Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KOMPLIKASI ANESTESI

VOLUME 2 NOMOR 3, AGUSTUS 2015

TINJAUAN PUSTAKA

Anestesi Regional Intravena

Anisa Fadhila Farid, *Sudadi, *I Gusti Ngurah Rai Artika


Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM Yogyakarta
* Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK
Intravenous regional anesthesia (IVRA) atau Bier’s block merupakan teknik pemberian anestesi regional
yang dilakukan dengan menginjeksikan obat anestesi lokal ke vena ekstremitas atas atau bawah yang telah
dieksanguinasi dengan kompresi atau dengan elevasi dan telah diisolasi dengan tornikuet dari sirkulasi
sentral. Teknik ini merupakan metode anestesi yang efektif untuk prosedur bedah di ekstremitas, dengan
tingkat kesuksesan 94-98%, mudah dikerjakan dan hanya membutuhkan keterampilan kanulasi intravena.

Kata kunci : anestesi regional, kanulasi intravena, obat lokal anestesi, eksanguinasi, bedah ekstremitas

ABSTRACT
Intravenous regional anesthesia (IVRA) or Bier’s block is the technique of regional anesthesia consists of
injecting local anesthetic solutions into the venous system of an upper or lower extremity that has been
exsanguinated by compression or gravity and that has been isolated by means of a tourniquet from the
central circulation. This technique is an effective method of providing anesthesia for extremity surgery, with
published success rates ranging from 94% to 98%, it is easy to perform, and the only necessary technical skill
is inserting an intravenous cannula.

Keywords : regional anesthesia, intravenous cannulation, local anesthetic solutions, exsanguination,


extremity surgery

PENDAHULUAN diinjeksi metilen biru, Dr.Bier menjelaskan bahwa


Seorang ahli bedah dari Jerman, Dr.August efek anestesi direk merupakan hasil dari obat
Bier pertama kali tahun 1908 memperkenalkan anestesi lokal yang membasahi akhiran serabut
teknik anestesi regional intravena (intravenous saraf bebas di jaringan, sedangkan efek anestesi
regional anesthesia/ IVRA) dengan menginjeksikan indirek merupakan hasil dari obat anestesi lokal
prokain 0,25%-0,5% melalui kateter intravena, yang ditranspor ke substansi saraf melalui vasa
yang ditempatkan diantara dua perban balut nervorum, dimana kemudian terjadi penghambatan
Esmarch sebagai tornikuet untuk memisahkan konduksi. Dr.Bier menyimpulkan bahwa 2
kompartemen proksimal dan distal. Dr.Bier mekanisme anestesi tersebut berhubungan
mengamati terdapat 2 tipe anestesi, yaitu (1) dengan teknik yang dilakukannya, yaitu blok
efek anestesi secara langsung (direk) diantara 2 infiltrasi perifer dan blok konduksi. Teknik yang
tornikuet, kemudian setelah 5-7 menit (2) efek diperkenalkan Dr.Bier ini tidak berubah dalam
anestesi secara tidak langsung (indirek) di distal praktek anestesi modern untuk 95 tahun terakhir,
dari tornikuet distal. Dengan melakukan diseksi kecuali saat diperkenalkannya tornikuet ganda.1
vena ekstremitas atas pada kadaver yang telah

