Nim : 1911020231
Kelas : 2D Keperawatan S1
A. TEKNIK EMPATI
Empati merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk mengerti dan
menghargai perasaan orang lain dengan cara memahami perasaan dan emosi orang
lain serta memandang situasi dari sudut pandangan orang lain.
Sebagai perawat empatik perawat harus berusaha keras untuk mengetahui secara
pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami klien. Pada kondisinya seperti ini,
empati dapat di ekspresikan melalui berbagai cara yang dapat dipakai ketika
dibutuhkan, mengatakan sesuatu tentang apa yang perawat pikirkan tentang klien, dan
memperlihatkan kesadaran tentang apa yang sedang dialami klien (Arwani, 2003).
1. Aspek Empati
Aspek- aspek dalam empati (Baron dan Byrne, 2005) :
a. Kognitif
Individu yang memiliki kemampuan empati dapat memahami apa yang
orang lain rasakan dan mengapa hal tersebut terjadi pada orang tersebut.
b. Afektif
Individu yang berempati merasakan apa yang orang lain rasakan.
Di dalam empati juga terdapat beberapa aspek ( Watson, 2004) yaitu :
a. Kehangatan
Kehangatan merupakan suatu perasaaan yang dimiliki seseorang untuk
bersikap hangat terhadap orang lain.
b. Kelembutan
Kelembutan merupakan suatu perasaaan yang dimiliki seseorang untuk
bersikap maupun bertutur kata lemah lembut terhadap orang lain.
c. Peduli
Peduli merupakan suatu sikap yang dimiliki seseorang terhadap sesama
maupun lingkungan sekitarnya.
d. Kasihan
Kasihan merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang untuk bersikap
iba atau belas kasih terhadap orang lain.
Dalam proses individu berempati melibatkan aspek afektif dan kognitif ( Eisenberg,
2002).
a. Aspek afektif
Aspek afektif merupakan kecendrungan seseorang untuk mengalami
perasaan emosional orang lain yaitu ikut merasakan ketika orang lain
merasa sedih, menangis, terluka , menderita bahkan disakiti.
b. Aspek kognitif
Aspek kognitif dalam empati difokuskan pada proses inteletual untuk
memahami sudut pandang mereka.
c. Komunikasi
Pengungkapan empati dipengaruhi oleh komunikasi atau bahasa yang
digunakan seseorang.
B. TEKNIK KONFRONTASI
Teknik konfrontasi adalah teknik dalam konseling yang digunakan untuk
menunjukkan adanya ketidaksesuaian/ ketidak cocokan antara dua pernyataan yang
dikatakan klien, antara ungkapan verbal dan non verbal atau antara kata-kata dan
tindakan klien.
1. Tujuan
Tujuan konfrontasi adalah agar orang lain sadar adanya ketidaksesuaian
pada dirinya dalam hal perasaan, tingkah laku dan kepercayaan.
Konfrontasi yang membantu tidak menyerang orang, tapi merupakan
komentar khusus yang terbatas tentang perilaku yang tidak konsisten.
Dalam pemakaian teknik ini sebaiknya sudah terjalin suatu kepercayaan
yang telah dikembangkan oleh keterampilan-keterampilan sebelumnya.
Nada suara, cara mengintroduksi konfrontasi, sikap badan, ekspresi wajah,
juga tanda-tanda non verbal lainnya merupakan faktor-faktor penting dalam
konfrontasi.