Anda di halaman 1dari 25

ABC Anarkisme

Suyatman Ikram April 04, 2019

Buku ini diterbitkan pertama kali di Inggris


pada bulan Mei tahun 1942 oleh Freedom
Press. Buku yang berjudul ABC Anarkisme
karya Alexander Berkman yang ditulis
menggunakan sudut pandang Anarkis-
komunis ini memberikan gambaran kepada
kita bagaimana paham anarkisme dijadikan
sebuah landasan untuk menuju
penghapusan segala bentuk ketidakadilan
juga penindasan yang selama ini masih
terus menghantui kehidupan kita bahkan
mengejar sampai ke alam mimpi. Sebuah
pengantar kepada kita mengenai anarkisme
yang selama ini sebagian besar masyarakat
menganggap bawah anarkisme adalah hal
yang buruk kemudian mengarah pada
tindak kekerasan dan sebuah
ketidakteraturan. Namun, anarkisme
sesungguhnya bukan itu. Anarkisme bukan
bom, ketidakteraturan atau kekacauan,
anarkisme bukan perampokan dan
pembunuhan, anarkisme bukan perang
antara sedikit melawan banyak, anarkisme
bukan berarti kembali ke barbarisme atau
kondisi yang liar dari manusia, anarkisme
kebalikan dari itu semua (Alexander
Berkman, ABC Anarkisme, hal 4).

Bahwa ternyata anarkisme memiliki arti


bahwa anda harus bebas, mungkin
terkesan sangat liberal, namun itulah
anarki. Benarkah anarkisme itu kekersan
seperti yang kita dengar selama ini?
Ternyata, jika kita melihat beberapa
peristiwa kekerasan dan pembunuhan yang
terjadi dengan sangat tersistematis dan
sangat terencana, ada campur tangan
negara di dalamnya, sekalipun kita
menganggap sebuah kekerasan murni
dilakukan oleh masyarakat, tentu kita harus
tahu dulu apa sebabnya. Tanpa kita sadari
bahwa desain kekacauan di masyarakat
berakar pada negara. Mengapa demikian?
Karena otoritas dan legalitas kekerasan
yang dianut dalam sistem bernegara
membuatnya lebih leluasa bertindak dan
membuat kita terkungkung dalam ketakutan
untuk melakukan hal yang kita inginkan
karena ancaman hukuman.

Jika anda menyadari bahwa ternyata


selama ini anda dan beberapa orang di
lingkungan anda masih berada dalam
lingkaran yang membatasi ruang gerak
untuk mencapai kebebasan sesuai dengan
apa yang anda inginkan, maka mari kita
lihat apa yang telah menjajah dan
memaksa anda untuk hidup berbeda
dengan apa yang telah menjadi pilihanmu
sendiri. Dia adalah "PEMERINTAH". Ya,
pemerintahlah yang menjajah anda dan
merampas keinginan anda untuk hidup
bebas. Bagaimana mungkin pemerintah?
Dengan kekuasaan yang dimiliki dan aturan
dalam bentuk undang-undang yang mereka
ciptakan, anda akan takut untuk berbuat
lebih bebas karena anda akan
mendapatkan hukuman.
Namun bagaimana dengan pencuri,
perampok dan kejahatan lainnya jika
undang-undang tidak ada? Silahkan
renungi, apa yang menyebabkan dia
menjadi seperti itu. Intinya adalah tanpa
adanya pemerintah orang-orang akan sibuk
mengurusi kehidupannya masing-masing,
dengan demikian orang miskin akan
menolak untuk tetap miskin dan yang lain
bergelimang harta (Alexander
Berkman, ABC Anarkisme, hal 31).

Petani akan mengurangi menyetor


produksinya kepada pabrik, dan juga tak
ada lagi kepemilikan tanah atas nama
pribadi itu artinya bahwa menghancurkan
pemerintah juga akan menghancurkan
kapitalisme. Inilah cita-cita anarkisme
komunis, berbeda dengan partai konunis
Uni Soviet-Rusia, di mana pemerintah
mereka memaksa rakyat hidup dalam
komunisme, tetapi anarkisme komunis
muncul dari kemerdekaan memilih.