85
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 2 Nomor 3, Agustus 2015

TINJAUAN PUSTAKA 7. Monitor standar ASA (EKG, tekanan darah,


Indikasi dan Kontraindikasi IVRA saturasi oksigen)
Indikasi IVRA 8. Alat resusitasi (termasuk emulsi lipid) &
Teknik IVRA diindikasikan untuk prosedur perlengkapan anestesi umum
bedah singkat, beberapa literatur menyebutkan 9. Alat infus (kateter intravena, cairan kristaloid,
≤ 60 menit,1 ≤ 90 menit,2 ≤ 120 menit;3 prosedur set infus) untuk ekstremitas atas (kontralateral)
bedah terbuka maupun tertutup; pada ekstremitas 10. Alat desinfeksi kulit
atas atau bawah, dimana anatomis sistem 11. Hipafiks
pembuluh darahnya dapat dioklusi, contohnya
operasi jaringan lunak perifer (ganglionektomi, Persiapan Pasien1
eksisi massa), rilis carpal tunnel syndromme, rilis 1. Informed consent tentang tindakan anestesi
kontraktur, reduksi dislokasi/ fraktur tulang jari, beserta resikonya.
repair nervus digitalis.1 Raj PP (2003) menyebutkan 2. Pasien berbaring dengan posisi supine, dimana
untuk alasan kenyamanan sebaiknya daerah vena yang dipilih siap diakses.
operasi dibatasi dibawah siku untuk ekstremitas 3. Cek alat dan pastikan tornikuet pneumatik
atas dan di bawah lutut untuk ekstremitas bawah.2 berfungsi baik dan tidak ada kebocoran.
4. Pasang infus intravena di ekstremitas atas
Kontraindikasi IVRA1,3 (kontralateral).
• Pasien menolak 5. Pasang monitor standar ASA, catat tanda vital
• Pada ekstremitas yang akan dilakukan IVRA awal.
terdapat crush injuries, compound fractures, 6. Cari akses vena untuk IVRA:
cedera vaskuler berat, infeksi lokal di kulit, • Akses vena untuk operasi di daerah siku
misalnya selulitis, tromboflebitis adalah vena di lengan bawah atau fossa
• Riwayat alergi obat anestesi lokal antecubiti. Akses vena untuk operasi di
• Kesulitan menemukan vena perifer, misalnya daerah tangan atau lengan bawah adalah
pasien obesitas vena di dorsum manus. Akses vena untuk
• Kondisi yang menghalangi pemasangan operasi di bawah lutut adalah vena di kaki,
tornikuet, misalnya penyakit vaskuler perifer pergelangan kaki, atau tungkai bawah.
berat seperti Raynauld Phenomenon, penyakit • Setelah terpasang kanul intravena untuk
vaskuler iskemik, terpasang AV shunt IVRA, sambungkan ke set infus yang telah
terpasang cairan infus kristaloid 500 mL
Teknik IVRA untuk menjaga patensinya sampai obat
Persiapan Alat1 anestesi lokal diinjeksi ke ekstremitas
1. Obat anestesi lokal: Lidokain HCl 0,25% - 0,5% yang telah diisolasi.
(alternatif: Prilokain 0,5%) 7. Jika pasien mengeluh nyeri berat, berikan
2. Kateter intravena no.18 atau 20 G analgetik intravena (misalnya fentanyl 1-2
3. Cairan infus 500 mL dihubungkan ke set infus, mcg/kgBB) untuk memfasilitasi proses
untuk dihubungkan ke kanul intravena untuk eksanguinasi.
menjaga patensinya sampai obat anestesi lokal 8. Jika perlu, berikan benzodiazepin (misalnya
diinjeksi ke ekstremitas yang telah diisolasi midazolam 15-25 mcg/kgBB) untuk
4. Tornikuet pneumatik dobel kaff (Gambar 1) anxiolitik. Salah satu keuntungan pemberian
dengan ukuran sesuai ekstremitas yang akan benzodiazepin adalah efeknya sebagai
dilakukan IVRA antikonvulsan apabila terjadi toksisitas obat
5. Perban karet Esmarch 1 buah (panjang 152 cm, anestesi lokal ke vaskularisasi sistemik.
lebar 10 cm) untuk eksanguasi lengan
6. Spuit injeksi 10 dan 20 cc

86
Anestesi Regional Intravena

Teknik IVRA untuk Ekstremitas Atas1 posisi saat eksanguinasi maupun injeksi.2
1. Ukur tekanan darah pasien.
2. Pasang tornikuet dobel kaff pada lengan 2. Eksanguinasi dan Inflasi Tornikuet
atas, sebelumnya lapisi kulit dengan bantalan Eksanguinasi ekstremitas akan membantu
terlebih dahulu untuk melindungi kulit dari tercapainya analgesi IVRA yang sempurna.
tekanan manset tornikuet (Gambar 2). Umumnya dilakukan pembebatan dengan perban
3. Pasang kateter intravena se-distal mungkin karet Esmarch secara ketat, bila memungkinkan
dari tornikuet pada ekstremitas yang akan dimulai dari ujung jari. Jika prosedur ini tidak
dioperasi (Gambar 3). mungkin dilakukan karena terhalang nyeri, luka
4. Lakukan eksanguinasi untuk mengalirkan ataupun fraktur, elevasi tangan merupakan
darah ke proksimal, secara pasif dengan prosedur alternatif.4
mengelevasikan lengan (Gambar 4), dan Selanjutnya dilakukan pengembangan
secara aktif dengan memasang perban karet tornikuet sebesar 50-100 mmHg diatas tekanan
Esmarch mengelilingi lengan secara spiral darah sistolik pasien atau pada tekanan 250-300
dari tangan ke batas bawah tornikuet distal mmHg. Tidak ada angka tekanan yang pasti,
(Gambar 5). mengingat tekanan darah pasien terkadang naik
5. Arteri aksilaris dioklusi dengan saat akan dilakukan IVRA atau operasi. Palpasi
mengembangkan manset tornikuet proksimal nadi pada bagian distal tourniket diperlukan
pada tekanan 50-100 mmHg diatas tekanan untuk memastikan bahwa tekanan manset
darah sistolik dan dipertahankan tekanannya, telah adekuat. Pengekleman selang manset
setelah itu perban Esmarch dilepas (Gambar tidak direkomendasikan karena berakibat tidak
6). terdeteksinya kebocoran kecil pada manset.
6. Injeksikan obat anestesi lokal melalui kateter Tekanan manset harus tetap diobservasi selama
intravena (Gambar 7), lalu lepas kateter IVRA berlangsung.5
intravena di lengan yang akan dioperasi dan Tekanan manset ini menjadi faktor
letakkan lengan di meja operasi (Gambar 8). keberhasilan dari teknik IVRA dbandingkan dengan
jenis tornikuet yang digunakan (manset tunggal
Teknik IVRA untuk Ekstremitas Bawah1 atau ganda). Suatu penelitian yang menggunakan
Yang membedakan teknik IVRA untuk manset tunggal dalam teknik IVRA ternyata
ekstremitas bawah adalah kebutuhan volum obat berhasil dengan baik.6
anestesi lokal yang lebih besar untuk mengisi
kompartemen vaskular yang lebih besar pada 3. Injeksi Obat
ekstremitas bawah. Respon tekanan vena antara proksimal dan
distal dari tempat injeksi bervariasi. Bila tempat
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan injeksi di vena fossa kubiti, resiko terjadi efek
1. Pemilihan Vena samping lebih tinggi jika tekanannya sebanding
Pilihan utama adalah vena dorsum manus, dengan tekanan tornikuet. Hal ini berakibat
tapi jika tidak layak pilih vena antebrachi atau vena kebocoran ke arah sistemik selama injeksi. Injeksi
fossa antecubiti, meskipun analgesi yang tercapai untuk IVRA dilakukan perlahan-lahan 2-3 menit
tidak sempurna pada penggunaan vena proksimal. sambil memperhatikan respon hemodinamik.4
Saat kanulasi intravena, hati hati mengenai arteri
perifer, sebaiknya dipalpasi untuk menghindari 4. Onset Obat
injeksi intraarterial dan lakukan kanulasi intravena Efek anestesi tercapai 5-10 menit setelah
sebelum eksanguinasi sehingga perabaan arteri penyuntikan lidokain sebagai agen IVRA. Keluhan
masih dapat dilakukan dengan baik. Kateter tidak nyaman/ nyeri pada bagian manset dapat
intravena harus dipertahankan agar tidak berubah terjadi di menit ke 20-30. Idealnya memakai

