akan hilang dan tak akan di butuhkan lagi.
Hal ini berbeda dengan pembagian yang
dilakukan Bolshevik di mana ia meletakkan perbedaan jatah pada tingkatan atau strata sosial Tentara misalnya yang mendapatkan jatah tidak lebih baik dibanding kaum borjuis yang akibatnya adalah kemarahan karena merasa dibedakan. Padahal dalam hal kebutuhan antara tentara dan kaum borjuis itu sama-sama membutuhkan. Inilah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Bolshevik yang akhirnya di tentang oleh masyarakat karena merasa tidak adil.
Proses produksi barang-barang akan
terhambat dan terhenti sejak para buruh memutuskan untuk memulai revolusi dan meninggalkan pabrik, memarkir alat-alat produksi dan melakukan demonstrasi di jalan. Namun di sisi lain, kebutuhan manusia tetap terus berjalan tapi persediaan berhenti diproduksi. Untuk itu sebelum dimulainya revolusi psoses produksi harus lebih intens dilakukan melebihi orang-orang kapitalis agar dapat memenuhi kebutuhan massa yang sangat besar. Di masa rekonstruksi sosial atau pasca revolusi tatanan-tatanan sosial baru mulai diterapkan. Jika pada masa orang kapitalis menguasai pabrik, terlalu banyak aturan-aturan yang harus dijalankan, simpul-simpul kompleks kapitalis akan hilang sepenuhnya dan dijalankan lebih simpel lagi.
Saat Rusia sudah diambang kehancuran di
sektor ekonomi ia mulai berfikir bahwa peningkatannya harus dilakukan dengan usaha sendiri melatih kemandirian untuk memperbaiki kembali perekonomiannya. Dan itu yang seharusnya terlebih dahulu dilakukan, kemandirian dalam menghidupi diri sendiri baik dari segi ekonomi, politik juga sosial dan tidak bergantung pada negara lain. Dampak yang akan ditimbulkan adalah upaya desentralisasi dalam negeri, di mana setiap daerah-daerah harus mandiri bahkan komunitas sebisa mungkin berdikari.
Setelah semua telah dilakukan dan berjalan
dengan baik, sampailah pada masa di mana revolusi itu harus bertahan. Jika negara lain mulai masuk dan mempraktekkan gaya borjuis dan melakukan penindasan, maka sebagai seorang anarkis dengan dasar bahwa tak seorangpun yang boleh menjajah di mana tuan yang sesungguhnya adalah diri sendiri, maka secara otomatis para kaum revolusioner akan bersatu dan menentang itu. Para petani, buruh pabrik, nelayan akan melakukan perlawanan kepada siapapun yang ingin menindas, tapi sekali lagi bahwa tindakan bar-bar itu bukan anarkis itu hanyalah jalan yang digunakan menuju anarkis yang sesungguhnya.
Rakyat tak butuh tentara atau partai politik
yang mengatasnamakan akan membela rakyat dari ketertindasan. Bahwa petani bersenjata adalan pertahanan yang paling efektif untuk menjaga revolusi dari orang yang kontra revolusi. Bahkan para tawanan atau orang yang kontra revolusi tidak akan dihukum sebagaimana para kaum otoriter menghukum tawanannya, ia akan tetap diberi makan, tempat tinggal dan sebagainya sebagaimana manusia pada umumnya. Namun tentu saja ia harus ikut pada komunitas dan menjalani hidup sebagaimana seorang anarkis.