Sebuah pertanyaan kemudian muncul,


apakah anarki akan benar terwujud atau itu
hanya sebuah konsep kebebasan yang
berlebihan? Masyarakat pada dasarnya
adalah mahluk yang mempunyai
kemampuan bersosial tinggi, tentu akan
saling mendukung dan saling membantu
antar satu dengan yang lainnya secara
sukarela tanpa harus diatur dan
dikendalikan. Sebab kriminalisasi adalah
hasil dari kondisi ekonomi, ketidakadilan
sosial, kemungkaran dan kejahatan yang
orang tuanya adalah pemerintah dan
memonopoli (Alexander Berkman, ABC
Anarkisme, hal 41).

Untuk menghapuskan itu semua langkah


yang harus dilakukan adalah
menghapuskan sebab-sebabnya, dan hidup
dalam kondisi di mana anda dan orang lain
tidak mengalami tekanan karena harus
dituntut tetap bekerja untuk makan jika
anda adalah buruh, dan tertekan
persaingan karena takut bangkrut jika anda
adalah sang kapitalis. Itulah anarki yang
sesungguhnya, sebuah tatanan sosial yang
adil, semua akan bekerja sesuai dengan
kebutuhan hidup masing-masing, tak ada
eksploitasi akibat keserakahan. Sebuah
tindakan melawan terhadap siapa saja yang
mencoba untuk berlaku tidak adil adalah
sebuah tindakan yang muncul bukan hanya
karena persoalan ekonomi, lebih dari itu
tindakan melawan jika kita merasa telah
diperlakukan tidak adil timbul secara
alamiah dalam diri individu maupun kolektif
jika berada di masyarakat. Itu artinya
masyarakat secara sadar menjunjung tinggi
nilai-nilai keadilan dalam diri dan
kelompoknya.

Selama anda dan kita semua hidup di


bawah pemerintah dan eksploitasi, tidak
akan ada persamaan kebebasan dan
kesempatan. Tindakan diskriminasi yang
sering dilakukan oleh pemerintah terhadap
seseorang, akan membuat samakin
menyulutnya api kekacauan karena merasa
dibedakan dan membuat seseorang
merasa benci akan hal itu. Jika kita
benturkan pada dunia kerja, seseorang
akan tidak efisien dalam bekerja dibawah
tekanan, atau terpaksa menjalankan
sebuah pekerjaan karena dituntut oleh
faktor ekonomi. Anda tidak bisa memilih
menjadi dokter hanya karena orang tua
anda adalah buruh yang tidak mampu
membiayai studi anda, sehingga secara
tidak langsung anda harus bekerja menjadi
petani untuk bisa mendapatkan upah
meskipun anda tidak menyukai pekerjaan
itu, dan hasilnya adalah ketidakefisienan
dan kemalasan.

Di bawah anarkisme, seseorang akan


mendapatkan pekerjaan yang disukainya
sesuai dengan bakat dan kemampuan
alamiahnya, anda akan menentukan sendiri
pekerjaan yang anda sukai,
menjalankannya, dan anda merasa bahagia
dengan pekerjaan itu, maka hasilnya
adalah sebuah kemajuan yang luar biasa
akibat pekerjaan yang dilajukan dengan
senang hati, anda pun akan bebas mencari
makanan sesuai dengan kebutuhan anda
setiap harinya.

Sedikit menjelaskan bahwa ternyata selain


anarkisme komunis ada juga anarkisme
nonkomunis yang di mana sistem
anarkisme nonkomunis tidak mempercayai
revolusi sosial sebagai solusi untuk
menghapuskan sistem pemerintahan.
Mereka justru berpandangan bahwa
masyarakat yang sekarang akan
berkembang secara bertahap dari kondisi
berpemerintahan menuju ke kondisi di
mana tidak ada pemerintah (Alexander
Berkman, ABC Anarkisme, hal 89).

Anarkisme nonkomunis juga percaya


bahwa ada kepemilikan pribadi atas apa
yang menjadi hasil kerja keras seseorang,
berbanding terbalik dengan anarkisme
komunis yang menganggap kepemilikan
pribadi adalah sebagai salah satu sumber
ketidakadilan dan ketidakmerataan. Karena
anarkisme komunis meyakini bahwa setiap
pekerjaan tidak bisa dilakukan secara
individual namun secara kolektif. Namun,
anarkisme komunis dan anarkisme
nonkomunis bersepakat bahwa pemerintah
memilili arti ketidakadilan dan penindasan,
bersifat menjajah, memperbudak dan
sebuah rintangan bagi perkembangan
manusia.