87
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 2 Nomor 3, Agustus 2015

tornikuet manset dobel sehingga manset distal Obat anestesi lokal yang diinjeksi ke dalam vena
yang terletak pada daerah yang lebih dijangkau yang telah dioklusi dari vena sistemik akan berdifusi
efek analgesinya dapat menggantikan manset ke jaringan saraf tepi, terikat pada reseptornya di
proksimal.5 kanal natrium yang terdapat di membran sel saraf,
lalu menghambat potensial aksi di jaringan saraf.
5. Waktu Pengembangan Tornikuet Tiga titik tangkap kerja obat pada IVRA adalah
Waktu maksimum pengembangan tornikuet ujung akhir saraf sensorik, neuromuscular junction
masih kontroversi, tetapi secara normal seharusnya dan berkas serabut saraf. Kanal natrium tersebar di
tidak lebih dari 1,5 jam. Terdapat perbedaan pada berbagai sel di seluruh tubuh. Kanal natrium ekstra
beberapa literatur mengenai waktu paling cepat neural yang mudah terkena blok obat anestesi
pelepasan tornikuet khususnya untuk pemakaian lokal ditemukan di jantung dan saraf pusat.2
agen lidokain, ada yang merekomendasikan 15-20 Perbandingan farmakologi obat anestesi lokal
menit, ada menyebutkan minimal 30 menit karena yang biasa digunakan dapat dilihat pada tabel 1.
diasumsikan bahwa pelepasan tornikuet segera
setelah injeksi dikhawatirkan terjadi efek toksik Pemilihan Obat Utama untuk IVRA
sistemik yang serupa dengan pemberian intravena 1. Prilokain
secara cepat.5,7 Prilokain mempunyai angka keberhasilan
yang baik untuk IVRA, namun memiliki efek
6. Pelepasan Tornikuet samping methemoglobinemia berkaitan dengan
Pada akhir operasi saat tornikuet akan dilepas, degradasinya. Pada kenyataannya, kenaikan
sebaiknya dilakukan tes dosis obat anestesi ringan methemoglobinemia tidak bermakna
lokal dalam sirkulasi. Secara farmakokinetik, terhadap penurunan kapasitas transport oksigen.
data menunjukkan bahwa waktu 30 detik cukup Dari semua kasus, tidak satupun dijumpai kejadian
memberi efek bila ternyata mempunyai efek toksik sianosis. Kejadian methemoglobinemia sekitar
dari obat anestesi lokal. Saat melepas tornikuet, 4-8 jam setelah pemberian prilokain, tapi belum
pemantauan tekanan darah harus dilakukan pernah dijumpai pada IVRA. Onset prilokain
secara ketat. Peralatan resusitasi harus tersedia, 0,5% pada IVRA ektremitas atas sekitar 11 ± 6,8
dan pasien seharusnya diberitahu akan resiko menit dan pemulihan analgesia setelah pelepasan
terjadinya parestesi umum sementara serta tinitus. tourniket 7,2 ± 4,6 menit. Prilokain terbukti aman,
Jika operasi selesai sebelum 20 menit, pelepasan pada studi 45.000 sampel IVRA dengan prilokain,
tornikuet harus dilakukan secara bertahap dengan tidak dijumpai efek samping yang serius. Secara
selisih waktu setiap tahapnya 2 menit sambil umum efektifitas prilokain hampir sama dengan
mengamati hemodinamik pasien.8 lidokain.8

