Anda di halaman 1dari 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MVI penderita migrain lebih rendah secara

signifikan daripada non-migrain, yang merupakan kombinasi dari kedua pengurangan


vasodilatasi setelah menahan nafas dan vasokonstriksi berlebihan setelah hiperventilasi. Selain
itu, ketika dianalisis dengan regresi logistik, MVI terbukti menjadi prediktor independen tunggal
yang signifikan untuk diagnosis migrain. Pada titik cutoff 1,035, MVI memiliki sensitivitas
tinggi dan spesifisitas 86,7%, dan memiliki akurasi lebih tinggi (AUC = 0,969) dibandingkan
dengan BHI (AUC = 0,854). Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan metode hiperventilasi
saja tidak cukup untuk mendeteksi perbedaan antara migrain dan non-migrain. Ketika
hiperventilasi dikombinasikan dengan menahan nafas, hasilnya lebih akurat dari pada saat
menggunakan pengukuran menahan nafas saja. Penting untuk dicatat bahwa MVI hanya
digunakan pada pasien dengan sakit kepala primer dan tidak memiliki riwayat stroke, karena
hiperventilasi dapat memicu kekambuhan iskemia (Stringer et al. 1993).

Penelitian ini belum mengeksplorasi peran TCD dalam mendiagnosis migrain dengan aura. Hasil
ini belum divalidasi dalam populasi yang berbeda. Penelitian ini tidak mengukur efek dari
riwayat penyakit kardiovaskular, paru atau serebrovaskular pada diagnosis migrain
menggunakan TCD.

Anda mungkin juga menyukai