Pada bagian di atas secara singkat telah


dijelaskan apa tujuan dari anarkisme, dan
sekarang akan dijelaskan bagaimna cara
mencapai tujuan itu. Sejak zaman dahulu
manusia telah belajar bahwa hidup secara
individual akan sangat berat, bahkan untuk
mencari makan sekalipun, dengan sebuah
kesadaran bahwa tolong-menolong dan
kerjasama secara bertahap akan
menggandakan kekuatan manusia untuk
berburu dan melawan hewan-hewan buas.
Pada masa penjajahan, manusia semakin
sadar akan sifat saling membantu untuk
sebuah kemajuan dan perubahan sosial.
Kemerdekaan suatu negara dari penjajahan
negara lain adalah hasil dari kerja bersama
untuk berjuang mengusir penjajah.

Pada era sekarang, diperlukan


pemberontakan dan revolusi untuk
menghapuskan feodalisme dan
perbudakan, penindasan yang dilakukan
oleh negara dan kapitalisme adalah sebuah
tantangan untuk menghancurkannya secara
bersama-sama dalam jangka waktu yang
mungkin cukup lama, mengingat bahwa
kapitalisme dan pemerintah tidak akan
membiarkan kekuasaan dan
kepemilikannya terganggu. Kita pasti akan
diperhadapkan dengan tangan-tangan besi
yang siap untuk melindungi mereka.
Beberapa revolusi hanya mengganti bentuk
pemerintahan dengan cara menempatkan
serangkaian penguasa baru sebagai ganti
dari yang lama, hal ini adalah revolusi
politik dan sebagai revolusi politik mereka
sering berhadapan dengan perlawanan
yang kecil (Alexander Berkman, ABC
Anarkisme, hal 103). Sebuah revolusi
yang mengubah segala sistem yang ada di
masyarakat, menghapuskan perbudakan
dan penjajahan sampai pada akarnya
disebut sebagai revolusi sosial.

Alasan orang-orang masih percaya


terhadap negara karena mereka meyakini
bahwa pemerintah dapat melindunginya
secera penuh, masyarakat percaya bahwa
negara baik dan berguna. Pemerintah dan
kapitalisme di bangun atas dasar ide-ide
yang menjadi pondasinya dan institusi
adalah rumah yang dibangun di atasnya,
sebuah tatanan sosial baru harus didasari
oleh ide-ide baru sebagai pondasinya,
walaupun anda bisa merubah bentuk dari
sebuah institusi, tetapi sifat-sifat dan
maknanya akan tetap sama dengan fondasi
di atas mana ia dibangun (Alexander
Berkman, ABC Anarkisme, hal 106).

Itu artinya bahwa sifat dasarnya yang sejati


akan tetap sama, dan pengaruhnya juga
tetap sama ia selalu berarti otoritas dan
kepatuhan. Jadi, hilangkan ide dan
kepercayaan anda terhadap pemerintah,
maka dengan sendirinya ia akan hilang.
Ide-ide baru tumbuh secara perlahan dan
bertahap. Jadi revolusi sosial tidak akan
terjadi secara tiba-tiba dia akan melewati
fase bertumbuh secara perlahan olehnya itu
revolusi sosial adalah sebuah hasil dari
sejauh mana orang-orang mengikuti ide-ide
baru dan menerapkannya.

Rusia, pada revolusi februari telah


melakukam hal itu. Para petani telah
merampas hak kepemilikan pribadi atas
pabrik, namun karena hanya dibekali
gerakan revolusi dan tidak yang lainnya
maka partai politik mulai masuk dan
membunuh api revolusi yang telah menyala
besar, dikarenakan rendahnya
pengetahuan para buruh dalam
menjalankan sistem pabrik dan tidak
mengetahui kemana arah tujuan
selanjutnya. Mengambil pengalaman dari
Rusia tentunya untuk mewujudkan kembali
revolusi sosial harus ada persiapan yang
lebih agar dapat berhasil dan berjalan
dengan baik.

Sebuah persiapan untuk revolusi sosial


bukan mempersiapkan kelompok
bersenjata dan pemimpin perjuangan,
bukan itu apabila revolusi sosial hanya
bermakna barikade dan pertempuran di
jalan, maka persiapan yang anda pikirkan
itu adalah persiapan teknis. Tetapi revolusi
sosial tidak hanya berarti seperti itu;
setidaknya fase pertempuran hanyalah
bagian yang paling kecil dan paling tidak
penting dari revolusi (Alexander
Berkman, ABC Anarkisme, hal 119).