Obat untuk IVRA 2. Lidokain


Pada teknik IVRA, obat diinjeksikan langsung Untuk IVRA cukup aman, efektif, onsetnya
ke dalam vena yang telah dioklusi dari vena cepat (4,5 ± 0,3 menit) setelah injeksi, serta
sistemik oleh kompresi tornikuet. Obat untuk IVRA terminasi analgesianya cepat (5,8 ± 0,5 menit)
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu obat primer dan setelah deflasi tornikuet. Deflasi tornikuet 5 menit
obat adjuvan. Obat primer adalah anestesi lokal. setelah injeksi lidokain 0,5% 2,5 ml/kgBB tidak
Obat adjuvan meliputi opioid, NSAIDs, pelumpuh menunjukkan tanda toksisitas kardiovaskular
otot, inhibitor NMDA (N-metil d-aspartat), dan maupun saraf pusat, meskipun tinitus dapat
simpatolitik.8 terjadi 20-70 detik setelah deflasi tornikuet. Hal ini
disebabkan karena lidokain tidak terakumulasi di
Mekanisme Aksi Obat Anestesi Lokal kanal natrium pada kadar plasma, cepat terikat dan
Farmakokinetik obat anestesi lokal pada IVRA terlepas dari kanal natrium, sehingga mencegah
serupa dengan pemberian intravena (IV) biasa. akumulasi toksik obat. Kadar lidokain dalam

88
Anestesi Regional Intravena

plasma setelah oklusi selama 10-20 menit akan Panduan Dosis Obat Anestesi Lokal untuk IVRA
menurun setelah 30-45 menit, sehingga sebaiknya Panduan dosis obat anestesi lokal untuk
tornikuet dikembangkan minimal selama 20- IVRA dapat dilihat pada tabel 2. Dosis (volum
30 menit untuk menekan potensi toksisitas. dan konsentrasi) obat anestesi lokal untuk IVRA
Diperkirakan sekitar 70% lidokain masih tertahan tergantung perhitungan dosis toksis, ekstremitas
di ekstremitas sementara sisanya beredar secara atas atau bawah, serta besar dari tangan atau kaki
sistemik. Kecepatan beredarnya ini disamping yang akan di operasi. Dosis obat anestesi lokal
bergantung lama tornikuet juga dipengaruhi oleh untuk IVRA sebagai berikut:
gerakan ekstremitas setelah pelepasan tornikuet, • Menurut Hadzic (2007)1:
dianjurkan untuk membatasi pergerakan Ekstremitas atas: Lidokain 0,5% 30-50 ml atau
2
ekstremitas setelah dilakukan IVRA. Lidokain 2% 12-15 ml
Angka kesuksesan teknik IVRA menggunakan Ekstremitas bawah: Lidokain 0,5% 50-100 ml
lidokain ini lebih dari 80%. Bila dibandingkan atau Lidokain 2 % 15-30 ml
pemakaian lidokain 0,5% dan 1% dengan jumlah Dosis toksik Lidokain: 250-300 mg
obat yang sama, penggunaan volum yang lebih • Menurut Raj PP (2003)2:
banyak dengan konsentrasi obat yang lebih Berdasarkan umur: Prilokain 0,5 % atau
rendah memberi keamanan lebih pada IVRA. Dosis Lidocain 0,5 % 40 ml (dewasa), 30 ml (usia 14-
berlebihan menyebabkan vasodilatasi perifer serta 17 tahun), 20 ml (usia 11-13 tahun), 15 ml (usia
penurunan kontraktilitas miokard yang secara 7-10 tahun)
klinis terlihat sebagai gejala hipotensi.3 Dosis toksik Lidokain: 3 cc/kgBB

3. Bupivakain Pemilihan Adjuvan untuk IVRA


Konsentrasi bupivakain 0,2% dengan total Tujuan pemberian adjuvan pada teknik IVRA
dosis 1,5 mg/kgBB menghasilkan efek analgesia adalah mempercepat onset obat anestesi lokal,
yang baik. Onset analgesia rata-rata 4,4 menit mengurangi nyeri karena pemasangan tornikuet,
dan relaksasi otot yang dalam dicapai oleh sekitar analgesia paska bedah, dan relaksasi otot. Berikut
40% pasien. Pembebatan dengan perban karet obat yang dapat dipakai sebagai adjuvan dalam
Esmarch mempunyai derajat relaksasi otot yang IVRA:
lebih besar dibandingkan dengan yang hanya 1. Opioid
dilakukan eksanguinasi. Pemulihan penuh dari Karena reseptor opioid terdapat di saraf
blok sensorik dicapai 10-15 menit setelah tornikuet perifer, beberapa penelitian dilakukan dalam
dilepas, hanya 2% pasien didapatkan efek sistem upaya menurunkan toksisitas obat anestesi lokal
saraf pusat (mengantuk).8 pada IVRA dengan menambahkan opioid untuk
Bupivakain 0,5% menghasilkan efek relaksasi menurunkan konsentrasi lidokain. Meskipun belum
lebih besar, tapi menurunkan batas keamanan. ada bukti bahwa penambahan fentanyl pada
Bupivakain terikat pada kanal natrium pada kadar lidokain untuk IVRA akan meningkatkan analgesia
plasma yang rendah (0,2 mg/ml) berdampak pada dan menurunkan resikonya, penambahan fentanyl
lambatnya kinetik obat sehingga mengakibatkan 200 mcg pada prilokain 0,5% menghasilkan
akumulasi obat. Efek samping meliputi toksisitas anestesi yang sempurna dibandingkan pasien yang
yang besar saat pelepasan tornikuet berupa mendapat adjuvan fentanyl 100 mcg atau prilokain
disritmia ventrikuler, termasuk ventrikuler fibrilasi murni pada IVRA. Efek samping PONV dan SSP
yang resisten dengan terapi konvensional. Atas lebih besar pada pasien yang mendapat adjuvan
dasar alasan ini, bupivakain tidak dianjurkan untuk fentanyl dibandingkan obat anestesi lokal saja.
pemakaian IVRA, termasuk rekomendasi dari Food Yang perlu dicatat adalah penambahan adjuvan
and Drug Administration (FDA) yang melarang tidak meningkatkan kesuksesan teknik.9
penggunaan bupivakain 0,5% untuk IVRA.8 Penambahan fentanyl 50 mcg dengan
pancuronium, serta fentanyl dengan rocuronium

