Anda di halaman 1dari 1

Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit.

Galileo
pada abad pertengahan menciptakan alat pengukur suhu dan Santorio di Padua melaksanakan aplikasi
pertama penemuan alat ini di lingkungan klinik. Tiga abad kemudian bane untuk pertama kali, Traube
memperlihatkan sebuah kurve suhu secara menyeluruh yang dibuat di sebuah klinik di Leipzig.
Penggunaan kurve suhu makin meluas setelah dipublikasikannya pendapat Wunderlich pada tahun
1868, di mana beliau mengatakan bahwa dengan semakin banyak pengalamannya dalam memakai alat
pengukur suhu ini semakin bertambah keyakinannya mengenai manfaat pengukuran tersebut,
khususnya untuk mendapatkan informasi yang cukup akurat dan prediktif mengenai kondisi seorang
pasien. Suhu pasien biasanya diukur dengan termometer air raksa dan tempat pengambilannya dapat di
aksila, oral atau rektum. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5°-37,2°C. Suhu subnormal di bawah
36°C. Dengan demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2°C. Hiperpireksia adalah suatu
keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2°C atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan
suhu tubuh di bawah 35°C. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral
maupun rektal. Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0,5°C; suhu rektal lebih tinggi
daripada suhu oral.

Anda mungkin juga menyukai