Revolusi sosial lebih dari itu, ia melibatkan


reorganisasi keseluruhan hidup
masyarakat, alat rekonstruksi yang dimiliki
pemerintah dan kapitalis adalah alat yang
akan digunakan untuk mempertahankan
kekuasaannya, pertempuran juga akan di
gunakan namun bukan itu poinnya. Ia
hanya sebuah pengantar untuk revolusi
sosial, pertempuran juga bukan berarti
menghancurkan semuanya tapi
menghancurkan otoritas dan kepatuhan.
Tujuan dari revolusi sosial bukan
menghancurkan barang-barang yang sudah
ada, namun merekonstruksi dan
membangun kembali. Jadi semua elemen
dari lapisan masyarakat berperan penting
dalam mewujudkannya. Revolusi sosial
tidak akan berhasil tanpa kerja sama yang
kompak, untuk itu semua lapisan harus
menyadari tujuan revolusi sosial itu dulu,
jika tidak maka revolusi akan gagal.

Negara-negara di dunia memiliki kondisi


khususnya masing-masing, namun pada
dasarnya negara sama dalam ciri sosial
yang dibangun atas otoritas yang menjajah,
monopoli dan penindasan buruh. Maka
penghapusan pemerintah dan kesenjangan
ekonomi, serta sosialisasi alat produksi dan
distribusi menjadi tujuan utama. Seperti
yang kita ketahui, revolusi sosial diawali
dengan kerusuhan di jalan-jalan, menuntut
kebebasan dari otoritas pemerintah. Buruh,
akan menjadi kontributor paling
berpengaruh dalam sebuah revolusi, jika ia
di perhadapkan dengan tangan-tangan besi
pemerintah dan kapitalis dengan senjata
lengkap tentu ia akan kalah.

Namun kekuatan sesungguhnya dari buruh


ada di perusahaan dan tidak ada yang bisa
mengalahkannya bahkan tangan besi
pemerintah sekalipun. Itu adalah
pemogokan kerja secara bersamaan oleh
seluruh buruh, menghentikan segala bentuk
pekerjaan di pabrik dan untuk menjalankan
itu para buruh harus terorganisir. Karena
untuk mengfungsikan organ-organ yang
berbeda ia perlu terorganisir dengan baik.

Kaum anarkis meyakini bahwa organisasi


buruh yang dibangun atas dasar sukarela
dan tiap anggotanya merdeka juga setara
adalah perserikatan yang sehat dan baik.
Tujuannya adalah agar pemogokan bisa
dilakukan secara serempak di berbagai
tempat, sebab jika tidak begitu pabrik A
akan tetap berjalan meski buruhnya mogok
karena dia masih punya pabrik B di tempat
lain yang masih berjalan. Namun setelah
pabrik jatuh ke tangan buruh dan akan
mengelolanya secara bersama tentu para
buruh akan kesulitan jika tidak mempunyai
pengetahuan mengelola pabrik. Untuk itu
buruh juga harus dipersiapkan dan diberi
pelatihan agar dapat mengelola pabrik
secara bersama.

Tujuan utama revolusi sosial adalah


perbaikan massa secara cepat, yang pada
prakteknya pengorganisasian produksi dan
hasilnya harus memberi dampak nyata
pada masyarakat jika ingin terus berlanjut.
Sebagaimana tujuan revolusi sosial adalah
memungkinkan massa dengan usaha
mereka sendiri untuk mewujudkan kondisi
meterial dan kesejahteraan sosial, untuk
naik ke tingkat spiritual dan moral yang
lebih tinggi  (Alexander Berkman, ABC
Anarkisme, hal 190).

Pada aspek ini ditekankan sebuah


kebebasan atau kemerdekaan dalam hal
politik dan ekonomi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing, dan hubungan
antara pabrik yang satu dengan pabrik yang
lain harus saling berkaitan mulai dari pabrik
di daerah-daerah sampai ke seluruh
penjuru negeri. Lebih mendalam lagi, hal ini
bertujuan untuk memakmurkan segenap
lapisan masyarakat bukan pada tataran
beberapa orang saja atau orang dengan
kelas atas, tapi seluruh elemen masyarakat.
Kekonsistenan juga dibutuhkan pada hal
ini, artinya meskipun dalam keadaan paling
buruk seperti kelaparan misalnya, tidak
boleh membuat orang yang berjuang
menjadi kontra revolusi, agar tujuan utama
dari revolusi sosial yaitu memakmurkan
seluruh masyarakat tanpa terkecuali bisa
tercapai.