89
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 2 Nomor 3, Agustus 2015

pada lidokain 0,25% menghasilkan analgesia dan tulang ekstremitas atas, namun tidak pada tempat
relaksasi otot yang sama dengan lidokain 0,5% tornikuet dipasang. Atrakurium 2 mg pada lidokain
murni, namun mengurangi toksisitas sistemiknya.10 0,5% 40 ml untuk operasi tangan pada 40 pasien
Meperidin 0,25% 40 ml (100 mg) sebagai agen yang diacak menyebabkan relaksasi otot yang
tunggal untuk IVRA menghasilkan blok motorik lebih baik, reduksi fraktur menjadi lebih mudah,
komplit sama halnya dengan lidokain. Onset blok dan nyeri paska operasi yang lebih sedikit.16
motorik lebih cepat dibanding onset blok sensoris,
namun insidensi pusing, muntah dan nyeri di Komplikasi IVRA
tempat injeksi lebih tinggi.11 Komplikasi Terkait Tornikuet
Acalovschi I, Cristea T & Margarit S (2001)12 Fungsi utama tornikuet adalah mengisolasi
membandingkan tramadol 0,25% 40 ml (100 ekstremitas dari sirkulasi sistemik dengan efek
mg), NaCl 0,9%, lidokain 0,5% dan lidokain samping penurunan suplai darah kaya oksigen ke
dengan adjuvan tramadol 0,25%, hasilnya onset arah distal ekstremitas yang dipasang tornikuet.
dan pemulihan blok sensorik dan motorik tidak Inflasi tornikuet menyebabkan nyeri iskemik
berbeda antara adjuvan tramadol dengan NaCl dan rasa tidak nyaman. Inflasi tornikuet dalam
0,9%, penambahan adjuvan tramadol pada waktu lama menyebabkan hipertensi sistemik.
lidokain mempercepat onset blok sensorik dengan Komplikasi neurologis, seperti kerusakan saraf
efek samping gatal dan sensasi seperti terbakar medius, ulnaris dan muskulokutaneus, sangat
di tempat injeksi. Tan S, Pay L & Chan S (2001)13 jarang, biasanya disebabkan penekanan saraf
membandingkan lidokain 0,5% murni dengan secara langsung oleh tornikuet pada ekstremitas
lidokain 0,5% dengan tramadol 50 mg untuk IVRA yang hancur atau mengalami trauma. Untuk
ekstremitas atas, hasilnya penambahan adjuvan mengurangi kerusakan otot dan kapiler karena
tramadol dapat mengurangi nyeri karena tornikuet asidosis jaringan, direkomendasikan untuk
dengan efek samping urtikaria. Tramadol 100 membatasi inflasi tornikuet kurang dari 2 jam.
mg yang ditambahkan pada lidokain untuk IVRA Sindroma kompartemen dapat terjadi namun
ekstremitas atas efeknya serupa dengan adjuvan jarang, biasanya pada IVRA untuk reduksi fraktur
sufentanil 25 mcg atau klonidin 1 mcg/kgBB dengan tulang panjang ekstremitas bawah, karena injeksi
mengamati data hemodinamik intraoperatif, waktu obat anestesi lokal dengan volum besar serta
pulih blok sensorik, onset blok motorik, skor sedasi, eksanguinasi yang tidak adekuat.8
dan nyeri paska bedah.14 Kesimpulannya, tramadol
tidak efektif sebagai agen tunggal, namun sebagai Komplikasi Terkait Obat Anestesi Lokal
adjuvan IVRA memiliki efek samping urtikaria yang Komplikasi paling umum dari IVRA adalah
signifikan. toksisitas obat anestesi lokal yang biasanya terjadi
karena pelepasan tornikuet yang terlalu dini atau
2. NSAIDs dosis yang berlebihan. Overdosis seharusnya tidak
Adjuvan ketorolak 60 mg pada lidokain terjadi, namun pernah dilaporkan secara tidak
mengurangi nyeri tornikuet, memperpanjang sengaja memberikan obat sebanyak 4 kali dosis
blok sensori, analgesia paska bedah, serta yang direkomendasikan. Sebaiknya menggunakan
mengurangi dosis kedua obat sampai dengan 50% obat anestesi lokal dengan toksisitas yang rendah.
untuk pemasangan tornikuet di lengan bawah Prilokain mungkin merupakan obat ideal untuk
dibandingkan lengan atas.15 IVRA karena jauh lebih tidak toksik dibandingkan
lidokain. Dosis prilokain 250 mg cukup untuk IVRA
3. Pelumpuh Otot ekstremitas atas, pada dosis ini tidak didapatkan
Atrakurium 3 mg yang ditambahkan pada methemoglobinemia.8
lidokain mempercepat onset analgesia pada tangan Menurut Brown DL (2007)17, efek toksik obat
untuk prosedur reduksi fraktur atau dislokasi anestesi lokal yang paling sering terjadi adalah

