Anda di halaman 1dari 3

Infus adalah sediaan steril, dapat berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, sedapat

mungkin isotonis dengan darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume yang relatif
besar. Infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (The Departement of Health, Social
Service and Public Safety, 2002 – British Pharmacope 2009). Kecuali dinyatakan lain, infus
intravena tidak boleh mengandung bakterisida atau dapar (Lachman, 1993).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan infus intravena, yaitu:
1.      Sediaan steril berupa larutan atau emulsi (Departemen Kesehatan RI, 1995).
2.      Bebas pirogen (Departemen Kesehatan RI, 1995).
3.      Sedapat mungkin dibuat isotonis dan isohidris terhadap darah.
4.      Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar.
5.      Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel.
6.      Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai yang ada pada etiket sediaan.
7.      Memenuhi persyaratan lain yang tertera pada injeksi. Kecuali dinyatakan lain, syarat injeksi
meliputi:
         Keseragaman volume
         Keseragaman bobot
         Pirogenitas
         Sterilitas
         Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal
         Penandaan: etiket menyatakan konsentrasi mosmol total dalam satuan mosmol/L (Departemen
Kesehatan RI, 1995).

Menurut FI IV, salep mata adalah salep yang digunakan pada mata, di mana sediaan dibuat dari bahan
yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji steril.

Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan
perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995, hal: 12).

Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salap
mata   harus   diberikan   perhatian   khusus.   Sediaan   dibuat   dari   bahan   yang   sudah disterilkan
dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memnuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang
digunakan dalam formulasi salap mata tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan
bahan yang yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata
mengandung  bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mecegah
pertumbuhan   atau   memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu aplikasi penggunaan, kecuali   dinyatakan   lain dalam monografi, atau formulanya
sendiri sudah bersifat   bakteriostatik.   (Goeswin, 2009)

Obat biasanya dipakai untuk mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata
atau pada bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi bisa juga dalam
bentuk suspensi, cairan bukan air dan salep mata. Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang
baik yaitu :
a.         Steril

b.        Bebas hama/bakteri

c.          Tidak mengiritasi mata

d.        Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.

e.         Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh (Ansel,1989)

Obat salep mata harus steril berisi zat antimikrobial preservative, antioksidan, dan stabilizer. Menurut
USP XXV, salep berisi chlorobutanol sebagai antimikrobial dan perlu bebas bahan partikel yang dapat
mengiritasi dan membahayakan jaringan mata. Sebaliknya, dari EP (2001) dan BP (2001) ada batasan
ukuran partikel, yaitu setiap 10 mikrogram zat aktif tidak boleh mengandung atau mempunyai partikel >
90 nm, tidak boleh lebih dari 2 partikel > 50nm, dan tidak boleh lebih dari 20,25 nm (Lukas, 2006).

2.         Keuntungan dan kerugian

Salep mata bekerja pada kelopak mata, kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan iris. Penggunaan salep
mata ini memiliki keuntungan dan kerugian diantaranya adalah:

a.    Keuntungan

1)        Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen.

2)        Onset dan waktu puncak absorbsi yang lebih lama.

3)        Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi.

b.    Kerugian

1)         Dapat menggangu pengelihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur

2)        Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata, kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan
iris.

3.         Basis salep mata

Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi
bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan
juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum
dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat
yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal ini memungkinkan air dan obat
yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989).
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau dasar salep
larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam mata. Salep mata
terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus
dibuat saksama. Syarat oculenta adalah:

a.         Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.

b.        Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan
perantaraan air mata.

c.         Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.

d.         Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril

(Anief, 2000, hal: 117).

4.         Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata :

a.         Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta
memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat
disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan
pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep
mata dalam tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar γ. (Remingthon pharmauceutical hal. 1585).

b.        Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji dibawah
LAF.

c.         Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila wadah dibuka
pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah
bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji salep mata. 

d.        Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep
mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama. Wadah salep
mata kebanyakan menggunakan tube, tube dengan rendahnya luas permukaan jalan keluarnya
menjamin penekanan kontaminasi selama pemakaianya sampai tingkat yang minimum. Secara
bersamaan juga memberikan perlindungan terhadap cahaya yang baik.

Anda mungkin juga menyukai