Alexander Berkman juga menjelaskan


tentang pembagian hasil untuk pra-revolusi
terutama saat massa sudah dapat
memproduksi sendiri barang-barangnya
yaitu pembagian yang merata kepada
seluruh masyarakat, karena pada
prinsipnya tidak ada kepemilikan pribadi
dalam hal yang sifatnya umum seperti
pabrik, tanah dan sebagainya, dan untuk
bisa mendapatkan kebutuhan pokok yang
lain orang akan menukarkan hasil kerjanya
dengan hasil kerja orang lain. Contohnya
nelayan akan senang hati memberikan
tangkapan ikannya kepada petani agar ia
bisa mendapatkan beras, maka secara
otomatis pula nilai uang akan hilang dan tak
akan di butuhkan lagi.

Hal ini berbeda dengan pembagian yang


dilakukan Bolshevik di mana ia meletakkan
perbedaan jatah pada tingkatan atau strata
sosial Tentara misalnya yang mendapatkan
jatah tidak lebih baik dibanding kaum
borjuis yang akibatnya adalah kemarahan
karena merasa dibedakan. Padahal dalam
hal kebutuhan antara tentara dan kaum
borjuis itu sama-sama membutuhkan. Inilah
sebuah kesalahan yang dilakukan oleh
Bolshevik yang akhirnya di tentang oleh
masyarakat karena merasa tidak adil.

Proses produksi barang-barang akan


terhambat dan terhenti sejak para buruh
memutuskan untuk memulai revolusi dan
meninggalkan pabrik, memarkir alat-alat
produksi dan melakukan demonstrasi di
jalan. Namun di sisi lain, kebutuhan
manusia tetap terus berjalan tapi
persediaan berhenti diproduksi. Untuk itu
sebelum dimulainya revolusi psoses
produksi harus lebih intens dilakukan
melebihi orang-orang kapitalis agar dapat
memenuhi kebutuhan massa yang sangat
besar. Di masa rekonstruksi sosial atau
pasca revolusi tatanan-tatanan sosial baru
mulai diterapkan. Jika pada masa orang
kapitalis menguasai pabrik, terlalu banyak
aturan-aturan yang harus dijalankan,
simpul-simpul kompleks kapitalis akan
hilang sepenuhnya dan dijalankan lebih
simpel lagi.

Saat Rusia sudah diambang kehancuran di


sektor ekonomi ia mulai berfikir bahwa
peningkatannya harus dilakukan dengan
usaha sendiri melatih kemandirian untuk
memperbaiki kembali perekonomiannya.
Dan itu yang seharusnya terlebih dahulu
dilakukan, kemandirian dalam menghidupi
diri sendiri baik dari segi ekonomi, politik
juga sosial dan tidak bergantung pada
negara lain. Dampak yang akan ditimbulkan
adalah upaya desentralisasi dalam negeri,
di mana setiap daerah-daerah harus
mandiri bahkan komunitas sebisa mungkin
berdikari.

Setelah semua telah dilakukan dan berjalan


dengan baik, sampailah pada masa di
mana revolusi itu harus bertahan. Jika
negara lain mulai masuk dan
mempraktekkan gaya borjuis dan
melakukan penindasan, maka sebagai
seorang anarkis dengan dasar bahwa tak
seorangpun yang boleh menjajah di mana
tuan yang sesungguhnya adalah diri
sendiri, maka secara otomatis para kaum
revolusioner akan bersatu dan menentang
itu. Para petani, buruh pabrik, nelayan akan
melakukan perlawanan kepada siapapun
yang ingin menindas, tapi sekali lagi bahwa
tindakan bar-bar itu bukan anarkis itu
hanyalah jalan yang digunakan menuju
anarkis yang sesungguhnya.

Rakyat tak butuh tentara atau partai politik


yang mengatasnamakan akan membela
rakyat dari ketertindasan. Bahwa petani
bersenjata adalan pertahanan yang paling
efektif untuk menjaga revolusi dari orang
yang kontra revolusi. Bahkan para tawanan
atau orang yang kontra revolusi tidak akan
dihukum sebagaimana para kaum otoriter
menghukum tawanannya, ia akan tetap
diberi makan, tempat tinggal dan
sebagainya sebagaimana manusia pada
umumnya. Namun tentu saja ia harus ikut
pada komunitas dan menjalani hidup
sebagaimana seorang anarkis.

Anda mungkin juga menyukai