90
Anestesi Regional Intravena

toksisitas sistemik, dan yang jarang adalah reaksi anestesi lokal semakin aritmogenik dan semakin
alergi dan mielotoksisitas. Gejala toksisitas besar efek depresan kardiovaskularnya.17
sistemik obat lokal anestesi meliputi: Toksisitas sistemik obat anestesi lokal juga
dipengaruhi oleh status asam basa pasien. Ambang
1. Sistem Saraf Pusat (SSP): kejang berbanding terbalik dengan PaCO2.
Gejala utamanya adalah kejang, yang diawali Peningkatan PaCO2 (hiperkarbia) atau penurunan
dengan kepala terasa ringan, pusing, diplopia, pH (asidosis) menurunkan ambang kejang,
tinitus, diikuti menggigil, kejang otot, dan tremor sehingga meningkatkan insidensi reaksi toksisitas
(otot muka dan otot ekstremitas bagian distal), sistemik obat anestesi lokal. Peningkatan PaCO2
kemudian kejang tonik klonik umum. Obat meningkatkan aliran darah otak dan meningkatkan
depresan SSP akan meminimalkan (mengaburkan) ambilan obat anestesi lokal oleh otak. Ikatan
tanda dan gejala ini. protein plasma menurun pada keadaan asidosis dan
atau hiperkapneu, sehingga meningkatkan kadar
2. Sistem Kardiovaskular obat bebas insidensi reaksi toksisitas sistemik obat
Kardiovaskular lebih resisten terhadap efek anestesi lokal.17
obat anestesi lokal dibandingkan SSP. Setiap obat
anestesi lokal mempunyai circulatory collapse/ Manajemen Toksisitas Obat Anestesi Lokal18,19
CNS excitation ratio, misalnya obat anestesi lokal 1. Kenali Gejala Toksisitas
yang poten dan berdurasi lama mempunyai • Tanda SSP: eksitasi (agitasi, gelisah,
circulatory collapse/ CNS excitation ratio yang kejang otot, kejang tonik klonik umum),
rendah dibandingkan dengan yang kurang poten. depresi SSP (pusing, koma, apneu), tidak
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa dosis obat spesifik (circumoral numbness, diplopia,
anestesi lokal yang menyebabkan gejala toksik tinitus)
kardiovaskular yang signifikan sekitar tiga kali • Tanda kardiovaskular: hiperdinamik
lebih besar dibandingkan dosis obat anestesi lokal (hipertensi, takikardi, aritmia ventrikular),
yang menyebabkan gejala toksik SSP. Toksisitas diikuti hipotensi progresif, blok konduksi,
pada kardiovaskular disebabkan efek obat pada bradikardi, kemudian aritmia ventrikular
otot polos dan otot jantung. Obat anestesi lokal (takikardi ventrikular, torsade de pointes,
mempengaruhi aktivitas elektris dan mekanis fibrilasi ventrikel)
jantung. Toksisitas sistemik diawali dominasi 2. Manajemen Dini
respon simpatis dimana terjadi hipertensi dan • Hentikan injeksi obat anestesi lokal
takikardi, diikuti depresi miokard, hipertensi • Cari bantuan
moderate, dan penurunan cardiac output, kemudian • Jaga patensi jalan napas, jika perlu lakukan
terjadi vasodilatasi perifer, hipotensi berat, intubasi endotrakheal
gangguan konduksi jantung, sinus bradikardi, • Oksigenasi 100% dan pastikan ventilasi
aritmia ventrikuler, dan kolaps kardiovaskular. adekuat
Efek obat anestesi lokal pada jantung • Pastikan ada akses intravena
berhubungan dengan inhibisi kanal natrium di • Kontrol kejang dengan benzodiazepin,
membran sel jantung, mirip dengan yang terjadi thiopental atau propofol dosis kecil
pada sel saraf. Inhibisi kanal natrium di otot • Evaluasi status kardiosirkulasi
jantung menurunkan kecepatan depolarisasi 3. Terapi lanjut
serabut purkinje dan otot ventrikel serta • Jika terjadi cardiac arrest
menurunkan durasi potensial aksi dan periode » Lakukan RKP sesuai protokol standar.
refrakter yang efektif. Pada kadar yang tinggi akan » Terapi aritmia.
memperpanjang waktu konduksi dan mendepresi » Berikan emulsi lipid intravena: bolus
aktivitas pacemaker spontan. Semakin poten obat inisial 20% emulsi lipid 1,5 ml/kgBB/1

