◦ Tourniquet cuff (tidak bocor, dan bias ◦ Prilocaine (high margin of safety)
diinflasi 10-15 mmHg diatas sistolik ◦ Lignocaine, analgesia: fentanyl atau
pasien) ketorolac (alternative)
◦ 2 IV cannule -> kanulasi vena distal ◦ Bupivacaine (unsuitable, never use ->
dari tourniquet dan di tangan sebelah cardiotoxic profile -> ventricular
(sirkulasi saat komplikasi) arrhythmias and death)
◦ Peralatan resusitasi lengkap dan
meonitor EKG
Teknik IVRA
◦ Lekatkan pasien dengan monitor EKG, ukur TD
◦ Masukan kanula sedistal mungkin pada lengan/tungkai yang akan dioperasi
◦ Eksanguinasi lengan dengan perban karet Esmarch atau dengan menaikkan lengan
beberapa menit dengan oklusi arteri brachial/popliteal
◦ Proteksi bagian atas lengan dengan gumpalan kapas sebelum menempatkan dan
inflasi tourniquet ke 50-100 mmHg diatas TD sistolik (biasanya 200-250). Cek tidak
adanay pulsasi di lengan/tungkai (radial atau dorsalis pedis). Saat operasi tourniquet
diobservasi terhadap deflasi lambat yang tidak disengaja
◦ Injeksi larutan local anestesi melalui IV -> kasih tau akan terasa sedikit aneh dan bias
jadi belang
◦ Pembedahan dan draping bisa dilakukan 5 menit setelah injeksi local anestesi
◦ Di akhir prosedur, kanula IVRA dilepaskan dan cuff dideflasi -> observasi, monitoring
EKG 10 menit setelahnya
Komplikasi
◦ Secara umum teknik yang aman
◦ Kebocoran atau deflasi cuff tourniquet -> volume local anestesi secara cepat masuk ke sirkulasi ->
pusing, nausea, muntah, tinnitus (sensai telinga berdenging), perioral tingling, muscle twitching, hilang
kesadaran, dan kejang
◦ Pernah terjadi avoidable death