91
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 2 Nomor 3, Agustus 2015

menit dilanjutkan infus 20% emulsi pemerataan distribusi obat di daerah distal
lipid 15 ml/kgBB/1 jam, evaluasi tornikuet.
setelah 5 menit, jika kardiosirkulasi 6. Lupa mengembangkan manset distal sebelum
belum stabil ulangi dosis bolus manset proksimal dikempiskan, dapat
inisial maksimal 2 kali dengan jarak berakibat beredarnya obat anestesi lokal ke
5 menit (kumulatif dosis maksimal aliran sistemik dalam jumlah besar.
bolus jangan melebihi 12 ml/kgBB
dan naikkan infus 30 ml/kgBB/1 jam Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi
sampai kardiosirkulasi stabil, jika Komplikasi8
kardiosirkulasi stabil lanjutkan infus 1. Pilih obat dan dosis yang sesuai.
20% emulsi lipid 15 ml/kgBB/1 jam. 2. Kurangi dosis obat anestesi lokal dengan
• Jika tidak terjadi cardiac arrest menambahkan adjuvan.
» Terapi konvensional untuk hipotensi, 3. Minimalkan kebocoran obat yang melewati
bradikardi, takiaritmia. tornikuet dengan cara:
» Pertimbangkan pemberian emulsi • Pastikan eksanguinasi ekstremitas yang
lipid intavena. adekuat sebelum inflasi tornikuet, lakukan
• Catatan: Jika kardiosirkulasi stabil, elevasi ekstremitas dan pembebatan
lanjutkan pemantauan di ICU. Propofol dengan perban karet Esmarch.
tidak sesuai untuk pengganti emusi lipid. • Pertahankan tekanan tornikuet pada level
Hindari vasopresin, calcium channel yang sesuai untuk mencegah kongesti
blockers, beta blockers, dan obat anestesi vena pada ekstremitas yang dioklusi.
lokal untuk terapi anti aritmia. • Hindari penggunaan volum obat anestesi
lokal yang besar.
Beberapa Kesalahan Umum Teknik IVRA2 • Injeksikan obat anestesi lokal secara
1. Tidak mengecek tornikuet sebelum dipakai, perlahan dalam waktu minimal 90 detik.
sehingga jika terjadi kebocoran manset akan • Injeksikan obat anestesi lokal se-distal
berakibat ketidakadekuatan tekanan dan mungkin dari tornikuet.
toksisitas sistemik. 4. Kurangi nyeri karena pemasangan tornikuet
2. Tidak menempatkan bantalan antara kulit dan dengan memnggunakan tornikuet dobel kaff
tornikuet, dapat berakibat kerusakan kulit. 5. Cegah iskemik dengan memastikan obat
3. Eksanguinasi tidak adekuat, karena terhalang terinjeksi ke dalam vena, serta tidak melakukan
nyeri, luka atau fraktur. inflasi tornikuet lebih dari 2 jam.
4. Tidak memeriksa nadi sebelah distal tornikuet. 6. Deflasi manset secara perlahan dan bertahap
Segera setelah inflasi tornikuet proksimal dengan pemantauan hemodinamik selama
sebelum injeksi obat anestesi lokal, lakukan pelepasan manset, minimal dengan interval
palpasi nadi sebelah distal tornikuet untuk 20 menit antara injeksi obat dengan deflasi
memastikan kecukupan inflasi. Kebocoran tornikuet.
kecil ataupun pengembangan manset yang
kurang akan mengakibatkan tingkat anestesi PENUTUP
yang kurang dan daerah operasi yang tidak IVRA sangat bermanfaat bagi dokter anestesi
bersih. karena tekniknya yang simpel dan relatif aman
5. Teknik injeksi obat yang salah. selama dilakukan menurut prosedur. IVRA dapat
Jika menggunakan wing needle akan mudah menjadi alternatif dari blok pleksus brachialis
bergeser saat dilakukan pembebatan atau (untuk manipulasi atau operasi ekstremitas atas)
selama memasukkan obat. Injeksi harus dan anestesi spinal (untuk manipulasi atau operasi
dilakukan secara kontinyu untuk menjamin ekstremitas bawah). Dengan kanulasi vena perifer

92
Anestesi Regional Intravena

dan aplikasi tornikuet, teknik ini merupakan blok 10. Subxedar D, Gevirtz C & Malik V, 1997,
regional yang cukup simpel dan murah untuk Intravenous regional anesthesia on Prospective
diterapkan. Dibandingkan dengan anestesi umum, evaluation of 0.25% lidocaine with fentanyl and
IVRA memberikan keuntungan klinis yang lebih rocuronium in: Regional Anesthesia, Vol.22.
besar dengan efek samping mual muntah paska 11. Acalovschi I & Cristea T, 1995, Intravenous
operasi sangat minimal serta biaya rumah sakit regional anesthesia with meperidine in:
yang lebih kecil. Anesthesia & Analgesia, Vol.81, pp.539–43.
12. Acalovschi I, Cristea T & Margarit S, 2001,
DAFTAR PUSTAKA Tramadol added to lidocaine for intravenous
1. Hadzic A (editor). Intravenous Regional regional anesthesia in: Anesthesia & Analgesia,
Anesthesia for Upper and Lower Extremity Vol.92, pp.209–14.
Surgery in: NYSORA Textbook of Regional 13. Tan S, Pay L & Chan S, 2001, Intravenous
Anesthesia and Acute Pain Management, Ch.41. regional anesthesia using lignocaine and
2007. McGraw-Hill. tramadol in: Ann Acad Med Singapore, Vol.30,
2. Raj PP. Textbook of Regional Anesthesia. 2003. pp.516–19.
Churchill Livingstone. 14. Alayurt S, Memis D & Pamukcu Z, 2004, The
3. Collins BA & Gray AT. Peripheral Nerve Blocks addition of sufentanil, tramadol or clonidine
in: Basics of Anesthesia 6th Edition, Miller RD to lignocaine for intravenous regional
& Pardo MC (editors), Ch.18, pp.297-8. 2011. anaesthesia in: Anaesthesia & Intensive Care,
Elsevier Saunders Philadelphia. Vol.32, pp.22–7.
4. Morgan GE, Mikhail MS & Murray MJ, 2006, 15. Reuben SS, Steinberg RB, Kreitzer JM & Duprat
Peripheral Nerve Blocks in: Clinical Anes- KM, 1995, Intravenous regional anesthesia
thesiology 4th Edition, Ch.17, McGraw-Hill. using lidocaine and ketorolac in: Anesthesia &
5. Mulroy MF, 2007, Intravenous Regional Analgesia, Vol.81, pp.110-3.
Anaesthesia in Peripheral Nerve Blockade in: 16. Elhakim M & Sadek R, 1994, Addition of
Clinical Anaesthesia 5th Edition, Barash PG, atracurium to lidocain for intravenous regional
Cullen BF & Stoelting RK (editors), Lippincott anesthesia in: Acta Anesthesiology Scandinavia,
Wilkins & Wilkins. Vol.38, pp.542-4.
6. Hankins CL & Tang X, 2007, Single Cuff Biers 17. Brown DL, 2007, Local Anesthetic Toxicity
Block in the Forearm Factor Affecty Its Efficacy in: Complication of Regional Anesthesia 2nd
and Need for Suplementation with Local Edition, Finucane BT (editor), Springer.
Anaesthetetics in: Scandinavian Journal of 18. Neal JM, Bernards CM, Butterworth JF, et.al.,
Plastic and Reconstructive Surgery and Hand 2010, American Society of Regional Anesthesia
Surgery, Vol.41, Issue 4, pp.193-6. and Pain Medicine (ASRA) practice advisory on
7. Wedel DJ & Horlockel TT, 2010, Intravenous local anesthetic systemic toxicity in: Regional
Regional Block in Nerve Block in: Miller’s Anesthesia and Pain Medicine, Vol.35, pp.152-
Anaesthesia 7th Edition, Churcill Livingstone. 61.
8. Cave DA & Finegan BA, 2007, Complication 19. Cave G, Harrop-Griffiths W, Harvey M,
of Intravenous Regional Anesthesia in: et.al., 2010, Management of Severe Local
Complication of Regional Anesthesia 2nd Anaesthetic Toxicity in: The Association of
Edition, Finucane BT (editor), Springer. Anaesthetists of Great Britain & Ireland Safety
9. Bobart V, Hartmannsgruber M, Atanassoff P, Guideline.
1998, Analgesia/ anesthesia after fentanyl plus 20. Drasner K, 2011, Local Anesthetics in: Basics of
lidocaine vs plain lidocaine for intravenous Anesthesia 6th Edition, Miller RD & Pardo MC
regional anesthesia in: Anesthesia & Analgesia, (editors), Ch.11, pp.130-41, Elsevier Saunders
Vol.86. Philadelphia.

93
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 2 Nomor 3, Agustus 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5. Eksanguinasi aktif dengan memasang


perban karet Esmach mengelilingi lengan (atau
tungkai) secara spiral dari tangan (atau kaki) ke
batas bawah tornikuet distal

Gambar 1. Tornikuet pneumatik dobel kaff

Gambar 6. Perban Esmarch dilepas setelah arteri


aksilaris (atau arteri femoralis) dioklusi dengan
mengembangkan manset tornikuet proksimal
pada tekanan 50-100 mmHg diatas tekanan darah
sistolik dan dipertahankan tekanannya

Gambar 2. Pemasangan tornikuet dobel kaff pada


lengan atas

Gambar 7. Injeksi obat anestesi lokal melalui


kateter intravena

Gambar 3. Pemasangan kateter intravena distal


tornikuet pada ekstremitas yang akan dioperasi

Gambar 8. Pelepasan kateter intravena paska


injeksi obat anestesi lokal

Gambar 4. Eksanguinasi pasif dengan


mengelevasikan lengan untuk mengalirkan darah
ke proksimal

94
Anestesi Regional Intravena

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Farmakologi Obat Anestesi Lokal20

Tabel 2. Panduan Dosis Obat Anestesi Lokal untuk IVRA2

Obat Konsentrasi Dosis (mg/kgBB) Keterangan


Prokain 0,5 % Sediaan (-)
Chloroprokain 0,5 % Sediaan (-), Tromboflebitis
Lidokain 0,5 % 1,5-3
Mepivakain 0,5 % 1,5-3
Prilokain 0,5 % 3-4 Methemoglobinemia
Bupivakain 0,2 % 1,5 Tidak direkomendasikan

95

Anda mungkin juga menyukai